Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Gizi dan Imunitas Terhadap Proses Penuaan

( Mata Kuliah : Imunologi Gizi )

Dosen Pembimbing :

Dr. Ni Nengah Ariati, SST, M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 4, D-IV A, Semester 4

1. A.A Sagung Mirah Adi Kencana Putri (P07131218014)


2. Ni Luh Eka Aprilia Susanti (P07131218015)
3. Ni Made Ayu Putriliani (P07131218036)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN GIZI
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Gizi dan
Immunitas terhadap Proses Penuaan” guna memenuhi tugas Immunologi. Terimakasih kami
ucapkan kepada dosen, serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik berupa
bantuan moral maupun materil, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dalam waktu yang
sudah ditentukan.
Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari kami sehingga makalah ini dapat bermanfaat, baik
untuk pribadi, teman-teman, serta orang yang membaca makalah ini sebagai tambahan dalam
menambah referensi yang telah ada.

Denpasar , 21 Januari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................1

Daftar Isi........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

1.1    Latar Belakang.............................................................................................4


1.2    Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan .........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

2.1 Definisi penuaan..............................................................................................5

2.2 Mekanisme terjadinya proses penuaan............................................................6

2.3 Hubungan gizi dan imunitas terhadap proses penuaan...................................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................9

3.1  Kesimpulan.....................................................................................................9

3.2  Saran...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..……..…..10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses penuaan atau aging adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan
secara perlahan-lahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur,
serta fungsi normalnya. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif
pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya.
Kemampuan regeneratif pada lansia terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Sistem imun secara tidak langsung dapat turut mempengaruhi terjadinya proses
penuaan. Hal ini dapat dipahami, karena sebagian besar patogenesis penyakit-penyakit adalah
akibat adanya respon imun yang tidak kuat terhadap rangsangan faktor ekstrinsik (misalnya
infeksi). Akibat kehadiran suatu penyakit akan menyebabkan perubahan atau disfungsi organ
yang terkena penyakit, hal ini dapat memicu terjadinya proses menua.
Untuk pencegahan penuaan dini, pengurangan asupan zat gizi makro (karbohidrat dan
lemak) sangat penting dilakukan. Pengurangan asupan lemak dan karbohidrat dan cukup
berolahraga akan mengurangi laju metabolisme sehingga produksi radikal bebas penyebab
penuaan dini akan berkurang dan antioksidan dalam tubuh meningkat. Antioksidan yang
sudah terbukti dapat menunda proses penuaan dini adalah Vitamin A, C dan E serta trace
element seperti selenium, molibdenum dan zink.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan penuaan?
1.2.2 Bagaimana mekanisme terjadinya proses penuaan?
1.2.3 Bagaimana hubungan gizi dan imunitas terhadap proses penuaan?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penuaan?
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya proses penuaan?
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana hubungan gizi dan imunitas terhadap proses
penuaan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penuaan


Proses penuaan atau aging adalah
suatu proses menghilangnya
kemampuan jaringan secara
perlahan-lahan untuk memperbaiki
atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur, serta
fungsi normalnya. Akibatnya
tubuh tidak dapat bertahan
terhadap kerusakan
ataumemperbaiki kerusakan tersebut. Proses penuaan ini akan terjadi pada seluruh
organ tubuh meliputi organ dalam tubuh, seperti jantung, paru-paru, ginjal, indung
telur, otak, dan lain-lain, juga organ terluar dan terluas tubuh, yaitu kulit.
Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang jantung, pembuluh
darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Kemampuan regeneratif pada lansia
terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi tua melalui proses
penuaan yang kemudian menyebabkan sakit, dan akhirnya membawa pada kematian.
Pada dasarnya, berbagai faktor itu dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan
eksternal. Beberapa faktor internal adalah radikal bebas, hormon yang berkurang, proses
glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun dan gen. Faktor
eksternal yang utama adalah gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaan salah,
polusi lingkungan, stres dan ekonomi. Jika faktor penyebab itu dapat dihindari, maka
proses penuaan tentu dapat dicegah, diperlambat, bahkan mungkin dihambat dan kualitas
hidup dapat dipertahankan. Artinya, usia harapan hidup menjadi lebih panjang dengan
kualitas hidup yang baik (Pangkahila, 2011).

5
2.2 Mekanisme Terjadinya Proses Penuaan

Adapun mekanisme proses terjadinya penuaan yaitu sebagai berikut :

1. Fase satu

Proses penuaan berlangsung biasanya dimulai sejak usia sekitar 25 tahun. Di fase ini,
pada saat kita mencapai usia 25 sampai 35 tahun. Pada masa ini produksi hormon akan mulai
berkurang. Tak hanya itu saja, proses penuaan di fase ini juga ditandai dengan mulai
terjadinya kerusakan sel-sel. Namun, kondisi itu tidak memberi pengaruh pada kesehatan.
Jadi, tubuh pun masih tetap bugar. 

2. Fase kedua

Fase ini dimulai dari usia 35 hingga 45 tahun. Di tahap ini produksi hormon seseorang
sudah menurun sebanyak 25%. Tubuh sudah mulai mengalami penuaan. Hal lain yang mulai
berubah bisa dilihat pada mata kita. Mata akan mulai mengalami rabun dekat sehingga perlu
menggunakan kacamata berlensa plus. Selain itu, rambut akan mulai beruban dan
berkurangnya stamina tubuh.

6
3. Fase ketiga

Tahap ini akan terjadi pada usia 45 tahun ke atas. Di sini produksi hormon sudah
berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Untuk kaum perempuan, masa yang dialami
ditahap ini disebut dengan menopause. Sedangkan pria mengalami masa adropause. Pada
masa ini kulit akan menjadi kering karena mengalami dehidrasi disertai dengan tubuh yang
mudah lelah. Di fase ini pula, berbagai penyakit degeneratif mulai menyerang seperti
diabetes, osteoporosis, hipertensi, dan penyakit jantung koroner.

2.3 Hubungan Gizi dan Imunitas terhadap Proses Penuaan

Sistem imun secara tidak langsung dapat turut mempengaruhi terjadinya proses
penuaan. Hal ini dapat dipahami, karena sebagian besar pathogenesis penyakit-penyakit
adalah akibat adanya respon imun yang tidak adekuat terhadap rangsangan faktor ekstrinsik
(misalnya infeksi). Akibat kehadiran suatu penyakit akan menyebabkan perubahan atau
disfungsi organ yang terkena penyakit, hal ini dapat memicu terjadinya proses menua. Untuk
pencegahan penuaan dini, pengurangan asupan zat gizi makro (karbohidrat dan lemak) sangat
penting dilakukan. Pengurangan asupan lemak dan karbohidrat dan cukup berolahraga akan
mengurangi laju metabolisme sehingga produksi radikal bebas penyebab penuaan dini akan
berkurang dan antioksidan dalam tubuh meningkat.

Antioksidan adalah senyawa yg dapat menetralkan aktifitas radikal bebas, secara


alami ada dalam tubuh, namun jumlah sedikit dan seiiring dengan bertambahnya usia,
jumlahna semakin berkurang sehingga memerlukan asupan tambahan dari makanan yg
dikonsumsi. Antioksidan yang sudah terbukti dapat menunda proses penuaan dini adalah
Vitamin A, C dan E serta trace element seperti selenium, molibdenum dan zink. Dalam
industri makanan, vitamin E (tokoferol) memang telah lama diketahui memiliki aktifitas
biologis yang berkaitan dengan proses oksidasi. Sumber vitamin E yang terdapat pada bahan
makanan antara lain adalah: alpukat, kacang-kacangan, minyak wijen, ubi, tomat, jagung,
sayuran hijau, letucce, taoge, apel, pir dengan kandungan tertinggi terdapat pada kuning telur,
udang, dan kepiting.

Sumber vitamin C pada bahan makanan tertinggi dijumpai pada sayur dan buah-
buahan dan Vitamin A tergolong sebagai antioksidan karena struktur molekulnya berciri
sangat tidak jenuh (memiliki banyak ikatan rangkap) sehingga sangat mudah teroksidasi

7
terdapat pada bahan makanan hewani dengan kandungan tinggi dijumpai pada minyak ikan,
hati mamalia, dan kuning telur.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Penuaan merupakan perubahan
kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan
kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif
pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya.
Adapun proses mekanisme penuaan, yaitu terdapat 3 fase:
Fase 1 : Proses penuaan berlangsung biasanya dimulai sejak usia sekitar 25 tahun.
Fase 2 : Fase ini dimulai dari usia 35 hingga 45 tahun
Fase 3 : Tahap ini akan terjadi pada usia 45 tahun ke atas
Sistem imun secara tidak langsung dapat turut mempengaruhi terjadinya proses
penuaan. Hal ini dapat dipahami, karena sebagian besar pathogenesis penyakit-penyakit
adalah akibat adanya respon imun yang tidak adekuat terhadap rangsangan faktor ekstrinsik
(misalnya infeksi).

3.2 Saran
Saran dari makalah ini yaitu untuk mencegah terjadinya penuaan, terutama penuaan
dini sebaiknya lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah karena sebagian buah dan sayur
banyak mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menghambat penuaan. Selain itu, agar
sistem imun kita bekerja dengan baik selain dengan pola makan yang sehat juga harus
diimbangi dengan olah raga yang teratur.

9
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara. Proses Penuaan. Diakses pada: 20 Januari 2020


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33561/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Universitas Udayana. https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/90787d987e4f880713a

7f777bf88ff15.pdf. Diakses pada: 20 Januari 2020

Pradipta. M, Ilham. 2017. “Tiga Fase Proses Penuaan yang Akan Kita Alami”. Diakses pada link :
https://intisari.grid.id/read/0389647/ini-dia-tiga-fase-proses-penuaan-yang-akan-kita-
alami. pada tanggal 25 Januari 2020

10

Anda mungkin juga menyukai