Anda di halaman 1dari 5

KIMIA ANALITIK

by Mersi
Suriani

1.1 Kimia Analitik adalah suatu kimia yang berhubungan dengan teori &
praktek dari metode-metode yang dipakai untuk
menetapkan komposisi bahan.
Dalam mengembangkan metode-metode analisisnya, seorang kimiawan
analitik dibebaskan untuk mencomot prinsip-prinsip dari berbagai bidang
ilmu.

Kimia
Fisika Teknik
Biologi Ilmu Komputer

Peralatan yang dikembangkan dalam menyelesaikan masalah-masalah


analitik seperti :

Spektrometer massa
oleh para fisikawan Spektrometer dispersi sinar x
Spektrofotometer infra merah, dll.

Pesatnya kemajauan teknologi akhir-akhir ini menimbulkan problem-


problem kimia analitik yang membutuhkan pengetahuan & instrumentasi
yang semakin canggih untuk menyelesaikannya.

Contoh khas dari problema dalam kimia analitik seperti :


 penetapan kadar bahan pengotor pada tingkat bagian per miliar
(ppb/parts per billion) untuk bahan-bahan semi konduktor
ultramurni.
 deduksi rangkaian sekitar 20 asam amino berbeda dalam suatu
molekul protein raksasa.
 pendeteksian sejumlah molekul tak lazim dalam atmosfer yang
terkena polusi dari suatu kota yang berkabut.
 penetapan residu-residu pestisida pada tingkat bagian per miliar
dalam produk-produk makanan.
 Penetapan sifat & konsentrasi molekul-molekul organik kompleks
dalam, misalnya inti (nukleus) suatu sel tunggal.
1.2 Analisis Kualitatif & Kuantitatif

Analisis Kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat


kimia :
mengenali unsur atau senyawa apa yang
ada dalam suatu sampel.

 umumnya para mahasiswa pertama kali dihadapkan dengan analisis


kualitatif ketika sejumlah unsur dipisahkan dan diidentifikasi
melalui pengendapan dengan hidrogen sulfida.

Analisis Kualitatif berkaitan dengan penetapan berapa


banyak suatu zat tertentu yang
terkandung dalam suatu sampel.

 zat yang ditetapkan tersebut seringkali ditanyakan sebagai


konstituen atau analit, menyusun entah sebagian kecil atau sebagian
besar sampel dianalisis.
 analit zat yang dianalisa
 konstituen penyusun

analisis makro : jika sampel memiliki bobot lebih


dari 0,1 gram
analisis semi mikro : jika sampel memiliki bobot sekitar
10 – 100 mg
analisis mikro : sampel dengan bobot antara 1 – 10 mg
analisis ultramikro : sampel dalam orde mikrogram
( 1 µg = 106 g)

1.3 Metodologi Kimia Analitik

Suatu analisis yang lengkap sebenarnya terdiri atas 5 tahap sebagai


berikut.

a. Pencuplikan sampel : pemilihan suatu sampel yang represent


dari material yang dianalisis
b. Pelarutan sampel
c. Konversi analit menjadi suatu betuk yang cocok untuk diukur
d. Pengukuran
e. Perhitungan & Penafsiran dari hasil pengukuran
a. Pencuplikan sampel.
zat padat
Para ilmuwan mencoba memperoleh
Sampel cairan
gas suatu sampel yang mewakili semua
komponen.
Zat Padat batu bara memilih seporsi besar batu
bara
(sampel kasar/gross), tak
homogen.
Ditumbuk/diremukkan
Diukur/mesh/analisa

Cairan sungai tercemar oleh limbah, sampel diambil


disejumlah tempat ke arah hilir dari tempat
pembuangan sampah (diuji analisa kemurnian
airnya).

Gas mencuplik sampel secara udara berkaitan dengan


upaya perbaikan kualitas udara yang kita hidup.

Udara (campuran kompleks) :


-. mengandung materi butiran
-. sejumlah senyawa gas

Dalam mengumpulkan suatu sampel udara untuk


analisis, maka volume yang diambil, dan laju
serta lamanya pencuplikan tak pelak lagi
merupakan faktor-faktor yang penting.

Udara dialirkan melalui sederetan penyaring


halus untuk memisahkan materi butiran, dan
dilewatkan ke dalam kolom larutan sehingga
terjadi suatu reaksi kimia yang dapat
memerangkap komponen yang diinginkan.
Setelah dikumpulkan pada suatu penyaring
(filter), materi butiran dapat ditetapkan oleh
analisis kimia atau dengan menimbangnya.

b. Melarutkan sampel.
pengolahan dengan asam klorida, nitrat, sulfat, atau
perklorat.
Metode

pelelehan bersama suatu fluks asam atau basa diikuti


dengan pengolahan dengan air atau suatu asam.
Kerja asam selaku pelarut begitu pada beberapa faktor :
1. Reduksi ion hidrogen oleh logam lebih aktif daripada
hidrogennya, misalnya :
Zn(s) + 2 H+ Zn2+ + H2(g)
2. Bereaksinya ion hidrogen dengan anion asam lemah, misalnya :
CaCO3(s) + 2 H+ Ca2+ + H2O + CO2(g)
3. Sifat Oksidasi dari anion asam, misalnya :
Cu(s) + 2 NO3- + 8 H+ 3 Cu2+ + 2 NO(g) + 4 H2O
4. Kecenderungan anion asam itu untuk membentuk kompleks yang
dapat larut dengan kation zat yang dilarutkan, misalnya :
Fe3+ + Cl- FeCl2+

Asam klorida dan nitrat merupakan asam yang paling lazim dignakan
untuk melarutkan sampel. Ion klorida bukanlah zat pengoksida seperti
ion nitrat, tetapi ion ini mempunyai kecenderungan kuat untuk
membentuk kompleks yang larut dengan banyak unsur. Suatu pelarut
yang sangat ampuh, aqua regia (air raja) dapat diperoleh dengan
mencampur kedua asam ini.

Kebanyakan zat yang tahan terhadap serangan oleh air atau asam akan
lebih dapat larut setelah dilelehkan dengan suatu fluks yang tepat.
Fluks basa seperti natrium karbonat digunakan untuk menyerang bahan
asam seperti silikat.
Fluks asam seperti kalium hidrogen sulfat digunakan untuk bahan basa
seperti bijih besi.

Zat Pengoksida ataupun pereduksi dapat juga digunakan dalam kasus-


kasis tertentu, natrium peroksida, misalnya sering digunakan sebagai
fluks.

c. Mengubah Analit menjadi bentuk yang dapat diukur.

Analit lebih dahulu dilepaskan/memecahkan masalah


“gangguan”.

misalnya : klorida dalam suatu sampel.


langkah-langkahnya : mengendapkan perak klorida
disaring -> dikeringkan ->
ditimbang

Pengendapan  salah satu teknik pemisahan analit dari penggangu.


Elektrolisis
Metode lain
Ekstraksi pelarut

Kromatografi

d. Pengukuran.

Tahap pengukuran dalam suatu analisis dengan cara, kimia, fisika &
biologi.

Teknik laboratorium untuk menghasilkan metode-metode


kuantitatif sebagi berikut :

1. Volumetrik (titrimetrik)
Analisis volumetri melibatkan pengukuran volume suatu
larutan dengan konsentrasi yang diketahui, yang dipelukan
untuk bereaksi dengan analit itu.
2. Gravimetrik
Yang diukur adalah bobot.
Contoh : Klorida --> diendapkan --> ditimbang perak
Kloridanya
3. Instrumental
Merujuk ke penggunaan suatu instrumen khusus dalam
tahap pengukuran.
Contoh : Buret, neraca analitis, spektroskopi,
refraktometro, potensiometri, kulometri,
kondukmetri, polarimetri.

e. Perhitungan & Penafsiran Pengukuran.

Tahap terakhir dalam suatu analisis adalah perhitungan persentase


analit dalam sampel. (ralat < error/kesalahan)

Metode Statistik Signifikansi dari data analitis

Anda mungkin juga menyukai