Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI

TEKNIK PEMBUATAN BAHAN PROSES KULIT


PROSES PEMBUATAN BINDER ALAMI

DISUSUN OLEH :

UMMU HANUUN
1801027
TPK A

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
INDUSTRI
POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan resmi ini disusun sebagai syarat untuk melengkapi tugas mata kuliah
Teknik Pembuatan Bahan Proses Kulit pada semester 5 yaitu praktikum Pembuatan
Binder Alami.

Praktikan:

UMMU HANUUN
1801027
TPK A

Yogyakarta, 23 Desember 2020

DOSEN PENGAMPU 1 DOSEN PENGAMPU 2

Dr. Prasetyo Hermawan, S.T., M.Si. Wahyu Fajar Winata, M.Eng.


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan resmi praktikum Pembuatan Binder Alami
dengan lancar. Penulisan laporan bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknik Pembuatan Bahan Proses Kulit. Saya mengucapkam terimakasih kepada :

1. Dr. Prasetyo Hermawan, S.T., M.Si. dan Wahyu Fajar Winata, M.Eng. selaku
dosen Teknik Pembuatan Bahan Proses Kulit
2. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.

Semoga dengan membaca laporan resmi ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan menambah ilmu kita mengenai teknik Pembuatan Bahan Proses Kulit. Laporan
ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu saya meminta kritik dan saran
pembaca untuk perbaikan yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 23 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................................4
DAFTAR TABEL....................................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................7
BAB I.......................................................................................................................................8
PENDAHULUAN...................................................................................................................8
LATAR BELAKANG.........................................................................................................8
TUJUAN..............................................................................................................................9
MANFAAT..........................................................................................................................9
BAB II...................................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................10
BINDER ALAMI...............................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................13
METODE KERJA.................................................................................................................13
Alat Dan Bahan..................................................................................................................13
Skema Proses.....................................................................................................................13
A. Pembuatan binder dari susu sapi segar..............................................................13
B. Pembuatan binder dari putih telur.....................................................................14
BAB IV..................................................................................................................................15
DATA HASIL........................................................................................................................15
A. Pembuatan binder putih telur.............................................................................15
B. Pembuatan binder susu sapi segar......................................................................15
BAB V...................................................................................................................................16
PEMBAHASAN....................................................................................................................16
A. Pembuatan binder dari putih telur..................................................................................16
B. Pembuatan binder casein dari susu sapi..........................................................................16
3. Binder Patent......................................................................................................................18
BAB VI..................................................................................................................................20
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................20
KESIMPULAN..................................................................................................................20
SARAN..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................21
LAMPIRAN...........................................................................................................................22
DAFTAR TABEL
Table 1. Kandungan zat dalam susu sapi................................................................................18
DAFTAR GAMBAR
No table of figures entries found.
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kemajuan industri saat ini berkembang dengan pesat, industri kulit tersamak
dan barang kulit berperan aktif di dalamnya, karena mampu menumbuhkan kegiatan
ekonomi masyarakat Indonesia dan merupakan komoditas non migas yang dapat
diandalkan. Pengecatan tutup pada kulit akan berperan menentukan daya tarik
konsumen, apabila kulit dicat tutup dapat memberikan hasil yang baik dan memenuhi
selera konsumen. Pengecatan tutup yang baik dapat menaikkan kualitas serta
melancarkan pemasaran kulit jadi. Sebaliknya apabila hasil pengecatan kurang baik,
maka kualitas serta pemasarannya akan menurun. Binder atau bahan perekat pada
proses penyamakan kulit, sering digunakan pada proses finishing kulit/cat tutup.
Tujuan dari cat tutup ini adalah untuk mempertinggi daya tarik dan daya tahan
keawetan kulit jadinya, yaitu penampilan rajah (nerf pada kulit) seperi aslinya,
misalnya: kulit glace kambing, kulit ular pyton, kulit biawak, kulit cakar ayam, kulit
ikan, dan kulit buaya.
Binder merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam proses
penyamakan kulit. bahan ini memiliki fungsi atau manfaat sebagai perekat antara cat
tutup dengan cat dasar. Binder ini biasanya terbuat dari bahan-bahan yang
mengandung protein, contoh bahan-bahan yang mengandung protein antara lain susu,
telur, kulit, dan lain-lain.

Lazimnya orang-orang yang terjun di industri perkulitan cenderung


menggunkan binder paten. Karena mereka sudah tahu kualitas binder paten itu
sendiri. Padahal jika kita bandingkan binder konvensional dengan binder-binder
paten, tidak menutup kemungkinan binder konvensional kalah kualitasnya dengan
binder-binder paten.

TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana proses pembuatan binder/perekat dari bahan dasar
susu sapi segar, putih telur dan binder paten
2. Mampu mengaplikasikan binder yang telah dibuat pada kulit secara langsung.
3. Menguji tingkat kelunturan binder dengan alat crockmeter.
4. Menguji dan mengetahui tingkat tensile strength (kekuatan tarik) kulit yang
telah diberi larutan binder.
5. Mengetahui tingkat kemuluran dari kulit yang telah diberi binder

MANFAAT

1. Mahasiswa bisa mengaplikasikan binder secara langsung


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BINDER ALAMI

Kemajuan industri saat ini berkembang dengan pesat, industri kulit tersamak dan
barang kulit berperan aktif di dalamnya, karena mampu menumbuhkan kegiatan
ekonomi masyarakat Indonesia dan merupakan komoditas non migas yang dapat
diandalkan. Pengecatan tutup pada kulit akan berperan menentukan daya tarik
konsumen, apabila kulit dicat tutup dapat memberikan hasil yang baik dan
memenuhi selera konsumen. Pengecatan tutup yang baik dapat menaikkan
kualitas serta melancarkan pemasaran kulit jadi. Sebaliknya apabila hasil
pengecatan kurang baik, maka kualitas serta pemasarannya akan menurun.
Binder atau bahan perekat pada proses penyamakan kulit, sering digunakan pada
proses finishing kulit/cat tutup. Tujuan dari cat tutup ini adalah untuk
mempertinggi daya tarik dan daya tahan keawetan kulit jadinya, yaitu
penampilan rajah (nerf pada kulit) seperi aslinya, misalnya: kulit glace kambing,
kulit ular pyton, kulit biawak, kulit cakar ayam, kulit ikan, dan kulit buaya.
Hampir semua kulit glace dan reptil menggunakan cat tutup yang memakai
binder protein/kasein. Diharapkan dengan binder ini kulit menjadi transparan
dan rajah (nerf pada kulit) tampak lebih indah seperti aslinya, kulit yang
dihasilkan transparan, dengan syarat; tidak mudah retak apabila melekat pada
kulit, tahan terhadap panas (sinar matahari), tahan terhadap gesekan, dapat
meningkatkan atau menambah daya tarik kulit jadinya, dan lebih tahan terhadap
lingkungan fisik maupun kimiawi (Purnomo, 1991). Finishing mempunyai
peranan yang sangat vital, selain menutup kesalahan proses sebelumnya juga
melindungi permukaan kulit dan meningkatkan performance dari karakteristik
yang diinginkan sehingga daya tarik meningkat yaitu dengan menggunakan
binder alami (albumin dan kasein). Binder dari putih telur dan binder kasein
dapat digunakan sebagai perekat pada pengecatan tutup, tetapi dari kedua binder
ini masing-masing mempunyai fungsi dan pengaruh yang berbeda, dilihat dari
hasil kulit jadinya. Binder dari putih telur merupakan pembentuk lapisan film
yang dapat mengkilapkan kulit pada proses glazing (penggosokan dengan kaca),
sedangkan binder kasein berfungsi untuk mengisi rajah yang kosong atau
terbuka sehingga mencegah lipatan rajah pada kulit. Binder paten adalah binder
impor. Salah satu contohnya adalah Leuron E (binder protein).
BAB III

METODE KERJA
Alat Dan Bahan

A. ALAT
1. Kompor
2. Gelas beker
3. Magnetic stirrer
4. Kertas pH
5. Kertas saring
6. Termometer
7. Statif
8. Botol minuman
B. BAHAN
1. Susu sapi segar
2. Asam klorida
3. Ammonia
4. Formalin
5. Aquades

Skema Proses
A. Pembuatan binder dari susu sapi segar
1. Susu sapi segar
2. Pemanasan sampai suhu 40oC
3. Penambahan asam klorida sampai ph 4,6 sebanyak 1 tetes
4. Penggumpalan
5. Ditiriskan dengan menggunakan kertas saring
6. Binder kasein
7. Membuat konsentrasi 5 %, 10%, 15%. 5 % = 5 gr kasein + 95 ml air ,
10% = 10 gr kasein + 90 ml air , 15% = 15 gr + 85 ml air
8. Larutan dibuat sampai ph (8-9) lalu tambahkan ammonia.

B. Pembuatan binder dari putih telur


1. Putih telur
2. Diaduk sampai larut
3. Buat konsentrasi 5%, 10%, 15% lalu cek ph. Konsentrasi 5% = 5 gr
putih telur + 95 ml air , 10% = 10 gr putih telur + 90 ml air , 15% = 15
gr putih telur + 85 ml air
4. Larutan dibuat sampai ph (8-9) lalu tambahkan ammonia 1 tetes

Pencampuran binder albumin dan kasein masing-masing diambil 20 ml


BAB IV

DATA HASIL

A. Pembuatan binder putih telur

1. Putih telur = 20 gr
2. Warna binder putih kekuningan
3. Jumlah amoniak pekat :1 tetes, Ph : 9

B. Pembuatan binder susu sapi segar

1. Volume susu sapi= ½ liter


2. pH awal susu= 6
3. pH setelah ditetesi HCL = 4,6
4. suhu= kurang dari 40oC
5. Susu menggumpal setelah ditetesi asam asetat
6. Perubahan warna: Susu sapi + asam asetat kuning + dioven kuning kecoklatan
Warna binder = Kuning kecoklatan
7. Jumlah HCL pekat : 1 tetes ph : 4
8. Jumlah amoniak pekat : 1 tetes, ph : 9
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembuatan binder dari putih telur


Pada pembuatan binder putih telur, langkah kerja pertama yang kami lakukan
adalah menimbang putih telur sebanyak 20 gram. Fungsi putih telur adalah sebagai
bahan dasar pembuatan binder putih telur, yaitu sebagai sumber protein. Setelah itu
ditambahakan 15 gram gliserin, fungsi gliserin adalah sebagai tackifier atau
penambaha daya rekat binder dan sebagai plasticizer, sehingga kulit yang
diaplikasikan menjadi lebih lemas. Setelah penambahan gliserin sambil diaduk,
selanjutnya adalah menambahkan 2,5 gram amoniak sebagai pengawet supaya binder
menjadi tahan lama. Fungsi amoniak juga untuk menaikkan pH menjadi 8-9.
Selanjutnya ditambahkan filler 415 10 gram . Fungsi penambahan filler adalah
sebagai bahan pengisi. Setelah itu ditambahkan 10 gram pigmen hitam. Tujuan
penambahan pigmen hitam adalah untuk memberi warna, sehingga kulit yang
dihasilkan berwarna hitam. Setelah semuanya tercampur merata, selanjutnya
ditambahkan 100 ml air, lalu diaduk sampai homogen. Fungsi air adalah sebagai
pelarut bahan-bahan kimia. Binder putih telur biasanya digunakan untuk memperoleh
hasil kulit yang rajah kulitnya kelihatan. Setelah pembuatan binder selesai,
selanjutnya binder di ulaskan ke permukaan kulit kambing, diulas 2-3 kali.
B. Pembuatan binder casein dari susu sapi
Binder casein merupakan bahan pengemulsi pigment. Didalam emulsi, cat
pigment kan dikelilingi oleh binder sehingga cat pigment dapat merekat diatas
permukaan kulit. Pada emulsi cat,binder berfungsi merekatkan pigment pada
permukaan kulit. Binder casein merupakan binder alami yang berasal dari susu sapi.
Binder alami merupakn binder yang berasal dari alam. Pembuatan binder casein
dimulai dengan susu sapi dimasukkan kedalam gelas beker sebanyak 500 ml
kemudian dipanaskan sampai suhu 45oC dan jangan sampai lebih dari 45oC karena
dapat menyebabkan denaturasi (kerusakan protein) pada susu sapi. Tujuan dari
pemanasan adalah untuk memecah molekul koloid susu, sehingga susu mudah
bereaksi dengan zat lain dalam hal ini adalah CH3COOH.

Setelah suhu pemanasan mencapai 45oC, maka gelas beker diturunkan


kemudian ditetesi dengan CH3COOH. Tujuan ditambahkan asam asetat adalah untuk
menurunkan pH susu sehingga menyebabkan casein susu menggumpal karena adanya
pengaruh dari penambahan asam. Asam akan bereaksi dengan casein pada susu
sehingga casein susu akan menggumpal. pH awal susu adalah 6 kemudian setelah
penambahan asam asetat, pH susu akan turun sampai pH=4,6. Pada pH 4,6 tersebut
susu akan menggumpal dikarenakan pada pH tersebut,protein mencapai isoelektrik.
Titik isoelektrik adalah terjadi keseimbangan antara asam muatan positif (+) dan
muatan negetif (-) pada protein,sehingga diletakkan pada medan listrik dan ion-ion
nya tidak akan bergerak.

Setelah casein susu menggumpal, maka disaring dengan menggunakan kain


kasa untuk menyaring atau memisahkan gumpalan casein dari filtrat yang tidak
digunakan. Gumpalan casein yang didapatkan kemudian dimasukkan kedalam
Loyang,kemudian dimasukkan kedalam oven sampai suhu 50oC yang bertujuan
untuk mengeringkan casein sampai membentuk Kristal (bubuk) sehingga binder
casein lebih awet untuk disimpan dan tahan terhadap mikrobia.
Kandungan zat didalam susu sapi adalah sebagai berikut.

Table 1. Kandungan zat dalam susu sapi

NO KANDUNGAN Kandungan (%) Rata (%)


1 Air 67 70
2 Bahan Kering 12 10
3 Bahan Kering Tanpa 8 60
Minyak
4 lemak 3 45
5 Putih telur 3 20
6 Casein 2 70
7 Albumin 9 50
8 Laktosa 4 60
9 Mineral 0 55

3. Binder Patent
Binder paten adalah binder yang telah teruji kualitasnya untuk proses
finishing pada kulit tersamak. Binder patent adalah binder yang paling sering
digunakan pada proses finishing kulit tersamak, karena kualitasnya telah teruji.
Langkah pertama yang kami lakukan pada praktikum ini adalah menimbang binder
SSJ sebanyak 20 gram, kemudian dimasukkan kedalam gelas beaker. Fungsi binder
SSJ adalah sebagai bahan dasar pembuatan binder untuk aplikasi ke kulit. Setelah itu,
masukkan sebanyak gliserin 15 gram. Fungsi gliserin adalah sebagai plasticizer atau
menambah daya rekat binder. Setelah binder SSJ dan gliserin tercampur merata,
selanjutnya ditambahkan amoniak sebanyak 2,5gram. Untuk menaikkan pH menjadi
8-9 dan untuk mengawetkan binder supaya lebih tahan lama. Tambahkan filler 415 10
gram dan pigment hitam sebanyak 1 gram., aduk sampai homogen. Fungsi filler
adalah sebagai bahan pengisi dan pigment hitam sebagai pemberi warna hitam.
Dijadikan 100 ml dengan ditambah air. Fungsi air adalah sebagai pengencer. Setelah
binder jadi, ulaskan binder tersebut diatas permukaan kulit bagian nerf, diulas 2-3 kali
kemudian dikeringkan sampai kering. Setelah kering diulas denagn thinner untuk
mengkilapkan kulit, sehingga hasilnya menjadi bagus.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
1. Binder merupakan suatu bahan perekat yang digunakan untuk merekatkan
warna dengan kulit pada proses finishing penyamakan kulit.
2. Binder dari putih telur dan susu sapi termasuk binder alami
3. Binder patent adalah binder yang telah teruji kualitasnya
4. Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh hasil binder dari putih telur berwarna
hitam setelah ditambah pigment hitam, binder susu sapi berwarna kuning
kecoklatan, dan binder patent berwarna hitam setelah ditmbahkan pigmen.

SARAN
Durasi Video Terlalu lama sehingga mahasiswa sulit untuk memahami video
yang telah ditampilkan. Sebaiknya durasi dipersingkat agar mahasiswa mudah
memahami.
DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K.A.R.A. Edward, G.H. Fleet, M. Wooton, 1987, Ilmu Pangan. Terjemahan
Hadi Purnomo Adiono. Universitas Indonesia. Jakarta.

Kirk, R.E and Donald F Othner, 1954. Encycyclopedia of Chemical Technology.


Marck Printting Co. New York.

Plummer, D.T, 1979. An Introduction to Practical Biochemistry. Mc Graw Hill


Publishing Company Ltd. New Delhi.

Sharphouse, J.H, 1971. Leather Technician’s Hand Book, Leather Producers


Association London.

Siregar, S.M.S. 1990. Sapi perah Jenis Teknik Pemeliharaan dan Analisa Usaha.
Penebar swadaya Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai