Laporan Resmi Pembuatan Binder Alami
Laporan Resmi Pembuatan Binder Alami
DISUSUN OLEH :
UMMU HANUUN
1801027
TPK A
Laporan resmi ini disusun sebagai syarat untuk melengkapi tugas mata kuliah
Teknik Pembuatan Bahan Proses Kulit pada semester 5 yaitu praktikum Pembuatan
Binder Alami.
Praktikan:
UMMU HANUUN
1801027
TPK A
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan resmi praktikum Pembuatan Binder Alami
dengan lancar. Penulisan laporan bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknik Pembuatan Bahan Proses Kulit. Saya mengucapkam terimakasih kepada :
1. Dr. Prasetyo Hermawan, S.T., M.Si. dan Wahyu Fajar Winata, M.Eng. selaku
dosen Teknik Pembuatan Bahan Proses Kulit
2. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Semoga dengan membaca laporan resmi ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan menambah ilmu kita mengenai teknik Pembuatan Bahan Proses Kulit. Laporan
ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu saya meminta kritik dan saran
pembaca untuk perbaikan yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................................4
DAFTAR TABEL....................................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................7
BAB I.......................................................................................................................................8
PENDAHULUAN...................................................................................................................8
LATAR BELAKANG.........................................................................................................8
TUJUAN..............................................................................................................................9
MANFAAT..........................................................................................................................9
BAB II...................................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................10
BINDER ALAMI...............................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................13
METODE KERJA.................................................................................................................13
Alat Dan Bahan..................................................................................................................13
Skema Proses.....................................................................................................................13
A. Pembuatan binder dari susu sapi segar..............................................................13
B. Pembuatan binder dari putih telur.....................................................................14
BAB IV..................................................................................................................................15
DATA HASIL........................................................................................................................15
A. Pembuatan binder putih telur.............................................................................15
B. Pembuatan binder susu sapi segar......................................................................15
BAB V...................................................................................................................................16
PEMBAHASAN....................................................................................................................16
A. Pembuatan binder dari putih telur..................................................................................16
B. Pembuatan binder casein dari susu sapi..........................................................................16
3. Binder Patent......................................................................................................................18
BAB VI..................................................................................................................................20
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................20
KESIMPULAN..................................................................................................................20
SARAN..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................21
LAMPIRAN...........................................................................................................................22
DAFTAR TABEL
Table 1. Kandungan zat dalam susu sapi................................................................................18
DAFTAR GAMBAR
No table of figures entries found.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kemajuan industri saat ini berkembang dengan pesat, industri kulit tersamak
dan barang kulit berperan aktif di dalamnya, karena mampu menumbuhkan kegiatan
ekonomi masyarakat Indonesia dan merupakan komoditas non migas yang dapat
diandalkan. Pengecatan tutup pada kulit akan berperan menentukan daya tarik
konsumen, apabila kulit dicat tutup dapat memberikan hasil yang baik dan memenuhi
selera konsumen. Pengecatan tutup yang baik dapat menaikkan kualitas serta
melancarkan pemasaran kulit jadi. Sebaliknya apabila hasil pengecatan kurang baik,
maka kualitas serta pemasarannya akan menurun. Binder atau bahan perekat pada
proses penyamakan kulit, sering digunakan pada proses finishing kulit/cat tutup.
Tujuan dari cat tutup ini adalah untuk mempertinggi daya tarik dan daya tahan
keawetan kulit jadinya, yaitu penampilan rajah (nerf pada kulit) seperi aslinya,
misalnya: kulit glace kambing, kulit ular pyton, kulit biawak, kulit cakar ayam, kulit
ikan, dan kulit buaya.
Binder merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam proses
penyamakan kulit. bahan ini memiliki fungsi atau manfaat sebagai perekat antara cat
tutup dengan cat dasar. Binder ini biasanya terbuat dari bahan-bahan yang
mengandung protein, contoh bahan-bahan yang mengandung protein antara lain susu,
telur, kulit, dan lain-lain.
TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana proses pembuatan binder/perekat dari bahan dasar
susu sapi segar, putih telur dan binder paten
2. Mampu mengaplikasikan binder yang telah dibuat pada kulit secara langsung.
3. Menguji tingkat kelunturan binder dengan alat crockmeter.
4. Menguji dan mengetahui tingkat tensile strength (kekuatan tarik) kulit yang
telah diberi larutan binder.
5. Mengetahui tingkat kemuluran dari kulit yang telah diberi binder
MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
BINDER ALAMI
Kemajuan industri saat ini berkembang dengan pesat, industri kulit tersamak dan
barang kulit berperan aktif di dalamnya, karena mampu menumbuhkan kegiatan
ekonomi masyarakat Indonesia dan merupakan komoditas non migas yang dapat
diandalkan. Pengecatan tutup pada kulit akan berperan menentukan daya tarik
konsumen, apabila kulit dicat tutup dapat memberikan hasil yang baik dan
memenuhi selera konsumen. Pengecatan tutup yang baik dapat menaikkan
kualitas serta melancarkan pemasaran kulit jadi. Sebaliknya apabila hasil
pengecatan kurang baik, maka kualitas serta pemasarannya akan menurun.
Binder atau bahan perekat pada proses penyamakan kulit, sering digunakan pada
proses finishing kulit/cat tutup. Tujuan dari cat tutup ini adalah untuk
mempertinggi daya tarik dan daya tahan keawetan kulit jadinya, yaitu
penampilan rajah (nerf pada kulit) seperi aslinya, misalnya: kulit glace kambing,
kulit ular pyton, kulit biawak, kulit cakar ayam, kulit ikan, dan kulit buaya.
Hampir semua kulit glace dan reptil menggunakan cat tutup yang memakai
binder protein/kasein. Diharapkan dengan binder ini kulit menjadi transparan
dan rajah (nerf pada kulit) tampak lebih indah seperti aslinya, kulit yang
dihasilkan transparan, dengan syarat; tidak mudah retak apabila melekat pada
kulit, tahan terhadap panas (sinar matahari), tahan terhadap gesekan, dapat
meningkatkan atau menambah daya tarik kulit jadinya, dan lebih tahan terhadap
lingkungan fisik maupun kimiawi (Purnomo, 1991). Finishing mempunyai
peranan yang sangat vital, selain menutup kesalahan proses sebelumnya juga
melindungi permukaan kulit dan meningkatkan performance dari karakteristik
yang diinginkan sehingga daya tarik meningkat yaitu dengan menggunakan
binder alami (albumin dan kasein). Binder dari putih telur dan binder kasein
dapat digunakan sebagai perekat pada pengecatan tutup, tetapi dari kedua binder
ini masing-masing mempunyai fungsi dan pengaruh yang berbeda, dilihat dari
hasil kulit jadinya. Binder dari putih telur merupakan pembentuk lapisan film
yang dapat mengkilapkan kulit pada proses glazing (penggosokan dengan kaca),
sedangkan binder kasein berfungsi untuk mengisi rajah yang kosong atau
terbuka sehingga mencegah lipatan rajah pada kulit. Binder paten adalah binder
impor. Salah satu contohnya adalah Leuron E (binder protein).
BAB III
METODE KERJA
Alat Dan Bahan
A. ALAT
1. Kompor
2. Gelas beker
3. Magnetic stirrer
4. Kertas pH
5. Kertas saring
6. Termometer
7. Statif
8. Botol minuman
B. BAHAN
1. Susu sapi segar
2. Asam klorida
3. Ammonia
4. Formalin
5. Aquades
Skema Proses
A. Pembuatan binder dari susu sapi segar
1. Susu sapi segar
2. Pemanasan sampai suhu 40oC
3. Penambahan asam klorida sampai ph 4,6 sebanyak 1 tetes
4. Penggumpalan
5. Ditiriskan dengan menggunakan kertas saring
6. Binder kasein
7. Membuat konsentrasi 5 %, 10%, 15%. 5 % = 5 gr kasein + 95 ml air ,
10% = 10 gr kasein + 90 ml air , 15% = 15 gr + 85 ml air
8. Larutan dibuat sampai ph (8-9) lalu tambahkan ammonia.
DATA HASIL
1. Putih telur = 20 gr
2. Warna binder putih kekuningan
3. Jumlah amoniak pekat :1 tetes, Ph : 9
PEMBAHASAN
3. Binder Patent
Binder paten adalah binder yang telah teruji kualitasnya untuk proses
finishing pada kulit tersamak. Binder patent adalah binder yang paling sering
digunakan pada proses finishing kulit tersamak, karena kualitasnya telah teruji.
Langkah pertama yang kami lakukan pada praktikum ini adalah menimbang binder
SSJ sebanyak 20 gram, kemudian dimasukkan kedalam gelas beaker. Fungsi binder
SSJ adalah sebagai bahan dasar pembuatan binder untuk aplikasi ke kulit. Setelah itu,
masukkan sebanyak gliserin 15 gram. Fungsi gliserin adalah sebagai plasticizer atau
menambah daya rekat binder. Setelah binder SSJ dan gliserin tercampur merata,
selanjutnya ditambahkan amoniak sebanyak 2,5gram. Untuk menaikkan pH menjadi
8-9 dan untuk mengawetkan binder supaya lebih tahan lama. Tambahkan filler 415 10
gram dan pigment hitam sebanyak 1 gram., aduk sampai homogen. Fungsi filler
adalah sebagai bahan pengisi dan pigment hitam sebagai pemberi warna hitam.
Dijadikan 100 ml dengan ditambah air. Fungsi air adalah sebagai pengencer. Setelah
binder jadi, ulaskan binder tersebut diatas permukaan kulit bagian nerf, diulas 2-3 kali
kemudian dikeringkan sampai kering. Setelah kering diulas denagn thinner untuk
mengkilapkan kulit, sehingga hasilnya menjadi bagus.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Binder merupakan suatu bahan perekat yang digunakan untuk merekatkan
warna dengan kulit pada proses finishing penyamakan kulit.
2. Binder dari putih telur dan susu sapi termasuk binder alami
3. Binder patent adalah binder yang telah teruji kualitasnya
4. Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh hasil binder dari putih telur berwarna
hitam setelah ditambah pigment hitam, binder susu sapi berwarna kuning
kecoklatan, dan binder patent berwarna hitam setelah ditmbahkan pigmen.
SARAN
Durasi Video Terlalu lama sehingga mahasiswa sulit untuk memahami video
yang telah ditampilkan. Sebaiknya durasi dipersingkat agar mahasiswa mudah
memahami.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A.R.A. Edward, G.H. Fleet, M. Wooton, 1987, Ilmu Pangan. Terjemahan
Hadi Purnomo Adiono. Universitas Indonesia. Jakarta.
Siregar, S.M.S. 1990. Sapi perah Jenis Teknik Pemeliharaan dan Analisa Usaha.
Penebar swadaya Jakarta.
LAMPIRAN