Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ISBD

“PELAPISAN SOSIAL, PERSAMAAN DERAJAT, DISKRIMINASI, DAN


PEMERATAAN”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Dosen Pengampuh:

ANA FITRIYATUL BILGIES, M.M

Di susun oleh kelompok 9:

Anita Nur Aisyah (10951114)

Hesalva Salwanda (19051033)

Jalaluddin Fathoni (19051051)

Muhammad Sopyan (19051104)

Siti Mahbubatus Sa’diyah (19051112)

Zulfiyatul Firdaus (19051017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM (UNISDA) LAMONGAN

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelapisan Sosial,
Persamaan Derajat, Diskriminasi, dan Pemerataan”. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pelapisan Sosial, Persamaan
Derajat, Diskriminasi, dan Pemerataan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.

Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada suatu yang sempurna tanpa ada saran yang membangun. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A.Latar Belakang..........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................1

C.Tujuan.......................................................................................................................1

PEMBAHASAN..................................................................................................................2

1. PELAPISAN SOSIAL
A. Pengertian.........................................................................................................2
B. Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial.......................................................2
C. Terjadinya pelapisan sosial...............................................................................3
D. Pembagian sistem pelapisan menurut sifatnya................................................3
2. KESAMAAN DERAJAT
A. Persamaan hak...................................................................................................4
B. Persamaan derajat di Indonesia.........................................................................5
3. DISKRIMINASI DAN PEMERATAAN
a. Ukuran kekuasaan..............................................................................................5
b. Ukuran kekayaan................................................................................................6
c. Ukuran kehormatan............................................................................................6
d. Ukuran ilmu pengetahuan atau pendidikan.......................................................6

PENUTUP..............................................................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................................7

Daftar Pustaka.........................................................................................................................7

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

‘’ Inna kholaknakum min dzkarin wa unsa wa jaalnakum suuban wa qobaila litaarofu’’


Pada dasarnya manusia dilahirkan dengan potensi yang sama sebab manusia merupakan satu
keluarga dari rahim seorang Hawa dengan bapak tunggal Adam As, namun seiring dengan
banyaknya kepentingan, maksud dan tujuan yang berbeda, lazimlah bila dikemudian hari tibullah
rasisme yang muncul karena perbedaan-perbedaan.
            Islam datang sebagai pencerah, maka dari itu agama yang pernah menjadi agama terbesar
di dunia ini memberikan wacana yang kamil terkait pelapisan social, persamaan derajat,
diskriminasi dan pemerataan social sebab kita sebagai anak cucu adam seperti yang disebutkan
Rasulullah adalah saudara, maka hiasilah tali persaudaraan tanpa memandang status social, ras,
suku, agama maupum perbedaan lainnya dengan sabdanya “Innamal mu`minuna ikhwatun, fa
ashlihu baina akhawaikum”
            Namun, akhir-akhir ini sering timbul pertikaian karena perbedaan-perbidaan kecil yang
dianggap agung ini. Maka kami sebagai mahasiswa memiliki bentuk kepedulian untuk
memberantas kebatilan ini minimal dengan menyusun paper yang berkaitan dengan perbedaan-
perbedaan mendasar pada sisi kemanusian namun selalu dikobar-kobarkan

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pelapisan sosial?


2. Bagaimana kita bisa mengetahui persamaan derajat?
3. Bagaimana cara mengatasi diskriminasi dan pemerataan?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian pelapisan.

2. Mengetahui bagaimana persamaan derajat.

3. Mengetahui bagaimana cara mengatasi diskriminasi dan pemerataan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. PELAPISAN SOSIAL
A. Pengertian
Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang memiliki berbagai latar belakang
sehingga membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri atas kelompok-kelompok
sosial.
Masayarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah
teratur dan stabil maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang didalam
pembentukannya yang mempunyai gejala yang sama.
Individu dan masyarakat adalah komplementer. Ini dapat kita lihat dari kenyataan,
bahawa:
1. Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya
2. Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan dapat menyebabkan
(berdasarkan pengaruhnya) perubahan besar masyarakat.

Pitirim A. Sorokim memberikan definisi pelapisan masyarakat sebagai berikut “


pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat dalam kelas-kelas yang
tersusun secara bertingkat atau (hierarkis)”. Di dalam Dictionary of Sociology, yaitu
“pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanen yang
terdapat di dalam sistem sosisal (dari kelompok kecil sampai masyarakat) di dalam
perbedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan”.

B. Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial


Pembinaan dan pemberian kedudukan yang berhubungan dangan jenis kelamin
nampaknya menjadi dasar dari seluruh sistem sosial masyarakat kuno. Akan tetapi, perlu
diingat bahwa ketentuan tentang pembagian kedudukan antara laki-laki dan perempuan,
yang kemudian menjadi dasar dari pembagian pekerjaan, semata-mata ditentukan oleh
sistem kebudayaan itu sendiri. Misalnya, kedudukan laki-laki di Jawa berbeda dengan
kedudukan laki-laki di Minangkabau. Di dalam organisasi masyarakat primitif yang belum
mengenal tulisan, pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal ini berwujud berbagai bentuk
sebagai berikut:
1. Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dalam pembedaan hak
dan kewajiban.
2. Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki
hak-hak istimewa.

2
3. Adanya pemimpin yang paling berpengaruh.
4. Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar
perlindungan hukum (cutlaw men).
5. Adanya pembagian kerja didalam suku-suku itu sendiri.
6. Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu
secara umum.
C. Terjadinya pelapisan sosial
 Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan
berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu,
tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Karena sifatnya yang tanpa
disengaja inilah, bentuk pelapisan dan dasar dari pelapisan itu bervariasi
menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat tempat sistem itu
berlaku.
 Terjadi dengan disengaja
Didalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas mengenai
adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan seseorang.
Sistem organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem,
yaitu:
1. Sistem fungsional, merupakan pembagian kerja kedudukan yang
tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang
sederajat, misalnya kerjasama antara kepala seksi dan lain-lain.
2. Sistem skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau
jenjang dari bawah ke atas (vertikal).
D. Pembagian sistem pelapisan menurut sifatnya
1. Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup.

Di dalam distem ini, perpindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik
ke atas maupun ke bawah, tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa.
Sistem pelapisan tertutup kita temui, misalnya di India yang masyarakatnya mengenal
sistem kasta. Sebagaimana kita ketahui masyarakat terbagi dalam
A. Kasta brahmana, yang merupakan kasatanya golongan pendeta dan
merupakan kasta tertinggi.
B. Kasta kesatria, merupakan kasta dari golongan bangasawan dan tentara
yang di pandang sebagai lapisan kedua.
C. Kasta waisya, merupakan kasta dari golongan pedagang yang di pandang
sebagai lapisan menengah ketiga
D. Kasta sudra, merupakan kasta dari golongan rakyat jelata.

3
E. Paria, adalah dari meraka yang tidak memiliki kasta.

2. Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka

Di dalam sistem ini, setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh
kelapisan yang ada di bawahnya atau naik kelapisan yang di atasnya. Setiap orang di
beri kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan
kemampuan untuk itu. Sebaliknya, orang juga dapat turun dari jabatannya bila dia
tidak mau mempertahankannya. Status (kedudukan) yang berdasarkan usaha, sendiri
disebut achieved status.

2. KESAMAAN DERAJAT

Hubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya adalah


secara timbal balik. Artinya, setiap orang sebagai anggota masyarakat, mempunyai
hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah dan negara.
Beberapa hak dan kewajiban ditetapkan dalam undang-undang (konstitusi) sebagai
hak dan kewajiban asasi. Di dalam susunan negara moderen, hak dan kebebasan asasi
manusia dilindungi oleh undang-undang dan menjadi hukum positif. Dalam arti,
semua orang mempunyai kesamaan derajat dan ini dijamin oleh undang-undang.
Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam sektor
kehidupan.

A. Persamaan hak
Kekuasaan negara yang dianggap seolah-olah seperti hak individu lambat laun
dirasakan sebagai sesuatu yang menggangu, karena setiap kali kekuasaan negara
berkembang setiap kali pula individu terpaksa harus memasuki lingkungan hak manusia
pribadi dan berkuranglah pula luas batas hak-hak yang dimiliki individu itu. Mengenai
persamaan hak ini selanjutnya dicantumkan dalam pernyataan Sedunia hak-hak Asasi
Manusia tahun 1948 dalam pasalnya, seperti dalam:
Pasal 1 : Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai
martabat dan hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan
budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam
persaudaraan.
Pasal 2 ayat (1) : setiap orang berhak atas semua hak-hak dan kebebasan-
kebebasan yang tercantum dalam pernyataan ini dengan tak
ada kecuali apapun, seperti bangsa, warna, jenis kelamin,

4
bahasa, agama, politik, atau pendapat lain, asal mula
kebangsaan atau kemasyarakatan, milik, kelahiran atau
kedudukan
Pasal 7 : sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan
berhak atas perlindungan hukum yang sama dengan tak ada
perbedaan. Sekalian orang berhak atas perlindungan yang
sama terhadap setiap perbedaan yang memperkosa
pernyataan ini dan terhadap segala hasutan yang ditujukan
kepada perbedaan semacam ini.
B. Persamaan Derajat di Indonesia
Sebagai mana kita ketahui negara republik Indonesia menganut asas bahwa setiap
warga negara, tanpa kecuali, memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan. Hukum dibuat dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur masyarakat
secara umum tanpa adanya perbedaan tentang hak-hak asasi itu, yakni pasal 27,28,29,
dan 31. Empat pokok hak-hak asasi dalam empat pasal UU 1945 adalah sebagai berikut :
Pokok pertama, tentang persamaan kedudukan dan kewajiban warga negara hukum
dan di muka pemerintah. Pasal 27 ayat 2 menetapkan “ segala warga negara bersama
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Dengan demikian, rumusan ini secara
prinsipil telah membuka suatu sistem yang berlainan sistem perumusan human right itu
di negara-negara barat, yang hanya menyebut hak tanpa ada kewajiban di sampingnya.

3. DISKRIMINASI DAN PEMERATAAN

Dalam kehidupan masyarakat, ada sesuatu yang dihargai, yaitu kekayaan,


kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Penempatan orang-orang kedalam
suatu lapisan di dalam sistem pelapisan sosial bukanlah menggunakan dasar yang
tunggal melainkan bersifat komulatif.
Pelapisan sosial dapat terjadi dengan sendirinya, itu sesuai dengan kondisi
anggota masyarakat, yang aktif dalam memenuhi kabutuhan hidupnya dan bernasib
baik. Sebaliknya bagi anggota masyarakat yang malas dan nasibnya kurang
menguntungkan, mereka biasannya menempati lapisan sosial bawah.
Kriteria yang dipergunakan untuk menggolongkan anggota masyarakat dalam
lapisan masyarakat, antara lain adalah sebagai berikut:

5
a. Ukuran kekuasaan

Anggota masyarakat yang memegang kekuasaan dan mempunyai wewenang terbatas


akan menempati lapisan yang tinggi dalam lapisan sosial masyarakat.

b. Ukuran kekayaan

Anggota masyarakat terkaya menduduki lapisan masyarakat.

c. Ukuran kehormatan

Dalam masyarakat tradisional orang-orang yang disegani dan dihormati akan


menempati lapisan atas. Ukuran kehormatan biasanya tidak ada kaitannya dengan
kekayaan dan kekuasaan.

d. Ukuran ilmu pengetahuan atau pendidikan

Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan atau masyarakat yang maju,
ilmu pengetahuan dipergunakan sebagai salah satu dasar pembentukan lapisan sosial.

Kriteria di atas tidaklah bersifat mutlak karena masih ada kriteria lainnya. Akan tetapi, kriteria
itu paling banyak digunakan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial.

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesimpulan Dari makalah ini adalah bahwa manusia memiliki persamaan derajat di
mata hukum serta memiliki hak dan kewajiban yang sama di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Mawardi, Ir. Hidayati Nur

Anda mungkin juga menyukai