Anda di halaman 1dari 1

TUGAS SEJARAH A.

28 Oktober 2020
Nabilla Febby Ulfiando
XI IPS 2

1. Perlawanan Rakyat Maluku terhadap VOC


Latar Belakang
Datangnya Belanda pada abad ke-17 membuat mencetusnya persaingan Belanda dengan Portugis. Pada tahun 1605, Belanda dapat menjatuhkan
dominasi Portugis dan menduduki benteng Portugis di Ambon dan melakukan pengusiran Portugis dari Maluku. Kemudian, merasa saingannya sudah
tidak ada, Belanda membuat kesewenang-wenangan di Maluku. Beberapa di antaranya:
 Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi berupa rempah-rempah kepada VOC.
 Diterapkannya hak ekstirpasi oleh Belan da yaitu hak untuk menebang tanaman rempah-rempah agar harga tetap terjaga dan ketika harga
rempah-rempah di pasaran meningkat maka secara serentak diwajibkan menanam rempah-rempah.
 Pelayaran Hongi atau patroli laut, merupakan gagasan dari Frederick de Houtman, yang menjadi gubernur pertama Ambon ketika itu.
Pelayaran Hongi dilakukan bertujuan mencegah adanya perdagangan gelap dan seluruh Maluku diawasi dalam hal monopoli
perdagangannya.
Proses
Pada akhir abad ke-18 perlawanan yang dasyat datang dari Teidore untuk mengguncang dominasi VOC. Hal tersebut terjadi karena tipu muslihat
Belanda sehingga seolah-olah Tidore memiliki hutang besar kepada VOC dan diharuskan menyerahkan daerahnya kepada VOC. Namun, Tidore
memilih mengangkat senjata daripada harus memenuhi membayar todongan hutang dari VOC.
Tahun 1780, terjadi kebangkitan rakyat Tidore di bawah pimpinan Sultan Nuku. Kebangkitan tersebut membuahkan hasil pengusiran VOC keluar
dari Maluku. Selain itu, Sultan Nuku dapat mempersatukan Ternate dan Tidore.
Akhir Perlawanan
Setelah meninggalnya Sultan Nuku (1805), tidak ada perlawanan yang kuat, sekuat ketika dipimpin Sultan Nuku, akibatnya VOC kembali
menduduki Maluku. Kesewenang-wenangan VOC mulai lagi ditemukan di daerah-daerah di Maluku.

2. Perlawanan Mataram terhadap VOC


· Latar Belakang
Di Jawa, keberhasilan VOC menguasai Batavia membuatnya ingin merambah kekuasaannya ke daerah lain. VOC merambahkan pengaruhnya ke
kerajaan-kerajaan di Jawa. Salah satu kerajaan yang mendapatkan gempuran pengaruh VOC adalah kerajaan Mataram.
Proses
Kerajaan Mataram dipimpin oleh Sultan Agung. Pada masa kepemimpinan Sultan Agung, kerajaan Mataram berada pada puncak kejayaannya (tahun
1613-1645). Sultan Aagung memunyai niat untuk mempersatukan kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa di bawah kekuasaan Mataram. Namun, kedatangan VOC-
lah yang menjadi “tembok” penghambat kerajaan Mataram, yang dipimpin oleh Sultan Agung. Disamping itu, monopoli perdagangan yang dilakukan VOC
membuat rakyat menderita. Penerapan monopoli perdagangan oleh VOC, perdagangan Mataram di Malaka terganggu oleh kehadiran Belanda,
dan keinginan Mataram mengusir VOC yang menjadi alasan perlawanan Mataram di bawah kepemimpinan Sultan Agung untuk melancarkan serangannya
melawan VOC.
Ada dua kali penyerangan Mataram terhadap VOC:
1) Pertama, tahun 1628, yang ditandai dengan penyerangan Mataram ke benteng Hollandia. Pada penyerangan pertama ini Tumenggung Baurekso
dan putranya gugur dalam pertempuran. Pertempuran ini menggunakan tantik dengan membendung Sungai Ciliwung. Pada penyerangan ini,
Sultan Agung beserta pasukan mengalami kegagalan. Kegagalan yang dialami dijadikan semangat untuk membuat penyerangan yang lebih hebat
lagi di penyerangan kedua.
2) Kedua, tahun 1629, Mataram melakukan penyerangan ke Batavia dengan persenjataan yang lebih hebat. Di antaranya menggunakan meriam dan
senjata api, pasukan berkuda dan beberapa gajah, serta pengadaan makanan dengan membuat lumbung-lumbung padi di Cirebon dan Tegal.
Penyerangan kedua berhasil menghancurkan benteng Hllandia dan menewaskan J.P Coen ketika memertahankan benteng Meester Cornellis.
Banyak pasukan Mataram dan Belanda yang tewas pada penyerangan kedua ini. Karenanya, daerah yang menjadi pertempuran dinamakan Rawa
Bangke.
Akhir Perlawanan
Keberhasilan Mataram dapat dibalas oleh VOC. VOC mengalahkan Mataram dengan menghancurkan lumbung-lumbung padi di Cirebon dan Tegal dengan
cara dibakar. Akibatnya, pasukan Mataram yang menyerang VOC kesulitan pangan. Selain itu jarak antara Yogyakarta dengan Batavia, kalahnya
persenjataan, dan penyakit malaria menjadi alasan kekalahan Mataram dalam menghadapi VOC. Kegagalan yang kedua kalinya ini tidak membuat Sultan
Agung, malah membuat Sultan Agung memunyai keinginan membuat penyerangan yang ketiga. Namun, hal tersebut tidak terwujud karena tahun 1645
Sultan Agung meninggal dunia.

Anda mungkin juga menyukai