Askep ASD Atrium Septal Defect Pada Anak
Askep ASD Atrium Septal Defect Pada Anak
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di antara berbagai kelainan bawaan (congenital anomaly) yang ada, penyakit
jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan yang sering ditemukan. Di amerika
serikat, insidens penyakit jantung bawaan sekitar 8 – 10 dari 1000 kelahiran
hidup, dengan sepertiga di antaranya bermanifestasi sebagai kondisi kritis pada
tahun pertama kehidupan dan 50% dari kegawatan pada bulan pertama
kehidupan berakhir dengan kematian penderita. Di indonesia, dengan populasi
lebih dari 200 juta penduduk dan angka kelahiran hidup 2%, diperkirakan
terdapat sekitar 30.000 penderita.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan Anak
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami pengertian Atrium
Septal Defect
b. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami etiologi Atrium
Septal Defect
c. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami manifestasi klinis
Atrium Septal Defect
d. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami komplikasi Atrium
Septal Defect
e. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami pemeriksaan
diagnostik Atrium Septal Defect
C. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup makalah ini penulis membahas tentang “Asuhan
Keperawatan Pada Anak Dengan Atrium Septal Defect”.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam pembuatan makalah ini menggunakan studi
kepustakaan dan buku berhubungan dengan judul tersebut yang kiranya dapat
dijadikan panduan dalam penyusunan makalah ini.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ilmiah ini adalah dengan
menggunakan metode penyusunan yang terdiri dari 3 BAB yaitu :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan
Bab II : Tinjauan teoritis yang terdiri dari Pengertian, Anatomi
Fisiologi Kardiovaskuler, Macam-macam Defek, Etiologi,
Patofisiologi, Pathway, Manifestasi klinis, Komplikasi,
Pemeriksaan Diagnostic dan Penatalaksanaan
Bab III : Asuhan Keperawatan yang terdiri dari Pengkajian, Diagnosa
Keperawatan, Intervensi dan Evaluasi
Bab IV : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Atrium Septal Defect (ASD) adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang
(defek) pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena
kegagalan fungsi septum interatrial semasa janin. Atrial Septal Defect (ASD)
adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian
atas (atrium kiri dan atrium kanan).
Kelainan jantung ini mirip seperti Ventrikel Septal Defect (VSD), tetapi letak
kebocoran di septum antara serambi kiri dan kanan. Kelainan ini menimbulkan
keluhan yang lebih ringan dibanding VSD.
Atrial Septal Defect (ASD) adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada
sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan
yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium.
Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan
dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat
berupa defek sinus venousus di dekat muara vena kava superior, foramen ovale
terbuka pada umumnya menutup spontan setelah kelahiran, defek septum
sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum sekundum dan defek septum
primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat
antar bilik atau pada bantalan endokard.
3. Ruang Jantung
a. Atrium kanan
Berfungsi sebagai penyimpan darah yang berasal dari vena cava
superior dan inferior dan pemyalur darah dari vena – vena sirkulasi
sistemik kedalam ventrikel kanan kemudian ke paru – paru.
b. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik guna menghasilkan
kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah
kedalam arteri pulmonalis
c. Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah di oksigenisasikan dari paru –
paru melalui vena pulmonalis
d. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri meghasilkan tekanan yang tinggi untuk mengatasi
tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah ke jaringan
perifer.
4. Katup-katup Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melaui bilik-
bilik jantung. Ada 2 jenis katup jantung yaitu katup atrioventrikularis (katup
AV) yang memisahkan atrium dengan ventrikel, dan katup semilunaris
yang memisahkan arteri pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang
bersangkutan.
Katup-katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi
perubahan tekanan dan volume dalam bilik-bilik jantung dari pembuluh
darah.
C. Macam-macam Defek
Macam-macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum
terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri
sebagai tanda timbulnya sindrome Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan
aliran darah, maka pembedahan dikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa
penutupan dengan menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau dengan
menambal defek dengan sepotong dakron. Berdasarkan lokasi lubang,
diklasifikasikan dalam 3 tipe, yaitu:
D. Etiologi
Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD,
faktor – faktor tersebut diantaranya:
1. Faktor prenatal
a. Ibu menderita infeksi rubella
b. Ibu Alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 Tahun
d. Ibu menderita IDDM
e. Ibu meminum obat – obatan penenang atau jamu
2. Faktor genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
b. Ayah atau ibunya menderita penyakit jantung bawaan
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain
E. Patofisiologi
Pada kasus Atrial Septal Defect yang tidak ada komplikasi, darah yang
mengandung oksigen dari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan tetapi tidak
sebaliknya. Aliran yang melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat
ukuran dan complain dari atrium tersebut. Normalnya setelah bayi lahir complain
ventrikel kanan menjadi lebih besar daripada ventrikel kiri yang menyebabkan
ketebalan dinding ventrikel kanan berkurang. Hal ini juga berakibat volume serta
ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan meningkat. Jika complain ventrikel
kanan terus menurun akibat beban yang terus meningkat shunt dari kiri kekanan
bisa berkurang. Pada suatu saat sindroma Eisenmenger bisa terjadi akibat
penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat. Arah shunt pun bisa berubah
menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung
darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.
F. Pathway
Defek
G. Manifestasi klinis
Adapun manifestasi klinis dari Ateri Septal Defect
1. Sering mengalami infeksi saluran pernafasan
2. Dispnea (kesulitan dalam bernafas)
3. Sesak nafas ketika melaukan aktivitas
4. Jantung berdebar – debar (palpitasi)
5. Aritmia
6. Clubbing finger
H. Komplikasi
Adapun komplikasi dari Aterial Septal Defect
I. Pemeriksaan diagnostic
1. Rontgen dada
2. Ekokardiografi
3. Doppler berwarna
4. Ekokardiografi trans esophageal
5. Kateterisasi jantung
6. MRI dada
7. Foto thorax
J. Penatalaksanaan
1. Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada saat anak berusia 5-10 tahun.
Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru, dan bila terjadi
sindrome Eisenmenger, umumnya menunjukkan prognosis buruk.
2. Amplazer Septal Ocluder
3. Sadap jantung (bila diperlukan).
BAB III
A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
Bukti penambahan BB yang buruk, makan buruk, intoleransi aktivitas,
postur tubuh tidak umum, atau infeksi saluran pernapasan yang sering.
Observasi anak terhadap manifestasi ASD Pada Bayi.
a. Dispnea, khususnya setelah kerja fisik seperti makan, menangis,
mengejan
b. Keletihan
c. Pertumbuhan dan perkembangan buruk (gagal tumbuh)
Sebagian anak menderita KJB dapat tumbuh dan berkembang secara
normal. Pada kasus yang spesifik seperti VSD, ASD dan TF,
pertumbuhan fisik anak terganggu, terutama berat badannya. Anak
kelihatan kurus dan mudah sakit, terutama karena mengalami infeksi
saluran pernapasan. Sedangkan untuk perkembangannya yang sering
mengalami gangguan adalah aspek motoriknya.
d. Pola Aktivitas
Anak-anak yang menderita TF sering tidak dapat melaksanakan
aktivitas sehari-hari secara normal. Apabila melakukan aktivitas yang
membutuhkan banyak energi, seperti berlari, bergerak, berjalan-jalan
cukup jauh, makan/minum yang tergesa-gesa, menangis atau tiba-tiba
jongkok (squating), anak dapat mengalami serangan sianosis. Hal ini
dimaksudkan untuk memperlancar aliran darah ke otak. Kadang-kadang
tampak pasif dan lemah, sehingga kurang mampu untuk melaksanakan
aktivitas sehari-hari dan perlu dibantu
2. Lakukan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan yang mendetail terhadap
jantung.
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen
3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidak
adekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan; isolasi sosial.
4. Resiko tinngi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah
5. Resiko tinggi cedera (komplikasi )berhubungan dengan kondisi jantung dan
terapi
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan
penyakit jantung (ASD)
Intervensi
Intervensi
a. Berikan periode istirahat yang sering dan periode tidur tanpa gangguan
b. Anjurkan prmainan dan aktivitas tenang
c. Bantu anak memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi, dan
kemampuan.
d. Hindari suhu lingkungan yang ekstrem karena hipertermia atau
hipotermia meningkatkan kebutuhan oksigen
e. Implementasikan tindakan untuk menurunkan ansietas
f. Berespon dengan segera terhadap tangisan atau ekspresi lain dari strees
Intervensi
a. Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan yang
adekuat
b. Pantau tinggi dan brat badan; gambarkan pada grafik pertumbuhan untuk
menentukan kecendrungan pertumbuhan
c. Dapat memberikan suplemen zat besi untuk mengatasi anemia, bila di
anjurkan
d. Dorong aktivitas yang sesuai usia.
e. Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama terhadap
sosialisasi seperti anak yang lain.
f. Izinkan anak menata ruanganya sendiri dan batasan aktivitas karena anak
akan beristirahat bila lelah.
Intervensi
2) Toksisitas digoksin
a) Muntah (tanda paing dini)
b) Mual
c) Anoreksia
d) Bradikardi
Intervensi :
a. Diskusikan dengan orang tua dan anak (bila tepat) tentang ketakutan
mereka dan masalah defek jantung dan gejala fisiknya pada anak karena
hal ini sering menyebabkan ansietas/rasa takut.
b. Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak selama
hospitalisasi untuk memudahkan koping yang lebih baik di rumah.
D. Evaluasi
a. Proses : langsung setalah setiap tindakan
b. Hasil : tujuan yang diharapkan
1. Tanda-tanda vital anak berada dalam batas normal sesuai dengan usia
2. Anak berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang sesuai dengan usia
3. Anak bebas dari komplikasi pascabedah
BAB IV
PENUTUP
B. Saran
Bagi pembaca di sarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan
jantung ASD/ VSD Sehingga dapat di lakukan upaya-upaya yang bermanfaat
untuk menanganinya secara efektif dan efisien .