Bursa Saham Global Anjlok, IHSG Sesi I Turun 2,15% ke Level 5.517
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama, Jumat (6/3) anjlok 121,13 poin atau 2,15% ke level
5.517. Penurunan indeks dalam negeri sejalan anjloknya bursa saham Asia dan global. Dari bursa saham di kawasan Asia
hingga pukul 12.30 WIB, indeks Nikkei 225 memimpin dengan terkoreksi 2,93%, kemudian Kospi turun 2,37%, Hang Seng
turun 2,15%, Straits Times turun 1,76%, serta Shanghai Composite turun 0,98%.
Koreksi bursa saham Asia juga didorong oleh anjloknya bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street. Indeks Dow Jones
ditutup turun 3,58%, lalu S&P 500 turun 3,39%. Terakhir, sedangkan Nasdaq turun hingga 3,1%. Direktur Riset dan
Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, anjloknya pasar saham global masih
dipengaruhi sentimen virus corona, serta ditambah dengan ketegangan antara Turki dan Rusia terkait gencatan senjata di
Suriah, sehingga pasar saham dan pasar obligasi dalam negeri akhir pekan ini diramal bakal terkapar. "Kami melihat
volatilitas yang terjadi di dalam negeri juga masih cukup tinggi. Oleh sebab itu, kami melihat hari ini masih akan terjadi
koreksi," kata Nico.
Hingga penutupan sesi pertama, total hanya ada 85 emiten yang sahamnya bergerak di zona hijau, berbanding terbalik
dengan 267 saham yang bergerak di zona merah. Sementara, 106 saham sisanya stagnan. Total ada 2,48 miliar unit saham
yang diperdagangkan dengan total nilai transaksi senilai Rp 2,4 triliun. Sejalan dengan penurunan indeks, investor asing
pun tercatat melakukan aksi jual dengan nilai bersih Rp 243,11 miliar di pasar reguler. Sementara di pasar negosiasi dan
tunai, investor asing tercatat jual dengan nilai bersih Rp 59,99 miliar. Sehingga di seluruh pasar total jual bersih investor
asing mencapai Rp 303,1 miliar.
Salah satu sektor yang tercatat turun pada perdagangan sesi pertama hari ini yaitu sektor finansial sebesar 2,63%.
Beberapa saham yang tercatat turun di antaranya Bank Negara Indonesia (BBNI) turun sebesar 5,5% menjadi Rp 6.450 per
saham. Kemudian Bank Mandiri (BMRI) turun 4,28% menjadi Rp 7.275 per saham, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun
2,89% menjadi Rp 4.030 per saham, serta Bank Central Asia (BBCA) turun 2,88% menjadi Rp 31.250 per saham.
Covid-19: angka kematian adalah 0,66% dan meningkat dengan bertambahnya usia, menurut penelitian
Tingkat kematian keseluruhan dari covid-19 diperkirakan adalah 0,66%, meningkat tajam menjadi 7,8% pada orang berusia
di atas 80 dan menurun menjadi 0,0016% pada anak-anak berusia 9 tahun ke bawah. Perkiraan tersebut, yang dihitung
oleh para peneliti di Inggris, menggunakan data agregat tentang kasus dan kematian di Cina daratan. Namun, tidak seperti
penelitian lainnya, mereka menyesuaikan untuk kasus yang tidak terdiagnosis dan jumlah orang di setiap kelompok umur
suatu populasi.
Tim menemukan bahwa hampir satu dari lima orang yang berumur di atas 80 yang terinfeksi covid-19 mungkin akan
memerlukan rawat inap, dibandingkan dengan orang di bawah umur 30, yang hanya sekitar 1%. Mereka juga
memperkirakan bahwa waktu rata-rata antara seseorang yang menunjukkan gejala dan meninggal adalah 17,8 hari,
sementara pemulihan dari penyakit diperkirakan memakan waktu sedikit lebih lama, dengan pasien yang dikeluarkan dari
rumah sakit setelah rata-rata 22,6 hari.
Makalah yang diterbitkan dalam Lancet Infectious Diseases dan didanai oleh Medical Research Council UK, menganalisis
data dari 3.665 kasus covid-19 di Cina daratan untuk memperkirakan tingkat terserang virus di antara kelompok usia yang
berbeda. Dilaporkan bahwa 0,04% dari orang berusia 10-19 tahun mungkin akan memerlukan perawatan di rumah sakit -
seperti juga 1,0% orang berusia 20-an, 3,4% orang berusia 30-39 tahun, 4,3% berusia 40-49 tahun, 8,2% berusia 50-59
tahun, 11,8% di usia 60-an, 16,6% di usia 70-an, dan 18,4% di atas 80.
Untuk tingkat fatalitas kasus, tim menganalisis 70.117 laboratorium yang dikonfirmasi dan secara klinis mendiagnosis
kasus di Cina daratan, bersama dengan 689 kasus positif di antara orang yang dievakuasi dari Wuhan dengan penerbangan
repatriasi. Dengan menggunakan jumlah kasus dan kematian yang dikonfirmasi, para peneliti melaporkan "rasio fatalitas
kasus kasar" di Cina adalah 3,67%. Namun, setelah disesuaikan dengan demografi dan berbagai hal lainnya, mereka
memperkirakan rasio fatalitas kasus (persentase orang dengan penyakit simptomatik atau yang dikonfirmasi meninggal
karena penyakit ini) di Cina adalah sebesar 1,38%. Mereka kemudian memperkirakan rasio fatalitas infeksi (persentase
semua orang (di seluruh dunia) yang terinfeksi yang meninggal karena penyakit ini, termasuk mereka yang hanya
menderita gejala ringan) adalah 0,66%.
(Catatan: grafik di atas merupakan grafik tingkat kematian berdasarkan umur (0-
80+), riwayat penyakit (kardiovaskular, diabetes, penyakit pernafasan
hipertensi, dan tidak berpenyakit), dan jenis kelamin (lelaki dan perempuan))
12. Data yang sama-sama ada dalam bacaan dan juga dalam grafik, tetapi TIDAK SESUAI antara keduanya adalah ….
a. tingkat kematian
b. tingkat penyebaran virus
c. riwayat penyakit
d. jenis kelamin penderita
e. tingkat kebutuhan rawat inap
13. Bila tingkat penyebaran virus covid-19 tinggi, pernyataan yang PALING MUNGKIN TERJADI adalah ….
a. Tingkat terserangnya penyakit lain meningkat
b. Virusnya akan lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan
c. Orang muda akan lebih mudah terjangkit daripada orang tua
d. Banyak rumah sakit yang akan kewalahan menghadapi pasien
e. Rasio fatalitas kasus tidak berubah sama sekali
14. Berdasarkan bacaan, berapa persen kemungkinan orang yang berumur di atas 80 memerlukan rawat inap?
a. 7,8%
b. 18,4%
c. 20%
d. 50-80%
e. tidak diketahui
15. 9, 3, 6, 6, X, 3.
Jika angka 0 dilewati/ tidak dipakai dalam pola tersebut, angka yang paling sesuai untuk melengkapi pola bilangan di
atas adalah ….
a. -6
b. -3
c. 6
d. 3
e. 9