045dhia Istiqomahdiv TLM B Tk. 1laporan Praktikum Biokimia Molisch and Benedict
045dhia Istiqomahdiv TLM B Tk. 1laporan Praktikum Biokimia Molisch and Benedict
B. LANDASAN TEORI
7. Larutan sukrosa 1%
8. Reagent Molisch
9. H2SO4 pekat
D. PROSEDUR KERJA
1. Alat dan bahan disiapkan dengan baik dan meja kerja dalam keadaan
bersih;
2. Tabung reaksi diisi larutan sampel yang aka diteliti sebanyak 2 ml;
3. Ditambahkan dua tetes reagen molisch ke dalam tabung-tabung reaksi
yang berisi larutan sampel lalu diaduk dengan baik;
4. Asam sulfat pekat dipipet sebanyak 5 ml di lemari asam dan ditambahkan
ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi sampel dan reagen molisch
melalui dinding-dinding tabung reaksi dengan perlahan sampai terbentuk
cincin berwarna ungu.
E. HASIL PENGAMATAN
Larutan Hasil Pengamatan
No yang Cara Kerja
Diuji Sebelum Sesudah
Amilum 2ml
+
P. Molisch 2
1. Amilum tetes
+
𝐻2 𝑆𝑂4 pekat
5ml
Jernih Terdapat cincin
berwarna ungu
Fruktosa 2ml
+
P. Molisch 2
2. Fruktosa tetes
+
𝐻2 𝑆𝑂4 pekat
5ml
Jernih Terdapat cincin
berwarna ungu
Galaktosa
2ml
+
P. Molisch 2
3. Galaktos
tetes
+
𝐻2 𝑆𝑂4 pekat
Terdapat cincin
5ml Jernih berwarna ungu
Glukosa 2ml
+
P. Molisch 2
4. Glukosa tetes
+
𝐻2 𝑆𝑂4 pekat
5ml
Terdapat cincin
Jernih berwarna ungu
Laktosa 2ml
+
P. Molisch 2
5. Laktosa tetes
+
𝐻2 𝑆𝑂4 pekat Terdapat cicin
5ml Jernih
berwarna ungu
Maltosa 2ml
+
P. Molisch 2
6. Maltosa tetes
+
𝐻2 𝑆𝑂4 pekat
5ml Jernih Terdapat cicin
berwarna ungu
Sukrosa 2ml
+
P. Molisch 2
7. Sukrosa tetes
+
𝐻2 𝑆𝑂4 pekat Terdapat cicin
5ml berwarna ungu
Jernih
Larutan Kandungan
No Hasil Uji Molisch
Sampel Karbohidrat
Terbentuk cicin berwarna
1. Amilum +
ungu
2. Fruktosa Terbentuk cicin berwarna +
ungu
Terbentuk cicin berwarna
3. Galaktosa +
ungu
Terbentuk cicin berwarna
4. Glukosa +
ungu
Terbentuk cicin berwarna
5. Laktosa +
ungu
Terbentuk cicin berwarna
6. Maltosa +
ungu
Terbentuk cicin berwarna
7. Sukrosa +
ungu
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pecobaan pengidentifikasian
kandungan larutan yang termasuk golongan Karbohidrat dengan uji
Molisch. Berdasarkan percobaan ini dapat dilihat bahwa semua larutan
(Amilum, Fruktosa, Galaktosa, Glukosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa)
mengandung karbohidrat yang dapat dilihat dari adanya perubahan warna
dari jernih menjadi berwarna ungu bercincin. Namun, kadar warna
ungunya berbeda beda tergantung jenis larutannya.
Sebagaimana prinsip kerjanya, warna ungu ini terbentuk dari hasil
reaksi karbohidrat dengan H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksi
metil furfural dengan α-naftol akan membentuk cincin senyawa kompleks
berwarna ungu. Reaksi positif ditunjukkan dengan munculnya warna ungu
pada batas kedua cairan.
Adapun Mekanisme terbentuknya cincin ungu sebagaimana yang
dipaparkan oleh Wilujeng. Insih, 2016, bahwa pertama-tama karbohidrat
terhidrolisis oleh H2SO4 pekat menjadi monosakarida kemudian
monosakarida tersebut masih dengan H2SO4 terkondensasi membentuk
furfural yang kemudian bereaksi dengan alfanaftol sehingga membentuk
senyawa kompleks ungu (cincin ungu). Cincin ungu terbentuk akibat asam
sulfat pekat yang masuk melalui pinggir yang akan terkumpul di dasar
tabung dan lama kelamaan pada permukaan asam tadi terbentuk senyawa
kompleks ungu sehingga larutan akan terlihat menjadi tiga bagian yaitu
bagian paling bawah berwarna bening dimana larutan tersebut adalah
asam, bagian tengah berwarna ungu yang disebut sebagai cincin ungu,
dan paling atas adalah sampel yang diduga mengadung karbohidrat.
Berikut rinciannya;
1. Amilum
Amilum termasuk golongan Polisakarida yaitu karbohirdat yang
terbentuk dari banyak molekul monosakarida. Warna larutan ketika
ditambah H2SO4, 2ml Amilum mengalami reaksi positif, yang ditandai
dengan terbentuknya cincin berwarna ungu yang terlihat jelas.
2. Fruktosa
Fruktosa termasuk golongan Monosakarida yaitu karbohidrat yang
terbentuk dari satu (mono) molekul gugus gula. Warna larutan ketika
ditambah H2SO4, 2ml Fruktosa mengalami reaksi positif, yang ditandai
dengan terbentuknya cincin berwarna ungu yang terlihat jelas.
3. Galaktosa
Galaktosa termasuk golongan Monosakarida yaitu karbohidrat yang
terbentuk dari satu (mono) molekul gugus gula. Warna larutan ketika
ditambah H2SO4, 2ml Galaktosa mengalami reaksi positif dengan
kepekatan sedang, yang ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna
ungu.
4. Glukosa
Glukosa termasuk golongan Monosakarida yaitu karbohidrat yang
terbentuk dari satu (mono) molekul gugus gula. Warna larutan ketika
ditambah H2SO4, 2ml Glukosa mengalami reaksi positif dengan
kepekatan rendah, yang ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna
ungu yang kurang mencolok.
5. Laktosa
Laktosa atau gula susu merupakan golongan disakarida yaitu
karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2 molekul monosakarida.
Warna larutan ketika ditambah H2SO4, 2ml Laktosa mengalami reaksi
positif dengan kepekatan rendah, yang ditandai dengan terbentuknya
cincin berwarna ungu yang kurang mencolok.
6. Maltosa
Maltosa atau gula pati merupakan golongan disakarida yaitu
karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2 molekul monosakarida.
Warna larutan ketika ditambah H2SO4, 2ml Maltosa mengalami reaksi
positif, yang ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu yang
kurang mencolok.
7. Sukrosa
Sukrosa atau gula tebu merupakan disakarida yaitu karbohidrat yang
terbentuk dari kondensasi 2 molekul monosakarida. Warna larutan
ketika ditambah H2SO4, 2ml Sukrosa mengalami reaksi positif, yang
ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu yang terlihat jelas.
G. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kandungan karbohidrat pada suatu bahan pangan dapat diketahui
dengan melakukan pengujian, salah satunya dengan uji molish.
2. Prinsip dari metode uji molish adalah untuk mengidentifikasi adanya
karbohidrat. Reagent yang digunakan adalah pelarut molish dan asam
sulfat.
3. Amilum, Fruktosa, Galaktosa, Glukosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa
dengan ditambahkan pelarut molish dan asam sulfat dapat membentuk
cincin berwarna ungu. Hal ini menandakan larutan tersebut mengandung
karbohidrat.
H. DAFTAR PUSTAKA
J. LANDASAN TEORI
P. benedict
5ml
+
1. Amilum Amilum 8
tetes
+
Panaskan
Biru muda Biru muda
P. benedict
5ml
+
2. Fruktosa Amilum 8
tetes
+
Panaskan Biru muda Oranye
P. benedict
5ml
+
3. Galaktosa Amilum 8
tetes
+
Coklat
Panaskan Biru muda
P. benedict
5ml
+
4. Glukosa Amilum 8
tetes
+
Panaskan Biru muda Merah bata
P. benedict
5ml
+
5. Laktosa Amilum 8
tetes
+
Biru muda Coklat
Panaskan
P. benedict
5ml
+
6. Maltosa Amilum 8
tetes
+
Panaskan Biru muda Coklat
P. benedict
5ml
+
7. Sukrosa Amilum 8
tetes
+ Biru muda
Panaskan Biru muda
Larutan
No Hasil Uji Benedict Hasil
Sampel
1. Amilum Biru muda -
2. Fruktosa Oranye +
3. Galaktosa Coklat +
4. Glukosa Merah bata +
5. Laktosa Coklat +
6. Maltosa Coklat +
7. Sukrosa Biru muda -
N. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pecobaan pengidentifikasian
kandungan larutan yang termasuk golongan Karbohidrat dengan uji
Benedict. Berdasarkan percobaan ini dapat dilihat bahwa larutan (Amilum,
Fruktosa, Galaktosa, Glukosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa) dapat
mengandung karbohidrat terjadi perubahan warna setelah pemanasa dari
biru muda menjadi berwarna merah bata, oranye ataupun coklat.
Perbedaan warna yang lebih pekat menunjukkan bahwa kadar gula
(karbohidrat) pereduksi tinggi.
Sebagaimana prinsip kerjanya, yang dipaparkan oleh Kusbandari.
Aprilia, 2015. Bahwa gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi
yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O
dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O.
Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada
reagen Benedict. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang
menandakan adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yang
terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada
konsentrasi gula reduksinya. semakin berwarna merah bata maka gula
reduksinya semakin banyak.
Dari percobaan ini kita dapat mengetahui bahwa Fruktosa,
Galaktosa, Glukosa, Laktosa, dan Maltosa mengandung gula pereduksi
(Karbohidrat), sedangkan Amilum dan Sukrosa tidak mengandung gula
pereduksi. Hal ini terjadi karena Sukrosa mengandung lebih banyak
monosakrida yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa
sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi
keton, sehingga tidak bersifat pereduksi dan mengakibatkan tidak dapat
melakukan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang nantinya mengendap sebagai
Cu2O berwarna merah bata.
O. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kandungan karbohidrat pada suatu bahan pangan dapat diketahui
dengan melakukan pengujian, salah satunya dengan uji benedict.
2. Prinsip dari metode uji benedict adalah untuk mengidentifikasi adanya
karbohidrat. Reagent yang digunakan adalah pelarut benedict dan
melakukan pemanasan
3. Fruktosa, Galaktosa, Glukosa, Laktosa, dan Maltosa dengan
ditmasukkan ke pelarut benedict lalu dipanaskan akan mengakibatkan
perubahan warna dari biru muda menjadi merah bata, oranye dan coklat.
Hal ini menandakan larutan tersebut mengandung karbohidrat.
P. DAFTAR PUSTAKA