1. Pengertian Etika Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu Ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat yang biasa. Ethikos berarti
susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik. K Bertens dalam buku etikanya menjelaskan
lebih jelas lagi. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan, adat;
akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak artinya adalah adat kebiasaan.
Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik
pada diri seseorang atau kepada masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan
dari satu generasi ke generasi lain.
Pengertian Etiket Etiket berasal dari bahasa Perancis yang artinya aturan sopan santun dan tata
cara pergaulan yang baik antar sesama manusia (Uno, 2005). Biasanya orang yang mengerti,
menghayati, dan menerapkan etiket akan lebih berhasil dalam pergaulan dan pekerjaan. Etiket
adalah perangkat operasional, yang didasari etika. Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun
atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antar kelompok manusia yang berada dalam
pergaulan. Etiket mengajarkan kita memelihara hubungan baik, memikirkan kepentingan dan
keinginan orang lain. Kata Etiket berasal dari bahasa Perancis etiquette yang berarti aturan sopan
santun dan tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Etiket mengajarkan kita untuk
memelihara hubungan baik, bahkan memikirkan kepentingan dan keinginan orang lain.
Perbedaan etika dan etiket adalah sebagai berikut.
Etika
Etika Berarti falsafah moral dan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila,
dan agama. Etika adalah ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan, atau adat
kebiasaan dimana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat
kenilaian kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan (anonymous, 2008).
1. Selalu berlaku walaupun tidak ada saksi mata.
Contoh : larangan untuk mencuri tetap ada walaupun tidak ada yang melihat kita mencuri.
2. Bersifat jauh lebih absolut atau mutlak.
Contoh : “Jangan Mencuri” adalah prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
3. Memandang manusia dari segi dalam.
Contoh : Walaupun bertutur kata baik, pencuri tetaplah pencuri. Orang yang berpegang teguh pada
etika tidak mungkin munafik.
4. Memberi norma tentang perbuatan itu sendiri.
Contoh : Mengambil barang milik orang lain tanpa izin orang tersebut tidak diperbolehkan.
Etiket
Etiket adalah perangkat operasional, yang didasari etika. Etiket adalah suatu sikap seperti sopan
santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antar kelompok manusia yang berada dalam
pergaulan. Etiket mengajarkan kita memelihara hubungan baik, memikirkan kepentingan dan
keinginan orang lain.
1. Hanya berlaku dalam pergaulan. Etiket tidak berlaku saat tidak ada orang lain atau saksi mata
yang melihat.
Contoh : Sendawa di saat makan melakukan perilaku yang dianggap tidak sopan. Namun, hal itu
tidak berlaku jika kita makan sendirian, kemudian sendawa dan tidak ada orang yang melihat
sehingga tidak ada yang beranggapan bahwa kita tidak sopan.
2. Bersifat relatif.
Contoh : Yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan bisa saja dianggap sopan dalam
kebudayaan lain.
3. Hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja.
Contoh : Banyak penipu dengan maksud jahat berhasil mengelabui korbannya karena penampilan
dan tutur kata mereka yang baik.
4. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan oleh manusia.
Misalnya : Memberikan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan tangan kanan.
2. Sikap berasal dari kata attitude. Attitude adalah kecenderungan individu untuk merespon dengan
cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial (Gerungan, 2004).
Profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang dimiliki seseorang.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2002), Profesional artinya berhubungan
dengan profesi dan membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan keahliannya.
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup
dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang
profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu
atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang
lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk
mengisi waktu luang.
3. Manajer
Manajer bekerja dengan sistem ideologi yang lama, menganut asas wait and see mengambil
keputusan dengan justifikasi lengkap (cenderung lamban), menghindari resiko, menunggu
perintah dan telepon, cenderung mengamankan karir pribadinya manager professional
hanyalah sebuah tuntutan pekerjaan menjalani semuanya di zona nyaman .
Pemimpin (leader)
Pemimpin bergerak mengubah haluan, mengajak bawahannya keluar dari belenggu-
belenggu lama, memasuki dunia baru dan melompat ke kurva kedua. Pantang menunggu,
lebih suka see and do atau see and action, mengangkat telepon dan memberi perintah,
menggerakkan ke bawah, mengarahkan atasan dan mengendalikan ritme. Menciptakan
retakan-retakan baru dan menantang bawahannya dengan gagasan-gasanan baru, dan terbuka
terhadap gagasan yang lebih baik Menurut Rhenald Khasali, ‘Leader’ mengubah haluan
perusahaan.
Cracker
Cracker berada di atas pemimpin. Cracker tidak sekedar mengubah haluan organisasi atau
perusahaan tetapi membongkar industri mereka adalah inventor atau penemu, seperti Tomas
Alva Edison, Bill Gate, Einstain. Mereka mampu mengubah warna -warna industri Menurut
Rhenald Khasali, ‘Leader’ mengubah haluan perusahaan sedangkan ‘cracker’ mengubah
wajah industry. seorang cracker haruslah kreatif membuat gebrakan - gebrakan yang belum
atau tidak pernah terpikirkan oleh orang lain mencari solusi – solusi terbaik dalam setiap
masalah mencari terobosan – terobosan, dll.
Peribahasa Tinghoa: dibalik setiap orang yang handal selalu ada orang orang
handal lainnya, satu adalah jumlah yang telalu sedikit untuk mencapai kebesaran
(Makwell, 2002) Seperti telah diungkapkan dalam contoh kasus diatas, untuk mencapai
tujuan dan cita cita seseorang tidak akan berhasil dengan hebat bila bekerja sendiri.
Kemampuan satu orang sangat terbatas. Setiap orang memiliki keunikan yang
berbeda satu sama lain, dan keunikan itu yang menjadi kekuatan orang tersebut.
Sebuah tujuan besar membutuhkan dukungan sebagai potensi yang saling melengkapi.
Untuk itulah dibutuhkan bantuan tim yang terdiri dari beberapa orang yang tepat yang
bekerja sama bersama sama. Misalnya:
Musik yang indah dan enak didengar adalah musik yang dihasilkan dari
bunyi dari berbagai alat musik yang berbeda, yang berpadu secara harmonis
memainkan lagu-lagu yang indah. Alat music drum atau perkusi bila dibunyikan
secara sendiri, tidak akan menghasilkan lagu apapun, alat biola, meskipun
dapat menghasilkan lagu, akan lebuh indah dan enak didengar bersama alat
musik alirannya. Seperti gitar, drum, bass, piano dan lainnya, bunyi yang
karena dihasilkan oleh lebih dari satu alat musik saja. Mekipun bekerja
sama menghasilkan musik yang hebat, setiap alat musik memiliki keunikan,
bunyi yang berbeda satu sama lain, masing masing memainkan perannya sesuai
organisasi lainnya. Pemimpin memiliki peran dan tanggung jawab dalam hal-hal
sebagai berikut:
Pengambilan keputusan
Dalam pencapaian tujuan, banyak hal yang harus dilakukan dan banyak hal
yang harus diputuskan untuk dilakukan atau tidak, untuk dilakukan terlebih
realistis, sesuai keampuan organisasi dan tujuan yang ingin dicapai. Seorang
yaitu memcat salah satu anak buahnya yang tidak berprestasi bahkan
cenderung merugikan perushaan. Tetapi dipihak lain dia juga merasa kasihan
Mungkin lebih baik memindahkan si anak buah kebagian lain yang lebh
Melakukan pengawasan
penyelesaisan masalah.
Melakukan evaluasi
perbaikan. Hasil evaluasi perlu disampaikan kepada para anggota. Bagi para
contoh: pada dinding sebuah rensotran cepat saji terpampang seorang foto
karyawan yan bertuliskan” the best staff ofthe week”. Cara ini merupakan
penghargaan bagi karyawan tersebut yang bisa saja berganti pada minggu
serupa.
5. Pengertian korupsi?
Korupsi dan koruptor berasal dari bahasa latin corruptus, yakni berubah dari
kondisi yang adil, benar dan jujur menjadi kondisi yang sebaliknya. Sedangkan
kata corruptio berasal dari kata kerja corrumpere, yang berarti busuk, rusak,
disuap.
publik untuk keuntungan pribadi (the abuse of public office for private gain).
korupsi melibatkan perilaku oleh sebagian pegawai sektor publik dan swasta,
dimana mereka dengan tidak pantas dan melawan hukum memperkaya diri
mereka sendiri dan atau orang-orang yang dekat dengan mereka, atau membujuk
Tindak pidana korupsi dalam berbagai bentuk mencakup pemerasan, penyuapan dan
gratifikasi pada dasarnya telah terjadi sejak lama dengan pelaku mulai dari pejabat negara
sampai pegawai yang paling rendah. Korupsi pada hakekatnya berawal dari suatu
kebiasaan (habit) yang tidak disadari oleh setiap aparat, mulai dari kebiasaan menerima
upeti, hadiah, suap, pemberian fasilitas tertentu ataupun yang lain dan pada akhirnya
kebiasaan tersebut lama-lama akan menjadi bibit korupsi yang nyata dan dapat
1. Penyuapan (bribery) mencakup tindakan memberi dan menerima suap, baik berupa uang
maupun barang.
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang mengelola sumber daya tersebut, baik berupa
dana publik atau sumber daya alam tertentu.
3. Fraud, merupakan suatu tindakan kejahatan ekonomi yang melibatkan penipuan (trickery
4. Extortion, tindakan meminta uang atau sumber daya lainnya dengan cara paksa atau
Jenis korupsi yang lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh reformasi, M.
Amien Rais yang menyatakan sedikitnya ada empat jenis korupsi, yaitu (Anwar,
2006:18):
1. Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha kepada
penguasa.
kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau UU yang menguntungkan
Diantara model-model korupsi yang sering terjadi secara praktis adalah: pungutan liar,
Jeremy Pope (2007: xxvi) mengutip dari Gerald E. Caiden dalam Toward a General
mencuri.
3. Penggunaan uang yang tidak tepat, pemalsuan dokumen dan penggelapan uang,
dana.
5. Menipu dan mengecoh, memberi kesan yang salah, mencurangi dan memperdaya,
memeras.
7. Tidak menjalankan tugas, desersi, hidup menempel pada orang lain seperti benalu.
10. Menggunakan informasi internal dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi;
11. Menjual tanpa izin jabatan pemerintah, barang milik pemerintah, dan surat izin
pemrintah.
12. Manipulasi peraturan, pembelian barang persediaan, kontrak, dan pinjaman uang.
13. Menghindari pajak, meraih laba berlebih-lebihan.
15. Menerima hadiah, uang jasa, uang pelicin dan hiburan, perjalanan yang tidak pada
tempatnya.
19. Menyalahgunakan stempel dan kertas surat kantor, rumah jabatan, dan hak istimewa
Jabatan.
6. Faktor –faktor penyebabnya bisa dari internal pelaku – pelaku korupsi dan juga bisa
berasal dari situasi lingkungan yang kondusif untuk melakukan korupsi (faktor
eksternal).
Dengan demikian secara garis besar penyebab korupsi dapat dikelompokkan menjadi
Faktor Internal, merupakan faktor pendorong korupsi yang berasal dari dalam diri setiap
Sifat tamak merupakan sifat yang berasal dari dalam diri setiap individu. Hal itu terjadi
ketika seseorang mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri dan tidak pernah
Pada era-modern ini, terutama kehidupan dikota- kota besar merupakan hal yang sering
mendorong terjadinya gaya hidup konsumtif. Oleh karena itu, apabila Perilaku konsumtif
tidak di imbangi dengan pendapatan yang memadai,maka hal tersebut akan membuka
peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan demi memenuhi hajatnya. Salah
satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi.
Seseorang yang mempunyai moral lemah cenderung mudah tergoda untuk melakukan
tindakan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahan, atau
Faktor Eksternal, merupakan faktor pemicu terjadinya tindakan korupsi yang berasal
dari luar diri pelaku. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Faktor Politik
Politik merupakan salah satu sarana untuk melakukan korupsi. Hal ini dapat dilihat ketika
terjadi intrabilitas politik atau ketika politisi mempunyai hasrat untuk mempertahankan
kekuasaannya.
2. Faktor Hukum
Hukum bisa menjadi faktor terjadinya korupsi dilihat dari dua sisi, disatu sisi dari aspek
Hal lain yang menjadikan hukum sebagai sarana korupsi adalah tidak baiknya substansi
hukum, mudah ditemukan aturan – aturan yang diskrimatif dan tidak adil, rumusan yang
tidak jelas dan tegas sehingga menumbulkan multi tafsir, serta terjadinya kontradiksi dan
3.Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal itu dapat
dilihat ketika tingkat pendapat atau gaji yang tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhannya, maka seseorang akan mudah untuk melakukan tindakan korupsi demi
4. Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, tidak hanya organisasi
yang ada dalam suatu lembaga, tetapi juga sistem pengorganisasian yang ada didalam
lingkungan masyarakat.
Faktor - faktor penyebab terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi meliputi: