Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KE- 9

PENDEKATAN DALAM KONSELING


“KONSELING BEHAVIORISTIK”
Dosen Pembina: Lisa Putriani, M.Pd, Kons

DISUSUN OLEH:
NAMA : FARHAN MUHTADI
NIM : 18006259

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Pandangan Tentang Manusia
Behaviorisme memandang bahwa ketika
dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak Konsep Tingkah Laku
memiliki bakat apa-apa. Manusia akan a. Asumsi Dasar
berkembang berdasarkan stimulus yang b. Tipe-tipe Tingkah Laku
diterimanya dari lingkungan di sekitarnya. c. Variasi dalam Intensitas Perilaku
Tingkah laku pada individu dipengaruhi oleh
kepuasan dan ketidak puasan yang
diperolehnya. KONSELING SELF
(KONSELF)

Teori Kepribadian
Hakikat teori ini adalah perilakunya yang dibentuk berdasarkan hasil
pengalaman
a. Teori belajar klasik (Classical Conditioning)
b. Teori belajar operan (Operant Conditioning)
c. Teori belajar dengan mencontoh (Observasional Learning)
KONSELING BEHAVIORISTIK
A. Pandangan Tentang Manusia
Konseling Behavioral adalah salah satu dari teori-teori konseling yang ada pada saat
ini. Konseling behavioural merupakan bentuk adaptasi dari aliran psikologi behavioristik,
yang menekankan perhatiannya pada perilaku yang tampak.
Behaviorisme adalah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson
pada tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner. Behaviorisme lahir
sebagai reaksi atas psikoanalisis yang berbicara tentang alam bawah yang tidak tampak. 
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur,
dilukiskan dan diramalkan. Terapi perilaku ini lebih mengkonsentrasikan pada modifikasi
tindakan, dan berfokus pada perilaku saat ini daripada masa lampau. Belakangan kaum
behavioris lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku
manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai
pengaruh lingkungan.
Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak
memiliki bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang
diterimanya dari lingkungan di sekitarnya. Tingkah laku pada individu dipengaruhi oleh
kepuasan dan ketidak puasan yang diperolehnya.
Istilah behavioral conseling pertama sekali dikemukakan oleh Krumboltz. Ciri-
ciri utama behavioral conseling ini adalah:
1. Proses pendidikan :Konseling membantu klien mempelajari tingkah laku baru
untuk memecahkan masalahnya.
2. Teknik rakit secara individual: Dalam proses konseling, menentukan tujuan
konseling, proses asesmen,dan teknik-teknik dibangun oleh klien dengan bantuan
konselor.
3. Metodologi ilmiah: Konseling behavioral dilandasi oleh metode ilmiah dalam
melakukan assesmen dan evaluasi konseling.
Pendekatan behavioral didasari oleh pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia
yaitu pendekatan yang sistematik dan terstruktur dalam konseling. Pandangan ini melihat
individu sebagai produk dari kondisioning sosial, sedikitsekali melihat potensi individu
sebagai prosedur lingkungan. Pada awal pendekatan ini hanya mempercayai hal yang
dapat diamati dan diukur sebagaisesuatu yang sah dalam pengukuran kepribadian (radical
behaviorism), dan dikembangkan lebih lanjut yang mulai menerima fenomena yang
abstrak seperti id, ego, super ego dan ilusi. Pendekatan ini memandang perilaku yang
malajustru sebagai hasil belajar dari lingkungan secara keliru.
Pendekatan behavioral tidak mengesampingkan pentingnya hubungan klien/terapis
atau potensi klien untuk membuat pilihan-pilihan. Dari dasar pendekatan tersebut, dapat
dikemukakan beberapa konsep kunci tentang hakikat manusia sebagai berikut :
1. Tingkah laku manusia diperoleh dari belajar, dan proses terbentuknya kepribadian
adalah melalui proses kematangan dan belajar. Terbentuknya tingkah laku, baik
positif maupun negatif diperoleh dari belajar.
2. Kepribadian manusia berkembang bersama-sama dengan interaksinya dengan
lingkungannya. Interaksi yang dapat diamati antara individu dengan lingkungan,
interaksi ini ditentukan bentuknya oleh tujuan, baik yang berasal dari diri pribadi
maupun yang dipaksakan oleh lingkungan.
3. Setiap orang lahir dengan membawa kebutuhan bawaan, tetapi sebagian besar
kebutuhan dipelajari dari interaksi dengan lingkungan. Mula-mula individu banyak
tergantung pada sumber kepuasan eksternal, namun semakin matang kekuatan
penguat internal semakin penting.
4. Manusia bukanlah hasil dari conditioning sosial/kultural mereka, namun sebaliknya
manusia adalah produser (penghasil) dan hasil dari lingkungannya. Kecenderungan
saat ini adalah mengarah pada prosedur perkembangan yang nyata memberikan
pengontrolan pada diri para klien.
5. Manusia tidak lahir baik atau jahat tetapi netral, bagaimana kepribadian seseorang
dikembangkan tergantung pada interaksinya dengan lingkungan. Dengan kata lain,
dapat saja manusia menjadi baik atau sebaliknya tergantung dari bagaimana ia belajar
dalam interaksi dengan lingkungan.
6. Manusia mempunyai tugas untuk berkembang, dan semua tugas perkembang yang
harus diselesaikan dengan belajar. Hidup adalah serangkaian tugas yang dipelajari.
Keberhasilan belajar akan menimbulkan suatu kepuasan, sedangkan kegagalan
berakibat ketidakpuasan dan penolakan sosial.

B. Konsep Tentang Tingkah Laku


1. Asumsi Dasar
Terdapat tiga asumsi yang mendasari teori Skinner mengenai tingkah laku, dan
dua diantaranya termasuk dalam pandangan psikologi secara umum, dan yang satunya
lagi berkaitan dengan pengetahuan kemasyarakatan.
Asumsi pertama, adalah bahwa tingkah laku itu ditentukan oleh aturan aturan atau
hukum hukum, yang artinya adalah upaya urutan terjadinya tingkah laku dalam
kaitanya dengan suatu kejadian. Kedua; tingkah laku dapat diramalkan, artinya ada
upaya yang tidak hanya menguraikan tingkah laku, namun juga untuk memprediksi
tingkah laku yang akan tampil di masa yang akan datang. Ketiga; Tingkah laku dapat
dikontrol dan dikendalikan, dalam arti individu dapat mengantisipasi atau mengetahui
terlebih dahulu keluasan aktivitas atau perilakunya (Taufik, 2016: 192-193).
2. Tipe-tipe Tingkah Laku
Dalam memformulasikan sistem tingkah laku, Skinner membedakan dua tipe
tingkah laku, yaitu operan dan responden. Tingkah laku operan adalah apabila
organisme berbuat dalam ketiadaan rangsangan atau stimulus. Menurut Skinner
tingkah laku ini diperoleh melalui pengkondisian operan atau instrumental, dan
ditentukan oleh kejadian yang mengikuti respon, artinya dalam tingkah laku operan
konsekuensi atas hasil tingkah laku akan menentukan kecenderungan organisme
untuk mengulang atau pun menghentikan tingkah lakunya di masa yang akan datang.
Tingkah laku operan adalah bahwa organisme melakukan respon yang spesifik yang
ditimbulkan oleh stimulus yang dikenal, dan stimulus itu selalu mendahului respon,
Tingkah laku responden pada taraf yang lebih tinggi memiliki individu melalui belajar
dan dapat dikondisikan (Taufik, 2016: 193).
3. Variasi dalam Intensitas Perilaku
Menurut Skinner, terdapat variasi dalam intensitas perilaku sangat dipengaruhi
oleh sumber-sumber dari lingkungan. Sebagai contoh perilaku makan orang yang
sangat lapar dengan orang yang tidak lapar, Akan memperlihatkan perilaku yang
relatif sama, yakni makan. Hal yang membedakannya adalah dapat dilihat dari
lingkungan sekitar yang mempengaruhi perilaku makan. Misalnya orang yang sangat
lapar, namun makanan yang disajikan biasa-biasa saja muncul perilaku yang biasa
juga. Selanjutnya akan berbeda dengan perilaku makan orang yang tidak lapar, namun
makanan yang disajikan menggugah selera, maka perilaku makannya akan berlebihan
(Taufik, 2016: 193-194).
4. Penguatan dan Pembentukan Tingkah Laku
Penguatan adalah unsur penting dalam pemanipulasian perilaku. Penguatan dapat
membuat organisme mampu untuk membentuk perilaku yang diinginkan melalui
proses belajar operan. Penguatan juga tergantung pada “jadwal penguatan” atau
“aturan yang menentukan dalam keadaan bagaimana atau kapan penguatan diberikan.
Menurut Skinner terdapat dua jenis muatan yaitu muatan primer dan penguatan
sekunder (Taufik, 2016: 194).

C. Teori Kepribadian
Hakekat dari kepribadian manusia adalah perilakunya yang dibentuk berdasarkan
hasil pengalaman. Pengalaman tersebut diperoleh dari interaksi individu dengan
lingkungannya. Tidak ada manusia yang sama, karena kenyataannya manusia memiliki
pengalaman yang berbeda dalam kehidupannya. Kepribadian seseorang merupakan
cerminan dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang diterimanya.
Kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan tingkah
laku dalam hubungannnya yang terus menerus dengan lingkungannya. Dengan demikian
kepribadian dalam pandangan behavioris merupakan cerminan dari pengalamannya akibat
proses belajar. Adapun beberapa teori belajar dari behavioris tentang mekanisme
modifikasi perilaku anatara lain:
1. Teori belajar klasik (Classical Conditioning)
Eksperimen teori belajar klasik pertama kali dikemukakan oleh Ivan Pavlov
dengan anjing sebagai obyek eksperimennya. Dari hasil eksperimen tersebut dapat
diketahui bahwa suatu perilaku terjadi karena adanya asosiasi antara perilaku dengan
lingkungannya. Menurut Pavlov, lingkungan merupakan variabel tunggal penentu
tingkah laku individu. Adapun klasifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi
perilaku antara lain: Unconditioning Stimulus (UCS) yakni stimulus yang tidak
dipelajari. Conditioning Stimulus (CS) yakni stimulus yang dikondisikan (dipelajari).
menurut Pavlov ada dua hal penting yang perlu memperoleh perhatian, yaitu
organisme yang selalu berinteraksi dengqn lingkungan dan dalam interaksi itu
organisme dilengkapi dengan refleksi.
2. Teori belajar operan (Operant Conditioning)
Teori belajar operan ini mula-mula dikemukakan oleh E.L. Thorndike dan
kemudian dikembangkan oleh B.F. Skinner. Skinner menyatakan bahwa perilaku
individu akan terbentuk, dipertahankan, dikurangi dan dihilangkan jika ada
konsekuensi yang menyertainya. Konsekuensi yang dimaksud adalah ganjaran
(reinforcement) dan hukuman. Skinner melakukan eksperimennya dengan obyek tikus
dan merpati. Dari hasil penelitian tersebut memberi gambaran bahwa perilaku akan
terbentuk dan dipertahankan jika diberi ganjaran. Sebaliknya perilaku akan berkurang
dan hilang jika diberi hukuman. Secara general menurut Skinner bahwa pribadi
manusia dapat mempengaruhi tingkah lakunya melalui manipulasi lingkungan.
3. Teori belajar dengan mencontoh (Observasional Learning)
Teori belajar dengan mencontoh atau meneladani ini dipelopori oleh Albert
Bandura yang mengemukakan “social learning theory”. Menurutnya terdapat
hubungan yang saling mempengaruhi antara pribadi individu, lingkungan dan tingkah
laku manusia yang tampak. Sekali lagi yang perlu diingat dari paradigma behavioris
adalah interaksi antara individu dengan lingkungannya, sehingga proses belajar
dengan mencontoh ini sangatlah berpeluang dalam mempengaruhi tingkah laku
individu.
Teori belajar dengan mencontoh ini dapat dilakukan dengan modeling dan
vicarious. Modeling merupakan proses belajar individu dengan menirukan atau
mengulangi apa yang dilakukan oleh orang lain sebagai model dengan melibatkan
penambahan atau pengurangan tingkah laku yang diamati, menggeneralisir berbagai
pengamatan sekaligus melibatkan proses kognitif. Vicarious classical conditioning
merupakan modeling yang digabung dengan conditioning classic. Modeling ini
digunakan untuk mempelajari respon emosional. Proses vicarious classical
conditioning ini dapat dilihat dari kemunculan respon emosional yang sama dalam
diri seseorang dan respon tersebut ditujukan ke obyek yang ada didekatnya saat dia
mengamati model itu.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. 2013. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi: Alih bahasa
E.Koeswara. Bandung: PT Eresco.
Prayitno. 1998. Konseling Pancawaskita. Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP-
UNP.
Taufik. 2016. Pendekatan dalam Konseling. Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP-
UNP.
PERTANYAAN
1. Konseling behavioural merupakan bentuk adaptasi dari aliran psikologi….
a. Behavioristik
b. Sosial
c. Karir
d. Belajar
2. Istilah behavioral conseling pertama sekali dikemukakan oleh…. 
a. Sigmund Freud
b. Erikson
c. Prayitno
d. Krumboltz.
3. Apakah hakikat teori kepribadian manusia?
Jawab:
Perilakunya yang dibentuk berdasarkan hasil pengalaman. Pengalaman tersebut
diperoleh dari interaksi individu dengan lingkungannya. Tidak ada manusia yang sama,
karena kenyataannya manusia memiliki pengalaman yang berbeda dalam kehidupannya.
Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus
yang diterimanya.

4. Sebutkan konsep kunci mengenai teori behavioristik?


Jawab:
a. Tingkah laku manusia diperoleh dari belajar, dan proses terbentuknya kepribadian
adalah melalui proses kematangan dan belajar. Terbentuknya tingkah laku, baik
positif maupun negatif diperoleh dari belajar.
b. Kepribadian manusia berkembang bersama-sama dengan interaksinya dengan
lingkungannya. Interaksi yang dapat diamati antara individu dengan lingkungan,
interaksi ini ditentukan bentuknya oleh tujuan, baik yang berasal dari diri pribadi
maupun yang dipaksakan oleh lingkungan.
c. Setiap orang lahir dengan membawa kebutuhan bawaan, tetapi sebagian besar
kebutuhan dipelajari dari interaksi dengan lingkungan. Mula-mula individu banyak
tergantung pada sumber kepuasan eksternal, namun semakin matang kekuatan
penguat internal semakin penting.
d. Manusia bukanlah hasil dari conditioning sosial/kultural mereka, namun sebaliknya
manusia adalah produser (penghasil) dan hasil dari lingkungannya. Kecenderungan
saat ini adalah mengarah pada prosedur perkembangan yang nyata memberikan
pengontrolan pada diri para klien.
e. Manusia tidak lahir baik atau jahat tetapi netral, bagaimana kepribadian seseorang
dikembangkan tergantung pada interaksinya dengan lingkungan. Dengan kata lain,
dapat saja manusia menjadi baik atau sebaliknya tergantung dari bagaimana ia belajar
dalam interaksi dengan lingkungan.
f. Manusia mempunyai tugas untuk berkembang, dan semua tugas perkembang yang
harus diselesaikan dengan belajar. Hidup adalah serangkaian tugas yang dipelajari.
Keberhasilan belajar akan menimbulkan suatu kepuasan, sedangkan kegagalan
berakibat ketidakpuasan dan penolakan sosial.

Anda mungkin juga menyukai