Anda di halaman 1dari 36

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Pada Ny.”Y” GI P0000 Ab000 Uk 28 minggu T/H Dengan Letak


Sungsang Di Praktik Mandiri Bidan “Gusti Ayu” Dawuhan Lor
Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang

DI SUSUN OLEH :

NUR AZIZAH

NIM : 15301.11.19079

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG

PROBOLINGGO
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.”Y” GI P0000
Ab000 Uk 28 minggu T/H Dengan Letak Sungsang telah disetujui
untuk dipertahankan pada seminar Praktik Klinik Kebidanan

Tanggal

Disusun Oleh :
NUR AZIZAH
NIM : 15301.11.19079

Pembimbing Akademik Praktik Pembimbing Wahana

Wahida Yuliana.,SST.,M.Keb Gusti Ayu Candra.,SST


NIDN.07129078902

LEMBAR PENGESAHAN

i
Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.”Y” GI P0000
Ab000 Uk 28 minggu Dengan Letak Sungsang telah disetujui untuk
dipertahankan pada seminar Praktik Klinik Kebidanan

Tanggal

Disusun OLEH :
NUR AZIZAH
NIM : 15301.11.19079

Penguji I

Nova Hikmah.,SST.,M.Kes
NIDN.0712018501

KATA PENGANTAR

ii
Alhamdulillah segala puji syukur kehadiran Allah swt, karena hanya dengan
Rahmat dan hidayahNya menejemen asuhan kebidanan tentang “ Ny. “Y” dengan
Kehamilan Letak Sungsang” ini dapat kami selesaikan dengan baik.

Adapun tujuan penulisan menejemen asuhan kebidanan ini adalah untuk


memenuhi tugas Praktik Klinik Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan. Selain itu, untuk
memperluas dan memperdalam pengetahuan kami tentang Kehamilan Letak
Sungsang.

Dalam kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan keikhlasan kami


menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah., SH., M.M., selaku Ketua Yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo.
2. Bapak Dr. H Nur Hamim., SKM., S.Kep., Ns., M.Kes. selaku Ketua STIKES
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
3. Ibu Tutik Hidayati., S.ST., M.kes. selaku Ketua Program Studi D-IV
Kebidanan di STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong
Probolinggo.
4. Ibu Wahidah Yuliana,S.ST ,M.keb , selaku pembimbing 1 asuhan kebidanan
di STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
5. Ibu G.A Candra., S.ST. selaku bidan pembimbing praktek sebagai lahan
praktek klinik kebidanan dan semua rekan seperjuangan dalam suka dan duka
yang membantu demi terselesaikan menejemen asuhan kebidanan
komprehensif ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa menejemen kebidanan komprehensif ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dan
kelengkapan tugas selanjutnya.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Probolinggo, 24 Juli 2020

Penulis

Nur Azizah

DAFTAR ISI

iii
LEMBAR PERSETUJUAN i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Umum 4

1.3 Manfaat 5

1.4 Sistematika Penulisan 5

BAB 2 TINJAUAN TEORI


2.1 Konsep Dasar Kehamilan 7

2.2.Konsep Dasar Letak Sungsang 15

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan dengan Menggunakan SOAP 20

BAB 3 ASUHAN KEBIANAN


3.1 Pengkajian Data Subyektif 23

3.2 Pengkajian Data Obyektif 27

3.3 Analisa/Assesment 29

3.4 Penatalaksanaan 30

BAB 4 PEMBAHSAN
4.1 Pembahasan 31

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

iv
5.1 Kesimpulan 32

5.2. Saran 33

DAFTAR PUSTAKA

v
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak

memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bawah kavum

uteri (Prawirohardjo, 2010). Klasifikasi presentasi bokong yaitu : letak

bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas, letak sungsang sempurna,

di mana letak kaki ada di samping bokong, letak sungsang tidak sempurna

yaitu letak sungsang di mana selain bokong bagian yang terendah juga

kaki atau lutut (Purwaningsih, 2010).

Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan

presentasi bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi kepala. Sebab

kematian perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terpenting

adalah prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna,

dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir

pada presentasi bokong banyak dihubungkan dengan usaha untuk

mempercepat persalinan dengan tindakan-tindakan untuk mengatasi

macetnya persalinan (Manuaba, 2010).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan

dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survey Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2009 menunjukkan AKI di Indonesia adalah 390 per

100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment


Goals/MDG’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun

dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 dan angka kematian bayi menurun dari 34

pada tahun 2007 menjadi 23. Berdasarkan laporan rutin program kesehatan ibu

tahun 2019 kematian ibu di Jawa Timur tahun 2019 berjumlah 339 orang. Data

yang dilaporkan Dinas Kesehatan Lumajang, AKI ditahun 2015 berjumlah 23

orang. Pada tahun 2016 turun menjadi 18 orang. Dan tahun 2017 mengalami

penurunan signifikan menjadi 7 orang. Sedangkan AKB di tahun 2015 sejumlah

191 bayi. Pada tahun 2016 turun menjadi 171 bayi.Dan padatahun 2017

mengalami penurunan menjadi 103 orang.

Upaya penurunan AKI harus di fokuskan pada penyebab langsung kematian

ibu seperti perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi abortus.

Ada beberapa faktor di Indonesia yang mempengaruhi tingginya kematian

maternal antara lain faktor umum, paritas, perawatan antenatal, penolong, sarana

dan fasilitas, sistem rujukan dan faktor lainnya seperti keterbatasan dan ketidak-

tersediaan biaya sehingga diperlukan kebijakan terobosan untuk meningkatkan

persalinan. (Rustam Mochtar,2012)

Maka dari itu pemeriksaan antenatal perlu sekali dilakukan untuk

memastikan keadaan ibu dan janin secara berkala serta untuk mengetahui secara

dini apabila ada penyimpangan atau kelainan yang ditemukan. Dengan tujuan

agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik

dan selamat serta melahirkan bayi dengan sehat.

Pemeriksaan kehamilan secara berkala yang diikuti secara teknis harus

dikuasai oleh setiap pelaksana program KIA di lapangan agar kualitas pelayanan

2
dapat terjamin. Apabila pada ibu hamil dengan primigravida/ multigravida

umumnya banyak masalah yang berhubungan dengan kehamilannya karena

kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilannya. Oleh karena itu penting bagi

ibu hamil primigravida/ multigravida untuk melakukan kemungkinan faktor

resiko tinggi bisa ditemukan.

Kehamilan dengan presentasi bokong merupakan kehamilan yang

memiliki risiko. Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin dan ibu. Pada

tahun 2011 ditemukan 67 kasus letak sungsang di RSUD Sukoharjo.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi bokong,

diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian

presentasi bokong jika dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian

terbanyak adalah pada ibu dengan multigravida dibanding pada

primigravida, sedangkan jika dihubungkan dengan panggul ibu maka

angka kejadian presentasi bokong terbanyak adalah pada panggul sempit,

dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik pada Pintu Atas Panggul,

Hal ini membutuhkan penanganan khusus dalam persalinan, sehingga

sectio caesaria adalah jalan keluar untuk penanganan persalinan dengan

komplikasi seperti persalinan letak sungsang. (Syaifuddin, 2010).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul

“Managemen Asuhan Kebidanan” pada Ny. ”Y” dengan Letak sungsang di BPM

Gusti Ayu Candra Dawuhan Lor Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang

3
1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan secara komprehensif pada Ny”Y” sehingga

dapat mengaplikasikan teori kedalam praktek dan pengalaman nyata yaitu

melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan menajemen

kebidanan dengan memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan letak

sungsang di BPM Gusti Ayu Candra.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mampu melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan Letak

sungsang.

2. Mampu menentukan diagnosa kebidanan, masalah ibu hamil

dengan letak sungsang.

3. Mampu merumuskan diagnosa potensial yang terjadi berdasarkan

masalah atau diagnosa pada ibu hamil dengan letak sungsang.

4. Mampu melaksanakan antisipasi baik secara langsung maupun

kolaborasi sesuai dengan kondisi ibu hamil dengan letak sungsang.

5. Mampu menyusun rencana dan melaksanakan tindakan kebidanan

sesuai dengan kebutuhan dan masalah pada ibu hamil dengan

letak sungsang.

6. Mampu melaksanakan asuhan mengimpelementasikan asuhan

kebidanan.

4
7. Mampu mengevaluasi hasil tindakan ibu hamil dengan letak

sungsang.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa Kebidanan

Memberikan pengertian / pengetahuan dan pengambilan

keputusan yang tepat bagi mahasiswa kebidanan, khususnya dalam

menyikapi dan mengatasi jika ada kasus antenatal care dengan letak

sungsang.

1.3.2 Bagi Pendidikan

Sebagai masukan dan bahan informasi bagi pendidikan, agar

dapat membantu mahasiswa dalam upaya untuk meningkatkan

pencegahan dan penanganan kasus letak sungsang pada ibu hamil secara

baik dan benar sehingga dapat menurunkan AKI.

1.4 Sistematika Penulisan

1.4.1 S : Data Subjektif  

Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien.

Mimik pasien mengenai keluhan dan kekhawatirannya dicatat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. 

1.4.2 O: Data Objektif

Data tersebut menunjukkan bahwa bukti gejala klinis pasien dan fakta

yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang

jujur, informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X,USG, dan

5
lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan

dalam kategori ini. Telah dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi

komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan. 

1.4.3 A : Analisa/Assessment 

Dalam SOAP notes untuk tahap assessment mencakup 3 langkah

manajemen kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar, identifikasi

diagnosa/masalah potensial, dan menetapkan kebutuhan

tindakan/penanganan segera. 

1.4.4 P : Plan/Planning = perencanaan 

Tindakan atau usaha waktu itu atau yang akan datang, untuk

mengusahakan tercapainya keadaan klien yang sebaik mungkin atau

mempertahankan/menjaga kesejahteraannya. Langkah ini termasuk dalam

kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan klien yang harus dicapai dalam

batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien

mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus mendukung rencana

dokter jika melakukan kolaborasi. 

6
7

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1. Definisi

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi.Kehamilan adalah periode yang dihitung sejak hari pertama haid

terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal

periode antepartum.Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan

hari) dihitung dari pertama haid terakhir.Jadi kesimpulan yang dapat

penulis ambil, Kehamilan adalah sebagian fertilisasi dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi dan impalantasi, lama masa kehamilan

normal adalah 40 minggu yang dihitung dari HPHT.

2.1.2. Perubahan-perubahan fisik pada Trimester 1

a. Rahim atau uterus

Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan menjadi

1000 gram saat akhir kehamilan. Peningkatan ukuran dari 7,5 x 5 x 2,5

cm sampai 30 x 23 x 20 cm.13 Otot rahim menjadi lebih besar, lunak

dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena:


1) Peningkatan vaskulasi dan dilatasi pembuluh darah

2) Hiperplasia (Produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru)

dan hipertropi (Pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis

yang sudah ada)

3) Perkembangan desidua dan pertumbuhan janin

b. Vagina

Terjadi peningkatan vaskularisasi karena pengaruh hormone

estrogen, peningkatan vaskularisasi menimbulkan tanda chadwick

pada vagina sampai minggu ke-8 kehamilan. Sekresi vagina menjadi

lebih kental, putih dan asam karena meningkatnya jumlah glikogen

pada lapisan epitel vagina. Estrogen dapat membantu mempertahankan

dan meningkatkan keasaman vagina yang berfungsi untuk

mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan bakteri patogen yang

mungkin ada dalam vagina.

c. Ovarium

Indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan

meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna

pada umur pengertian kehamilan 16 minggu.

d. Sirkulasi darah

Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi

pertumbuhan janin dalam rahim. Serum darah (volume darah)

8
meningkat sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar

20%.

e. Berat badan ibu hamil bertambah

Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5

kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5

kg/Minggu. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat atau cara yang

sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang

berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Untuk

memantau IMT orang dewasa digunakan timbangan berat ddan dan

pengukur tinggi badan. Untuk mengetahui IMT dapat dihitung dengan

rumus tertentu :

IMT= Berat Badan (Kg)

Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT adalah sebagai


berikut

Tabel 2.2 Rekomendasi kenaikan total berat badan ibu hamil


berdasarkan Berat Badan ibu sebelum hamil

Kurang Berat badan normal


Berat Badan <19,8 12,5 – 18 19,8-26,0 11,5 – 16
Sebelum Hamil
(BB/TB(m)2

IMT Kenaikan BB Berat badan berlebih Obesitas >29,0 <7


Total 26,0 – 29,0 7 – 11,5
yang dianjurkan
(Kg)

Sumber : Ika Pantikawi, 2010

9
f. Pembesaran Payudara

Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi

peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran

pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada

jaringan payudara sebagai persiapan menyusui. Pada minggu 3-4

kehamilan terasa lebih penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan

rasa berat di payudara ini merupakan tanda kemungkinan kehamilan.

Sejak 6 minggu kehamilan pertumbuhan kelenjar mamae membuat

ukuran payudara meningkat secara progresif, kadar hormone

meningkat. Sejak 8 minggu kehamilan terjadi peningkatan suplai

darah, membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. Sejak 12

minggu kehamilan puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen,

terbentuk warna merah muda sekunder pada areola, dan puting susu

menjadi lebih erektil.

g. Sering Buang air kecil

Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini

dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kemih.

Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul

kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh

kepala janin.

10
h. Konstipasi

Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena

peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot

sehingga usus berkerja kurang efisien.

i. Morning Sickness, mual dan muntah

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual

di mulai sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut

morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi

setiap saat.

2.1.3. Perubahan Psikologis pada Trimester 1

a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan

kehamilannya.

b. Kadang muncul penolakan, kecemasan, dan kesedihan, kadang ibu

berharap agar dirinya tidak hamil saja.

c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal

ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.

d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat

perhatian dengan seksama.

e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau

bahkan merahasiakannya. Sebagian besar wanita merasa sedih dan

ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita

11
mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan.

Beberapa wanita, terutama mereka yang merencanakan kehamilan atau

telah berusaha keras untuk hamil, merasa sukacita sekaligus tidak

percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan.

2.1.4. Tanda Bahaya Kehamilan

a. Ibu muntah dan tidak mau makan

Kebanyakan ibu hamil dengan usia kehamilan 1-3 bulan sering mual

kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan hilang dengan

sendirinya pada kehamilan 3 bulan. Namun, jika ibu tetap tidak mau

makan,muntah, terus menerus sehingga ibu lemah dan tidak dapat

bangun, keadaan ini berbahaya bagi janin dan kesehatan ibu.

b. Berat badan ibu hamil tidak naik

Selama kehamilan, berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg karena

pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh akibat

kehamilan. Kenaikan berat badan biasanya terlihat nyata sejak usia

kehamilan 4 bulan sampai menjelang persalinan.

c. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit

kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan

adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu

mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau

12
terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak

diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan

kematian.

d. Penglihatan Kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh

sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan

meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf

pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,

kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau

pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah

visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa

adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan

kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-

kunang.17 Skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda

yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada

eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah

dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina

(oedema retina dan spasme pembuluh darah)

e. Demam Tinggi

Menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan

merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala

adanya infeksi dalam kehamilan.

13
f. Keluar Darah dari jalan lahir

Pengeleluaran darah dari jalan lahir pada hamil muda dapat

disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa.

Kehamilan pada kehamilan lanjut dapat disebabkan karena plasenta

previa.

2.1.5. Konsep dasar pemeriksaan kehamilan

ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi

kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi

persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatann

reproduksi secara wajar.

a. Waktu pemeriksaan

 1 kali kunjungan pada awal kehamilan trimester 1 atau usia

kehamilan sebelum 3 bulan.

 1 kali kunjungan pada kehamilan trimester 2 atau kehamilan lebih

dari 3 bulan.

 2 kali kunjungan pada trimester 3 atau kehamilan berusia 7-9 bulan.

b. Pelayanan antenatal care

 Tinggi badan

 Mengukur tekanan darah

 Mengukur TFU

 Pemberian Tablet FE

 Imunisasi TT

 Pemeriksaan HB

14
 Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Reseacrh Laboratorium)

 Pemeriksaan Protein Urine

 Pemeriksaan Urine Reduksi

 Perawatan Payudara

 Senam Hamil

 Pemberian obat Malaria\

 Pemberian kapsul Minyak Yodium

 Temu Wicara

c. Tujuan Pemeriksaan ANC

 Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.

 Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang

dikandungnya

 Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan

kehamilnannya

 Mengindentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi.

 Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga

kualitas kehamilan

2.2. Konsep Dasar Letak Sungsang

2.2.1. Definisi

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai

bagian yang terendah (presentasi bokong). Presentasi bokong adalah janin

letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau kombinasi

15
keduanya. Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang)

dimana bayi letaknya sesuai dengan badan ibu, kepala berada pada fundus

uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas

panggul/simfisis). (Sumber:Sarwono.2010)

2.2.2. Etiologi Letak Sungsang

Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban

yang berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra,

myoma,hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada

pesentasi bokong membakal. Beberapa ibu melahirkan bayinya semua

dengan presentasi bokong menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah

sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong daripada

presentasi kepala..Implantasi plasenta di fundus atau di tonus uteri

cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong.

2.2.3. Macam-Macam Letak Sungsang

a) Letak  bokong murni (frank breech) :

Bokong yang menjadi  bagian depan, kedua tungkai lurus keatas

b) Letak bokong kaki (complete breech) :

Disamping bokong teraba kaki, biasa disebut letak bokong kaki sempurna

jika disamping bokong teraba kedua kaki atau tidak sempurna jika

disamping bokong teraba satu kaki

16
c) Letak sungsang tidak sempurna (Incomplete Brech)

 Kedua kaki : letak kaki sempurna

 Satu kaki : letak kaki tidak sempurna

 Kedua lutut : letak lutut sempurna

 Satu lutut : letak lutut tidak sempurna

d) Letak kaki (incomplete breech presentation) :

Presentasi kaki. (Obstetrik Patologi ; 132).

2.2.4. Patofisiologi Letak sungsang

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin

terhadap ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32

minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan

janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan

diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang. Pada

kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air

ketuban relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang

terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati

ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam

ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat

dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak

sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin

sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Faktor-faktor lain yang

memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah

17
multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, dan

panggul sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena

kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah

kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang karena plasenta

mengurangi luas ruangan di daerah fundus.

2.2.5. Penyulit Letak Sungsang

a) Penyulit Pada Kehamilan

Bila versi luar gagal karena penderita menegangkan otot – otot

dinding perut, penggunaan narcosis dapat dipertimbangkan. Kerugian

penggunaan narcosis untuk versi luar antara lain : narcosis harus dalam,

sebab dengan narcosis ringan versi luar jauh lebih sulit dibandingkan

dengan bila klien tetap dalam keadaan sadar. Disamping itu, karena klien

tidak merasakan sakitada bahaya kemungkinan digunakannya tenaga

berlebihan dan dapat mengakibatkan lepasnya placenta.

b) Penyulit Pada Persalinan

1. Penyulit ibu

 Perdarahan

 Trauma jalan lahir

 Infeksi

18
2. Penyulit janin
 Suffocasi
 Asphixia fetalis
 Intracanial injury
 Fraktur

2.2.6. Penanganan dalam kehamilan

Apabila pada waktu pemeriksaan ANC dijumpai letak sungsang

terutama pada primigravida hendaknya diusahakan melakukan versi luar

menjadi presentasi kepala. Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan

34 – 38 minggu. Pada umumnya versi luar pada kehamilan ke 34 minggu

belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin masih dapat

memutar sendiri. Sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit berhasil

karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relative berkurang.

a. Kontra Indikasi

 Hipertensi
 Ante Partum Blooding
 Gemelli
 Hidrocefallus
 Hidramnion
 Fetal Distress
 Cacat Rahim
b. Syarat Versi Luar
 Pembukaan kurang dari 4 cm
 Bagian terendah belum masuk PAP
 Selaput ketuban masih utuh

19
 Saat mengerjakan versi luar kehamilan 34 – 38 minggu
 Janin dapat lahir pervaginam
 Dinding perut harus cukup tipis dan rileks

2.3. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Dengan Menggunakan SOAP

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan adalah dengan adanya sistem pendokumentasian yang baik.

Sistem pendokumentasian yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat antara

lain sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan, sarana untuk dapat

mengikuti perkembangan dan evaluasi pasien, dapat dijadikan data penelitian dan

pendidikan, mempunyai nilai hukum dan merupakan dokumen yang syah. Dalam

kebidanan banyak hal penting yang harus didokumentasikan yaitu segala asuhan

atau tindakan yang diberikan oleh bidan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas,

bayi, dan keluarga berencana. Memahami SOAP sebagai satu metode rekam

medis yang diintisarikan dari manajemen proses asuhan kebidanan dengan

sehingga mereka akan mampu menerapkan pendokumentasian pada saat

memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan

Prinsip dokumentasi SOAP merupakan singkatan dari :

1. S : Subjektif

a. Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien

melalui anamnese

20
b. Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien,

suami atau keluarga ( identitas umum, keluhan, riwayat menarche,

riiwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat

KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan,

riwayat psikososial, pola hidup.

c. Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien.

Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.

Pada orang yang bisu, dibagian data dibelakang” S” diberi tanda” 0”

atau” X” ini menandakan orang itu bisu. Data subjektif menguatkan

diagnosa yang akan dibuat.

2. O : Objektif

a. Menggambarkan pendokumentasian hasil analaisa dan fisik klien, hasil

lab, dan test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk

mendukung assessment.

b. Tanda gejala objektif yang diperolah dari hasil pemeriksaan ( tanda KU,

Fital sign, Fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan dalam, laboratorium

dan pemeriksaan penunjang.) Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi

c. Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan

dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi

21
kajian teknologi (hasil Laboratorium, sinar X, rekaman CTG, dan lain-

lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dapat

dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan

menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.

3. A : Assesment

a. Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi

subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena

keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik

subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-

pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses yang dinamik. Sering

menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti

perkembangan pasien dan menjamin suatu perubahan baru cepat

diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.

b. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi.

4. P : Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan

mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus disetujui oleh klien kecuali

bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan klien. Oleh

karena itu klien harus sebanyak mungkin menjadi bagian dari proses ini.

Bila kondisi klien berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau

disesuaikan.

22
BAB 3

ASUHAN KEBIDANAN

Tanggal Pengkajian : 24 Juli 2020 Jam 18.30 WIB

Tempat : BPS Gusti Ayu Candra

Nama Pengkaji/NIM : Nur Azizah / 15301.11.19079

1. Identitas
Nama Istri : Ny. “Y” Nama Suami : Tn. “M”
Umur : 21 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dawuhan Lor RW 005 Kecamatan Sukodono
PENGKAJIAN

1.1 DATA SUBYEKTIF (S)


Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya yang pertama dengan
usia kehamilan 7 bulan. Tidak ada riwayat penyakit

Riwayat menstruasi

 Menarche : ± 12 th
 Siklus/Lama : Teratur ± 30 hari / ± 7 hari.
 Banyak : ± 2-3 softex/hari.
 Warna / Bau : Merah segar / anyir.
 Keluhan : Dismenorhea (-), flour albus (-).
 HPHT : 06-01-2020
 HPL : 13-10-2020

23
1. Riwayat kehamilan sekarang
a. Pemeriksaan kehamilan sekarang
 Trimester 1 :2
 Trimester  2 :2
 Trimester 3 : 1
 Tempat : BPS Gusti yu Candra
b. Keluhan yang dirasakan pada trimester  I,II,III,jelaskan :
Rasa mual : Pada Trimester I
Mual muntah : Pada Trimester I
Kekhawatiran khusus : Ibu cemas dengan
kehamilannya
c. Imunisasi
TT : di Puskesmas
d. Pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu pada kehamilan  + 20
minggu

1.2 DATA OBYEKTIF (O):

A. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Cara berjalan : Tegak, tidak pincang
 TB : 157 cm
 BB saat ini : 56 kg
 Lila : 24,5 cm
Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 120/70 mmHg


 Suhu : 36,6 °C
 Nadi : 84 x/menit

24
 Pernafasan : 20 x/menit
b. Pemeriksaan fisik khusus
 Muka : Tidak pucat, tidak oedem, tidak ada
cloasma.
 Mata : Simetris, conjungtiva merah muda,
sklera putih, tidak ada oedem palpebra.
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada bendungan vena jugularis.
 Mammae : Tidak teraba benjolan, tidak ada
nyeri tekan.
 Abdomen
- Leopold I : TFU 2 jari atas pusat dan pada fundus
teraba bulat, keras, melenting,
interpretasi kepala.

- Leopold II : teraba di sebelah kiri keras memanjang


seperti papan (punggung janin) dan
sebelah kanan teraba bagian kecil janin.

- Leopold III : bagian terendah teraba bulat, lunak,


tidak melenting, dan dapat digoyangkan
(bokong) belum masuk PAP W.

- Leopold IV :-

c. Auskultasi

DJJ (+) : 142x/menit.

d. Perkusi

Reflek patella + / +

25
c. Pemeriksaan penunjang

Hb : 12,7 gr% Di puskesmas

1.3 ANALISA/ASESSMENT (A)

G1 P0000 Ab000 usia kehamilan 28 minggu T/H Dengan Kehamilan Letak

Sungsang

1.4 PENATALAKSANAAN (P)

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa


kehamilannya letak sungsang
e/: Ibu dan keluarga mengerti dengan kondisi kehamilannya.
2. Menganjurkan ibu untuk latihan posisi knee chest ( menungging) dimana
dada dan lutut sejajar dengan lantai, lutut sejajar dengan dada. Dilakukan
3-4x/hari selama 10-15 menit yaitu pada saat sebelum mandi, sesudah
mandi dan secara tidak langsung pada waktu sholat.
e/: Ibu bersedia untu melakukan latihan posisi knee chest
3. Menjelaskan pada ibu tentang kehamilan letak sungsang untuk mengurangi
kecamasan yg dirasakan ibu.
e/: Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan merasa sedikit tenang.
4. Memberikan KIE tentang gizi ibu hamil
e/ : ibu mngerti dengan penjelasan bidan
5. Memberi tablet tambah dara 1x1 malam hari sebelum tidur.
e/ : Tablet Fe telah diberikan
6. Menganjurkan ibu untuk USG guna memastikan janin presentasi bokong
e/: Ibu bersedia untuk melakukan USG
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang dan segera datang bila ada
keluhan.
e/: Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

26
31

BAB 4

PEMBAHASAN

Setelah menyelesaikan asuhan kebidanan pada Ny. “Y” G 1 P0000 Ab000 UK 28

minggu T/H maka dalam pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, HPHT: 06-01-2020, TP: 13 – 10 - 2020, UK 28 minggu.

Saat dilakukan inspeksi dari atas sampai ekstremitas bawah dalam batas normal. Saat

dilakukan palpasi pada abdomen ditemukan hasil pada Leopold I: TFU 2 jari atas

pusat dan pada fundus, teraba bulat, keras dan melenting (kepala), leopold II: bagian

perut ibu sebelah kiri teraba panjang, keras seperti papan (punggung), pada bagian

kanan perut ibu teraba bagian terkecil janin (ekstremitas). Leopold III: pada bagian

bawah perut ibu teraba bulat, lunak bokong belum masuk PAP.Auskultasi DJJ

terdengar disebelah kiri perut ibu dibawah pusat 140x/menit, teratur.

Pada pemeriksaan kehamilan yang perlu diutamakan adalah KIE yang tepat

sehingga apabila terjadi masalah pada kehamilannya ibu dapat menerima keadaan

tersebut dan dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi selama

kehamilan. Didalam teori dituliskan dengan menganggap semua ibu memiliki resiko

tinggi maka dilakukan pengawasan kehamilan atau yang dikenal dengan ANC

(Antenatal Care). Dengan usaha ini ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan

bayi jelas menurun. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengertian sedikit

tentang kehamilannya serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

persalinan dan masa nifas.


32

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. “Y” dengan usia
kehamilan 28 minggu di BPS Gusti Ayu Candra, dapat ditarik beberapa kesimpulan.

1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan peranan


dari ibu hamil sehingga diperoleh data yang menunjang untuk mengangkat
diagnosa kebidanan.

2. Dalam menganalisa data dan mengangkat diagnosa kebidanan pada dasarnya


mengacu pada tinjauan pustaka dan adanya perubahan serta kesinambungan
dengan tinjauan pustaka tergantung pada kondisi ibu hamil.

3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat
direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena dalam perencanaan disesuaikan
dengan masalah yang ada pada saat itu. Sehingga masalah yang ada pada tinjauan
pustaka tidak dapat direncanakan jika tidak ada tinjauan kasus nyata.

4. Setelah penulis mengadakan evaluasi pada Ny. ‘Y” primigravida umur kehamilan

28 minggu maka sebagian dari semua masalah dapat diatasi. Pada akhirnya klien

bersedia untuk control 2 minggu lagi, keberhasilan dalam mengatasi masalah klien

di dukung oleh beberapa factor diantaranya sarana yang memadai, adanya

tindakan yang komprehensif serta adanya kesadaran klien untuk melakukan ANC

dan kolaborasi dengan DSoG.


5.2 Saran

5.2.1. Bagi Petugas

Petugas BKIA dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan


harus meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kepribadian yang baik
agar dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan
keluarga.

5.2.2. Bagi Klien

Klien harus dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan
agar keberhasilan dalam asuhan kebidanan dapat tercapai serta semua masalah
klien dapat terpecahkan.

5.2.3. Bagi Pendidikan

Tenaga kesehatan yang berada di suatu instansi kesehatan supaya lebih

memperhatikan dan memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan

pada umumnya.

5.2.4. Bagi Profesi


Dapat digunakan bidan sebagai wacana dalam memberikan pelayanan

kesehatan pada ibu sesuai dengan Asuhan Kebidanan secara tepat.

5.2.5. Bagi Lahan Praktik


Sebagai tambahan pengetahuan bahwa masih perlu ditingkatkan lagi

pemahaman dan pengetahuan bagi Tenaga Kesehatan setempat dengan

menggunakan Asuhan Kebidanan dengan benar.

33
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 2012. Sinpsis Obstetri. Jakarta : ECG.

Manuaba. 2015. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan , dan Keluarga Berencana

untuk Pendidik Bidan. Jakarta : ECG.

Mauren Boyle,Micheal,J.,Kreo.Kedaruratan dalam Persalinan. 2012.Jakarta: EGC,

111-28.

Prawirohario, Sarwono. 2012. Asuhan Maternal dan Nonatal. Jakarta : YBPSP.

Sastrawinata, Sulaiman. 2012. Obstetri Fisiologi. Bandung : Fakultas kedokteran

Universitas Padjajaran Bandung.

Varney, Helen. 2011. Buku Saku Bidan. Jakarta : ECG.

Anda mungkin juga menyukai