PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Untuk dapat mewujudkan visi tersebut ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu
menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan; mendorong kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat; memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau; memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
Puskesmas Muara Teweh merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
terletakdi kota Muara Teweh Puskesmas Muara Tewehdan merupakan unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Puskesmas Muara Tewehtelah mencanangkan visinya yaitu :“Terwujudnya
Masyarakat Muara Teweh Sehat Yang Mandiri“ yaitu gambaran masa depan yang ingin
diwujudkan oleh Puskesmas Muara Teweh supaya penduduknya hidup dalam lingkungan yang
sehat, mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, mampu menyediakan, memilih,
mendapatkan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi.
BAB I :PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang visi dan misi pembangunan kesehatan Puskesmas
dimaksud dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan Puskesmas Muara Teweh
serta sistematika penyajian Bab demi Bab.
LAMPIRAN :Terdiri dari tabel - tabel indek yang digunakan dalam Penyusunan Profil ini.
A. LETAK GEOGRAFIS
Secara geografis Puskesmas Muara Tewehadalah salah satu Puskesmas diKabupaten
Barito Utara yang berada di pusat kota Kabupaten terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada
posisi :
113° 20 ‘ - 115 ° 55 ‘ Bujur Timur
0 ° 49 ‘ Lintang Utara – 1 ° 27 ‘ Lintang Selatan
PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA TEWEH
KECAMATAN TEWEH TENGAH
B. LUAS WILAYAH
Luas wilayah Puskesmas Muara Teweh± 231,3 km² secara administrasi yang terdiri
dari 1 (Satu) kelurahan,1 (Satu) desa dan 3 (Tiga) dusun dengan rincian; Kelurahan Melayu,
Desa Pendreh, Dusun Bayas, Dusun Bakung Raya dan Dusun Lamiang Mitus.
D. TOPOGRAFI
Pada umumnya Puskesmas Muara Tewehdari sebelah selatan ke timur merupakan
dataran agak rendah, sedangkan ke arah utara dengan bentuk daerah berbukit-bukit lipatan,
patahan yang dijajari oleh pegunungan Muller / Schwaner. Bagian wilayah dengan
kelerengan 0 – 2 % terletak dibagian selatan tepi sungai Barito yaitu Kecamatan Teweh
Tengah.
E. HIDROGRAFI
Sungai yang berada di wilayah Puskesmas Muara Tewehterdapat sungai Barito yang
merupakan sungai terbesar di BaritoUtara menghubungkan Kabupaten Murung Raya, Barito
Utara, Kabupaten Barito Selatan, Barito Kuala (Kalsel) yang disebut dengan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Baritodengan panjang sungai mencapai ± 900 km dan lebar sungai mencapai
rata-rata 650 M dengan kedalaman rata-rata 8 M yang bermuara ke Laut Jawa, digunakan
sebagai jalur transportasi air. Terdapat Sungai Bengaris yang merupakan cabang anak sungai
Barito yang berada di wilayah kota Muara Teweh dan sungai Pendreh yang berada disekitar
Desa Pendreh.
F. KEADAAN TANAH
Menurut keadaan wilayahnya Puskesmas Muara Tewehtanahnya terdiri dari berbukit-
bukit dan bergunung-gunung dengan ketinggian dari permukaan laut antara 25 – 400 M.
Sedangkan dataran rendah terdapat pada bagian selatan merupakan tanah dengan derajat
keasaman kurang dari 7.
Berdasarkan keadaan tanah yang ada, maka jenis tanah yang terdapat di wilayah Puskesmas
Muara Teweh, yaitu :
G. KEPENDUDUKAN
1. Pertumbuhan Penduduk
a). Laju Pertumbuhan Penduduk.
Laju pertumbuhan Penduduk Puskesmas Muara Tewehpada tahun 2009dengan
jumlah penduduk yaitu 28.002 jiwa, namun dalam 3 tahun terakhir terjadi perubahan
laju pertumbuhan penduduk yaitu pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk 26.890
jiwa, pada tahun 2011 dengan jumlah penduduk 27.838 jiwa dan pada tahun 2012
dengan jumlah penduduk 22.906. jiwa, sedangkan menurut kelurahan/desa dalam
periode yang sama, pertumbuhan penduduk bervariasi dengan penduduk tertinggi
terjadi di kelurahan Melayu20.791jiwa (91%).Sedangkan desa yang laju
pertumbuhan penduduknya terendah adalah desa Pendreh 2.115 jiwa (9%).
Terjadinya penurunan jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Muara teweh
pada tahun 2012 karena adanya pemekaran kecamatan baru yang berdampak pada
pengurangan wilayah kerja puskesmas yang sebelumnya terdari dari 2 kelurahan dan
2 desa menjadi 1 kelurahan dan 1 desa.
15,000
10,000
5,000
-
2009 2010 2011 2012
10,000
8,000
6,000
4,000
1,116 999
2,000
-
1 2
H. SOSIAL EKONOMI
Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi upaya kesehatan antara lain adalah
pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Beban Tanggungan
(Depedency Ratio) dan Tingkat pendidikan. Pada Beban Tanggungan untuk mengetahui
beban tanggungan usia produktif (15 – 64 tahun) digunakan indicator Dependency Ratio,
angka tersebut 73 % tahun 2009.
1. MORTALITAS
2.MORBIDITAS
2000
1500
965
1055
1000 636
372 347
500 255
381 265
116 171 118 188 165 162
256
176 147 99 90
12068 9669 66 53
0 96 55
46 35
J06 I10
K30 A09
K04 G44
L23 41
Perempuan Laki-laki V99Total
A01
Angka Kesakitan Malaria Kabupaten Barito Utara Tahun 2012 dari data yang ada
menunjukan bahwa API (Annual Parasite Incidence) Kabupaten Barito Utara tergolong
Endemis tinggi yaitu 13,69 % per 1000 penduduk sedangkan AMI (Annual Malaria
Incidence) 20,58 % per 1000 penduduk untuk CFR (Case Fatality Rate) yang meninggal
akibat malaria tidak ada Kematian dan jumlah penderita malaria semua (100%) sudah
diobati.
TB Paru klinis Sebanyak 31 kasus TB Paru yang ditemukan pada tahun 2013,
sedangkan sebanyak 7kasus dinyatakan Positif (+) dan sudah diobati dan dinyatakan
Hasil data yang tercatat dalam laporan Puskesmas Muara Teweh tahun 2013untuk kasus
Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada Anak < 15 tahun dan Pnemonia pada Balita tidak
ditemukan.
e. DBD
Tahun 2013 tidak terjadi outbreak kasus DBD,ditemukan hanya2 (dua) kasus
pada bulan April dan Mei dan tidak sampai terjadi kematian.Data tersebut diperoleh dari
Medical Record (RM) kunjunganrawat inap pasien di RSUD Muara Teweh dengan
alamat domisili penderita di wilayah kerja Puskesmas Muara Teweh. Sedangkan kasus
DBD yang berkunjung di Puskesmas Muara Teweh tahun 2013 tidak ditemukan kasus.
Dibanding tahun sebelumnya jumlah kasus DBD pada tahun 2013 ada
peningkatan kasus yaitu 1 (satu) kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Muara Teweh.
Penemuan kasus DBD di masyarakat langsung mendapat respon dari Dinas Kesehatan
kab. Barito Utara dengan melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE), himbauan
kepada masyarakat dan pemeberantasan nyamuk dewasa dengan foging (pengasapan) dan
PSN.
f. Diare
32 32
27 28
26 26 26
23 22
16
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
Tabel 2. Jumlah kasus diare balita yang mendapat pengobatan tahun 2013
Tahun 2013 trend penyakit diare wilayah kerja Puskesmas Muara Teweh
menunjukkan peningkatanjika dibandingkan dengan jumlah penderita diare pada tahun
2012 sebanyak 311 kasusnamun belum sampai terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Penanganan kasus Diare dilakukan dengan cepat dan segera dapat diatasi dengan diagnosa
tepat penanganan dini serta perbaikan Sanitasi Lingkungan sehingga dapat terhambat
penyebarannya.
3.STATUS GIZI
a. Persentase BalitaGizi Buruk
Masalah gizi terutama yaitu pada kurang gizi makro dan kurang gizi mikro,
Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kekurangan asupan energi dan protein. Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang
utamanya disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan
protein.Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro.
Kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik
maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas dan produktifitas penduduk.
Timbulnya krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan penurunan kegiatan
Status gizi balita merupakan modal untuk sehat, cerdas dan mampu bersaing dan
kualitas sumberdaya manusia di masa depan salah satunya dipengaruhi keadaan gizi
semasa balita. Tahun 2013 dari balita yang ada 2.289, jumlah balita yang ditimbang
sebanyak 562 (25 %) sedangkan balita yang BGM sebanyak 4 anak (0,175 %),
BGT sebanyak 8 anak (0,349%).Pada tahun 2013, Program Pemberian Makanan
Pendamping Asi (MP-ASI) bagi masyarakat miskin dalam rangka peningkatan status gizi
masyarakat telah disalurkan kepada masyarakat miskin dengan Balita BGM keluarga
miskin sebanyak 4 anak (100%) Balita BGM Gakin dicakup.
2289
2500
2000
1500
1000 562
500 4
0
S D BGM
5 5
1 1
0 0 0 0 0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES
B. PERILAKU SEHAT
Sebagaimana diuraikan diatas bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan adalah perilaku. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga merupakan salah
satu pendukung Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan. PHBS dapat tercermin dalam
kehidupan sehari-hari baik itu di Tatanan Rumah Tangga, Tempat-Tempat Umum, sekolah,
Instansi Kesehatan dan di tempat kerja. Indikator pencapaian pembangunan kesehatan
Perilaku sehat dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Untuk tahun 2013pengkajian PHBS dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Muara
Teweh yang diambil secara acak (random) sebanyak 210 Rumah Tangga, ditemukan
Tabel 4.Hasil persentase pengkajian PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Muara
Tewehtahun 2013
Gambaran presentasi cakupan Tatanan Rumah Tangga yang ber PHBS di wilayah kerja
Puskesmas Muara Teweh selama 4 (empat) tahun terakhir sebagai berikut :
Sumber : Data Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Muara Teweh
20
15
10
5
5
0
2009 2010 2011 2012 2013
C. LINGKUNGAN SEHAT
Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat, oleh
karenanya salah satu Pokok Program Pembangunan Kesehatan dalam rangka upaya untuk
mewujudkan visi adalah pokok program lingkungan sehat. Indikatorlingkungan sehat dapat
dilihat pada keadaan sebagai berikut :
a. Rumah Sehat
Rumah merupakan tempat berkumpul anggota keluarga dan tempat melepas lelah
setelah seharian bekerja sebagian besar waktu dihabiskan dirumah, maka oleh karenanya
rumah tempat tinggal harus sehat.Dalam tahun 2013 Rumah di wilayah kerja Puskesmas
Muara Teweh tercatat 5.089 rumah, yang diperiksa sebanyak 61%,yang memenuhi syarat
rumah sehat sebanyak 74% rumah.
Berdasarkan rekapitulasi data di Puskesmas Muara Teweh dalam tahun 2013 tercatat
jumlah total KK yang diperiksa terhadap kepemilikan sanitasi dasar dengan rincian KK
memiliki jamban 4.161 (81,64%) KK, mempunyai pengelolaan air limbah 1.227 (24,07%)
KK, Persediaan Air Bersih 4.504 (88,31%) dan KK memiliki tempat sampah 3,782 (74,20
%).
D. PELAYANAN KESEHATAN
Faktor lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Berdasarkan hasil rekapitulasi laporan imunisasi tercatat 302 (70%) bayi telah
diimunisasi HB0, sebanyak 403 (93,1%)bayi telah diimunisasi BCG, DPT 1 sebanyak 398
(92%) bayi, DPT 2sebanyak 395 (91%) bayi,DPT 3sebanyak 393 (91%) bayi, Polio 1
diimunisasi sebanyak 398 (92%),Polio 2 diimunisasi sebanyak 396 (91%),Polio 3
diimunisasi sebanyak 394 (91%),Polio 4 diimunisasi sebanyak 389 (90%), danimunisasi
Campak sebanyak388 (90%). Dan rincian cakupan imunisasi di wilayah Puskesmas
Muara Teweh dapat dilihat pada tabel berikut:
CAMPAK
JLH BAYI
DPT 1
DPT 2
DPT 3
POL 1
POL 2
POL 3
POL 4
HBO
BCG
TT1
TT2
NO PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 MUARA 433 30 40 39 39 39 39 39 39 38 38 31 224
TEWEH 2 3 8 5 3 8 6 4 9 8 2
% 100 70 93 92 91 91 92 91 91 90 90 66 47
Sumber : Laporan Hasil Imunisasi Rutin Tahun 2013
100
80
60
40
20
0
KB AKTIF KB BARU KB LAMA
Adapun persentasi cakupan kunjungan akseptor KB di Puskesmas Muara Teweh tahun 2013
dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 20
PERSENTASI CAKUPAN KUNJUNGAN AKSEPTOR KB TAHUN 2013
21% 1% 0% 0%
SUNTIK
PIL
INPLANT
IUD
KONDOM
77%
Dari data diatas jumlah akseptor KB yang berkunjung di Puskesmas Muara Teweh
tahun 2013, yang menggunakan metode alat kontrasepsi KB suntik sebanyak 3596
(77,28% ), Pil 977 (21%), Inplant 45 (0,97 %),IUD 20 (0,43%),Kondom 15 (0,43%) dan
MOP 2orang (0.04%).
Sampai dengan tahun 2013 sarana kesehatan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Muara Teweh; Puskesmas 1 buah, Puskesmas Pembantu 2 buah, Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) 1 buah, Klinik Polres Barito Utara 1 buah, Klinik Kodim 1
buah, Klinik Swata 1 buah, Balai Pengobatan 1 buah, Praktek Dokter 3 buah, Praktek
Bidan 8 buah.
1 Poskesdes
2 Klinik Polres
8 1 Klinik Kodim
1
Klinik Swasta
1
Balai Pengobatan
1
1 Praktek Dokter
3 Praktek Bidan
Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor utama didalam
peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk belanja modal maupun belanja barang. Didalam
upaya peningkatan pembiayaan terhadap sektor kesehatan dianggarkan melalui dana APBN,
APBD Provinsi dan Kabupaten, serta sumber lainnya.Didalam profil kesehatan ini baru dapat
memberi gambaran dana yang dikelola oleh Puskesmas Muara Teweh yang dapat
digambarkan sebagai berikut gambar di bawah.
300,000,000 4.00
2.99
3.00
200,000,000
2.00
100,000,000 41,427,051 40,498,156 52,399,042
13,910,705 1.00
- -
2009 2010 2011 2012
Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari Pemerintah di Kabupaten Barito Utara baik dari
APBD Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN dari tahun ke tahun selalu
meningkat.Persentasi APBD Kesehatan terhadap APBD Kabupaten masih dibawah ketentuan
WHO yaitu 10 % Undang-undang Kesehatan.
Data Anggaran APBD kesehatan Kabupaten Barito Utara tahun yang dihimpun sudah
dialokasikan diatas 5 % namun pada tahun 2009 pengalokasian anggaran APBD untuk
kesehatan 2,99 %.Pada tahun 2010 dan 2011 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan
anggaran kesehatan diatas 8 % (Tabel 79), namun masih menyatu dengan gaji pegawai
tenaga kesehatan yang bekerja di Kabupaten Barito Utara.
C. TENAGA KESEHATAN
Upaya kesehatan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tapi juga diselenggarakan
oleh swasta, oleh karena itu gambaran situasi ketersedian tenaga kesehatan yang bekerja
disektor pemerintah maupun swasta perlu diketahui, Jumlah SDM Kesehatan di bedakan
menurut 8 kelompok medis, perwat, bidan, farmasi, gizi, teknis medis, kesehatan masyarakat
dan tenaga kesehatan lainnya. Penyebaran Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan dapat dilihat pada lampiran tabel berikut :
Gambar 23
PROPORSI TENAGA KESEHATAN
PPB C
6% SLTA Dokter Umum
PPB A 2% 6% Dokter Gigi
2% Pekarya SLTA 2%
SPPH 6% Sarjana Kes. Masyarakat
2% 2%
S1 Administrasi
Assisten Apoteker 4%
4%
D III Keperawatan
Perawat Gigi 9%
4% D III Kebidanan
21%
Perawat
15%
D III Analis
2%
D III Gizi D III Kesling D III Farmasi
6% 2% 2%
Pembangunan Desa siaga merupakan salah satu sasaran dari tiga sasaran strategis
pertama Departemen Kesehatan, bahwa pada tahun 2008 seluruh desa telah menjadi Desa
Siaga.Poskesdes dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dari sumber daya yang
ada di masyarakat misalnya Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa (POD) dan Poskesdes.
Pos Kesehatan Desa dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan
(minimal seorang Bidan) yang dibantu oleh sekurang-kurangnya dua orang kader kesehatan,
pelaksanaan Poskesdes di Kabupaten Barito Utara telah dilatih sebanyak 30 Bidan Desa
(30.19%), dari 103 desa yang dipersiapkanmenjadi desa siaga seluruhnya, agar diharapkan
pelaksanaan desa siaga tercapai menjadi 50% atau (50 desa siaga). Sedangkan untuk
pencapaian Poskesdes Desa Siaga pada Tahun 2013masih belum mencapai target yang
direncanakan terhitung hanya ada 47 Desa Siaga, denagan jumlah Desa Siaga aktif sebnayak
20 desa, hal ini terkendala masalah dana yang belum ter alokasi.