Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang


setinggi-tingginya untuk mewujudkan bangsa yang sehat, maju, mandiri, sejahtera, adil dan
makmur dengan sasaran meningkatnya sumber daya manusia Indonesia yang ditandai dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), Global
Copetitivenees Index dan semakin kuatnya jati diri serta karakter bangsa.

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi Kementerian


Kesehatan “ Masyarakat yang mandiri untuk Hidup Sehat “ dengan misinya membuat rakyat
sehat diperlukan indikator, Indikator yang tercantum dalam pedoman yang merupakan indikator
kinerja Standart Pelayanan Minimal yang meliputi : (1) Indikator Derajat Kesehatan yang terdiri
atas indikator-indikator Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi. (2) Indikator-indikator untuk
lingkungan, Prilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan; serta (3) Indikator-indikator
untuk Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi
Sektor Terkait.

Untuk dapat mewujudkan visi tersebut ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu
menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan; mendorong kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat; memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau; memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.

Puskesmas Muara Teweh merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
terletakdi kota Muara Teweh Puskesmas Muara Tewehdan merupakan unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Puskesmas Muara Tewehtelah mencanangkan visinya yaitu :“Terwujudnya
Masyarakat Muara Teweh Sehat Yang Mandiri“ yaitu gambaran masa depan yang ingin
diwujudkan oleh Puskesmas Muara Teweh supaya penduduknya hidup dalam lingkungan yang
sehat, mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, mampu menyediakan, memilih,
mendapatkan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


1
Untuk mencapai Visi tersebut, maka selaras dengan Misi Pembangunan Nasional di
bidang kesehatan telah ditetapkan Misi Pembangunan Kesehatan Puskesmas Muara Teweh yang
mencakup :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan


2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungan.

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan indikator


antara lain Indikator Muara Teweh Sehat, dan Indikator kinerja dari standar pelayanan minimal
dibidang kesehatan. Salah satu referensi yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil
pemantauan terhadap pencapaian Muara Teweh sehat dan hasil kinerja dari penyelenggaraan
pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Puskesmas, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Profil kesehatan Puskesmasini pada intinya berisi berbagai data/informasi yang mengambarkan
tingkat pencampaian Puskesmas sehat dan penyelengaraan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan
standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Muara
Tewehbertujuan untuk memantau dan mengevaluasi kegiatan pembangunan kesehatan dari tahun
ke tahun sebagai pencapaian Puskesmas Muara Tewehsehat, dengan sistemiatika penyususnan
profil sebagai berikut :

BAB I :PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang visi dan misi pembangunan kesehatan Puskesmas
dimaksud dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan Puskesmas Muara Teweh
serta sistematika penyajian Bab demi Bab.

BAB II :GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MUARA TEWEH


Bab ini membahas mengenai gambaran umum Puskesmas Muara Tewehyang
meliputi keadaan geografi, keadaan penduduk, fasilitas kesehatan, kepadatan,
tingkat pendidikan, angka melek huruf, keadaan ekonomi pendapatan
perkapita, ketergantungan dan lain-lain.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


2
BAB III :PEMBANGUNAN KESEHATAN PUSKESMAS
Bab ini menguraikan mengenai visi dan misi serta strategi Pembangunan
Kesehatan di PuskesmasMuara Teweh, program-program pembangunan
kesehatan daerah yang dilaksanakan dan target-target dalam tahun 2012.

BAB IV :PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


Bab ini menyajikan hasil-hasil yang dicapai oleh pembangunan kesehatan
Puskesmas Muara Tewehyang terdiri dari derajat kesehatan, perilaku
masyarakat, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan dan sumber daya
kesehatan.

BAB V :KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini memuat kesimpulan yang disajikan dalam bab sebelumnya serta
saran-saran dan usul dalam rangka mengatasi masalah kesehatan dan masalah
kinerja pembangunan kesehatan yang menonjol.

LAMPIRAN :Terdiri dari tabel - tabel indek yang digunakan dalam Penyusunan Profil ini.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


3
BAB II
KEADAAN UMUM KABUPATEN
BAB II BARITO UTARA
KEADAAN UMUM PUSKESMAS BARITO UTARA

A. LETAK GEOGRAFIS
Secara geografis Puskesmas Muara Tewehadalah salah satu Puskesmas diKabupaten
Barito Utara yang berada di pusat kota Kabupaten terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada
posisi :
 113° 20 ‘ - 115 ° 55 ‘ Bujur Timur
 0 ° 49 ‘ Lintang Utara – 1 ° 27 ‘ Lintang Selatan
PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA TEWEH
KECAMATAN TEWEH TENGAH

Dengan batas-batas wilayah antara lain :


 Sebelah Utara :
Berbatasan dengan Kecamatan
Lahei
 Sebelah Selatan :
Berbatasan dengan Kecamatan
Teweh Selatan
 Sebelah Timur :
Berbatasan dengan Kecamatan
Teweh Baru
 Sebelah Barat :
Berbatasan dengan Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Rahayu

B. LUAS WILAYAH
Luas wilayah Puskesmas Muara Teweh± 231,3 km² secara administrasi yang terdiri
dari 1 (Satu) kelurahan,1 (Satu) desa dan 3 (Tiga) dusun dengan rincian; Kelurahan Melayu,
Desa Pendreh, Dusun Bayas, Dusun Bakung Raya dan Dusun Lamiang Mitus.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


4
C. I K L I M
Iklim di daerah Puskesmas Muara Tewehtermasuk iklim tropis yang lembab dan
panas sesuai pengamatan stasiun Meteorologi Bandara Beringin Muara Teweh, keadaan
temperatur udara rata-rata maximum ± 32,3° C dan suhu minum rata-rata ± 22.7° C dengan
kelembaban nisbi rata-rata 86 % setahun.

D. TOPOGRAFI
Pada umumnya Puskesmas Muara Tewehdari sebelah selatan ke timur merupakan
dataran agak rendah, sedangkan ke arah utara dengan bentuk daerah berbukit-bukit lipatan,
patahan yang dijajari oleh pegunungan Muller / Schwaner. Bagian wilayah dengan
kelerengan 0 – 2 % terletak dibagian selatan tepi sungai Barito yaitu Kecamatan Teweh
Tengah.

E. HIDROGRAFI
Sungai yang berada di wilayah Puskesmas Muara Tewehterdapat sungai Barito yang
merupakan sungai terbesar di BaritoUtara menghubungkan Kabupaten Murung Raya, Barito
Utara, Kabupaten Barito Selatan, Barito Kuala (Kalsel) yang disebut dengan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Baritodengan panjang sungai mencapai ± 900 km dan lebar sungai mencapai
rata-rata 650 M dengan kedalaman rata-rata 8 M yang bermuara ke Laut Jawa, digunakan
sebagai jalur transportasi air. Terdapat Sungai Bengaris yang merupakan cabang anak sungai
Barito yang berada di wilayah kota Muara Teweh dan sungai Pendreh yang berada disekitar
Desa Pendreh.

F. KEADAAN TANAH
Menurut keadaan wilayahnya Puskesmas Muara Tewehtanahnya terdiri dari berbukit-
bukit dan bergunung-gunung dengan ketinggian dari permukaan laut antara 25 – 400 M.
Sedangkan dataran rendah terdapat pada bagian selatan merupakan tanah dengan derajat
keasaman kurang dari 7.
Berdasarkan keadaan tanah yang ada, maka jenis tanah yang terdapat di wilayah Puskesmas
Muara Teweh, yaitu :

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


5
 Aluvial terdapat di aliran sungai
 Regosol terdapat menyebar di bagian Selatan
 Podsolik, merah kuning dengan induk batu-batuan dan batuan beku terdapat pada wilayah
yang berbukit.
 Kambisol
 Okisol (Lateritik) terdapat di wilayah bagian atas dan paling luas, keadaan medan
bergelombang, berbukit dan bergunung.

G. KEPENDUDUKAN
1. Pertumbuhan Penduduk
a). Laju Pertumbuhan Penduduk.
Laju pertumbuhan Penduduk Puskesmas Muara Tewehpada tahun 2009dengan
jumlah penduduk yaitu 28.002 jiwa, namun dalam 3 tahun terakhir terjadi perubahan
laju pertumbuhan penduduk yaitu pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk 26.890
jiwa, pada tahun 2011 dengan jumlah penduduk 27.838 jiwa dan pada tahun 2012
dengan jumlah penduduk 22.906. jiwa, sedangkan menurut kelurahan/desa dalam
periode yang sama, pertumbuhan penduduk bervariasi dengan penduduk tertinggi
terjadi di kelurahan Melayu20.791jiwa (91%).Sedangkan desa yang laju
pertumbuhan penduduknya terendah adalah desa Pendreh 2.115 jiwa (9%).
Terjadinya penurunan jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Muara teweh
pada tahun 2012 karena adanya pemekaran kecamatan baru yang berdampak pada
pengurangan wilayah kerja puskesmas yang sebelumnya terdari dari 2 kelurahan dan
2 desa menjadi 1 kelurahan dan 1 desa.

GAMBAR PERTUMBUHAN PENDUDUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS


MUARA TEWEH TAHUN 2009 s/d 2012

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


6
30,000
28,002 27,838
26,890
25,000
22,906
20,000

15,000

10,000

5,000

-
2009 2010 2011 2012

b).Penduduk menurut jenis kelamin

12,000 10,429 10,362

10,000

8,000

6,000

4,000
1,116 999
2,000

-
1 2

Kel. Melayu Pendreh

H. SOSIAL EKONOMI

Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi upaya kesehatan antara lain adalah
pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Beban Tanggungan
(Depedency Ratio) dan Tingkat pendidikan. Pada Beban Tanggungan untuk mengetahui
beban tanggungan usia produktif (15 – 64 tahun) digunakan indicator Dependency Ratio,
angka tersebut 73 % tahun 2009.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


7
A. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor dominan, yaitu Faktor


lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Untuk itu Kabupaten Barito Utara
menetapkan Indikator Kabupaten Barito Utara mengacu pada Indikator Standar Pelayanan
Minimal bidang Kesehatan.Beberapa indikator derajat kesehatan yang telah dicapai dalam
pembangunan kesehatan di Kabupaten Barito Utara antara lain sebagai berikut

1. MORTALITAS

a. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Kelahiran Hidup


Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang sensitif untuk
menggambarkan derajat kesehatan.Angka Kematian Bayi di Kabupaten Barito Utara
berdasarkan data yang dihimpun melalui Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) yaitu satu-satunya sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas.
Pada tahun 2013 tercatat Angka Kematian Bayi (AKB)sebanyak 2 kasus yang
Gambar 6
terdiri dari lahir mati sebanyak 1 bayi dan 1 neonatus. Hal ini menunjukkan bahwa angka
kematian bayi di wilayah Puskesmas Muara Teweh masih rendah, hal ini mungkin karena
adanya peningkatan PHBS ke arah yang lebih baik dan pelayanan kesehatan yang lebih
berkualitas, Indikator Kabupaten Sehat tahun 2011 bahwa hasil angka Kematian Bayi di
wilayah kerja Puskesmas Muara Teweh yaitu 0,5 %,menunjukkan angka dibawah standart

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


8
TAHUN
Indikator Indonesia Sehat (AKB) 2011.Sedangkan Angka kematian bayi (AKB) di
Indonesia walaupun masih jauh dari angka target MDGs yaitu AKB tahun 2015 sebesar
23 per 1000 kelahiranhidup.
b. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Balita (0-4 tahun) didefinisikan sebagai proporsi anak yang
meningggalsebelum mencapai usia 5tahun. Angka Kematian Balita menggambarkan
tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
kesehatan balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Indikator ini juga
menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial, angka Kematian Balita untuk Kabupaten
Barito Utara tidak ada ditemukan datanya. Berdasarkan rekapitulasi hasil SIMPUS tidak
terdapat Balita meningggal. Lampiran Tabel 7

c. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)


Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat
kesehatan masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu sebagai
akibat dari komplikasi kehamilan,persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000
kelahiran hidup padatahun yang sama. Tinggi rendahnya AKI berkaitan dengan : a)
Social ekonomi, b) Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas, c)
Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil Pertolongan persalinan dan perawatan masa
nifas.
AKI merupakan indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan, menurut
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, menyebutkan bahwa
AKI yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Persalinan merupakan resiko yang dialami bagi ibu hamil apabila mengalami
komplikasi saat melahirkan, penyebab kematian ibu bersalin sebagian besar akibat
komplikasi dalam persalinan seperti perdarahan, dan kelahiran yang sulit. Pertolongan
persalinan oleh tenaga Kesehatan juga mempunyai peranan yang penting dalam peristiwa
melahirkan, Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Barito Utara dalam tahun 2013 dari
476 Ibu hamil sedangkan di Puskesmas Muara Teweh terdapat kematian 1 orang ibu nifas
atau (0,23%) sedangkan target MDGs untuk AKI di Indonesia tahun 2015 adalah sebesar
102 per 100.000 kelahiran hidup.

2.MORBIDITAS

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


9
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam
Epidemiologi sangat beraneka ragam, karena tergantung dari macam masalah kesehatan
yang ingin diukur atau diteliti.
Morbiditas merupakan setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh
seseorang dianggap sebagai penyakit. Sakit, cedera, dan gangguan,
semuanyadikategorikan di dalam istilah tunggal morbiditas atau Kesakitan. Merupakan
derajat sakit, cedera atau gangguan padasuatu populasi. Morbiditasini juga merupakan
suatu penyimpangan dari status sehat dansejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit.
Gambar 7
10 Penyakit Terbanyak Menurut Jenis Kelamin
2500 Tahun 2013
2020

2000

1500
965
1055
1000 636
372 347
500 255
381 265
116 171 118 188 165 162
256
176 147 99 90
12068 9669 66 53
0 96 55
46 35
J06 I10
K30 A09
K04 G44
L23 41
Perempuan Laki-laki V99Total
A01

Sumber: Lb 1 Puskesmas Muara Teweh tahun 2013

a. Angka Kesakitan Malaria.


Malaria merupakan penyakit kronik yang kadang-kadang menjadi akut yang
ditandai dengan demam,anemia, pembesaran limpa dan pada keadaan serius dapat
menimbulkan komplikasi yang mematikan. Parasit malaria tidak saja dapat berdiam
dalam limpa dan hati tapi juga otak yang dikenal sebagai malaria serebral yang dapat
menyebabkan ketidak sadaran (koma) sampai kematian. Penyakit ini banyak ditemukan di
daerah tropis dan subtropis seperti Indonesia, Semenanjung Malaya,
Filipina,Vietnam,Kamboja dan beberapa negara di Afrika dan Amerika Tengah.Di
Indonesia malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
meningkatkan angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil. Malaria juga menurunkan
produktifitas kerja penderitanya.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


10
Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian telah dilakukan melalui
program pemberantasan malaria yang kegiatannya antara lain melakukan diagnosa dini,
pengobatan cepat dan tepat, melakukan surveilens. Penyemprotan lingkungan tempat
tinggal dan pembunuhan jentik di tempat perindukan dilakukan sebagai pengendalian
vector melalui pemutusan rantai penularan malaria disekitar pemukiman.Dewasa ini
untuk mengatasi malaria telah dikembangkan Pos Malaria Desa dan gerakan berantas
kembali malaria (Gebrak malaria) dengan bantuan Global Fund di 4 propinsi di Kawasan
Timur Indonesia (Katimin). Malaria merupakan penyakit utama di Kawasan Timur
Indonesia (Katimin), sekitar 40 % penderita malaria klinis yang berobat ke Puskesmas
adalah balita,sedangkan jumlah ibu hamil yang menderita malaria tidak diketahui. Masih
kurangnya tenaga (bidan, perawat dan staf lain)yang pernah mendapatkan training tentang
malaria secara khusus, baik tentang pencegahan,pengobatan maupun tentang cara
pemeriksan laboratorium merupakan hambatan tersendiri dalam menegakkan diagnosis
malaria. Pedoman pengobatan malaria yang digunakan mengikuti pedoman dari WHO
dengan Algorithm clinic : panas dingin,sakit kepala,kadang-kadang diare tanpa ada
infeksi lain. Tidak ada catatan yang lengkap menyulitkan perencanaan program. Data ibu
hamil yang menderita malaria tidak dapat ditelusuri,karena tidak ada catatan pada kartu
status atau buku harian kunjungan pasien Puskesmas.
Tabel 1. Pembagian Tingkatan Transmisi Malaria berdasarkan API dan AMI

No ENDEMIS API AMI Keterangan


1 RENDAH <1% < 25 %
2 SEDANG 1–5% 25 – 50 %
3 TINGGI 5% 50 %

Angka Kesakitan Malaria Kabupaten Barito Utara Tahun 2012 dari data yang ada
menunjukan bahwa API (Annual Parasite Incidence) Kabupaten Barito Utara tergolong
Endemis tinggi yaitu 13,69 % per 1000 penduduk sedangkan AMI (Annual Malaria
Incidence) 20,58 % per 1000 penduduk untuk CFR (Case Fatality Rate) yang meninggal
akibat malaria tidak ada Kematian dan jumlah penderita malaria semua (100%) sudah
diobati.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


11
Situasi kasus Malaria di Puskesmas Muara Teweh dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2013

Gambar 8 Annual Parasite Incidence (API)


PKM Muara Teweh Tahun 2010 - 2013
0.8
0.7 0.7
0.6 0.6
0.5
0.4
0.3 0.3
0.2
0.1
0 0
2010 2011 2012 2013

Sumber: Laporan P2 Malaria Puskesmas Muara Teweh tahun 2013.


Diagram diatas menunjukkan bahwa trend penemuan kasus malaria di wilayah
kerja Puskesmas Muara teweh sejak tahun 2010 sampai dengan 2013 terjadi penurunan
yang signifikan yaitu API tahun 2010 sebesar 0,6%, tahun 2011 sebesar 0,7%, tahun
2012 sebesar 0,3%, dan tahun 2013 0,0%. Gambaran ini menunjukkan bahwa wilayah
Puskesmas Muara Teweh termasuk dalam klasifikasi area hijau sebagai low case
incidence (API < 1/1000).
b. Angka Kesakitan Penderita TB Paru BTA + dan Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada
Anak < 15 tahun dan Pnemonia pada Balita.

TB Paru klinis Sebanyak 31 kasus TB Paru yang ditemukan pada tahun 2013,
sedangkan sebanyak 7kasus dinyatakan Positif (+) dan sudah diobati dan dinyatakan

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


12
sembuh 3 kasus yaitu ( 43 %). Sedangkan penderita yang mendapat pengobatan lengkap
sebanyak 2 kasus (29 %) dan yang masih mengikuti pengobatan sebanyak 2 kasus (29
%) untuk angka SR (Sucses Rate) 70 %. Hal ini menunjukkan program TB Paru
terlaksana dengan baik karena semua kasus mendapat pengobatan sesuai standard.

Hasil data yang tercatat dalam laporan Puskesmas Muara Teweh tahun 2013untuk kasus
Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada Anak < 15 tahun dan Pnemonia pada Balita tidak
ditemukan.

c. HIV & AIDS


HIV/ AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
Immundeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lainnya.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara, untuk kasus HIV/ AIDS di
wilayah kerja Puskesmas Muara Teweh pada tahun 2013semakin meningkat setelah
dilakukan tes screeningtes golongan darah di lokalisasi terhadap 136 orang wanita pekerja
seks(WPS) ditemukan Jumlah kasus HIV berjumlah 5 orang.Untuk penanganan kasus
HIV/AIDS telah dibentuk KPA Komisi Pemeberantasan AIDS Kabupaten Barito Utara
dan ditangani secara intensif melalui pengawasan secara berkala dan pemberian
bimbingan penyuluhan terhadap WPS dilokalisasi, juga dibagikan kondom 100 pcs/WPS.
d. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Kasus penyakitInfeksi Menular Seksual (IMS) yang ditemukan pada kunjungan
klien di Puskesmas Muara Teweh tahun 2013 sebanyak 13 kasus dengan rincian sebagai
berikut :

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


13
KASUS IMS DI PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013
3.5
3 3 3
2.5
PEREMPUAN
2 2 2 LAKI-LAKI
TOTAL
1.5
1 1 1 1 1
0.5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES

Sumber : LB1 Puskesmas Muara Teweh Tahun 2013


Data diatas menunjukkan bahwa fluktuasi kunjungan kasus IMS pada kurun
waktu tahun 2013 adalah pada bulan Januari ditemukan kunjungan kasus sebanyak 2
kasus, bulan April 1 kasus, bulan Juli dan Agustus 1 kasus, bulan Oktober 2 kasus, bulan
November dan Desember masing-masing 3 kasus.

e. DBD

Tahun 2013 tidak terjadi outbreak kasus DBD,ditemukan hanya2 (dua) kasus
pada bulan April dan Mei dan tidak sampai terjadi kematian.Data tersebut diperoleh dari
Medical Record (RM) kunjunganrawat inap pasien di RSUD Muara Teweh dengan
alamat domisili penderita di wilayah kerja Puskesmas Muara Teweh. Sedangkan kasus
DBD yang berkunjung di Puskesmas Muara Teweh tahun 2013 tidak ditemukan kasus.

Dibanding tahun sebelumnya jumlah kasus DBD pada tahun 2013 ada
peningkatan kasus yaitu 1 (satu) kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Muara Teweh.
Penemuan kasus DBD di masyarakat langsung mendapat respon dari Dinas Kesehatan
kab. Barito Utara dengan melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE), himbauan
kepada masyarakat dan pemeberantasan nyamuk dewasa dengan foging (pengasapan) dan
PSN.

f. Diare

Tahun 2013 penderita diareyang ditemukan berkunjung di Puskesmas Muara


Teweh sebanyak 347 kasus dan yang diobati dan ditangani sebanyak 347 kasus (100%).

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


14
Data penemuan dan penanganan kasus diare di wilayah Puskesmas Muara Teweh dapat
dilihat seperti pada diagram di bawahterperinci jumlah kasus Diare yang ditemukan dan
mendapat tablet zink dan rehidrasi oral dengan oralit di Puskesmas Muara Teweh tahun
2013.

JUMLAH KASUS DIARE YANG DITEMUKAN DAN DITANGANI


DI PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013
Gambar 10
46
43

32 32
27 28
26 26 26
23 22
16

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC

JUMLAH KASUS DIARE DIBERI ZINC DAN ORALIT Gambar 11


DI PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013
160
140 46
43
120 Oralit
100 32 32 Zink
46
80 43 26 26 26 27 28 Kasus
23 32 32 22
60 27 28
16 26 23 26 46 26
40 43 22
16 26 32 26 32 26 27 28
20 23 22
16
0
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC

Tabel 2. Jumlah kasus diare balita yang mendapat pengobatan tahun 2013

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


15
Diare Balita Diobati
Jumlah
No BULAN
Kasus
oralit Infus Ket
Zinc
1 JANUARI 21 21 21 0
2 FEBRUARI 6 6 6 0
3 MARET 9 9 9 0
4 APRIL 8 8 8 0
5 MEI 16 16 16 0
6 JUNI 16 16 16 0
7 JULI 18 18 18 0
8 AGUSTUS 17 17 17 0
9 SEPTEMBER 12 12 12 0
10 OKTOBER 19 19 19 0
11 NOPEMBER 7 7 7 0
12 DESEMBER 14 14 14 0
JUMLAH 163 163 163 0

Tahun 2013 trend penyakit diare wilayah kerja Puskesmas Muara Teweh
menunjukkan peningkatanjika dibandingkan dengan jumlah penderita diare pada tahun
2012 sebanyak 311 kasusnamun belum sampai terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Penanganan kasus Diare dilakukan dengan cepat dan segera dapat diatasi dengan diagnosa
tepat penanganan dini serta perbaikan Sanitasi Lingkungan sehingga dapat terhambat
penyebarannya.

3.STATUS GIZI
a. Persentase BalitaGizi Buruk
Masalah gizi terutama yaitu pada kurang gizi makro dan kurang gizi mikro,
Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kekurangan  asupan energi dan protein. Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang
utamanya disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan
protein.Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro.
Kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan  dan perkembangan fisik
maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas  dan produktifitas penduduk.
Timbulnya krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan  penurunan kegiatan

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


16
produksi yang drastis akibatnya lapangan kerja berkurang dan pendapatan perkapita
turun.Hal ini jelas berdampak terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat karena tidak
terpenuhinya kecukupan konsumsi makanan dan timbulnya berbagai penyakit menular
akibat lingkungan hidup yang tidak sehat.

Status gizi balita merupakan modal untuk sehat, cerdas dan mampu bersaing dan
kualitas sumberdaya manusia di masa depan salah satunya dipengaruhi keadaan gizi
semasa balita. Tahun 2013 dari balita yang ada 2.289, jumlah balita yang ditimbang
sebanyak 562 (25 %) sedangkan balita yang BGM sebanyak 4 anak (0,175 %),
BGT sebanyak 8 anak (0,349%).Pada tahun 2013, Program Pemberian Makanan
Pendamping Asi (MP-ASI) bagi masyarakat miskin dalam rangka peningkatan status gizi
masyarakat telah disalurkan kepada masyarakat miskin dengan Balita BGM keluarga
miskin sebanyak 4 anak (100%) Balita BGM Gakin dicakup.

Gambar 12 CAKUPAN BALITA BGM


UPT PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013

2289
2500
2000
1500
1000 562

500 4
0
S D BGM

Sumber : Bidang PK Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara

Tabel 3.Cakupan Pemberian Balita Mendapatkan Vit A 2 Kali Tahun 2013


Tu
NO KEC. PUSKESMAS BALITA BGM BALITA
JUMLA MP % JUMLA MENDAPAT %
H ASI H VIT A 2X
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 T. TENGAH MUARA TEWEH 4 4 100 2289 2170 95

JUMLAH 4 4 100 2289 2170 95

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


17
b. Pemeriksaan Siswa SD Tahun 2013 dengan pemeriksaan siswa SD setingkat diperoleh
cakupan penjaringan siswa SD kelas 1 setingkat sangat baik dengan hasil data yang
diperoleh menunjukkan cakupan penjaringan Murid kelas 1 SD setingkat yang
mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 712 (98 %) dari jumlah siswa 726 murid.
Sedangkan siswa SD kelas 1 yang memperoleh imunisasi campak pada kegiatan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) diperoleh data sebanyak 643 (89%) anak, cakupan
imunisasi DT/TD pada siswa kelas 1 SD setingkat sebanyak 646 (89%) anak, kelas 2 SD
sebanyak 179 (25%) anak, kelas 3 SD sebanyak 566 (92%). Data diatas menunjukan
cakupan pelayanan/penjaringan anak SD setingkat sangat baik namun cakupan imunisasi
DT/TD pada anak SD kelas 2 masih sangat rendah, karena syarat pemberian vaksinasi DT
minimal pada anak SD yang berumur diatas 8 tahun dimana masih terdapat anak SD
yang berusia di bawah umur 8 tahun pada anak SD kelas 2.

c. Penderita Gondok Akibat Kurang Yodium (GAKY)


Masalah GAKY merupakan masalah yang serius karena GAKY dapat
menimbulkan gangguan kecerdasan, gangguan mental, konginental dan kretin (cebol),
secara umum dapat menghambat kelancaran program wajib belajar sembilan tahun.
Penderita GAKY juga akan memiliki produktifitas yang rendah. Data riset kesehatan
dasar (RISKESDAS) tahun 2013menunjukkan dari 2 blok sensus yang dilakukan riset
secara acak pada 2 rukun tetangga (RT) hasil pemeriksaan garam beryodium pada 45
rumah tangga ditemukan semua rumah tangga menggunakan garam dapur beryodium.

d. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


Status gizi masyarakat dapat juga dilihat dari bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(Berat Bayi lahir < 2500 mg).
Dalam tahun 2013tercatat 381 (88 %) dari 433 Bayi baru lahir ditimbang, Data mengenai
status gizi bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)di UPT Puskesmas
Muara TewehTahun 2013 dapat dilihat pada diagram berikut :

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


18
Gambar 13 BAYI BERAT LAHIR RENDAH
UPT PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013
6 6

5 5

1 1

0 0 0 0 0

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES

Sumber LB 3 Puskesmas Muara Teweh tahun 2013

B. PERILAKU SEHAT

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Kesehatan Nasional.


Hal ini dapat dilihat bahwa Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam
pembangunan kesehatan, melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta dalam lingkungan
yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Republik Indonesia.

Sebagaimana diuraikan diatas bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan adalah perilaku. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga merupakan salah
satu pendukung Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan. PHBS dapat tercermin dalam
kehidupan sehari-hari baik itu di Tatanan Rumah Tangga, Tempat-Tempat Umum, sekolah,
Instansi Kesehatan dan di tempat kerja. Indikator pencapaian pembangunan kesehatan
Perilaku sehat dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Untuk tahun 2013pengkajian PHBS dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Muara
Teweh yang diambil secara acak (random) sebanyak 210 Rumah Tangga, ditemukan

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


19
sebanyak 147 (70%) Rumah Tangga ber PHBS. Dibandingkan tahun sebelumnya jumlah
Rumah Tangga ber PHBS menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 10% yaitu
sebanyak 126 (60%) Rumah tangga, kemungkinan adanya peningkatan pengetahuan,
kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta
meningkatnya peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Tabel 4.Hasil persentase pengkajian PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Muara
Tewehtahun 2013

No KECAMATAN / PUSKESMAS PENGKAJIAN KET


SEHAT TDK SEHAT
1 2 3 4 5
1 MUARA TEWEH 147 63

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga di wilayah


Puskesmas Muara Teweh Tahun 2010 S/D 2013

No TATANAN RUMAH TAHUN PENGKAJIAN KET


TANGGA
2010 2011 2012 2013  
1 Jumlah yang di pantau 210 210 210 210  

2 Persentasi sehat 37,62 32,38 60,95 69,05  

Gambaran presentasi cakupan Tatanan Rumah Tangga yang ber PHBS di wilayah kerja
Puskesmas Muara Teweh selama 4 (empat) tahun terakhir sebagai berikut :

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


20
PRESENTASI
Gambar 14 RUMAH TANGGA BER PHBS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA
TEWEH
TAHUN80.00
2010 s/d 2013
69.05
70.00
60.00 60.95
50.00
37.62
40.00
30.00 32.38
20.00
10.00
0.00
2010 2011 2012 2013

Gambar 15 TATANAN RUMAH TANGGA SEHAT PHBS


KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN 2013

Tidak Merokok di dalam


rumah
5%
Melakukan aktivitas setiap Persalin ditolong oleh nakes
hari 10%
13% Memberi bayi ASI Eksklusif
Makan buah dan sayur 9%
setiap hari Menimbang balita setiap
12% bulan
9%

Memberantas jentik di Mengunakan


rumah sekali seminggu
9% air bersih
Mengunakan jamban sehat 12%
10%
Mencuci tangan dgn air
bersih dan sabun
11%

1. Posyandu Purnama dan Mandiri


Salah satu bentuk peran serta masyarakat di bidang kesehatan adalah adanya /
tumbunya suatu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti
posyandu, dana sehat, UKS dan lain-lain.

Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) berdasarkan


perkembangannnya dibagi menjadi 4 strata tingkatan yaitu :
Di Puskesmas Muara Teweh pada tahun 2013 tercatat 13 buah posyandu dengan perincian
sebagai berikut :
a. Posyandu Pratama : 2 buah ( 15,38 % )
b. Posyandu Madya : 7 buah ( 53,85% )
c. Posyandu Purnama : 3 buah ( 23,08% )
d. Posyandu Mandiri : 1 buah ( 7,69 % )

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


21
Data jumlah posyandu menurut tingkat kemandirian di wilayah Puskesmas Muara Teweh
tahun 2013 dapat dilihat pada diagram berikut :

Gambar 16 JUMLAH POSYANDU PURNAMA S.D MANDIRI


PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013
7
7
6
5
4 3
3 2
2 1
1
0
Posyandu Pratama Posyandu Madya Posyandu Purnama Posyandu Mandiri

Sumber : Data Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Muara Teweh

2. Penggunaan Sarana Kesehatan (dasar maupun rujukan)


Salah satu indikator cakupan pelayanan kesehatan adalah jumlah pengunjung
sarana kesehatan yang ada baik di Rumah Sakit, Puskesmas, Rumah Bersalin, Puskesmas
Pembantu, Balai Pengobatan, Dokter praktek swasta (spesialis, umum), dokter praktek
gigi dan lain-lain dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada dalam periode
tersebut.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun tercatat sebanyak 8.847 pengunjung sarana
kesehatan di Puskesmas Muara Teweh tahun 2013. Jumlah tersebut mencakup 55,9 %
dari jumlah penduduk, terjadi penurunan cakupan pemanfaatan Sarana Pelayanan
Kesehatan dibanding dengan Tahun sebelumnya yaitu 67.046 jumlah pengunjung sarana
kesehatan.
Cakupan pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan tersebut mencakup kunjungan
pasien Rawat Jalan Umum, Askes maupun Jamkesmas. Data penduduk yang
menggunakan sarana pelayanan kesehatan (pemerintah dan swasta) diperinci menurut
kecamatan di Kabupaten Barito Utara tahun 2013 dapat dilihat pada lampiran Table 58.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


22
3. Penduduk yang terlindungi JPKM / Dana Sehat / Askes Lain
Salah satu bentuk peran serta masyarakat di bidang kesehatan adalah dalam
pembiayaan pemeliharaan kesehatan, baik itu melalui JPKM / dana sehat maupun
asuransi kesehatan lainnya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun dalam Tahun 2013 terjadi penurunan
jumlah peserta JPKM dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 18 % hal ini dikarenakan ada
pengurangan jumlah peserta dari pemerintah mengacu pada hasil pendataan yang
dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Hasilnya, secara nasional penerima Jamkesmas
tahun 2013 bertambah 10 juta dibanding 2012, namun di beberapa daerah justru
mengalami penurunan.Tidak diketahui alasan dikurangi kuota tersebut karena semua
ditentukan oleh TNP2K atau Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan yang
berada di bawah koordinasi Wakil Presiden Boediono.
Data mengenai penduduk yang terlindungi asuransi kesehatan dan JPKM menurut
di wilayah Puskesmas Muara Teweh dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat
dilihat pada diagram berikut.
Gambar 17
PERSENTASI MASYARAKAT YANG TERCAKUP JAMINAN KESEHATAN DI WIL.
PUSKESMAS MUARA TEWEH
TAHUN 2009
23 S.D 2013 23 24 23
25

20

15

10
5
5

0
2009 2010 2011 2012 2013

Data mengenai peserta Jamkesmas yang berkunjungdi wilayah Puskesmas Muara


Teweh tahun 2013 dapat dilihat pada diagram berikut.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


23
Gambar 18
PERSENTASI KUNJUNGAN PESERTA JAMKESMAS 95
100 DI WIL. PUSKESMAS MUARA TEWEH
90 TAHUN 2013
80
70
60
50
40 29 27 26
30 20
20
10
0
2009 2010 2011 2012 2013

C. LINGKUNGAN SEHAT
Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat, oleh
karenanya salah satu Pokok Program Pembangunan Kesehatan dalam rangka upaya untuk
mewujudkan visi adalah pokok program lingkungan sehat. Indikatorlingkungan sehat dapat
dilihat pada keadaan sebagai berikut :
a. Rumah Sehat
Rumah merupakan tempat berkumpul anggota keluarga dan tempat melepas lelah
setelah seharian bekerja sebagian besar waktu dihabiskan dirumah, maka oleh karenanya
rumah tempat tinggal harus sehat.Dalam tahun 2013 Rumah di wilayah kerja Puskesmas
Muara Teweh tercatat 5.089 rumah, yang diperiksa sebanyak 61%,yang memenuhi syarat
rumah sehat sebanyak 74% rumah.

b. Tempat-Tempat Umum Sehat


Tatanan tempat-tempat umum merupakan wahana untuk anggota masyarakat
berinteraksi social.Tempat-Tempat Umum yang tidak sehat dapat merugikan kesehatan
masyarakat, oleh karenanya Tempat-Tempat Umum harus mendapat perhatian.Dalam
tahun 2013 telah dilakukan upaya-upaya pemantauan terhadap beberapa Tempat-Tempat
Umum adalah sebanyak 82 TTU.

c. Keluarga yang memiliki sarana lingkungan yang sehat


Sarana kesehatan lingkungan seperti jamban, tempat sampah, pengelolaan air
limbah dan persediaan air bersih dan lain-lain merupakan sesuatu yang penting dalam

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


24
kehidupan masyarakat. Salah satu indikator keluarga berperilkau hidup bersih dan sehat
adalah memiliki dan buangan air di jamban yang sehat, buang sampah disembarang
tempat, air limbah tidak mencemari lingkungan, menggunakan air bersih untuk minum
dan keperluan rumah tangga lainnya.
Tabel 6. Kepemilikan Rumah Tangga Terhadap Sarana SanitasiKabupaten Barito Utara
Tahun 2013
 
    JLH KK JLH KK JLH KK JLH KK
Memiliki MEMILIKI MEMILIKI MEMILIKI
N KECAMATAN PUSKESMAS
O
    AIR BERSIH JAMBAN SPAL T.SAMPA
H
1 2 3 4 5 6 7
MUARA 3.782
1 Teweh Tengah 4.501 4.161 1.227
TEWEH
Sumber : Program Kesling Puskesmas Muara Teweh tahun 2013

Berdasarkan rekapitulasi data di Puskesmas Muara Teweh dalam tahun 2013 tercatat
jumlah total KK yang diperiksa terhadap kepemilikan sanitasi dasar dengan rincian KK
memiliki jamban 4.161 (81,64%) KK, mempunyai pengelolaan air limbah 1.227 (24,07%)
KK, Persediaan Air Bersih 4.504 (88,31%) dan KK memiliki tempat sampah 3,782 (74,20
%).
D. PELAYANAN KESEHATAN

Faktor lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.

1. Persalinan Yang Ditolong Tenaga Kesehatan


Salah satu indikator masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat adalah
meminta pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan.
Berdasarkan data yang dihimpun perkiraan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di
Kabupaten Barito Utara tahun 2013sebanyak 412 (90,7 %) dari target 454 ibu hamil.

Data selengkapnya mengenai perkiraan jumlah persalinan dan jumlah persalinan


yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurut kecamatan di Kabupaten Barito Utara tahun
2013 dapat dilihat pada lampiran tabel28
2. Cakupan imunisasi lengkap pada bayi

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


25
Tujuan pemberian imunisasi pada bayi adalah untuk memberikan kekebalan
terhadap berbagai penyakit terutama penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) seperti TBC, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis B.

Berdasarkan hasil rekapitulasi laporan imunisasi tercatat 302 (70%) bayi telah
diimunisasi HB0, sebanyak 403 (93,1%)bayi telah diimunisasi BCG, DPT 1 sebanyak 398
(92%) bayi, DPT 2sebanyak 395 (91%) bayi,DPT 3sebanyak 393 (91%) bayi, Polio 1
diimunisasi sebanyak 398 (92%),Polio 2 diimunisasi sebanyak 396 (91%),Polio 3
diimunisasi sebanyak 394 (91%),Polio 4 diimunisasi sebanyak 389 (90%), danimunisasi
Campak sebanyak388 (90%). Dan rincian cakupan imunisasi di wilayah Puskesmas
Muara Teweh dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Pencapaian Imunisasi Puskesmas Muara Teweh Tahun 2013

CAMPAK
JLH BAYI

DPT 1

DPT 2

DPT 3

POL 1

POL 2

POL 3

POL 4
HBO

BCG

TT1

TT2
NO PUSKESMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 MUARA 433 30 40 39 39 39 39 39 39 38 38 31 224
TEWEH 2 3 8 5 3 8 6 4 9 8 2
  % 100 70 93 92 91 91 92 91 91 90 90 66 47
Sumber : Laporan Hasil Imunisasi Rutin Tahun 2013

Indikator program imunisasi untuk mengukur pencapaianImunisasidesa yang


mencapai UCI 90 %. Dari 2 desa di wilayah Puskesmas Muara Teweh tahun 2013,
tetcatat 2 Desa yang mencapai UCI ( 100%).lampiran tabel38.

3. Kepesertaan Keluarga Berencana (KB)

Berdasarkan rekapitulasi data program KIA Puskesmas Muara Teweh bidang


Keluarga Berencana yang berhasil dihimpun dalam tahun 2013 tercatat 4.948 pasangan usia
subur yang ada, peserta KB aktifsebanyak 4.653 peserta dengan rincian data peserta
Kelaurga Berencana baru sebanyak 3,373 (72,49%), peserta Keluarga Berencana lama
sebanyak1.575 (27,51%). Adapun persentasi akseptor KB aktif di Puskesmas Muara Teweh
tahun 2013 dapat dilihat pada diagram berikut:

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


26
Gambar 19 PERSENTASI AKSEPTOR KB TAHUN 2013

100
80
60
40
20
0
KB AKTIF KB BARU KB LAMA

Adapun persentasi cakupan kunjungan akseptor KB di Puskesmas Muara Teweh tahun 2013
dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 20
PERSENTASI CAKUPAN KUNJUNGAN AKSEPTOR KB TAHUN 2013
21% 1% 0% 0%

SUNTIK
PIL
INPLANT
IUD
KONDOM

77%

Dari data diatas jumlah akseptor KB yang berkunjung di Puskesmas Muara Teweh
tahun 2013, yang menggunakan metode alat kontrasepsi KB suntik sebanyak 3596
(77,28% ), Pil 977 (21%), Inplant 45 (0,97 %),IUD 20 (0,43%),Kondom 15 (0,43%) dan
MOP 2orang (0.04%).

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


27
Mengambarkan mengenai situasi sumber daya kesehatan yang menyajikan tentang sarana
kesehatan, Pembiayaan dan informasi mengenai tenaga kesehatan.
A. SARANA KESEHATAN
1. Puskesmasdan sarana kesehatan lain
Komponen lain didalam sumber daya kesehatan yang paling penting adalah
ketersediaan sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan kualitas bangunan
yang menggambarkan unit sarana pelayanan kesehatan yang bermutu baik bangunan 
utama, pendukung dan sanitasi lingkungan.

Sampai dengan tahun 2013 sarana kesehatan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Muara Teweh; Puskesmas 1 buah, Puskesmas Pembantu 2 buah, Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) 1 buah, Klinik Polres Barito Utara 1 buah, Klinik Kodim 1
buah, Klinik Swata 1 buah, Balai Pengobatan 1 buah, Praktek Dokter 3 buah, Praktek
Bidan 8 buah.

Pembangunan unit-unit pelayanankesehatan yang ada dapat memenuhi


keterjangkauan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan diharapkan dapat
melayani sasaran penduduk rata-rata 30.000 penduduk.

Data sarana kesehatan di wilayah Puskesmas Muara Teweh tahun 2013

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


28
JUMLAH SARANA KESEHATAN
DI WIL. PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013 Puskesmas
Pustu

1 Poskesdes
2 Klinik Polres
8 1 Klinik Kodim
1
Klinik Swasta
1
Balai Pengobatan
1
1 Praktek Dokter
3 Praktek Bidan

Sumber LT Puskesmas Tahun 2013

2. Produksi dan Distribusi Sedian Farmasi dan Alat Kesehatan.


Data yang dikumpulkan dari pengelola obat/apotik Puskesmas Muara Teweh
selama tahun 2013, diperoleh penggunaan obat-obatan yang terbanyak digunakan adalah
Paracetamol 500 mg sebanyak 15.100 tablet (17%), CTM sebanyak 13.800 tablet (16%),
SF sebanyak 10.050 tablet (12%), Vitamin C sebanyak 8.050 tablet (12%), Vitamin B1
sebanyak 7.600 tablet (9%), Amoxicillin 500 mg sebanyak 7.200 kaplet (8%), Vitamin
B.Complek sebanyak 7.000 tablet (8%), Antasid sebanyak 6.400 tablet (7%),

10 PEMAKAIAN OBAT TERBANYAK TAHUN 2013


7% 17%
7% 7% Paracetamol 500 mg
CTM
SF
8% 16% Vit. C
Vit. B1
Amoxicillin 500 mg
Vit. B.Comp
8% Antasid
9%
9% 12% GG
Vit. B6

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


29
B. PEMBIAYAAN KESEHATAN.

Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor utama didalam
peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk belanja modal maupun belanja barang. Didalam
upaya peningkatan pembiayaan terhadap sektor kesehatan dianggarkan melalui dana APBN,
APBD Provinsi dan Kabupaten, serta sumber lainnya.Didalam profil kesehatan ini baru dapat
memberi gambaran dana yang dikelola oleh Puskesmas Muara Teweh yang dapat
digambarkan sebagai berikut gambar di bawah.

700,000,000 8.43 9.00


533,244,483 533,244,483
8.00
600,000,000 515,172,661
465,619,523 7.00
500,000,000 6.11 6.51
PERBANDINGAN ANGGARAN APBD DAN ALOKASI APBD KESEHATAN
6.00
400,000,000 KABUPATEN BARITO UTARATAHUN 2009 s/d 2012
5.00

300,000,000 4.00
2.99
3.00
200,000,000
2.00
100,000,000 41,427,051 40,498,156 52,399,042
13,910,705 1.00
- -
2009 2010 2011 2012

Anggaran Kes Total APBD Kab


% APBD Kes thdp APBD Kab

Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari Pemerintah di Kabupaten Barito Utara baik dari
APBD Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN dari tahun ke tahun selalu
meningkat.Persentasi APBD Kesehatan terhadap APBD Kabupaten masih dibawah ketentuan
WHO yaitu 10 % Undang-undang Kesehatan.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


30
Gambar 22 Sumber Subbag Keu Dinkes 2013

Data Anggaran APBD kesehatan Kabupaten Barito Utara tahun yang dihimpun sudah
dialokasikan diatas 5 % namun pada tahun 2009 pengalokasian anggaran APBD untuk
kesehatan 2,99 %.Pada tahun 2010 dan 2011 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan
anggaran kesehatan diatas 8 % (Tabel 79), namun masih menyatu dengan gaji pegawai
tenaga kesehatan yang bekerja di Kabupaten Barito Utara.

C. TENAGA KESEHATAN

Upaya kesehatan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tapi juga diselenggarakan
oleh swasta, oleh karena itu gambaran situasi ketersedian tenaga kesehatan yang bekerja
disektor pemerintah maupun swasta perlu diketahui, Jumlah SDM Kesehatan di bedakan
menurut 8 kelompok medis, perwat, bidan, farmasi, gizi, teknis medis, kesehatan masyarakat
dan tenaga kesehatan lainnya. Penyebaran Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan dapat dilihat pada lampiran tabel berikut :

Tabel 10. Jumlah Nakes Puskesmas Muara Teweh Tahun 2013


NO TENAGA KESEHATAN JUMLAH KET
1 Dokter Umum 3 1 Tubel, 1
dokter PTT
2 Dokter Gigi 1
3 Sarjana Kes. Masyarakat 1
4 Sarjana Administrasi 2
5 D III Keperawatan 4
6 D III Analis 1
7 D III Kebidanan 10

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


31
8 D III Farmasi 1
9 D III Kesling 1
10 D III Gizi 3 1 Tubel
11 Perawat 7
12 Perawat Gigi 2
13 Assisten Apoteker 2 1 Tubel
14 SPPH 1
15 PPB A 1
16 PPB C 3
17 Pekerya SLTA 3
18 SLTA 1

Gambar 23
PROPORSI TENAGA KESEHATAN
PPB C
6% SLTA Dokter Umum
PPB A 2% 6% Dokter Gigi
2% Pekarya SLTA 2%
SPPH 6% Sarjana Kes. Masyarakat
2% 2%
S1 Administrasi
Assisten Apoteker 4%
4%
D III Keperawatan
Perawat Gigi 9%
4% D III Kebidanan
21%
Perawat
15%
D III Analis
2%
D III Gizi D III Kesling D III Farmasi
6% 2% 2%

Dari gambaran diatas menunjukkan proporsi tenaga kesehatan di Puskesmas Muara


Teweh tahun 2013, proposi tenaga DIII Kebidanan dominan dibanding dengan tenaga
lainnya yaitu sebanyak 10 orang (21%).Untuk formasi di Puskesmas induk sudah diisi oleh 8
orang tenaga bidan, sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan jumlah tenaga kesehatan lain
seperti dokter umum dan dokter gigi baru bisa tersisi dengan penempatan tenaga dokter
kontrak, dan petugas analis merupakan tenaga mutasi dari Puskesmas Benangin. Peningkatan
kualitas tenaga kesehatan di unit pelayanan puskesmas untuk seluruh jenis ketenagaan harus
mendapat perhatian yang serius, hal lain yang masih menjadi permasalahan adalah peyebaran
tenaga puskesmasdibeberapa lokasi masih belum merata khususnya untuk wilayah
kecamatan Teweh Tengah.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


32
D. SARANA KESEHATAN BERSUMBER DAYA KESEHATAN

Tujuan sistem Kesehatan yaitu terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua


potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis berhasil guna
dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kesehatan, memperkecil ketidakmerataan tingkat kesehatan
dan keadilan dalam pendanaan kesehatan dimana setiap rumah tangga harus berkontribusi
dalam pendanaan sistem kesehatan secara adil.

Pembangunan Desa siaga merupakan salah satu sasaran dari tiga sasaran strategis
pertama Departemen Kesehatan, bahwa pada tahun 2008 seluruh desa telah menjadi Desa
Siaga.Poskesdes dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dari sumber daya yang
ada di masyarakat misalnya Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa (POD) dan Poskesdes.

Pos Kesehatan Desa dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan
(minimal seorang Bidan) yang dibantu oleh sekurang-kurangnya dua orang kader kesehatan,
pelaksanaan Poskesdes di Kabupaten Barito Utara telah dilatih sebanyak 30 Bidan Desa
(30.19%), dari 103 desa yang dipersiapkanmenjadi desa siaga seluruhnya, agar diharapkan
pelaksanaan desa siaga tercapai menjadi 50% atau (50 desa siaga). Sedangkan untuk
pencapaian Poskesdes Desa Siaga pada Tahun 2013masih belum mencapai target yang
direncanakan terhitung hanya ada 47 Desa Siaga, denagan jumlah Desa Siaga aktif sebnayak
20 desa, hal ini terkendala masalah dana yang belum ter alokasi.

PUSKESMAS MUARA TEWEH TAHUN 2013


33

Anda mungkin juga menyukai