Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam rangka pelaksanaan cita-
cita dan mewujudkan tujuan Negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun
aparatur sipil Negara yang memiliki integritas, professional, netral dan bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat.
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab
dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di
lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam
rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berbagai ruang lingkup
kehidupan, seperti pelayanan Administrasi Negara, bidang pendidikan, sosial,
kesehatan dan lain sebagainya
Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga,
perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan
kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat. Salah satu sumber daya kesehatan adalah tenaga kesehatan di
antaranya Apoteker.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Seorang Pharmacist mempunyai
kewajiban untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dalam bentuk pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif),
pengobatan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi) oleh
pemerintah dan/atau masyarakat. Dimana salah satu sarana tempat apoteker

1
bekerja adalah didinas kesehatan yaitu dibagian Instalasi Farmasi Kabupaten
(IFK).
Instalasi farmasi merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan
Kabupaten yang bertugas mengelola obat, diantaranya melakukam perencanaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan, pemantauan dan evaluasi
obat yang diperlukan untuk pelayanan kesehatan dipuskesmas, sesuai dengan
PMK Nomor 74 tahun 2016 Tentang Pelayanan Kefarmasian di puskesmas , dan
Peraturan Pemerintah No 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, dimana
salah satunya dibahas mengenai penyimpanan obat digudang yang disusun
berdasarkan abjad.
Penyimpanan obat yang rapi berdasarkan abjad dan diberi pelabelan disetiap
rak penyimpanan obat dan BMHP digudang obat sangatlah membantu dalam
proses penyiapan obat untuk didistribusikan ke fasilitas kesehatan salah satunya
adalah puskesmas. Di Halmahera Tengah terdapat 11 puskesmas, dimana setiap
awal bulan obat harus didistribusikan ke masing-masing puskesmas untuk
memenuhi kebutuhan obat untuk pasien. Namun salah satu hal yang menjadi
masalah pada proses penyiapan obat adalah belum adanya penandaan/pelabelan
abjad disetiap rak obat dan BMHP, sedangkan obat yang berada digudang obat ±
300 item, sehingga saat mencari obat yang ingin kita ambil tertkadang
membutuhkan waktu yang agak lama karena banyaknya obat dan tidak adanya
penandaan obat. Hal inilah yang menjadi latar belakang mengapa penulis
mengambil judul Penerapan Pelabelan Pada Ruang Penyimpanan Obat di Instalasi
Farmasi.

B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan Aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah proses penyiapan obat di Instalasi Farmasi Kabupaten
2. Penulis mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN, ANEKA,
manajemen ASN, pelayanan publik dan Whole of Government dalam
melakukan tugas dan tanggng jawab di Dinas Kesehatan

2
C. Manfaat Aktualisasi
Hasil aktualisasi ini diharapkan dapat:
1. Berguna bagi penulis, karena mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai dasar
ASN yang meliputi ANEKA serta dapat meningkatkan profesionalisme ASN sebagai
abdi Negara khususnya pada bidang kesehatan dan sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki.
2. Berguna untuk instansi dinas kesehatan untuk meningkatkan pelayanan.
3. Berguna untuk Intalasi Farmasi Kabupaten Halmahera Tengah sehingga
memudahkan proses penyiapan obat.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 November 2019 sampai dengan tanggal 24
Desember 2019 selama 30 hari dan dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Halmahera tengah, Provinsi Maluku Utara.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Dasar Pembentukan
Tahun 1990 Kabupaten Halmahera Tengah secara administratif dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 06 Tahun 1990 dengan pusat pemerintahan
di Soa-Sio, Tidore. Kemudian pada tanggal 25 Pebruari 2003 berdasarkan
Undang-Udang Nomor 01 Tahun 2003 dimekar menjadi dua Kabupaten dan satu
Kota yakni Kabupaten Halmahera Tengah dengan ibu kota Weda dan Kabupaten
Halmahera Timur dengan ibu kota Maba dan Kota Tidore Kepulauan dengan ibu
Kota Soa-sio. Halmahera Tengah pada Tahun 2018 memiliki sepuluh wilayah
kecamatan yang dimekarkan dari delapan kecamatan.

B. Keadaan Geografis

1. Letak
Halmahera Tengah merupakan salah satu Kabupaten dari sepuluh
kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara yang terletak di daratan pulau
Halmahera yang secara astronomis berada diantara 0o450` Lintang Utara sampai
0o150` Lintang Selatan dan antara 127o450` Bujur Timur sampai 129o260` Bujur
Timur dengan batas wilayah administratif sebagai berikut:
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Tidore Kepulauan.
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Selatan
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Raja Ampat Propinsi Papua
Barat.

4
Kabupaten Halmahera Tengah Luas wilayahnya 8.389,48 km2 yang terdiri dari
luas daratan 2.276,83 km2 (27 %) dan luas lautan 6.104,65 km2 (73 %) dengan
panjang garis pantai 5.839,87 km2. Kabupaten Halmahera Tengah terdiri dari
kurang lebih 11 buah pulau besar dan kecil baik yang dihuni penduduk maupun
tidak dihuni. Disamping itu secara geologis terletak pada daerah labil dan
berbukit. Wilayah ini memiliki karakteristik fisik, geografis dan biografis yang
unik serta memiliki sumber daya alam yang banyak dan beranekaragam seperti
nikel, asbes, emas dan berbagai hasil laut yang melimpah serta potensi wisata
yang belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu memiliki hasil pertanian dan
perkebunan berupa pala, cengkeh, kopra, coklat dan lain-lain.
2. Iklim
Rata-rata curah hujan 1.695-2.570 per tahun dengan jumlah hari hujan kurang
lebih 85-157 hari atau rata-rata 7 hari tiap bulannya. Semakin ke Utara makin
banyak turun hujan, dengan curah hujan antara 3001-3500 mm, sedangkan makin
ke timur makin kurang hujan dengan curah hujan kurang dari 3000 mm karena
dipengaruhi oleh kecepatan arah angin laut terutama di Kecamatan Patani dan
Pulau Gebe.
Kemarau merupakan musim yang sering terjadi pada bulan Desember hingga
Maret. Musim hujan terjadi pada bulan Mei sampai dengan Oktober yang
disebabkan musim angin tenggara. Musim pancaroba terjadi pada bulan April dan
Desember yang terletak pada ketinggian antara 0 hingga 2000 meter di atas
permukaan air laut (dpl).

C. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan


1. Jumlah dan status kepegawaian.
Jumlah Pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Tengah
sebanyak 73, terdiri dari 58 Pegawai Negri Sipil (PNS), 4 Calon Pegawai Negri Sipil
(CPNS), dan 11 Pegawai Tidak Tetap (PTT).
2. Pendidikan dan Golongan Kepegawaian.
Dari 62 PNS yang bertugas di Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Tengah, 8
orang merupakan golongan IV, 44 orang Golongan III, 10 orang Golongan II, dan 0

5
orang Golongan I. Berdasarkan pendidikan terakhir, 4 orang berpendidikan S2 (Pasca
Sarjana), 23 orang S1 Kesmas, 3 Orang Apoteker, 1 Orang S1 Farmasi, 1 orang D3
Farmasi, 5 Orang S1 Keperawatan, 3 Orang S1 Lainnya. 5 orang D3 Keperawatan, 7
Orang D3 Kebidanan, 2 Oarng D3 Gizi, 1 Orang D3 lainnya, 0 Orang D1 Kebidanan,
0 Orang D1 Gizi.

D. Visi dan Misi Organisasi

1. Visi Organisasi
Rakyat Halmahera Tengah sehat untuk hidup mandiri dan sejahtera
2. Misi Organisasi
a. Meningkatkan ketersediaan sumber daya kesehatan
b. Meningkatkan Akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta gizi keluarga
d. Mendorong terwujudnya kondisi lingkungan sehat dan perilaku hidup sehat
dalam mengendalikan dan mencegah penyakit serta penanggulangan
kejadian luar biasa.

6
E. Struktur Organisasi

LAMPIRAN-1

Kepala Dinas Kesehatan

RIJJA RAJANA, SKM, MPH

Sekretariat

RIJJA RAJANA, SKM, MPH


Kelompok Jabatan
Subbag Perencanan Program Subag Kepegawaian & Umum Subag Keuangan
Fungsional & Data
Bogy Rusyanto, SKM Bogy Rusyanto, SKM
Dahlan Thalib, SKM, M, Kes

Kabid Pengembangan Kesehatan Kabid P2M-PL Kabid Kesga dan Gizi Kabid Pelayanan Kesehatan
MUNIR KAMARULLAH,S.Kep. IKBAL JAFAR, SKM, MPH Maimuna Abubakar, SKM Lutfi Jafar, SKM

Kasie Promosi Kesehatan & Litbang Kasie Penyehatan Lingkungan Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi Kasie Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Faija Bakar, SKM Ade Sabtu, AMD, Kep Aidin Abdurahman, SKM Rini Burhan, SKM

Kasie Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Kasie Surveilans & Penyakit Tidak Menular Kasie Gizi Kesehatan & UKS Kasie Instalasi Farmasi
Miskin
Dahlan Umar, Amd. Kep
Furi Angraini, SKM
Irfan Hadadi,SKM Asri Hi Hafel, S. Farm. M. Kes

7
F. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN

Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 12


Tahun 2018 (Kepala LAN, 2018) tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil menyatakan bahwa Pelatihan Dasar CPNS merupakan pendidikan dan
pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul, bertanggung jawab dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Kompetensi merupakan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/ perilaku seorang PNS yang dapat diamati,
diukur dan dikembangkan dalam melaksanakan tugas jabatannya. Pelatihan Dasar
CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara
terintegrasi yang diukur berdasarkan kemampuan dalam menunjukkan sikap
perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan
tugas jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka
NKRI, serta menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai
dengan bidang tugas. Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dengan
nonklasikal serta kompetensi sosial kultural dengan kompetensi bidang di tempat
pelatihan serta ditempat kerja yang memungkinkan peserta mampu untuk
menginternalisasi, menerapkan, mengaktualisasikan serta membuatnya menjadi
sebuah kebiasaan (habituasi) dan merasakan manfaatnya, sehingga tertanam
dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional.

Dalam mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana


kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa maka
diperlukan ASN yang profesional, kompeten, dan berintegritas yang berkarakter
ANEKA. Karakter ANEKA yaitu mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas hampir memiliki kesamaan makna dengan responsibilitas atau


tanggung jawab. Namun kedua hal tersebut memiliki konsep yang berbeda yaitu

8
akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai,
sedangkan responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas
atau tanggung jawab. Namun, keduanya memiliki konsep yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politikpraktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu menyediakan kontrol
demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Pengambilan keputusan secara akuntabel
dan beretika berarti dapat membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan
akurat. Sebuah keputusan yang akuntabel dan beretika sangat penting dalam
menjaga kepercayaan dan keyakinan terhadap masyarakat dalam pekerjaan
pemerintahan. Dalam praktiknya, penempatan kepentingan umum berarti bahwa
memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias; bertindak
adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process; Akuntabel dan transparan;
melakukan pekerjaan secara penuh, efektif dan efisien; berperilaku sesuai dengan
standar sektor publik, kode sektor publik etika sesuai dengan organisasinya; serta
mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi konflik kepentingan.

9
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, maka diperlukan
beberapa aspek, antara lain kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung
jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi.
Sementara itu, indikator adanya akuntabilitas pada pelaksanaan pemerintahan,
antara lain adalah adanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, serta
masyarakat mendukung dan melaksanakan kebijakan Pemerintah.
Tabel 1 Nilai-Nilai Dasar Akuntabilitas

No Nilai- Indikator
Nilai
1. Tanggung Menyelesaikan pekerjaan dan tugas-tugas secara
Jawab tuntas dan dengan hasil terbaik serta mampu
mempertanggung jawabkan
2. Jujur Memberikan laporan kinerja dengan memberikan
bukti nyata dari hasil dan proses yang dilakukan
3. Kejelasan Melakukan perencanaan atas apa yang perlu
Target dilakukan untuk mencapai tujuan dengan melalui
identifikasi program atas kebijakan yang perlu
dilakukan, siapa yang bertanggung jawab, kapan
akan dilaksanakan, dan biaya yang dibutuhkan
4. Netral Menunjukkan sikap netralitas PNS dari kepentingan
Tertentu
5. Orientasi Mengutamakan kepentingan masyarakat diatas
Publik kepentingan pribadi dan golongan
6. Adil Melayani masyarakat tanpa diskriminasi dan
ketidakjujuran
7. Transparan Keterbukaan dalam melakukan kegiatan organisasi
8. Konsisten Melakukan tindakan yang telah disepakati dan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku dari waktu ke
waktu
9 Partisipatif Ikut terlibat secara mental dan emosi kepada
pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di
dalamnya

2. Nasionalisme
Setiap ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme yang berlandaskan pancasila
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Nasionalisme merupakan pondasi awal
bagi aparatur sipil negara untuk mengaktualisasikan nilai dasar nasionalisme.

10
Nilai-nilai nasionalisme dan indikatornya diambil dari kandungan nilai pancasila
dan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai dan Indikator Nasionalisme
Nilai – nilai Indikator
1. Ketuhanan 1) Sebuah keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan memiliki
sifat yang sempurna.
2) Memiliki ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa
dengan cara melakukan semua perintahNya dan
menjauhi laranganNya.
3) Saling hormat menghormati antar umat beragama.
4) Adanya bentuk kebebasan untuk menjalankan ibadah
sesuai dengan ajaran agama masing masing.
2. Kemanusiaan 1) Manusia memiliki hak dan martabat yang sama dan
sejajar.
2) Timbulnya pengakuan bahwa manusia merupakan
makhluk sosial yang paling sempurna.
3) Dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan akan
mendapat perlakuan adil dari dan kepada manusia lain.
4) Setiap manusia memiliki rasa solidaritas dan tenggang
rasa yang tinggi sehingga mereka tidak bisa bertindak
seenaknya .
3. Persatuan 1) Menempatkan kepentingan, keselamatan, persatuan dan
kesatuan bangsa diatas kepentingan diri sendiri dan
golongan.
2) Mempunyai rasa cinta tanah air, bangsa serta negara
dengan cara rela berkorban demi kepentingan bangsanya
sendiri.
3) Mengakui semua suku bangsa termasuk dengan
keanekaragaman budaya suku bangsa tersebut.
4. Kerakyatan 1) Rakyat Indonesia merupakan warga negara yang
memiliki hak, kewajiban dan kedudukan yang sama.
2) Asas kekeluargaan digunakan untuk melakukan
musyawarah serta mufakat.
3) Mengutamakan segala kepentingan bersama dan
kepentingan bangsa melebihi kepentingan diri sendiri
dan golongan.
4) Melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan
yang menyangkut banyak orang.
5. Keadilan 1) Semua manusia memiliki derajat yang sama di mata

11
hukum.
2) Mencintai segala jenis pembangunan demi kemajuan
bangsa.
3) Tidak membeda bedakan manusia berdasarkan
derajatnya.
4) Adil dan bijaksana dalam segala tindakan.

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin pejabat untuk
memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara
penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi dan kebijaksaan dalam
pelayanan publik. Adapun nilai-nilai etika publik dan indikatornya dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai dan Indikator Etika Publik
Nilai – nilai Indikator
1. Jujur 1) Tidak berbohong dalam memberikan pelayanan
2) Tidak membebani masyarakat
3) Menjalankan tugas sesuai hati nurani yang bersih
2. Terbuka 1) Menyampaikan sesuatu sesuai peraturan yang berlaku
2) Siap menerima masukan dari pihak lain
3) Tidak ada yang ditutup-tutupi dalam menjalankan tugas
dan fungsinya
3. Tulus 1) Ikhlas dalam memberikan pelayanan
2) Memberikan pelayanan tanpa pamrih
4. Sopan 1) Membiasakan atau membudayakan senyum, sapa, santun
dan ramah dalam memberikan pelayanan
2) Saling menghargai dan berkomunikasi baik
3) Menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat
5. Transparans 1) Memberikan Informasi secara benar dan tidak
i menyesatkan
2) Tidak menyalahgunakan informasi untuk mencari
keuntungan pribadi atau golongan
6. Bersikap 1) Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain
hormat 2) Mengindahkan nasehat orang lain

12
3) Membantu / meringankan setiap urusan orang lain
4) Menjunjung tinggi harga diri dan martabat sesama
manusia
7. Bertanggun 1) Menggunakan barang milik negara sesuai peruntukannya
g jawab 2) Tidak menjual barang milik negara
terhadap 3) Memelihara dan tidak merusak barang milik negara
barang milik
negara
8. Tidak 1) Tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan
diskriminati 2) Tidak membeda-bedakan ras dan suku dan agama dalam
f dan membrikan pelayanan.
berlaku adil 3) Berperilaku adil/ proporsional dalam menjalankan tugas

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen
mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan
kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan public dan berorientasi pada kualitas hasil. Nilai-nilai komitmen mutu
dan indikatornya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai dan Indikator Komitmen Mutu
Nilai – nilai Indikator
1. Efektif 1) Memenuhi kebutuhan masyarakat
2) Mencapai target yang ditetapkan
3) Berhasil guna
2. Efisien 1) Menjalankan sesuai dengan waktu
2) Jumlah sumber daya dalam mengerjakan tugas
(hemat)
3) Bekerja berdaya guna dan bertepat guna
3. Inovatif 1) Kesiapan organisasi dalam menghadapi
perubahan
2) Memberikan kepuasan kepada pelanggan.
4. Orientasi Mutu 1) Kerja nyata (Wujud)
2) Andal
3) Cepat tanggap
4) Kompeten
5) Kemudahan

13
6) Keramahan
7) Komunikasi
8) Kredibilitas
9) Keamanan
10) Memahami orang lain

5. Anti Korupsi
Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan
dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat
dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Anti korupsi adalah
tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah atau
tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung. Nilai-nilai anti korupsi dan indikatornya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai dan Indikator Anti Korupsi
Nilai – nilai Indikator
1. Jujur 1) Tidak melakukan perbuatan curang pada saat
melakukan pengadaan
2) Tidka melakukan perbuatan curang pada saat
pengawasan proyek
3) Tidak melakukan perbuatan curang pada saat
melakukan inventarisasi aset milik negara
2.Peduli 1) Tidak membiarkan orang lain merusak atau
menghilangkan barang inventaris dan kekayaan
instansi
2) Bersedia memberi keterangan atas kasus
penyalahgunaan wewenang dan kerugian negara
yang sednga dilakukan penanganan berwajib
3. Mandiri 1) Tidak melakukan penyuapan untuk melancarkan
urusannya
2) Tidak memberikan hadiah atau imbalan berupa
apaun pada petugas/ pejabat yang telah
melaksanakan tuga dan tanggung jawabnya

14
3) Tidak tergantung dengan orang lain dalam
melaksanakan tugas pokoknya
4. Disiplin 1) Tidak melakukan tindakan melawan hukum
2) Taat menjalankan tugas yang diberikan ole atasan
sesuai dengan peraturan yang berlaku
5. Tanggung Jawab 1) Tidak menyalahgunakan wewenang untuk
menguntungkan diri sendiri/ orang lain dan
korporasi dan dapat merugikan keuangan negara
2) Tidak menerima imbalan apapun atas pelaksaan
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya
6. Kerja keras 1) Bekerja dengan hasil terbaik dan tidak meminta
imbalan apapun atas pelaksanaan pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya
2) Memilik kemampuan dan kemauan bekerja sesuai
aturan
3) Memiliki ketekunan dalam bekerja untuk
mendapatkan hasil terbaik
7. Sederhana 1) Efisien dalam menggunakan sumber daya untuk
mendapatkan hasil terbaik
2) Mensyukuri apapun hasil yang dicapainya setelah
melakukan upaya maksimal.
3) Memiliki gaya hidup sederhana yang akan
mempengaruhi pelaksaan tugas pokoknya
4) Menggunakan dan memelihara aset negara
8 Berani 1) Berani menlak perintah yang berlawanan dengan
hukum dana dapat merugikan negara
2) Berani memberikan informasi sesuai dengan fakta
9. Adil 1) Memberikan layanan sesuai dengan aturan yang
berlaku secara konsisten pada semua orang
2) Memberikan sesuai dengan apa yang menjadi
haknya

6. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-
cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta
kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk baik berupa
barang dan jasa. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 menjelaskan bahwa

15
pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu:
1. Organisasi penyelenggara pelayanan publik.
2. Penerima layanan pelanggan.
3. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan)
Adapun prinsip-prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai dan Indikator Pelayanan Publik
Nilai – nilai Indikator
1. Partisipatif Pemerintah melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
2. Transparan Pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan
publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang
terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut.
3. Responsif Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi
tuntutan kebutuhan warga negaranya.
4. Tidak diskriminatif Pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu
warga negara dengan warga negara yang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara.
5. Mudah dan Murah Penyelenggaraan pelayanan publik dimana
masyarakat harus memenuhi berbagai
persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan
harus diterapkan prinsip mudah. Murah dalam
arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat
untuk mendapatkan layanan tersebut
terjangkau oleh seluruh warga negara.
6. Efektif dan efisien Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak
dicapainya, dilakukan dengan prosedur yang

16
sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya
yang murah.
7. Aksesibel Pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga
negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan
dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang
terkait dengan biaya dan persyaratan yang
harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
8. Akuntabel Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggung-jawabkan secara terbuka
kepada masyarakat.
9. Berkeadilan Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dijadikan sebagai alat melindungi kelompok
rentan dan mampu menghadirkan keadilan
bagi kelompok lemah ketika berhadapan
dengan kelompok yang kuat.

7. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan zaman. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi yaitu:
a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c) Perekat dan pemersatu
bangsa. Selain itu, Pegawai ASN juga mempunyai tugas yaitu:

a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

17
Dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagai pegawai ASN harus dilandaskan
pada kode etik dan kode perilaku yang bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik ASN terdiri dari 12 poin, yaitu:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturang perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yangkut kebijakan Negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan infomasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapatkan atau mencari mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan menjaga reputasi dan integritas ASN,
dan
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang
unggul selaras dengan perkembangan zaman.

8. Whole of Government

18
Whole-of-Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Definisi ini memberikan pemahaman
bahwa WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan
menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini terbangun dalam model
NPM. Bentuk pendekatannya bias dilakukan dalam pelembagaan formal atau
pendekatan informal.
Ada beberapa faktor yang membuat pemerintah tertarik menerapkan
WoG.Pertama, adalah adanya dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik.Kedua, untuk mengurangi ketimpangan antar sector
sehingga bisa seiring sejalan.Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia,
keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendrong adanya disintegrasi bangsa.Pemerintahsebagai
institusi formal berkewajiban untuk mendorongtumbuhnya nilai-nilai perekat
kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini
dalam satu frame NKRI. Dalam hal ini WoG menjadi penting, karena diperlukan
sebuah upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna
mencapai tujuan bersama.Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi sektor harus
dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaaan yang lebih mendasar, yang
mendorong adanya semangat persatuan dan kesatuan.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan
oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.(1)
Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat dilakukan jika
jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable. Dalam prakteknya, spanof control atau rentang kendali yang rasional

19
akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga
yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi.Dengan
jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah. (2)
Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah dan
permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian
adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya
diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan
kelembagaan yang dikoordinasikannya. (3) Membentuk gugus tugas, gugus tugas
merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar struktur
formal, yang sifatnya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya
menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut
dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam , proses
koordinasi tadi. (4) Koalisi sosial, koalisi sosial ini merupakan bentuk informal
dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khsus dalam koordinasi ini.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
antara lain adalah kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan institusi,nilai dan
budaya organisasi, serta kepemimpinan.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh
sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenal
yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah pelayanan yang bersifat
adminisitratif, pelayanan jasa, pelayanan barang, pelayanan regulative. Adapun
berdasarkan pola pelayanan publik, juga dapat dibedakan dalam 5 (lima) macam
pola pelayanan. Pertama, pola pelayanan teknis fungsional, pola pelayanan satu
atap, pola pelayanan satu pintu, pola pelayanan terpusat dan pola pelayanan
elektronik.

20
BAB III
CAPAIAN HASIL AKTUALISASI

Unit Kerja : Dinas Kesehatan Halmahera Tengah


Identifikasi isu : Belum Adanya Pelabelan Obat Dan BMHP Diinstalasi Farmasi Kabupaten Halmahera Tengah
Isu yang diangkat : Penerapan Pelabelan Pada Ruang Penyimpanan Obat Diinstalasi Farmasi

21
A. RANCANGAN AKTUALISASI
Tabel 1. Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ouput/Hasil Terhadap Visi- Nilai
Visi-Misi Organisasi
Misi Organisasi Organisasi
1. Melakukan 1. Datang ke kantor Dengan datang Datang ke kantor tepat Visi : Rakyat Pelayanan
waktu, dapat
konsultasi ke Dinas Kesehatan, tepat waktu, saya Halmahera Tengah kesehatan
mencerminkan nilai
pimpinan. waktu pukul 09.00 dapat bekerja disiplin, menghargai sehat untuk hidup bagi seluruh
waktu (etika public, anti
WIT lebih efisien dan mandiri dan masyarakat.
korupsi). Penyusun
efektif. berusaha untuk tetap sejahtera
konsisten dengan datang
(dokumentasi
tepat waktu setiap harinya
foto) (akuntabilitas). Misi:
2.Meningkatkan
2. Menandatangani Daftar hadir salah Dalam mengisi daftar
akses dan mutu
daftar hadir hadir, harus dilakukan
satu bukti
dengan jujur dan mandiri pelayanan
kehadiran atau (anti korupsi) dan juga
kesehatan bagi
dilakukan secara konsisten
absen
sebagai bagian dari seluruh
(Dokumentasi) tanggung jawab
masyarakat.
(akuntabilitas) di kantor
dinas kesehatan. Hal ini

22
juga mencerminkan sikap
disiplin (etika public)
3. Melapor kepada yang dilakukan.

pimpinan / Kepala Mendapat arahan, Dengan melapor kepada


Dinas Kesehatan bimbingan serta atasan, yang dilakukan
dengan sikap yang hormat
yang juga bertindak dukungan dari dan sopan (etika public)
sebagai mentor pimpinan/mentor kepada atasan. Hal ini
juga dilakukan sebagai
dengan sikap sopan terkait dengan bagian dari pertanggung
santun dan bahasa rancangan jawaban (Akuntabilitas)
dari kegiatan yang akan
yang baik. aktualisasi dan dilakukan, dan dilakukan
habituasi . dengan transparan
(Pelayanan Publik)
(dokumentasi,
bukti catatan
arahan)
2. Melakukan 1. Saya menjelaskan Mendapatkan Melakukan konsultasi Visi : Rakyat Pelayanan
konsultasi dengan bahasa yang arahan serta dengan kasie farmasi Halmahera Tengah kesehatan
dengan kasie sopan kepada kasie masukan dari untuk menjelaskan sehat untuk hidup bagi seluruh
farmasi yang farmasi tentang isu kasie farmasi mengenai inovasi mandiri dan masyarakat.
merupakan yang akan saya (Dokumentasi) (Komitmen Mutu) yang sejahtera
kepala IFK akan lakukan

23
untuk angkat mencerminkan sikap yang
melakukan hormat dan sopan (etika Misi:
pelabelan public), kepada atasan. 2. Meningkatkan
disetiap obat, Hal ini juga dilakukan akses dan mutu
daan BMHP. sebagai bagian dari pelayanan
pertanggung jawaban kesehatan bagi
(Akuntabilitas) dari seluruh
kegiatan yang akan masyarakat.
dilakukan.

2. Saya berkoordinasi Mendapatkan Kegiatan membuat rincian

dengan kasie catatan tentang peralatan dilakukan

farmasi tentang rincian peralatan dengan berkoordinasi

rincian peralatan untuk pelabelan bersama kasie farmasi


yang harus (dokumentasi) (WOG), serta

disiapkan untuk transparan(Akuntabilitas,

melakukan pelayanan publik), dan

pelabelan. harus Cermat (Etika


Publik) agar tidak ada

24
yang terlewat.

3. Melakukan Mendapatkan Dalam pendataan obat,


pendataan obat, data obat, dan dan BMHP harus
BMHP yang akan BMHP dilakukan dengan cermat
diberi label (abjad (Dokumentasi) dan disiplin (Etika publik)
dan nama barang) agar tidak ada data yang
terlewat, serta dilakukan
dengan penuh rasa
tanggung jawab
(Akuntabilitas) dan
dilakukan secara mandiri
(Anti Korupsi)
3. Menyiapkan 1. Membeli peralatan Peralatan Membeli peralatan Visi : Rakyat Pelayanan
peralatan pelabelan pelabelan pelabelan harus dilakukan Halmahera Tengah kesehatan
untuk (dokumentasi) dengan jujur (Anti sehat untuk hidup bagi seluruh
melakukan Korupsi), penuh rasa mandiri dan masyarakat.
pelabelan tanggung (Akuntabilitas), sejahtera
dan dilakukan dilakukan

25
dengan cermat (Etika Misi:
publik) 2. Meningkatkan
akses dan mutu
2. Print label sesuai Lembar label Kegiatan mencetak label pelayanan
daftar yang telah yang siap harus dilakukan dengan kesehatan bagi
disiapkan digunakan rasa tanggung jawab seluruh
(Dokumentasi) (Akuntabilitas), cermat masyarakat.
dan teliti (Etika Publik)
serta dilakukan dengan
mandiri (Anti Korupsi)

3. Menyusun label Lembar kertas


Kegiatan menyusun label
sesuai Abjad dan disusun sesuai
sesuai abjad dan nama
nama barang. abjad
barang harus dilakukan
(dokumentasi)
dengan rasa tanggung
jawab (Akuntabilitas),
cermat dan teliti (Etika
Publik) serta dilakukan
dengan mandiri (Anti

26
Korupsi)
4. Melakukan 1. Memasang label Abjad obat Kegiatan memasang label Visi : Rakyat Pelayanan
proses abjad pada obat terpasang rapi abjad yang saya lakukan Halmahera Tengah kesehatan bagi
pelabelan (dokumentasi) berdasarkan nilai sehat untuk hidup seluruh
obat tanggung jawab mandiri dan masyarakat.
(Akuntabilitas), bekerja sejahtera
keras ( Anti Korupsi)
serta dilakukan secara Misi:
efektif dn Efisien 2. Meningkatkan
(Pelayanan Publik) agar akses dan mutu
kegiatan yang dilakukan pelayanan
dapat selesai tepat waktu, kesehatan bagi

2. Memasang label seluruh


Label nama
nama BMHP. Kegiatan memasang label masyarakat.
BMHP terpasang
nama BMHP yang saya
rapi
lakukan berdasarkan nilai
(dokumentasi)
tanggung jawab
(Akuntabilitas), bekerja
keras dan berintegritas

27
(Anti korupsi) serta
dilakukan secara efektif dn
Efisien (Pelayanan
Publik) agar kegiatan
yang dilakukan dapat
selesai tepat waktu,
3. Melakukan double Label abjad obat
cek pada setiap rak dan label nama
Kegiatan mengecek ulang
obat BMHP terpasang
setiap rak obat dilakukan
rapi.
dengan cermat dan teliti
(dokumentasi
(Etika Publik), penuh rasa
tanggung jawab
(Akuntabilitas), sehingga
dapat mencapai hasil yang
Efektif dan Efisien
(Komitmen mutu)
5. Melakukan 1. Membuat laporan Laporan kegiatan Laporan kegiatan yang Visi : Rakyat Pelayanan
evaluasi hasil kegiatan yang siap saya lakukan dibuat Halmahera Tengah kesehatan bagi
aktualisasi dikonsultasikan dengan penuh tanggguung sehat untuk hidup seluruh

28
habituasi kepada coach dan jawab (Akuntabilitas), mandiri dan masyarakat.
mentor dikerjakam dengan cermat sejahtera
(dokumentasi dan teliti (Etika Publik)
foto) serta Jujur dan disiplin Misi:
(Anti Korupsi) serta 2. Meningkatkan
Transparan(Pelayanan akses dan mutu
Publik) pelayanan
kesehatan bagi
2. Membuat
Catatan Membuat catatan seluruh
kesimpulan
keberhasilan keberhasilan masyarakat.
mencerminkan nilai
tanggung jawab
(Akuntabilitas), Jujur dan
disiplin (Anti Korupsi),
serta dilakukan secara
transparan (Pelayanan
Publik), tanpa ada yang
3. Melakukan revisi Hasil revisi yang
ditutupi.
atas masukan yang siap
diberikan dipresentasikan

29
(dokumentasi Mendengarkan dan
menerima saran dari
foto)
atasan (mentor),
merupakan kegiatan
positif dalam
memperbaiki kekurangan
yang ada pada rancangan
kegiatan sehingga
kegiatan dapat berjalan
dengan lebih efektif dan
efisien (Komitmen mutu,
pelayanan publik), dan
mencerminkan sikap
korodinasi serta
penyelarasan konsep atau
ide bersama atasan
(WoG), yang dilakukan
dengan sopan dan hormat
(etika public) seperti
mencatat saran yang
diberikan dan menghargai
keputusan/ masukan yang
diberikan oleh mentor.

30
BAB III

CAPAIAN HASIL AKTUALISASI

Unit Kerja : Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Tengah

Isu yang di angkat : “Belum Adanya Pelabelan Obat Dan BMHP Diinstalasi Farmasi Kabupaten Halmahera Tengah”

Gagasan Pemecah Isu : “Penerapan Pelabelan Pada Ruang Penyimpanan Obat Diinstalasi Farmasi”

A. Kegiatan Aktualisasi
1. Melakukan konsultasi ke pimpinan.

Kontribusi
Keterkaitan Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ouput/Hasil Terhadap Visi-
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Misi Organisasi
1. Melakukan 1. Datang ke kantor Dengan datang Datang ke kantor tepat Visi : Rakyat Pelayanan
waktu, dapat
konsultasi ke Dinas Kesehatan, tepat waktu, saya Halmahera kesehatan bagi
mencerminkan nilai
pimpinan. waktu pukul 08.00 dapat bekerja disiplin, menghargai Tengah sehat seluruh
waktu (etika public, anti
WIT lebih efisien dan untuk hidup masyarakat.
korupsi). Penyusun
efektif. berusaha untuk tetap mandiri dan
konsisten dengan datang
(dokumentasi sejahtera
tepat waktu setiap harinya
(akuntabilitas).

31
foto)
2. Menandatangani Dalam mengisi daftar Misi:
Daftar hadir salah hadir, harus dilakukan
daftar hadir 2.Meningkatkan
dengan jujur dan mandiri
satu bukti
(anti korupsi) dan juga akses dan
kehadiran atau dilakukan secara konsisten
mutu
sebagai bagian dari
absen
tanggung jawab pelayanan
(Dokumentasi) (akuntabilitas) di kantor
kesehatan bagi
dinas kesehatan. Hal ini
juga mencerminkan sikap seluruh
disiplin (etika public) yang
masyarakat.
dilakukan.
3. Melapor kepada
Mendapat arahan, Dengan melapor kepada
pimpinan / Kepala
bimbingan serta atasan, yang dilakukan
Dinas Kesehatan dan dengan sikap yang hormat
dukungan dari dan sopan (etika public)
juga mentor dengan
pimpinan dan kepada atasan. Hal ini juga
sikap sopan santun dilakukan sebagai bagian
mentor terkait dari pertanggung jawaban
dan bahasa yang (Akuntabilitas) dari
dengan
baik. kegiatan yang akan
rancangan dilakukan, dan dilakukan
aktualisasi dan dengan transparan
(Pelayanan Publik)
habituasi .
(dokumentasi,

32
bukti catatan
arahan)

33
1.a Analisis Dampak Kegiatan 1
“Melakukan konsultasi ke pimpinan”

Analisis Dampak
Kepada Organisasi Kepada Individu
Dengan berkonsultasi kepada Dengan melapor mengenai rencana
pimpinan mengenai rencana aktualisasi yang akan dilaksanakan
aktualisasi yang akan dilaksanakan kepada Pimpinan, maka akan
kepada Pimpinan maka dapat mencerminya budaya sopan dan santun
mengetahui maksud dan tujuan dari serta saling menghormati dan
pelaksanaan rencana aktualisasi menghargai antara pimpinan dan rekan
sehingga dapat menciptakan kerja kerja guna mendukung pelaksanaan
sama yang efektif dan efisien dan aktualisasi dan habituasi di unit kerja.
menimbulkan kesepahaman guna Sebaliknya, jika tidak melapor dan
mencapai peningkatan kinerja membangun komunikasi yang baik
organisasi. Sebaliknya, jika tidak dengan pimpinan, maka tidak
berkonsultasi dengan pimpinan maka menunjukan sikap maupun perilaku
pimpinan tidak akan mengetahui yang sopan dan menghormati pimpinan.
maksud dan tujuan dari pelaksanaan Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai
aktualisasi habituasi di unit kerja, Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
dengan demikian dapat Publik, Komitmen Mutu, Anti korupsi,
mempengaruhi persetujuan Manajemen ASN, WOG
aktualisasi habituasi. Hal ini
bertentangan dengan nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti korupsi,
Manajemen ASN, WOG.

34
1.b Dokumentasi kegiatan I : Melakukan konsultasi ke pimpinan
Tahapan 1 :Datang ke kantor Dinas Kesehatan, tepat waktu pukul 08.00 WIT

Tempat : Dinas Kesehatan Kabupaten


Halmahera Tengah
Hari/Tanggal/Jam : selasa, 26 November
2019 / 07.50 WIT

35
Tahapan 2 : Menandatangani Daftar Hadir

Tempat : Dinas Kesehatan Kabupaten


Halmahera Tengah
Hari/Tanggal/Jam : Selasa, 26 November
2019 / 07.40 WIT

36
Bukti Daftar Hadir
Tempat : Dinas Kesehatan Kabupaten
Halmahera Tengah
Hari/Tanggal/Jam : Selasa, 26 November
2019 / 07.40 WIT

37
Tahapan 3 : Melapor kepada pimpinan / Kepala Dinas Kesehatan dan
mentor dengan sikap sopan santun dan bahasa yang baik.

Mengetuk Pintu Sebelum


Menghadap Ke Pimpinan
Tempat : Dinas Kesehatan
Kabupaten Halmahera
Tengah
Hari/Tanggal/Jam :
Selasa, 26 November
2019 / 09.49 WIT

Melapor kepada Pimpinan


Tempat : Dinas Kesehatan Kabupaten
Halmahera Tengah
Hari/Tanggal/Jam : Selasa, 26 November
2019 / 09.51 WIT

38
Surat Dukungan Pimpinan
Tempat : Dinas Kesehatan Kabupaten
Halmahera Tengah
Hari/Tanggal/Jam : Senin, 25 November
2019 / 07.40 WIT

39
2. Melakukan konsultasi dengan kasie farmasi yang merupakan kepala IFK untuk melakukan pelabelan disetiap obat,
daan BMHP
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ouput/Hasil Terhadap Visi- Nilai
Visi-Misi Organisasi
Misi Organisasi Organisasi
2. Melakukan 1. Saya menjelaskan Mendapatkan Melakukan konsultasi Visi : Rakyat Pelayanan
konsultasi dengan bahasa arahan serta dengan kasie farmasi untuk Halmahera kesehatan bagi
dengan kasie yang sopan kepada masukan dari menjelaskan mengenai Tengah sehat seluruh
farmasi yang kasie farmasi kasie farmasi inovasi (Komitmen Mutu) untuk hidup masyarakat.
merupakan tentang isu yang (Dokumentasi) yang akan lakukan mandiri dan
kepala IFK akan saya angkat mencerminkan sikap yang sejahtera
untuk hormat dan sopan (etika
melakukan public), kepada atasan. Misi:
pelabelan Hal ini juga dilakukan 3. Meningkatkan
disetiap obat, sebagai bagian dari akses dan
daan BMHP. pertanggung jawaban mutu
(Akuntabilitas) dari pelayanan
kegiatan yang akan kesehatan
dilakukan. bagi seluruh

40
2. Saya berkoordinasi Mendapatkan masyarakat.
dengan kasie catatan tentang Kegiatan membuat rincian
farmasi tentang rincian peralatan peralatan dilakukan dengan
rincian peralatan untuk pelabelan berkoordinasi bersama
yang harus (dokumentasi) kasie farmasi (WOG), serta
disiapkan untuk transparan(Akuntabilitas,
melakukan pelayanan publik), dan
pelabelan. harus Cermat (Etika
Publik) agar tidak ada
yang terlewat.
3. Melakukan Mendapatkan

pendataan obat, data obat, dan Dalam pendataan obat,


dan BMHP harus
BMHP yang akan BMHP
dilakukan dengan cermat
diberi label (abjad (Dokumentasi) dan disiplin (Etika publik)
agar tidak ada data yang
dan nama barang)
terlewat, serta dilakukan
dengan penuh rasa
tanggung jawab
(Akuntabilitas) dan
dilakukan secara mandiri
(Anti Korupsi)

41
2.a Analisis Dampak Kegiatan 2
“Melakukan konsultasi dengan kasie farmasi yang merupakan kepala IFK untuk
melakukan pelabelan disetiap obat, dan BMHP”
Analisis Dampak
Kepada Organisasi Kepada Individu
Dengan berkonsultasi kepada Kasie Dengan melapor kepada Kasie Farmasi
Farmasi mengenai rencana mengenai rencana aktualisasi yang akan
aktualisasi yang akan dilaksanakan, dilaksanakan, maka akan mencerminya
maka kasie farmasi dapat budaya sopan dan santun serta saling
mengetahui maksud dan tujuan dari menghormati dan menghargai antara
pelaksanaan rencana aktualisasi pimpinan dan rekan kerja guna
sehingga dapat terciptanya kerja mendukung pelaksanaan aktualisasi dan
sama yang efektif dan efisien dan habituasi di unit kerja. Sebaliknya, jika
menimbulkan kesepahaman guna tidak melapor dan membangun
mencapai peningkatan kinerja komunikasi yang baik dengan Kasie
organisasi. Sebaliknya, jika tidak Farmasi, maka tidak menunjukan sikap
berkonsultasi dengan Kasie Farmasi maupun perilaku yang sopan dan
maka pimpinan tidak akan menghormati Kasie Farmasi. Hal ini
mengetahui maksud dan tujuan dari bertentangan dengan nilai-nilai
pelaksanaan aktualisasi habituasi di Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
unit kerja, dengan demikian dapat Publik, Komitmen Mutu, Anti korupsi,
mempengaruhi persetujuan Manajemen ASN, WOG
aktualisasi habituasi. Hal ini
bertentangan dengan nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti korupsi,
Manajemen ASN, WOG.

42
Dokumentasi Kegiatan 2 : Melakukan konsultasi dengan kasie farmasi yang
merupakan kepala IFK untuk melakukan pelabelan disetiap obat, dan
BMHP
Tahapan 2.1 : Saya menjelaskan dengan bahasa yang sopan kepada kasie farmasi
tentang isu yang akan saya angkat

Tempat : Instalasi Farmasi


Kabupaten Halmahera
Tengah
Hari/Tanggal/Jam :
Selasa, 26 November
2019 / 11.30 WIT

43
44
Surat Dukungan Kepala Seksie Farmasi

45
Tahapan 2.2 : Saya berkoordinasi dengan kasie farmasi tentang rincian peralatan
yang harus disiapkan untuk melakukan pelabelan.

Membuat Rincian
peralatan Pelabelan
Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera
Tengah
Hari/Tanggal/Jam :
Rabu, 27 November
2019 / 10.00 WIT

46
Membuat Rincian peralatan Pelabelan

47
Tahapan 2.3 Melakukan pendataan obat, BMHP yang akan diberi label (abjad
dan nama barang)

Melakukan Pendataan
obat dan BMHP
Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera
Tengah
Hari/Tanggal/Jam :
Rabu, 27 November
2019 / 10.00 WIT

48
Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera
Tengah
Hari/Tanggal/Jam :
Rabu, 27 November
2019 / 10.00 WIT

49
3. Menyiapkan peralatan untuk melakukan pelabelan

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ouput/Hasil Terhadap Visi- Nilai
Visi-Misi Organisasi
Misi Organisasi Organisasi
3. Menyiapkan 1. Membeli peralatan Peralatan Membeli peralatan Visi : Rakyat Pelayanan
peralatan pelabelan pelabelan pelabelan harus dilakukan Halmahera kesehatan bagi
untuk (dokumentasi) dengan jujur (Anti Tengah sehat seluruh
melakukan Korupsi), penuh rasa untuk hidup masyarakat.
pelabelan tanggung (Akuntabilitas), mandiri dan
dan dilakukan dilakukan sejahtera
dengan cermat (Etika
publik) Misi:
3. Meningkatkan
2. Print label sesuai Lembar label
Kegiatan mencetak label akses dan
daftar yang telah yang siap
harus dilakukan dengan mutu
disiapkan digunakan
rasa tanggung jawab pelayanan
(Dokumentasi)
(Akuntabilitas), cermat kesehatan bagi
dan teliti (Etika Publik) seluruh

50
serta dilakukan dengan masyarakat.
mandiri (Anti Korupsi)

3. Menyusun label Lembar kertas Kegiatan menyusun label


sesuai Abjad dan disusun sesuai sesuai abjad dan nama
barang harus dilakukan
nama barang. abjad dengan rasa tanggung
(dokumentasi) jawab (Akuntabilitas),
cermat dan teliti (Etika
Publik) serta dilakukan
dengan mandiri (Anti
Korupsi)

51
3.a Analisis Dampak Kegiatan 3
“Menyiapkan peralatan untuk melakukan pelabelan”
Analisis Dampak
Kepada Organisasi Kepada Individu
Dengan menyiapkan peralatan Dengan menyiapkan peralatan untuk
untuk melakukan pelabelan, maka melakukan pelabelan, maka akan
segala kebutuhan yang dibutuhkan memudahkan dalam proses melakukan
dalam proses pelabelan dapat terinci pelabelan sehingga tidak ada yang
dana berjalan dengan lancar sesuai terlewat karena sudah disiapkan dan
dengan yang diharapkan sehingga dilakukan dengan cermat serta penuh
hasil yang diperoleh efektif dan tanggung jawab. Sebaliknya, jika tidak
efisien . Sebaliknya, jika tidak menyiapkan peralatan maka proses
menyiapkan peralatan untuk pelabelan yang kita lakukan tidak
pelabelan, maka proses pelabelan berjalan dengan baik. Hal ini
tidak akan berjalan dengan baik bertentangan dengan nilai-nilai
serta hasil yang didapat tidak akan Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
efektif dan efisien. Hal ini Publik, Komitmen Mutu, Anti korupsi,
bertentangan dengan nilai-nilai Manajemen ASN, WOG
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti korupsi,
Manajemen ASN, WOG.

52
Dokumentasi Kegiatan 3 : Menyiapkan peralatan untuk melakukan pelabelan
Tahapan 3.1 : Membeli peralatan pelabelan

Tempat : Photocopy
Benteng Weda
Hari/Tanggal/Jam : Jumat,
29 November 2019 / 11.00
WIT

53
Tahapan 3.2 : Print label sesuai daftar yang telah disiapkan

Print Label
Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera
Tengah
Hari/Tanggal/Jam :
Jumat, 29 November 2019
/ 12.00 WIT

54
Tahapan 3.3 Menyusun label sesuai Abjad dan nama barang.

Menyusun label sesuai


abjad
Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera
Tengah
Hari/Tanggal/Jam : Senin,
02 Desember 2019 / 12.00
WIT

55
4. Melakukan proses pelabelan obat

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ouput/Hasil Terhadap Visi- Nilai
Visi-Misi Organisasi
Misi Organisasi Organisasi
4. Melakukan 1. Memasang label Abjad obat Kegiatan memasang label Visi : Rakyat Pelayanan
proses abjad pada obat terpasang rapi abjad yang saya lakukan Halmahera kesehatan bagi
pelabelan (dokumentasi) berdasarkan nilai tanggung Tengah sehat seluruh
obat jawab (Akuntabilitas), untuk hidup masyarakat.
bekerja keras ( Anti mandiri dan
Korupsi) serta dilakukan sejahtera
secara efektif dn Efisien
(Pelayanan Publik) agar Misi:
kegiatan yang dilakukan Meningkatkan
dapat selesai tepat waktu, akses dan mutu
pelayanan

2. Memasang label Kegiatan memasang label kesehatan bagi


Label nama
nama BMHP. nama BMHP yang saya seluruh
BMHP terpasang
lakukan berdasarkan nilai

56
rapi tanggung jawab masyarakat.
(dokumentasi) (Akuntabilitas), bekerja
keras dan berintegritas
(Anti korupsi) serta
dilakukan secara efektif dn
Efisien (Pelayanan
Publik) agar kegiatan yang
dilakukan dapat selesai
tepat waktu,

3. Melakukan double Kegiatan mengecek ulang


Label abjad obat
setiap rak obat dilakukan
cek pada setiap rak dan label nama dengan cermat dan teliti
obat (Etika Publik), penuh rasa
BMHP terpasang
tanggung jawab
rapi. (Akuntabilitas), sehingga
dapat mencapai hasil yang
(dokumentasi
Efektif dan Efisien
(Komitmen mutu)

57
4.a Analisis Dampak Kegiatan 4
“Melakukan proses pelabelan obat”
Analisis Dampak
Kepada Masyarakat Kepada Organisasi Kepada Individu
Dengan melakukan Dengan melakukan Dengan melakukan
pelabelan obat dan pelabelan obat dan pelabelan obat dan
BMHP maka akan BMHP maka akan BMHP maka saya dapat
mempermudah proses meningkatkan proses melayani setiap
penyiapan obat dan pelayanan terhadap permintaan obat yang
meminimalisir puskesmas sehingga tidak masuk ke dinas kesehatan
kesalahan pengambilan mengalami kekosongan dengan lebih baik lagi,
obat dan BMHP karena obat dipuskesmas, dan selain itu mempermudah
tidak adanya memudahkan dalam kami dalam mencari obat
penandaan obat selain proses penyiapan obat, dan BMHP dap arak obat,
itu dapat mempercepat karena sudah tertata rapi Jika tidak melakukan
penyaluran obat dan sehingga tidak pelabelan maka kerjaan
BMHP ke puskesmas membutuhkan waktu kami dalam menyiapkan
sehingga tidak terjadi yang lama untuk mencari obat sedikit terganggu.
kekosongan obat dan letak obat dan BMHP, Hal ini bertentangan
pasien mendapatkan selain itu dapat dengan nilai-nilai
obat sesuai dengan mempermudah staf dinas Akuntabilitas,
resep yang diberikan kesehatan lain (selain staf Nasionalisme, Etika
dokter, sedangkan, jika Farmasi) dalam Publik, Komitmen Mutu,
tidak diberikan membantu menyiapkan Anti korupsi,
pelabelan maka proses obat, karena terkadang Manajemen ASN, WOG
penyiapan obat mereka bingung mencari
memerlukan waktu letak obat dan BMHP
yang agak lama Jika tidak diberika
sehingga penyaluran pelabelan maka dapat
obat ke puskesmas memperlambat proses
menjadi lambat dan penyaluran obat ke
puskesmas akan puskesmas. Hal ini
mengalami kekosongan bertentangan dengan
obat. Hal ini nilai-nilai Akuntabilitas,
bertentangan dengan Nasionalisme, Etika
nilai-nilai Akuntabilitas, Publik, Komitmen Mutu,
Nasionalisme, Etika Anti korupsi,
Publik, Komitmen Mutu, Manajemen ASN, WOG
Anti korupsi,
Manajemen ASN, WOG

58
Dokumentasi Kegiatan 4 : Melakukan proses pelabelan obat
Tahapan 4.1 : Memasang label abjad pada obat

Pelabelan Obat diruang Injeksi dan


Salep
Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera Tengah
Hari/Tanggal/Jam : Jumat, 06
Desember 2019 / 11.00 WIT

59
Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera
Tengah
Hari/Tanggal/Jam :
Jumat, 13 Desember
2019 / 11.11 WIT

60
Tahapan 4.2 : Memasang label nama BMHP.

Memasang label BMHP


Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera
Tengah
Tanggal/Jam :
2-5 Desember 2019 /
12.00 WIT

61
Tahapan 4.3 Melakukan double cek pada setiap rak obat

Melakukan double cek


Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera
Tengah
Hari/Tanggal/Jam :
Senin, 02 Desember
2019 / 11.00 WIT
62
5. Melakukan proses pelabelan obat

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ouput/Hasil Terhadap Visi- Nilai
Visi-Misi Organisasi
Misi Organisasi Organisasi
5. Melakukan 1. Membuat laporan Laporan kegiatan Laporan kegiatan yang Visi : Rakyat Pelayanan
evaluasi hasil kegiatan yang siap saya lakukan dibuat Halmahera kesehatan bagi
aktualisasi dikonsultasikan dengan penuh tanggguung Tengah sehat seluruh
habituasi kepada coach dan jawab (Akuntabilitas), untuk hidup masyarakat.
mentor dikerjakam dengan cermat mandiri dan
(dokumentasi dan teliti (Etika Publik) sejahtera
foto) serta Jujur dan disiplin
(Anti Korupsi) serta Misi:
Transparan(Pelayanan Meningkatkan
Publik) akses dan mutu
pelayanan
2. Membuat
Catatan Membuat catatan kesehatan bagi
kesimpulan
keberhasilan keberhasilan seluruh
mencerminkan nilai

63
tanggung jawab masyarakat.
(Akuntabilitas), Jujur dan
disiplin (Anti Korupsi),
serta dilakukan secara
transparan (Pelayanan
Publik), tanpa ada yang
ditutupi.
3. Melakukan revisi
Hasil revisi yang
atas masukan yang Mendengarkan dan
siap
diberikan menerima saran dari
dipresentasikan atasan (mentor),
(dokumentasi merupakan kegiatan positif
dalam memperbaiki
foto) kekurangan yang ada pada
rancangan kegiatan
sehingga kegiatan dapat
berjalan dengan lebih
efektif dan efisien
(Komitmen mutu,
pelayanan publik), dan
mencerminkan sikap
korodinasi serta
penyelarasan konsep atau
ide bersama atasan (WoG),
yang dilakukan dengan

64
sopan dan hormat (etika
public) seperti mencatat
saran yang diberikan dan
menghargai keputusan/
masukan yang diberikan
oleh mentor.

65
5.a Analisis Dampak Kegiatan 5
“Melakukan evaluasi aktualisasi habituasi”
Analisis Dampak
Kepada Organisasi Kepada Individu
melakukan evaluasi aktualisasi Dengan melakukan evaluasi aktualisasi
habituasi, maka kita dapat habituasi maka kita dapat mengukur
menererapkan suatu inovasi untuk seberapa berhasil kita melaksanan tugas
mempermudah proses penyiapan dan tanggung jawab dalam melakukan
obat dalam rangka menunjang aktualisasi habituasi diunit tempat kita
pelayanan kefarmasian di unit bekerja, selain itu kita telah
pelayanan kesehatan khususnya menghasilkan sebuah karya ilmiah
puskesmas, Sebaliknya, jika tidak mengenai penerapan pelabelan pada
melakukan evaluasi aktualisasi, ruang penyimpanana obat dan BMHP
maka tidak terciptanya inovasi diistalasi Farmasi, jika tidak
dalam proses penyiapan obat di melaksanakan evaluasi maka kita tidak
Dinas Kesehata Halmahera Tengah. akan mengetahui pencapaian kita
Hal ini bertentangan dengan nilai- dalam melakukan aktualisasi, sehingga
nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, kegiatan yang kita lakukan dapat
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti diragukan atau dipertanyakan. Hal ini
korupsi, Manajemen ASN, WOG. bertentangan dengan nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti korupsi,
Manajemen ASN, WOG,

66
Dokumentasi Kegiatan 5 : Melakukan evaluasi aktualisasi habituasi

Tahapan 5.1 : Membuat laporan hasil kegiatan

Membuat laporan aktualisasi


Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera Tengah
Hari/Tanggal/Jam : Jumat,10
Desember 2019 / 11.00 WIT

67
Tahapan 5.2 : Membuat kesimpulan

68
Print Label
Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera
Tengah
Tanggal/Jam :
2-5 Desember 2019 /
12.00 WIT

Print Label
Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera
Tengah
Tanggal/Jam :
2-5 Desember 2019 /
12.00 WIT

69
Tahapan 5.3 Melakukan revisi atas masukan yang diberikan

Melakukan double cek


Tempat : Instalasi Farmasi
Kabupaten Halmahera
Tengah
Hari/Tanggal/Jam :
Senin, 02
70 Desember
2019 / 11.00 WIT
71

Anda mungkin juga menyukai