Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BAKTERIOLOGI

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu
Dasar Keperawatan II (IDK II),
dosen Dini Puspodewi, S.Tr.A.K., M. Imun

Disusun Oleh:

1. Utari Dwi Septiani 7. Nancy Windy Purbo Asih

2. Danny Kusuma 8. Syifa Diniyyatul Aliyyah

3. Titi Aprilianti 9. Monica Permatasari

4. Aldi Wahyudi 10. Kharisma Wijhatul Amalina

5. Iis Malinda 11. Yuni Kartika

6. Sartika Dewi
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 1 B

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BAKTERIOLOGI” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar II.

Taklupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dini Puspodewi, S.Tr.A.K., M.


Imun selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangunakan kami demi kesempurnaan makalah ini. . Semoga
hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan mendapat ridho Allah
SWT. Aamiin.

Cilacap, 31 Maret 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................3
BAB I............................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................3
B. Tujuan.................................................................................................3
C. Manfaat...............................................................................................3
BAB II...........................................................................................................3
A. Pengertian Bakteri................................................................................3
B. Ciri–Ciri Bakteri..................................................................................3
C. Bentuk Bakteri.....................................................................................4
D. Morfologi Pada Bakteri.......................................................................5
E. Struktur Bakteri....................................................................................6
F. Klasifikasi..........................................................................................10
G. Fisiologi Bakteri................................................................................13
H. Pertumbuhan Bakteri.........................................................................17
BAB III.......................................................................................................19
A. Kesimpulan.......................................................................................19
B. Saran.................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................19

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Manfaat

6
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Pengertian Bakteri
Bakteri merupakan organisme bersel tunggal mikroskopis yang tumbuh
subur di lingkungan yang beragam. Mereka dapat hidup di dalam tanah, lautan, dan
bahkan hidup di usus manusia. Hubungan bakteri dengan manusia sangat komplek.
Karena terkadang keduanya saling membantu, dengan mengentalkan susu menjadi
yogurt, atau membantu pencernaan kita. Dilain waktu, bakteri juga dapat merusak
yang dapat menyebabkan penyakit seperti pneumonia dan MRSA.

B. Ciri–Ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain
yaitu :

1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya
memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan

C. Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil), dan
spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri sebagai berikut:

7
1. Bakteri Kokus

a. Monokokus yaitu berupa sel bakteri bulat tunggal

b. Diplokokus yaitu dua sel bakteri bulat yang berdempetan

c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri bulat yang berdempetan berbentuk segi
empat

d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri bulat yang berdempetan membentuk kubus

e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri bulat berdempetan


membentuk rantai

f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti
buah anggur

2. Bakteri Basil

a. Monobasil yaitu berupa sel bakteri batang tunggal

b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri batang yang berdempetan

c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai

3. Bakteri Spirilia

a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang

b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup

c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma  seperti di makanan, tanah,
air, udara, dalam tubuh makhluk hidup dan bahkan di tempat yang sangat
ekstrim seperti di dalam magma.

8
D. Morfologi Pada Bakteri
Bentuk Bakteri, Sel-sel bakteri memiliki beberapa bentuk. Menurut
morfologinya bakteri dapat dibedakan menjadi 3 bentuk utama, yaitu:

1. Bakteri berbentuk bulat (Coccus)

Bakteri berbentuk bulat atau bola dinamakan kokus (Coccus), dibedakan


menjadi:

a. Monokokus (Monococcus), yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya


Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.
b. Diplokokus (Diplococcus), yaitu bakteri berbentuk bola yang bergandengan
dua-dua, misalnya Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit pneumonia
atau radang paru-paru.
c. Streptokokus (Streptococcus), yaitu bakteri bentuk bbola yang berkelompok
memanjang membentuk rantai.
d. Sarkina (Sarcina), yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-
empat sehingga bentuknya mirip kubus.
e. Stafilokokus (Stafilococcus), yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni
membentuk sekelompok sel tidak teratur, sehingga bentuknya mirip
dompolan buah anggur.

2. Bakteri berbentuk Batang (Bacillus)


Bentuk basilus dapat dibedakan atas:

a. Basil tunggal (Monobasil), yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang
tunggal, misalnya Salmonella typhi penyebab penyakit tifus.

b. Diplobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua-dua.

c. Streptobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua-dua.

d. Streptobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan


memanjang membentuk rantai benang panjang, misalnya Bacillus anthracis
penyebab penyakit antraks.

9
3. Bakteri berbentuk spiral (Spirillum)

Bakteri berbentuk melilit atau spiral ada tiga macam bentuk spiral, yaitu
sebagai berikut:

a. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral yang sel
tubuhnya kaku, misalnya Spirillum.
b. Vibrio atau bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna,
misalnya Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera.
c. Spirochaeta, yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang bersifat lentur.
pada saat bergerak tubuhnya dapat memanjang dan mengerut.

E. Struktur Bakteri
Perlu anda ketahui struktur bakteri terdapat kurang lebih terdapat 12 jenis,
diantara sebagai berikut:

10
1. Kapsul dan Lapisan Lendir

Kapsul adalah selaput licin yang terdiri dari polisakarida dan terletak di
luar dinding sel. Kapsul merupakan bagian asesori dari bakteri berfungsi
melindungi bakteri dari suhu atau kondisi lingkungan yang ekstrim dan sebagai
tempat penumbunan nutrien.. Tidak semua sel bakteri memiliki kapsul. Hanya
bakteri yang patogen yang memiliki kapsul.

2. Flagela
Alat gerak pada bakteri berupa flagela atau bulu cambuk adalah struktur
berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagela
memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang
menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi
kehidupannya.

Flagela adalah struktur kompleks yang tersusun atas bermacam-macam


protein termasuk flagelin yang membuat flagela berbentuk seperti tabung
cambuk dan protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran
sel untuk membentuk motor yang menyebabkan flagela berotasi. Flagela
berbentuk seperti cambuk.

Flagela digunakan bakteri sebagai alat gerak. Flagella memiliki jumlah


yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu:

a. Monotrik: bakteri yang memiliki sebuah flagel pada satu ujungnya.

b. Lofotrik: bakteri yang pada satu ujungnya memiliki lebih dari satu flagel.

c. Amfitrik: bakteri yang pada kedua ujungnya hanya terdapat satu buah flagel.

d. Peritrik: bakteri yang memiliki flagel pada seluruh permukaan tubuhnya

3. Dinding Sel

11
Fungsi dinding sel pada prokaryota, adalah melindungi sel dari tekanan
turgor yang disebabkan tingginya konsentrasi protein dan molekul lainnya
dalam tubuh sel dibandingkan dengan lingkungan di luarnya. Dinding sel
bakteri berbeda dari organisme lain.

Dinding sel bakteri mengandung peptidoglikan yang terletak di luar


membran sitoplasmik. Peptidoglikan berperan dalam kekerasan dan
memberikan bentuk sel. Ada dua tipe utama bakteri berdasarkan kandungan
peptidoglikan dinding selnya yaitu Gram positif dan Gram negatif.

4. Membran Sel

Tersusun atas molekul lemak dan protein. Membran sel bersifat


semipermeable dan berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam
sel.

5. Sitoplasma

Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul


organik seperti karbohidrat, lemak, protein, dan mineral-mineral. Sitoplasma
merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.

6. Granula

Granula berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan


karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.

7. Kromosom

Tidak seperti eukaryota, kromosom bakteri tidak dikelilingi membran-


bound nucleus melainkan ada di dalam sitoplasma sel bakteri. Ini berarti
translasi, transkripsi dan replikasi DNA semuanya terjadi di tempat yang sama

12
dan dapat berinteraksi dengan struktur sitoplasma lainnya, salah satunya
ribosom.

8. Vakuola Gas

Dengan mengatur jumlah gas dalam vakuola gasnya, bakteri dapat


meningkatkan atau mengurangi kepadatan sel mereka secara keseluruhan dan
bergerak ke atas atau bawah dalam air.

9. Pili dan Fimbria

Fimbria adalah tabung protein yang menonjol dari membran pada banyak
spesies dari Proteobacteria. Fimbria umumnya pendek dan terdapat banyak di
seluruh permukaan sel bakteri. Struktur pili mirip dengan fimbria dan ada di
permukaan sel bakteri

10. Plasmid

Kebanyakan bakteri memiliki plasmid. Plasmid dapat dengan mudah


didapat oleh bakteri. Namun, bakteri juga mudah untuk menghilangkannya.
Plasmid dapat diberikan kepada bakteri lainnya dalam bentuk transfer gen
horizontal.

11. Ribosom

Semua prokaryota memiliki 70S (di mana S = satuan Svedberg) ribosom


sedangkan eukaryota memiliki 80S ribosom pada sitosol mereka.

12. Endospora

Endospora bentuk istirahat dari beberapa jenis bakteri gram positif dan
terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi
kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi
genetik, dan ribosom.

13
Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan
endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat
kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh
menjadi sel bakteri baru, misal pada bakteri Clostridium dan Basilus.

F. Klasifikasi
Klasifikasi bakteri disini dilakukan atas dasar bentuk, dinding sel,
flagelata, nutrisi dan morfologi, berikut penjelasannya :

1. Berdasarkan Bentuk

Pada tahun 1872 ilmu Cobaan mengklasifikasikan bakteri menjadi 4


jenis utama tergantung pada bentuknya adalah sebagai berikut:

a. Cocci, jenis bakteri ini berbentuk uniseluler, bulat atau elips. Kemungkinan
mereka dapat tetap sebagai sel tunggal atau dapat berkumpul bersama.
Mereka adalah sebagai berikut :

1) Monococcus: mereka disebut micrococcus dan diwakili oleh sel bulat


tunggal. Contohnya Micrococcus flavus
2) Diplococcus: sel diplococcus terbagi menjadi bidang tertentu dan setelah
pembelahan, sel-sel tetap melekat satu sama lain. Contoh: Diplococcus
pneumonia
3) Streptococcuss: disini sel membelah berulang kali dalam satu bidang untuk
membentuk rantai sel. Contoh Streptokokus pyogenes.
4) Tetracoccus: ini terdiri dari empat sel bundar, yang menantang dalam dua
bidang pada sudut yang tepat satu sama lain. Contoh: Grafik nya tetragena

b. Staphylococcus: disini sel-sel dibagi menjadi tiga bidang membentuk


tandan yang terstruktur seperti pemberian anggur dan tidak teratur.

c. Bacilli, ini merupakan bakteri yang berbentuk silinder atau badang yang
tetap tunggal atau berpasangan. Contoh: Bacillus cereus

14
d. Vibro, vibro merupakan bakteri melengkung berbentuk tanda koma dan
diwakili oleh satu genus. Contoh Vibro cholerae.

e. Spirilla, bakteri jenis ini berbentuk spiral seperti dengan kelengkungan


ganda dan flagella terminal. Contoh: spirilum Volutans.

2. Berdasarkan Nutrisi

Berdasarkan nutrisiya, bakteri diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Bakteri Autotropik, bakteri ini bersifat non-patogenik, hidup bebas,


mandiri di alam, mereka menyiapkan makanan sendiri dengan
memanfaatkann energi matahari dan komponen organis seperti karbon
dioksida, nitrogen, dll. Mereka terdiri dari dua jenis, yaitu:
b. Photoautotrophs, bakteri ini mengandung bakteri-klorofil dan
bacteriovidirin dan dapat menyiapkan makanan mereka sendiri dengan
memperbaiki karbon dioksida alam dengan memanfaatkan energi
matahari.
c. Kemoautotrof, bakteri ini adalah bakteri yang menyiapkan makanannya
dengan memperoleh energi dari oksidasi zat organik seperti nitrogen
dioksida dll. Dan mereka dapat memperbaiki karbon dioksida dan air
untuk nutrisi mereka.
d. Bakteri heterofik, jenis bakteri ini tidak dapat memperbaiki karbon organik
tetap lebih bergantung kepada karbon organik eksternal untuk makanan
mereka. Mereka juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ada dan tidak
adanya penerbangan dan berdasarkan media dimana bakteri ini tumbuh.

3. Berdasarkan Dinding Sel

Tergantung pada reaksi pewarnaan oleh bakteri pewarnaan Gram dapat


diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Gram positif: jenis bakteri ini mempertahankan api kristal menyala atau


pewarnaan gram yang tampaknya melanggar. Contoh: – Streptococcus.

15
b. Gram negatif: – mereka tidak mempertahankan pewarnaan gram, tetapi
mereka mengambil warna merah dari pewarna penghitung.Contoh: –
Saffranin (Escherichia coli)

c. Klasifikasi berdasarkan respons suhu: – Bakteri dapat diklasifikasikan


menjadi empat jenis utama berdasarkan respons suhu mereka seperti yang
ditunjukkan di bawah ini:

d. Bakteri psikofilik: Jenis bakteri ini tumbuh tepat di atas suhu beku,


mereka dapat menyebabkan kontaminasi makanan yang disimpan di
lemari es. Contoh: Pseudomonas.

e. Bakteri mesofilik: Bakteri ini tumbuh pada suhu normal di badan air,


produk makanan, membebaskan gas dan menyebabkan perubahan
tekstur. Contoh: Lactobacillus.

f. Bakteri termofilik : Bakteri jenis ini dapat bertahan hidup pada suhu yang
lebih tinggi dan dapat bertahan pada suhu pasteurisasi. Contoh:
Clostridium, Bacillus.

g. Bakteri termofilik : Bakteri jenis ini dapat bertahan dari pasteurisasi tetapi


tidak dapat tumbuh pada suhu pasteurisasi. Contoh: Micrococcus,
Streptococcus.

4. Berdasar Jumlah Flagela

Berdasarkan flagela, bakteri dapat diklasifikasikan:

a. Atrichos: Bakteri ini tidak memiliki flagela. Contoh: Corynebacterium


diptherae.
b. Monotrichous: Satu flagel menempel pada salah satu ujung sel
bakteri. Contoh: Vibro kolera.
c. Lophotrichous: Banyak flagela menempel pada salah satu ujung sel
bakteri.Contoh: Pseudomonas.

16
d. Amphitrichous: Banyak flagela yang timbul dari kedua ujung sel
bakteri. Contoh: Rhodospirillum rubrum.
e. Peritrichous : Flagela terdistribusi merata di seluruh sel bakteri. Contoh:
Bacillus.

G. Fisiologi Bakteri

1. Sumber Energi

Pada segala sesuatu yang hidup/bernyawa, energi tersimpan didalam


bentuk ATP, yang asalnya dapat kita bedakan:

a. Fotofora Bakteri

Fotofora bakteri akan menggunakan energi cahaya seperti yang


dibutuhkan tumbuhan yang kemudian mengasimilasi klorofil dan
merubahnya menjadi energi yang bersifat kimia dalam bentuk ATP.

b. Kimiatropik Bakteri

Untuk kimiatropik bakteri, sumber energi berasal dari yang bersifat


kimia; kita akan mensintesa ATP dengan membawa elektron-elektron yang
disebut" Rantai pembawa elektron". Pada mulanya suatu rantai, kita
mempunyai beberapa donatur elektron; komposisinya organik. Glukosa
adalah donatur dasar. Penerima/hasil akhir nya berbeda; sehingga fermentasi
hasil akhir nya adalah komposisi organik, dasar fosforilasi baru. Ada
beberapa bakteri laktosa dan beberapa bakteri anaerob. Kemudian pada
penyerapan, sintesa ATP berproduksi setelah fosforilasi yang bersifat
oksigen dengan dua hasil akhir; ada oksigen yang menerima elektron dan
sebuah respirasi aerob (dengan jumlah besar yang beberapa macam), ada
penerima akhir yaitu suatu komposisi mineral dengan oksigen yang berbeda
dan dapat dikatakan respirasi anaerob.

Dapat kita bedakan menjadi 3 grup:

17
1) Bakteri aerob atau murni aerob

2) Bakteri anaerob

3) Bakteri aero-anaerob fakultatif

2. Sumber Karbon

Dapat kita bedakan:

a. Bakteri autotrof "dapat memberi makan dirinya sendiri" berdiri sendiri,


dapat bersintesa terus beraturan, bakteri yang berimpilikasi pada sistem
biologis yang besar.

b. Bakteri heterotrof yang sumber karbon nya secara otomatis berkomposisi


organik seperti glukosa, alkohol, organik acid/asam. Beberapa telah bisa
digunakan untuk penurunan hidrokarbon untuk melawan polusi.

3. Faktor-Faktor Pertumbuhan

Terdiri dari komposisi yang akan menjadi mutlak diperlukan untuk


pertumbuhan karena bakteri tidak memerlukan rantai sintesa pada beberapa
komposisi. Salah satu faktor dapat menjadi suatu jenis dan bukan yang lain
(faktor identifikasi dan diferensiasi)

Kita dapat membedakan bakteri heterotropik diantaranya:

a. Bakteri prototropik yang tidak memerlukan faktor-faktor pertumbuhan,


mereka berotonomi.

b. Bakteri auxotropik, adalah penanda auxotropi dan memerlukan beberapa


jumlah faktor pertumbuhan (asam amino, purin dasar atau pirimidin atau

18
vitamin) sebagai asam paraminobenzoic adalah suatu faktor pertumbuhan
dalam bakteri jumlah besar, dan memungkinkan sintesa dasar purin dan
pirimidin.

c. Anti bakteri yang disebut sulfamilamida adalah suatu struktural analogi faktor
pertumbuhan yang bisa digunakan dalam rantai sintesa. Dapat menghentikan
metabolis sintesa. Adalah anti bakteri yang dapat bertidak melalui struktural
analogi, bakteri bebas dengan dasar purin dan pirimidin yang dapat membelah
sendiri.

4. Sumber Nitrogen

Nitrogen adalah suatu komposisi organik dan dapat ditemukan pada


organisme atau pada medium kultur (sel amoniak, protein). Ada di dalam bakteri
tanah dengan pembentukan/pemasangan nitrogen yang akan memperkaya dan
meningkatkan nitrogen dalam tanah.

5. Faktor-Faktor Fisio-Kimia

a. Temperatur suhu

Optimal temperatur mendekati suhu 37°C pada kebanyakan bakteri,


dapat kita bedakan:

1) Bakteri mesofilik hidup pada berbagai suhu antara 20°C dan 37°C
dengan optimal suhu sampai 37°C.

2) Bakteri termofilik, temperaturnya harus antara diatas 40°C dengan


kisaran variabel 40°C - 50°C (berpengaruh pada pengawetan susu dan
makanan dengan pengawet). Beberapa berada pada dasar laut, hidup
dengan temperatur diatas 90°C; sehingga fungsional enzim
temperaturnya meningkat dan digunakan untuk amplifikasi dengan PCR,
sebagai contoh bahan polimer.

19
3) Bakteri sirofilik, senang pada suhu dingin, pada temperatur 4°C - 0°C,
namun pada matabolisme yang jelas dan terlihat.

4) Bakteri psikrofilik, yang bersituasi dibawah suhu 20°C, akan secara


jarang langsung menjadi bakteri patogen tetapi akan bertanggung jawab
pada alterasi produksi secara biologis sebagai darah yang bermultiplasi
sendiri pada prosesnya, namun multiplikasi itu luar biasa.

5) Listeria yang menyebabkan listeriosis adalah psikrofilik, multiplikasi nya


pada suhu dibawah 20°C.

6) Yersinia memultiplikasi dirinya sendiri pada temperatur relatif dasar.


Pada kuantitas yang melimpah pada produksi makanan. Pada kebalikan
nya, ada beberapa bakteri yang dapat dihancurkan dengan panas ;
sterilisasi dengan panas terik sampai 180°C atau dengan panas lembab
sampai 120°C selama 30 s/d 50 menit. Susu yang di pasturisasi, dengan
pemberian panas UHT, untuk menghancurkan bakteri.

b. pH Bakteri

pH mendekati 7 pada mayoritas bakteri. Kita menggunakan banyak


buffer. Kita membahas berbagai macam bakteri yang berada pada pH alkalin
optimal sepertivibrio kholera dengan pH 8,5 sampai 9, dan bakteri acidofilik
seperti laktobasilus yang berkembang sampai dengan mendekati pH 6.

c. Kadar oksigen

Sama dengan potensial reduksi oksidasi. Kita menggunakan suatu media


kultur yang berisi keseluruhan substansi larutan oksigen dan membuatnya
pada suatu gradasi oksigen. Bakteri akan mempunyai suatu bentuk tingkah

20
laku yang berbeda. Ketika bakteri berkembang dengan sendirinya pada suatu
permukaan; adalah bakteri MURNI AEROB. Jika bakteri berkembang
dengan sendirinya pada kedalaman dimana sangat sedikit O ; adalah bakteri
MURNI ANAEROB. O2 nya adalah racun.

Beberapa bakteri menempati seluruh tabung, adalah dikatakan bakteri


AERO-ANAEROB fakultatif; nutrisi membawa sampai kondisi mendidih
untuk menangkap. Pada akhirnya, beberapa hidup sampai selebar permukaan
tabung, ini adalah bakteri MIKRO-AEROFOLIK; bakteri ini membutuhkan
beberapa kadar O2. Karena itu pada pengetahuan tentang bakteri, harus
menggunakan dispositive/alat untuk menangkap O2, bakteri memilih dirinya
sendiri untuk perkembangan yang baru.

d. Kadar CO2

Beberapa macam bakteri mempunyai pertumbuhan favorit dengan kadar


yang kuat pada CO2, seperti gonokokus, meningonokokus (bertanggung
jawab untuk meningintis cerebrospinal), brucella (bertanggung jawab untuk
brucelossis)

H. Pertumbuhan Bakteri

Membahas tentang multiplikasi, satu bakteri tidak pernah terisolir, bakteri


selalu ada pada suatu populasi. Kita mempertimbangkan selalu suatu populasi.
Penambahan jumlah bakteri memungkinkan mempertimbangkan seperti
penambahan massa bakteri, hasil divisi dengan pembelahan. Bakteri yang terisolir
akan menambah ukuran nya sebelum membelah menjadi dua.

Kita dapat mengapresiasikan pertumbuhan bakteri; pada suatu media likuid,


akan menjadi masalah, pada suatu media solid gelulosa dan substansi nutrisi,
pertumbuhan menyatakan sendiri pada keberadaan koloniyang terlihat dengan mata
telanjang. Untuk pengukuran, dengan media likuid, kita mengukur kepadatan optik

21
pada spektropotometer, penghitungan dengan menggunakan mikroskop dengan
syarat seluruh bakteri telah terhitung apakah bakteri itu terlihat atau tidak.

Perhitungan bakteri yang hidup dilakukan dengan pengenceran dan


diletakkan pada media solid dan menghitung jumlah koloni yang terdesak. Bisa
juga menggunakan massa bakteria.

1. Karakteristik Pertumbuhan

Waktu bergenerasi adalah waktu dimana meletakkan bakteri untuk


memberikan 2 bakteri (♀), yang interval waktu nya antara dua divisi yang
sukses. Ada banyak variabel yang dihasilkan oleh kondisi kultur dan dari
berbagai jenis. Colibassilus mempunyai waktu generasi 40 sampai dengan 60
menit. Selama 20 menit pembelahan. Mikobakteria tuberkulosis (BK) akan
membelah diri selama 900 menit pada kondisi optimal. Basillus lepra
mempunyai waktu generasi 12 hari, Menilai dari pertumbuhan bakteri, jumlah
pembelahan dengan satuan waktu. Untuk colibassilus = 1, untuk BK = 1/15.
Satuan nya adalah jam.

2. Pertumbuhan Bakteri Normal

Kita dapat membagi pertumbuhan bakteri dengan beberapa fase:

a. Fase penyesuaian diri: memungkinkan lebih atau kurang pemanjangan


oleh kondisi preseden dan penggunaan souche/ketegangan. Hal tersebut
menjawab adaptasi bakteri pada kondisi kultur, temperatur dan waktu
sintesa, para enzim mutlak diperlukan. Bisa dinilai, pertumbuhan ini adalah
nol.

b. Fase II: Fase akselerasi: memulai pertumbuhan aktif, sintesa yang


mempunyai maksimum dan penilaian bakteri tersebut dari pertumbuhannya
akan menambahkan pencapaian nilai yang lebih meningkat.

22
c. Fase III: Fase pertumbuhan eksponensial: seluruh skema berjalan,
menilai pertumbuhan lebih meningkat untuk kondisi, jumlah bakteri yang
bertambah pada kemajuan geometris.

d. Fase IV: Fase penurunan: menilai pertumbuhan yang akan berkurang dan
ditemukan kembali oleh basis baru. Itu adalah akhir dari fase eksponensial.

e. Fase V: Fase stationer: menilai pertumbuhan = 0 dan jumlah bakteri


mencapai nilai optimum nya. Hasil maksimum adalah terikat pada kualitas
media kultur.

f. Fase VI : Fase lisis : sesuai usia media kultur. Memungkinkan menjadi lebih
atau berkurang nya intens/kekuatan, mengikuti beberapa jenis bakteri.
Ketika media aus/lelah, tidak mempunyai lebih pertumbuhan aktif.
Berhentinya pertumbuhan adalah jatuh tempo yang mempunyai kelelahan
substansi nutrisi, modifikasi kondisi metabolis, akumulasi produksi racun.
Jika kita memelihara media/lingkungan yang sehat, mungkin kita selalu
pada pertumbuhan eksponensial.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

24
25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.murid.co.id/struktur-bakteri/

https://doktermu.net/bakteriologi/fisiologi-bakteri.html

26

Anda mungkin juga menyukai