Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bakteri merupakan organisme mikroskopik. Hal ini menyebabkan
organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya
mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama
bakteri (bakteriologi), mulai berkembang. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, berbagai hal tentang bakteri telah berhasil ditelusuri. Akan tetapi,
perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting
seperti Robert Hooke, Antony van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert
Koch. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada
tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki arti
"batang-batang kecil". Pengetahuan tentang bakteri berkembang setelah
serangkaian percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan
cabang ilmu mikrobiologi. Bakteriologi adalah cabang mikrobiologi yang
mempelajari biologi bakteri.
Bakteri merupakan kelompok mahluk hidup bersel tunggal yang
dimasukkan dalam golongan jasad renik atau mikrobia. Mengingat tubuhnya
yang mikrokopis itu, sehingga studi tentang bakteri baru dimulai dan
dikembangkan secara baik setelah kehadiran mikroskop. Tubuh bakteri yang
terdiri atas sebuah sel saja, dengan bentuk yang beraneka ragam. Ada yang
berbentuk peluru atau bola, seperti bintang, bengkok seperti koma, atau sekrup
serta ada yang seperti spiral. Bentuk tubuhnya merupakan salah satu sifat yang
dijadikan dasar dalam pengklasifikasian bakteri. Dalam kondisi tertentu, yang
mekanismenya belum dipahami benar, sel bakteri dengan salah satu bentuk
seperti disebut sebelumnya, dapat mengalami suatu perubahan bentuk. Bentuk
baru seperti variasi bentuknya yang normal, disebut bentuk involusi. Ukuran
tubuhnya hanya mencapai beberapa mikron, paling besar sekitar 100 mikron,
sehingga hampir tidak terlihat dengan mata bugil. Berhubungan dengan

1|Klasifikasi Bakteri
tubuhnya yang amat kecil itu, maka dapat dipahami mengapa struktur bakteri
tidak mudah untuk ditentukan. Tubuh bakteri yang berupa sel tunggal itu
mempunyai dinding sel yang jelas.
Untuk mengetahui lebih jelas dan lebih lanjut mengenai Bakteri, maka
kelompok 3 mengambil pembahasan yang berhubungan dengan morfologi sel
dan struktur halus dari Bakteri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, didapat beberapa rumusan masalah yang
menjadi pembahasan dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari Bakteri?
2. Bagaimana Klasifikasi Sel Bakteri?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bakteriologi pada semester enam
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian dari
Bakteri
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana klasifikasi sel bakteri

2|Klasifikasi Bakteri
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bakteri
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perikehidupan bakteri.
Bakteri merupakan makhluk hidup mikroskopis bersel tunggal (uniseluler).
Bakteriologi merupakan bagian dari mikrobiologi. Mikrobiologi merupakan
ilmu yanng mempelajari perikehidupan makhluk-makhluk hidup yang
berukuran mikroskopis. Mikrobiologi mengkaji selain bakteri, juga mengkaji
tentang virus, fungi, protozoa, dan alga (Boleng, 2015: 1).
Bakteri merupakan organisme yang memiliki dinding sel. Oleh karena itu,
jika dikaji dari struktur selnya (kandungan dinding sel), maka bakteri
dikelompokkan ke dalam tumbuhan. Jika dikaji dari kemampuan beberapa sel
bakteri yang bergerak pindah tempat, maka bakteri dikelompokkan ke dalam
hewan. Namun demikian, dalam klasifikasi makluk hidup dengan sistem lima
dunia menurut Whittaker pada tahun 1969, bakteri dikelompokkan ke dalam
dunia monera (Boleng, 2015: 1).
Menurut Subandi (2014: 69) bakteri merupakan organism dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Prokariot
2. Sel tunggal, mikroorganisme mikroskopis
3. Umumnya berukuran lebih kecil daripada sel eukariot
4. Sangat kompleks meskipun ukurannya kecil
Bakteri adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat
dengan mikroskop. Untuk menyelidiki ukuran bakteri, dalam pemerksaan
mikrobiologi biasanya digunakan satuan mikron. Bakteri yang diteliti di
laboratorium kebanyakan berukuran antara 0,5-2 µm lebarnya dan 1-5 µm
panjangnya (Irianto, 2006: 56).
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang panjangnya beberapa
pmikrometer dan memiliki morfologi dari berupa tongkat (basil), kokus sampai

3|Klasifikasi Bakteri
bentuk spiral. Bakteri hidup di tanah permukaan bumi, di perairan, air laut, di
bawah permukaan tanah dan ada yang dapat berkembang pada sampah zat
radioaktif. Populasi bakteri dalam 1 gram tanah mencapai 40 juta sel bakteri
dan pada 1 ml air jernih dapat mengandung satu juta sel bakteri. Keberadaan
bakteri sangat penting dalam kehidupan mulai dari pembentukkan zat-zat
substansi seperti peran dalam fiksasi dan siklus nutrisi, sampai penguraian serta
dekomposisi atau pembusukkan dan penghancurannya. Hidupnya berinteraksi
dengan lingkungan dan makhluk hidup lainnya dapat bersifat simbiosis
mutualistis dapat juga bersifat parasitik sebagai patogen (Subandi, 2014: 55).
Ukuran sel bakteri sangat kecil (mikroskopis). Ukuran sel bakteri yang
mikroskopis dapat terlihat dengan jelas dengan menggunakan mikroskop.
Dengan bantuan mikroskop, dapat dilihat morfologi sel bakteri dengan jelas,
bahkan dengan menggunakan mikroskop elektron, dapat dilihat berbagai
struktur halus yang ada baik di luar maupun di dalam sel bakteri dengan lebih
jelas. Dengan bantuan mikroskop dapat diamati bentuk-bentuk sel bakteri.
Bentuk-bentuk sel bakteri terdiri atas berbagai macam. Namun demikian, dapat
dikelompokkan dalam bentuk-bentuk dasar sel bakteri. Bentuk sel bakteri,
tidak akan berubah dari satu bentuk ke sel bentuk sel yang lain, selama struktur
dinding selnya tidak rusak atau hilang. Dinding sel bakteri dapat rusak oleh
berbagai faktor antara lain karena pengaruh senyawa kimia antimikroba atau
antbiotik (Boleng, 2015: 27).
B. Klasifikasi Bakteri
1. Klasifikasi bakteri berdasarkan morfologis
Menurut Putri, dkk (2017: 18) bentuk kokus (coccus = sferis / tidak bulat
betul) dapat di bedakan lagi menjadi beberapa formasi, yaitu :
Bentuk bulat
a. Micrococcus : berbentuk bulat, satu-satu. Contohnya adalah Neiserria
gonorrhoea (penyebab penyakit gonorhoe)

4|Klasifikasi Bakteri
Gambar 1. Neiserria gonorrhoea
(Sumber: https:// www.biologiedukasi.com)
Diakses tanggal 03 Maret 2019
b. Diplococcus: berbentuk bulat, bergandengan dua-dua. Contohnya
Diplococcus pneumoniae

Gambar 2. Diplococcus pneumoniae


(Sumber: https:// www.flickr.com)
Diakses tanggal 03 Maret 2019
c. Staphylococcus : berbentuk bulat, tersusun seperti untaian buah anggur.
Contohnya Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,
Staphylococcus saprofiticus.

Gambar 3. Staphylococcus aureus


(Sumber: https:// www.TN-gov.com)
Diakses tanggal 03 Maret 2019
d. Streptococccus : berbentuk bulat, bergandeng seperti rantai, sebagai hasil
pembelahan sel kesatu atau dua arah dalam satu garis. Contohnya
Streptococcus faecalis, Streptococcus lactis, dan lain

5|Klasifikasi Bakteri
Gambar 4. Streptococcus faecalis
(Sumber: https:// www.indiaMART.com)
Diakses tanggal 03 Maret 2019
e. Sarcina : berbentuk bulat, terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk
kubus sebagai hasil pembelahan sel ke 3 arah. Contohnya : Thiosarcina
rosea

Gambar 5. Thiosarcina rosea


(Sumber: https:// www.slideshare.com)
Diakses tanggal 03 Maret 2019
f. Tetracoccus/gaffkya : berbentuk bulat tersusun dari 4 sel berbentuk bujur
sangkar, sebagai hasil pembelahan sel kedua arah. Contohnya
Pediococcus

Gambar 6. Pediococcus
(Sumber: https:// www.slideshare.com)
Diakses tanggal 03 Maret 2019

6|Klasifikasi Bakteri
Gambar 7. Formasi bakteri berbentuk kokus
(Sumber: www.sekolahpendidikan.com)
Diakses tanggal 03 Maret 2019
Bentuk Batang
Bakteri bentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang
dan batang pendek, dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat
dibedakan lagi atas bentuk batang yang mempunyai garis tengah sama atau
tidak sama di seluruh bagian panjangnya (Putri, dkk, 2017: 19).
Menurut Putri, dkk (2017: 19) bakteri bentuk batang dapat membentuk
formasi :
a. Sel tunggal (monobasil), contohnya : Escherichia coli

Gambar 8. Escherichia coli


(Sumber: http:// wickhamlabs.co.uk)
Diakses tanggal 03 Maret 2019
b. Bergandengan dua-dua (diplobasil), contohnya: Salmonella typhosa

Gambar 9. Salmonella typhosa


(Sumber: http:// wickhamlabs.co.uk)
Diakses tanggal 03 Maret 2019

7|Klasifikasi Bakteri
c. Rantai (streptobacil), atau sebagai jaringan tiang (palisade), contohnya:
Bacillus anthraxis

Gambar 10. Bacillus anthraxis


(Sumber: http:// https://pixels.com)
Diakses tanggal 03 Maret 2019

Gambar 11. Formasi bakteri berbentuk batang


(Sumber: https://slideplayer.info)
Diakses tanggal 03 Maret 2019
Bentuk Lengkung / Spiral
Menurut Putri, dkk (2017: 20) bentuk lengkung /spiral pada pokoknya
dapat dibagi menjadi :
a. Bentuk Koma (vibrio) jika lengkungnya kurang dari setengah lingkaran.
Contohnya Vibrio cholera, penyebab penyakit kolera.

Gambar 12. Vibrio cholera


(Sumber: https:// www.cdc.gov)
Diakses tanggal 03 Maret 2019

8|Klasifikasi Bakteri
b. Bentuk Spiral jika lengkungnya lebih dari setengah lingkaran. Contohnya
Spirillium minor yang menyebabkan demam dengan perantara gigitan
tikus atau hewan pengerat lainnya.

Gambar 13. Spirillium minor


(Sumber: https:// www.researchgate.net)
Diakses tanggal 03 Maret 2019
c. Bentuk Spirochaeta : berupa spiral yang halus dan lentur, lebih berkelok
dengan ujung lebih runcing. Contohnya Treponema pallidum, penyebab
penyakit sifilis.

Gambar 14. Treponema pallidum


(Sumber: https:// dissolve.com)
Diakses tanggal 03 Maret 2019

Gambar 15. Formasi bakteri bentuk spiral


(Sumber: https://efineko.wordpress.com)
Diakses tanggal 03 Maret 2019

9|Klasifikasi Bakteri
2. Klasifikasi bakteri berdasarkan sumber energi
Berdasarkan sumber makanannya, bakteri tanah dibagi menjadi
(Kusmiati, 2003):
a. Bakteri autotrof atau bakteri lithotrofik, yaitu bakteri yang dapat
menghasilkan makanan sendiri, contohnya bakteri nitrifikasi, bakteri
denitrifikasi, bakteri pengoksidasi belerang, bakteri pereduksi sulfat.
Bakteri ini dibedakan lagi menjadi bakteri photoautotroph dan bakteri
kemoautotrof. Bakteri photoautotroph adalah bakteri yang dapat
menghasilkan makanan sendiri dengan sumber energi berasal dari sinar
matahari. Sedangkan bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang dapat
menghasilkan makanan sendiri dengan sumber energi berasal dari
oksidasi bahan organik.

Gambar 16. Bakteri autotrof


Sumber: www.google.com
b. Bakteri heterotrof atau bakteri organotropik, yaitu bakteri yang
mendapatkan makanan dari bahan organik atau sisa-sisa dari makhluk
hidup lain, baik fauna maupun flora, dan baik makro maupun mikro.
Bakteri ini dikelompokkan menjadi bakteri photoautotroph dan bakteri
kemoautotrof. Bakteri photoautotroph adalah bakteri yang mendapatkan
makanan dari bahan organik atau sisa-sisa makhluk hidup lain dengan
sumber energi berasal dari sinar matahari. Bakteri kemoautotrof adalah
bakteri yang mendapatkan makanan dari bahan organik dengan sumber
energi yang digunakan berasal dari hasil oksidasi bahan organic

10 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
Gambar 17. Bakteri Heterotrof
Sumber: www.google.com
3. Klasifikasi bakteri berdasarkan pembentuk spora
Beberapa spesies bakteri mampu menghasilkan spora di luar sel
vegetatifnya (eksospora), atau didalam sel vegetatifnya (endospora). Spora
ini tahan terhadap perlakuan fisik maupun kimia yang ekstrim (lingkungan
yang panas, kekeringan, bahan kimia yang toksik). Spora berada dalam
keadaan dorman (tidur). Pada keadaan lingkungan yang sesuai dengan
faktor pertumbuhan selnya (keadaan lingkungan yang membaik bagi
pertumbuhan bakteri) spora dapat tumbuh lagi menjadi bentuk sel vegetatif
(Boleng, 2014: 38).
Eksospora merupakan spora eksternal. Tidak semua bakteri memiliki
eksospora, contoh kuman yang menghasilkan eksospora adalah
Streptomyces virdochromogens. Proses pembentukan eksospora sama
dengan proses pembentukan eksospora pada cendawan. Endospora hanya
terdapat pada sel bakteri. Spora jenis ini mulai terbentuk pada fase
pertumbuhan logaritmik. Ukuran diameter endospora bervariasi, ada yang
memiliki diameter lebih besar dari sel vegetatifnya ada yang memiliki
diameter lebih kecil dari sel vegetatifnya (Boleng, 2014: 38).
a. Bakteri Tidak Pembentuk Spora
Kelompok bakteri anaerobik yang tidak membentuk spora, terdiri atas
empat kelompok, yaitu:
1) Kelompok basil Gram negatif; salah satu contohnya adalahje
Bacteroides. Dworkin, et al. (2006) menjelaskan bahwa (Jenus
Bacteroides merupakan Gram negatif, tidak membentuk 5pm tidak
bergerak (nonmotil), dan bérsifat anaerobik. Bacteroidg fragilis, dibagi

11 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
menjadi empat subspesies, yaitu: fragih thetaiotamicron, distasonis,
vulgates dan ovatus. Bacteriodes fragilis, berbentuk basil yang
pleomorfik. Koloninya berbentuk conveks, berwarna putih sampai abu-
abu. Bakteri ini tumbuh cepat jika dibandingkan dengan bakteri
anaerobik yang tidak membentuk spora Iainnya, bersifat aerotoleran,
dan dapat tumbuh pada p02 kurang dari 3%, tetapi Iebih tahan hidup
Iebih lama pada pemaparan O2 jika ditanam pada media yang
mengandung darah. Bakteri ini memproduksi superoxide dismutase dan
katalase Bacteriodes yang dapat membentuk pigmen adalah:
Bacteriodes melaninogenicus, B. denticola, B. Ioesheli, B. endodontalis,
B. gingivalis; mampu membentuk pigmen coklat sampai hitam pada
Agar darah. Bakteri B. fragilis, menunjukkan faktor virulensi dan
pemurnian lipopolisakarida dari abses pada hewan percobaan.

Gambar 18. Bacteriodes fragilis


Sumber: www.wikipedia.com
2). Kelompok basil Gram positif; bakteri yang termasuk dalam kelompok ini
tidak membentuk spora, berupa basil Gram positif Contohnya adalah:
Eubacterium, Propionibacterium, Lactobacmu Actinomyces, Arachnia,
Mobiluncus, dan Bifidobacterium. Spesies-spesies ini umumnya diisolasi
dari infeksi paru-paru, kepala dan leher.

Gambar 19. Eubacterium


www.britannica.com

12 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
3). Kelompok kokus Gram positif; bakteri yang termasuk da\am kelompok
ini berupa bakteri yang menunjukkan Gram negatif, berbentuk kokus.
Contoh bakteri dari kelompok ini adalah Peptostreptococcus dan
Streptococcus, yang merupakan bakteri obligat anaerobik. Beberapa
spesies bakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
Peptostreptococcus adalah: P. anaerobius, P. tetradius, P. magnum, P.
asacharolyticus, dan P. prevotii. Sedangkan beberapa spesies bakteri dari
jenis Streptococcus adalah: S. intermedius, S. constellatus.

Gambar 19. P. anaerobius


microbe-canvas.com
4). Kelompok kokus Gram negatif; bakteri yang termasuk dalam kelompok
ini menunjukkan Gram negatif, berbentuk kokus. Contoh jenis bakteri
dari kelompok ini adalah Veillonella. V. parvula, dapat diisolasi dari
spesimen klinik, tetapi sedikit diketahui peranannya sebagai penyebab
infeksi. Veillonela merupakan kokus kecil, berpasangan, membentuk
rantai pendek, dan merupakan flora normal di mulut, saluran
gastrointestinal, dan genital.

Gambar 20. Veillonella


Sumber: microbiologyinpictures.com

13 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
b. Bakteri Pembentuk Spora
Bakteri pembentuk spora tergolong dalam famili Bacillaceae, dan
yang sering ditemukan pada makanan terutama terdiri dari tiga jenis,
yaitu:.
1). Bacillus
Bakteri ini bersifat aerobik sampai anaerobik fakultatif, katalase
positif, dan kebanyakan bersifat Gram positif. Bentuk spora yang
diproduksi oleh Bacillus bermacam-macam. B. subtilis dan B. cereus
memproduksi spora berbentuk silinder yang tidak membengkak; B.
polymyxa dan B. sphaericus memproduksi spora yang membengkak.
B. subtilis membentuk spora yang Iangsing, diameter sporanya tidak
meiebihi 0,9 pm.
Beberapa spesies Bacillus bersifat mesofilik, misalnya B. subtilis.
Bacillus, Clostridium, Desulfatomaculum Spesies lainnya bersifat
termofilik fakultatif misalnya B. coagulans dan B. steathermophilus.
Spesies Bacillus ada yang mempunyal sifat proteolitik kuat sedang,
atau tidak bersifat proteoltik. Salah satu bakteri yang kelompok
Bacillus yang bersifat proteolitik yaitu B. cereu. memproduksi enzim
proteolitik yang sifatnya menyerupai rennin tehingga dapat
menggumpalkan susu. Beberapa spesies Bacillus juga bersifat lipolitik
(memecah lipid), sedangkan yang lainnya tidak bersifat lipolitik.

Gambar 21. B. subtilis


Sumber: indiamart.com

14 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
2). Clostridium
Bakteri jenis Clostridium bersifat anaerobik sampai mikroaerofilik
dan kalatase positif. Beberapa spesises membentuk spora dengan
Sporangium yang membengkak pada bagian tengah atau ujung sel.
Beberapa spesies Clostridium bersifat patogen dan dapat
menyebabkan keracunan makanan. C. perfringens memproduksi
enterotoksin yang dapat menyerang saluran pencernaan dan
menimbulkan gejala gastrointestinal. C. botulinum memproduksi
neurotoksin yang menyerang saraf dan menyebabkan kelumpuhan.
Botulisme ialah penyakit yang disebabkan oleh peracunan makanan
atau mabuk makanan oleh C. botulinum. C. tetani merupakan agen
penyebab penyakit tetanus. Penyakit tetanus neonates (pada bayi)
sering terjadi jika dalam proses kelahiran (persalinan) mengabaikan
pemeliharaan tali pusat atau umbilicus (alat pemotong yang digunakan
untuk memotong umbilicus tidak steril). Pada orang dewasa, penyakit
tetanus ini mengikuti Iuka dalam dengan lubang yang kecil (Iuka
tusuk) dan ditandai oleh kejangkejang otot yang parah, kejang pada
rahang. C. tetani bersifat anaerobik, dan mampu memproduksi toxin
tetanus.

Gambar 22. C. perfringens


Sumber: http://thefoodpoisoninglawyers.com
3). Desulfotomaculum
Bakteri ini bersifat anaerobik dan membentuk spora. Bakteri ini
juga mampu mereduksi sulfat menjadi H2S. Jenis bakteri ini terutama
terdapat di dalam air buangan yang mengandung sulfat.

15 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
4. Klasifikasi bakteri berdasarkan suhu pertumbuhan
Klasifikasi atau Pengelompokkan Bakteri Berdasarkan Suhu Optimum
dan Kadar Garam Beserta Contohnya
a. Bakteri psikrofil
Bakteri psikrofil adalah bakteri yang hidup dan tumbuh pada suhu
rendah yaitu 0° – 30°C dengan suhu optimum 15°C. Bakteri ini banyak
terdapat di dasar lautan, di daerah kutub dan juga pada bahan makanan
yang didinginkan. Pertumbuhan bakteri psikrofil pada bahan makanan
menyebabkan kualitas bahan makanan tersebut menurun dan atau
menjadi busuk. Contoh bakteri psikrofil adalah Pseudomonas,
Flavobacterium, Achromobacter dan Alcaligenes.

Gambar 23. Pseudomonas sp.


Sumber: www.google.com
b. Bakteri mesofil
Bakteri mesofil dapat tumbuh pada suhu 25° – 37°C dengan suhu
optimum 32°C. Umumnya bakteri jenis ini hidup di tanah, air dan juga
di dalam tubuh vertebrata terutama alat pencernaan. Beberapa jenis
bakteri bahkan dapat hidup dengan baik pada suhu sekitar 40°C. Semua
jenis bakteri yang bersifat patogen pada hewan dan manusia merupakan
bakteri mesofil. Contoh bakteri jenis ini adalah Listeria
monocytogenes, Staphylococcus aureusdan Escherichia coli.

Gambar 24. Listeria monocytogenes


Sumber: www.google.com

16 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
c. Bakteri termofil
Bakteri termofil merupakan jenis bakteri yang dapat tumbuh pada
daerah yang suhunya tinggi, lebih dari 40°C. Temperatur optimumnya
antara 55 –60°C. Bakteri ini dijumpai pada sumber-sumber air panas,
kawah gunung berapi, geiser dan sebagainya. Contoh bakteri termofil
adalah Thermus aquaticus, Sulfolobus acidocaldarius dan Chloroflexus.

Gambar 25. Thermjus aquaticus


Sumber: www.google.com

d. Bakteri Hipertermofil
Bakteri hipertermofil hidup dan tumbuh pada kisaran suhu 65°C −
114°C, dengan suhu optimum 88°C , misalnya di sumber air panas.
Bakteri-bakteri termofil dan hipertermofil sekarang banyak dicari oleh
para ahli bioteknologi karena dapat menghasilkan enzim-enzim penting
yang digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan. Contoh
bakteri hipertermofil adalah kelompok bakteri yang masuk dalam filum
Crenarchaeota seperti Thermococcus gammatolerans.

Gambar 26. Thermococcus gammatolerans


Sumber: www.google.com
5. Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen

17 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
a. Bakteri aerob
Rhizobia merupakan bakteri fiksasi nitrogen simbiotik yang
membantu tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara Nitrogen (N).
Rhizobia tidak mampu memfiksasi nitrogen tanpa bersimbiosis dengan
akar legum, sebaliknya tanaman legum tidak dapat memfiksasi nitrogen
sendiri tanpa Rhizobia. Bakteri ini bersifat heterotrof dimana makanan
yang berupa senyawa organik diperoleh dari lingkungan melalui
simbiosis mutualisme dengan akar legum. Nutrien dirombak oleh sel
rhizobia melalui proses katabolisme (respirasi) untuk memperoleh energi.
Rhizobia merupakan bakteri yang mampu memanfaatkan oksigen dalam
proses respirasinya sehingga tergolong ke dalam kelompok bakteri aerob
(Sari, 2017: 124).
Kadar oksigen yang rendah pada suatu lingkungan menyebabkan
mikroba pendekomposisi bekerja pada kondisi anaerob. Menurut
Buckman dan Brady (1982) mikroba aerob fakultatif yang mampu
berfungsi dengan baik dalam kondisi kekurangan oksigen karena mampu
menggunakan oksigen dalam ikatan, sehingga menghasilkan bentuk
reduksi dalam bentuk karbondioksida yang tinggi. Pada respirasi ini,
senyawa anorganik seperti nitrit, sulfat, karbonat, dan sebagainya
digunakan sebagai aseptor elektron (Sari, 2017: 131).
Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk
memperoleh energinya. Contoh bakteri aerob adalah Nitrosomonas,
Nitrosococcus dan Nitrobacter. Nitrosomonas dan Nitrosococcus (bakteri
nitrit) adalah bakteri yang mengoksidasi amonia (nitrifikasi).

Gambar 27. Bakteri Nitrococcus mobilis


Sumber: https://microbewiki.kenyon.edu

18 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
Proses nitrifikasi ini dapat dituliskan dalam bentuk reaksi kimia
sebagai berikut:
2NH3 + 3O2 2HNO2 + 2H2O + energi
(amonia) (nitrit)
Sedangkan Nitrobacter (bakteri nitrat) adalah bakteri yang mengoksidasi
ion nitrit. Proses oksidasi ion nitrit ini dapat dituliskan dalam bentuk
reaksi kimia sebagai berikut:
2HNO2 + O2 2HNO3
(nitrit) (nitrat)
b. Bakteri anaerob
Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas
untuk memperoleh energinya. Energi diperoleh bakteri ini dari pro-ses
perombakan senyawa organik tanpa menggunakan oksigen (fermen-tasi).
Pengembangan media selektif dan protocol laboratorium yang tepat
untuk pemulihan dan identifikasi bakteri anaerob telah sangat
meningkatkan pengetahuan mereka tentang pentingnya klinis. Organisme
anaerob yang paling sering dilaporkan adalah Fusobacterium. Dalam
suatu penelitian yang dilakukan oleh Wolcott et al. metode molecular
dilakukan untuk mendeteksi prevelensi bakteri pada infeksi dilokasi
bedah. Hasilnya menunjukan kelompok bakteroides sebagai bakteri
anaerob paling terisolasi diantara anaerob yang diisolasi di specimen
(Akhi, dkk, 2015: 2).
Bakteri anaerob dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Bakteri anaerob obligat, bakteri anaerob obligat merupakan bakteri
yang hanya dapat hidup jika tidak ada oksigen. Oksigen merupakan
racun bagi bakteri anaerob obligat. Contohnya adalah Micrococcus
denitrificans, Clostridium botulinum dan Clostridium tetani.
2) Bakteri anaerob fakultatif, bakteri anaerob fakultatif merupakan
bakteri yang masih dapat hidup meskipun ada oksigen, namun dalam
jumlah yang sedikit. Contoh bakteri anaerob fakultatif adalah
Escherichia coli dan Lacto-bacillus.

19 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
Gambar 28. Bakteri anaerob
Sumber: www.slide.share.co.id
6. Klasifikasi bakteri berdasarkan penyerapan warna
Dinding sel bakteri terletak di antara struktur kapsul atau lapisan lendir
dan membran sitoplasma. Ketebalan dinding sel bakteri berkisar antara 10-
35 nm. Dinding sel bakteri penting dalam pembelahan dan pertumbuhan sel
bakteri. Hanya bakteri mikoplasma yang tidak memiliki dinding sel.
Mikoplasma mempertahankan tekanan yang seimbang antara lingkungan
luar dan sitoplasma dengan secara aktif memompakan keluar ion natrium.
Membran sitoplasmanya juga mengandung sterol yang menambah
kekuatannya. Semua sel bakteri yang lainmemiliki dinding sel. Dinding sel
bakteri memberi bentuk khas pada setiap sel bakteri. Jika dinding sel bakteri
hilang (mungkin karena pengaruh bahan antibakteri/ antibiotik tertentu
seperti penisilin), maka memungkinkan bentuk sel bakteri tersebut berubah
(Boleng, 2014: 33; Subandi, 2014: 76).
Kokohnya dinding sel bakteri, disebabkan oleh adanya lapisan
peptidoglikan yang ada pada struktur dinding sel tersebut. Fungsi
peptidoglikan adalah untuk mencegah lysis osmosis. Polimer yang sangat
besar ini, terdiri atas tiga macam bahan pembangun, yaitu: N-
asetilglukosamin (AGA), asam N-asetilmuramat (AAM), dan suatu peptide
yang terdiri atas empat/lima asam amino yaitu, L-alanin, D-alanin, asam D-
glutamat, dan lisin atau asamdiaminopimelet. Dinding sel bakteri Gram
positif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih besar daripada sel bakteri
Gram negatif (Boleng, 2014: 33).
Komponen dan ketebalan lapisan-lapisan pada dinding sel untuk bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif berbeda. Ada perbedaan lain selain

20 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
sifat dinding sel antara sel bakteri Gram positif dengan sel bakteri Gram
negatif (Boleng, 2014: 34).

Gambar 29. Perbandingan struktur dinding


sel bakteri Gram positif (a) dengan sel bakteri Gram negatif (b)
Sumber: Boleng, 2015: 34
Sel bakteri Gram positif dan sel bakteri Gram negatif memiliki ciri-ciri
khasnya masing-masing. Ciri-ciri khas bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif tersebut mencakup: struktur dan komposisi dinding sel,
kerentanan terhadap penisilin, pengaruh zat warna terhadap pertumbuhan
selnya, persyaratan nutrisi, dan gangguan fisik (Boleng, 2014: 34).
Tabel. Perbedaan ciri sel bakteri Gram positif dengan sel bakteri Gram
negatif
No Aspek Sel bakteri Sel bakteri
. Perbedaan Gram Positif Gram negative
Struktur  Tebal (15-80  Tipis (10-15
dinding sel nm) nm)
 Berlapis  Berlapis tiga
tunggal
2 Komposisi  Kandungan  Kandungan
. dinding sel lipid rendah (1- lipid tinggi (11-
4%) 22%)
 Peptidoglikan  Peptidoglikan
sebagai lapisan ada dalam
tunggal. lapisan kaku
Komposisi sebelah dalam.
utam lebih dari Jumlahnya
50% berat sedikit, 10%
kering sel berat kering
bakteri  Tidak ada asam

21 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
 Ada asam teikoat
teikoat
3 Kerentanan  Lebih rentan  Kurang rentan
. terhadap
penisilin
4 Gangguan  Lebih resisten  Kurang resisten
. fisik (kurang rentan) (lebih rentan)

22 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan yang terdapat di atas, maka penyusun
mengambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut.
1. Bakteri adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat
dengan mikroskop. Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang
panjangnya beberapa mikrometer dan memiliki morfologi dari berupa
tongkat (basil), kokus sampai bentuk spiral. Dalam klasifikasi makluk hidup
dengan sistem lima dunia menurut Whittaker pada tahun 1969, bakteri
dikelompokkan ke dalam dunia monera.
2. Klasifikasi bakteri berdasarkan: sumber energi, suhu pertumbuhan,
kebutuhan oksigen, klasifikasi morfologis, pembentuk spora, penyerapan
warna

23 | K l a s i f i k a s i B a k t e r i

Anda mungkin juga menyukai