DISUSUN OLEH
BUNGA MAWAR
NIM : P2MK190104026
p-ISSN :2746-797X
S
EH
A
S EK O L
AT A N
Volume 2 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
ABSTRAK
Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama di
kalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan,
dan seringkali menghadapi risiko-risiko kesehatan. Tujuan kegiatan ini yaitu memberikan pemahaman dan
informasi baru terhadap remaja putri khusus kesehatan reproduksi remaja. Metode yang digunakan adalah
dengan ceramah dan diskusi. Dengan hasil kegiatan adalah edukasi berjalan sesuai dengan rencana dengan
banyaknya remaja yang bertanya. Adapun kesimpulan dari kegiatan ini yaitu edukasi berjalan lancar dan
tepat waktu, remaja memahami materi yang disajikan oleh pengaji tentang kesehatan reproduksi remaja.
Kata kunci : Kesehatan reproduksi, remaja putri
ABSTRACT
Reproductive health is an important issue to get attention, especially among adolescents. Adolescence is
characterized by growth, change, opportunities, and often health risks. The purpose of this activity is to
provide new understanding and information for young women especially adolescent reproductive health. The
method used is lectures and discussions. The result of the activity is that education goes according to plan
with the number of teenagers asking questions. The conclusion of this activity is that education runs smoothly
and on time, adolescents understand the material presented by reviewers on adolescent reproductive health.
Keywords: Reproductive health,teenage girl
p-ISSN :2746-797X
S
EH
A
S EK O L
AT A N
Volume 2 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
hubungan seksual yang manifestasi umumnya darah kotor, yang jika kurang dijaga
di alat kelamin dan di sekitarnya. Bila tidak kebersihannya akan berpotensi untuk timbul
obati secara tuntas akan menyebabkan infeksi pada organ reproduksi (Yusuf, 2002).
komplikasi antara lain kemandulan, infeksi Untuk menghindari infeksi vagina,
pada bayi dan kecacatan, kehamilan diluar remaja putri perlu memiliki perilaku yang baik
kandungan dan meningkatnya resiko penularan dalam kebersihan diri, khususnya kebersihan
HIV/AIDS. alat reproduksi, untuk itu pendidikan kesehatan
Upaya untuk menuju reproduksi sehat manajemen higiene menstruasi perlu diberikan
sudah harus dimulai paling tidak pada usia kepada remaja-remaja putri supaya kebersihan
remaja. Remaja harus dipersiapkan baik diri bisa dijaga dengan baik. Guna menciptakan
pengetahuan, sikap maupun tindakannya ke perilaku tersebut, perlu diberikan pendidikan
arah pencapaian reproduksi yang sehat. kesehatan khususnya kesehatan reproduksi.
Kelompok remaja menjadi perhatian karena Jika pengetahuan meningkat, diharapkan timbul
jumlah mereka yang besar dan rentan serta sikap positif dalam menjaga manajemen
mempunyai risiko gangguan terhadap higiene menstruasi , yang menjadi dasar
kesehatan reproduksi. Pada masa remaja, terbentuknya perilaku menjaga personal
mereka mengalami berbagai macam proses hygiene.
perubahan terkait dengan kesehatan reproduksi.
Perubahan tersebut sering dikenal dengan METODE
istilah masa pubertas yang ditandai dengan Adapun waktu dan tempat pelaksanaa
datangnya menstruasi. edukasi kesehatan reproduksi remaja pada
Manusia perlu menjaga kebersihan diri sabtu 17 oktober 2020. Bertempat di
dan lingkungan agar sehat, tidak bau, tidak kelurahan andalas wilayah kerja puskesmas
menyebarkan kotoran atau menularkan andalas. Teknik pelaksanaan edukasi dengan
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. melakukan penyuluhan kesehatan kepada
Sepanjang siklus kehidupan manusia, remaja wanita pada kelompok wirid remaja.
kebersihan diri harus dijaga termasuk saat Metode : ceramah dan diskusi, Langkah-
manusia memasuki masa remaja. Masa remaja lngkah kegiatan
adalah suatu fase perkembangan yang dinamis a. Kegiatan pra penyuluhan
dalam rentang kehidupan individu. Masa ini Mempersiapka materi, media, dan
merupakan periode transisi dari masa anak- tempat
anak ke masa dewasa yang ditandai dengan Kontrak waktu
percepatan perkembangan fisik, mental, b. Kegiatan membuka penyuluhan
emosional dan sosial. Memberi salam
Masa remaja ( adolescence/puberty)
Perkennalan
dimulai pada usia 11 atau 13 sampai usia 21
tahun. Masa preadolescence pada wanita terjadi Menyampaikann pokok bahasan
pada usia 11–13 tahun. Secara fisik pada masa Menjelaskan tujuan
ini terjadi perubahan organ seksual. Salah satu c. Kegiatan inti
perubahan fisik yang dialami remaja putri Penyuluhan, memberikan materi
adalah menstruasi pertama, yang menuntut 3. Saran menyimak materi
remaja putri mampu merawat organ reproduksi
dengan baik terutama dalam hal kebersihan HASIL DAN PEMBAHASAN
pribadi (personal hygiene). Hal ini disebabkan Kegiatan pengabdian telah selesai
oleh peristiwa menstruasi yang merupakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
122
Jurnal Abdimas Saintika e-ISSN : 2715-4424
I ILM
GG U
IN K
E
T
p-ISSN :2746-797X
S
EH
A
S EK O L
AT A N
Volume 2 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
telah ditetapkan. Kegiatan ini ada beberapa hak- hak kesehatan reproduksi
tahap meliputi : 1) pembukaan dan perkenalan 3. Setelah mengikuti edukasi remaja
diri oleh tim pengaji berlangsung lebih kurang dapat menjelaskan tumbuh kembang
15 menit. 2) pemaparaan materi edukasi oleh remaja
pengaji selama lebih kurang 20 menit, 3) 4. Setelah mengikuti edukasi remaja
membuka sesi diskusi tanya jawab terkait dapat menjelaskan tentang
materi edukasi kesehatan reproduksi remaja, fungsi reproduksi wanita dan tanda-
selam lebih kurang 30 menit. Pada sesi tanda kematangan wanita.
diskusi ini peserta sangat antusias hal ini 5. Setelah mengikuti edukasi remaja
ditunjukkan oleh banyak nya peserta edukasi dapat menjelaskan tentang
memberikan respon baik berupa pertanyaan SADARI
kepada pengaji ataupun berupa saran. 4) 6. Setelah mengikuti edukais remaja
evaluasi dan kesimpulan. Pada sesi ini pengaji dapat menjelaskan tentang personal
menarik kesempulan dari jalannya edukasi hygiene
yang telah dilakukan dan menyusun rencana
untuk pemberian edukasi pada pertemuan
SARAN
berikutnya.
Kami mengharapkan dengan adanya
penyuluhan tentang PKPR ini , remaja putri
SIMPULAN
dapat memahami dan mampu
Setelah pemberian edukasi pada remaja maka mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
dapat diambil beberapa kesimpulan :
DAFTAR PUSTAKA
1. Setelah mengikuti edukasi kepada
remaja pu t r i, me rek a dapat Kumalasari, Intan dan Iwan Andhyantoro.
menjelaskan kembali tentang 2012 Kesehatan Reproduksi Jakarta:
pengertian kesehatan reproduksi Salemba Medika.
remaja. Setiyaningrum,Erna dan Zulfa Binti.2014.
2. Setelah mengikuti edukasi remaja Pelayanan Keluarga Berencana dan
dapat menjelaskan tentang Kesehatan Reproduksi.Jakarta:CV.Trans
Info Media.http.Jurnal.com
123
A. PENGERTIAN KESEHATAN REPRODUKSI
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik,mental,dan sosial secara
utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang berkaitan
dengan system reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO).
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan social
dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan
dengan system reproduksi dan fungsi serta proses (ICPD, 1994).
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang
layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat
dan lingkungan (BKKBN,1996).
Kesehatan reproduksi adalah kemampuan seseorang untuk dapat memanfaatkan alat
reproduksi dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehamilannya dan persalinan
serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well Health Mother Baby) dan
selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal (IBG. Manuaba, 1998).
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik,
mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang
pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan
bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan
sebelum dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000)
Masa Remaja Masa remaja pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikologis.
Perubahan fisik yang terjadi diantaranya adalah tumbuhnya
rambut kemaluan (pubeshe), buah dada mulai
tumbuh (thelarche), pertumbuhan tinggi badan yang cepat
(maximal growth), mendapatkan haid yang pertama kali
(menarche)
3. Faktor Psikologis
Sebagai contoh rasa rendah diri (“low self esteem“), tekanan teman sebaya
(“peer pressure“), tindak kekerasan dirumah/ lingkungan terdekat dan dampak adanya
keretakan orang tua dan remaja, depresi karena ketidak seimbangan hormonal, rasa
tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli kebebasan secara materi.
4. Faktor Biologis
Faktor biologis mencakup ketidak sempurnaaan organ reproduksi atau cacat
sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, keadaan
gizi buruk kronis, anemia, radang panggul atau adanya keganasan pada alat
reproduksi. Dari semua faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi diatas dapat
memberikan dampak buruk terhadap kesehatan perempuan, oleh karena itu perlu
adanya penanganan yang baik, dengan harapan semua perempuan mendapatkan
hak-hak reproduksinya dan menjadikan kehidupan reproduksi menjadi lebih
berkualitas.
5. Masalah Pelacuran
Demografi pekerja seksual komersial atau pelacuran.Faktor-faktor yang
mendorong pelacuran dan sikap masyarakat terhadap pelacuran.Dampaknya terhadap
kesehatan reproduksi, baik bagi pelacur itu sendiri maupun bagi konsumennya dan
keluarganya.
4. Hak-Hak Reproduksi
Hak reproduksi merupakan bagian dari hak azasi manusia yang melekat pada
manusia sejak lahir dan dilindungi keberadaannya. Sehingga pengekangan terhadap
hak reproduksi berarti pengekangan terhadap hak azasi manusia. Selain itu orang
tidak boleh mendapatkan perlakuan diskriminatif berkaitan dengan kesehatan
reproduksi karena ras, jenis kelamin, kondisi sosial ekonomi, keyakinan/agamanya
dan kebangsaannya. Dibawah ini diuraikan hak-hak Kesehatan Reproduksi.
5. Hak Kesehatan Reproduksi (ICPD CAIRO 1994)
a. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
b. Hak mendapat pelayanan dan kesehatan reproduksi.
c. Hak untuk kebebasan berfikir dan membuat keputusan tentang kesehatan
reproduksinya.
d. Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak.
e. Hak untuk hidup dan terbebas dari resiko kematian karena kehamilan, kelahiran
karena masalah jender.
f. Hak atas kebebasan dan pelayanan dalam pelayanan kesehatan reproduksi.
g. Hak untuk bebas dari penganiayan dan perlakuan buruk yang menyangkut
kesehatan reproduksi.
h. Hak untuk mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan di
bidang kesehatan reproduksi.
i. Hak atas kerahasiaan pribadi dalam menjalankan kehidupan dalam
reproduksisnya.
j. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.
k. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam berpolitik yang
bernuansa kesehatan reproduksi.
l. Hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi dalam kesehatan reproduksi.
Diatas telah dijelaskan hak-hak reproduksi menurut ICPD tahun 1994, sedangkan
Hak– Hak Kesehatan Reproduksi menurut Depkes RI (2002) hak kesehatan reproduksi
dapat dijabarkan secara praktis, antara lain :
a. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang
terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga
menjamin keselamatan dan keamanan klien.
b. Setiap orang, perempuan, dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai
individu)berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas,
reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang
digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
c. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang, efektif,
terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tidak melawan
hukum.
d. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya,
yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan,
serta memperoleh bayi yang sehat.
e. Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memilki hubungan yang didasari
penghargaan.
f. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi
yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
g. Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat
dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani
kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
h. Tiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap, dan
akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
i. Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus mengambil langkah yang tepat
untuk menjamin semua pasangan dan individu yang menginginkan pelayanan
kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya terpenuhi.
j. Hukumdan kebijakann harus dibuat dan dijalankan untuk mencegah diskriminasi,
pemaksaan dan kekerasan yang berhubungan dengan sekualitas dan masalah
reproduksi
k. Perempuan dan laki-laki harus bekerja sama untuk mengetahui haknya, mendorong
agar pemerintah dapat melindungi hak-hak ini serta membangun dukungan atas hak
tersebut melalui pendidikan dan advokasi.
l. Konsep-konsep kesehatan reproduksi dan uraian hak-hak perempuan ini diambil dari
hasil kerja International Women’s Health Advocates Worldwide.
TIPS MENJAGA KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA WANITA
- Bersihkan bagian luar vagina setelah buang air kecil / air besar dengan air bersih dari
depan ke belakang
- Cucilah tangan dengan sabun setelah buang air besar
- hindari penggunaan cairan kimia/ cairan husus pembersih vagina.
- Keringkan wilayah vagina dgn handuk bersih lembut dan kering,atau degan tisu, dan
jagan di gosok” .
- Gantilah celana dalam minimal dua kali sehari pilih celana dalam dari bahan katun
yang mudah menyerap keringat.
- Gantilah pembalut setiap kali terasa telah basah atau tiap 4 jam
- Pembalut yg di pakai pilih yang tidak mengandung gel, karena dapat menyebabkan
iritasi dan rasa gatal.
- gantilah pembalut sehabis buang air, meskipun masih bersih.
- penggunaan panty liner tidak di anjurkan setiap hari, kecuali ketika keputihan banyak
saja