NIP : 19741023 200502 1 005 Instansi : BPSDM Sulawesi Selatan
WORKSHOP PEMBEKALAN PENGAJAR
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR PUSLATBANG KMP LAN RI
MAKASSAR 2020 SUMMARY MATA PELATIHAN PROGRAM PELATIHAN : Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) AGENDA PEMBELAJARAN : Agenda 1 : Kepemimpinan Pancasila dan Bela Negara
MATA PELATIHAN : ETIKA DAN INTEGRITAS KEPEMIMPINAN PANCASILA
Komponen Deskripsi/Uraian Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami dan mengaaktualisasikan moral, etika jabatan dan etika pemerintahan, serta nilai-nilai bela Negara guna mengembangkan etika, sikap dan perilaku dalam pengendalian pelayanan public sebagai bagian dari upaya mewujudkan integritas kemepimpinan pengawas. Tujuan Hasil Belajar : Peserta mampu memahami substansi konsepsi-konsepsi wawasan kebangsaan, dan nilai-nilai dasar bela negara guna mengembangkan etika, sikap, dan perilaku dalam pengendalian pelayanan publik sebagai bagian dan wujud dari upaya bela negara Indikator Hasil Belajar : Indikator hasil belajar agar peserta dapat: : 1. Peserta mampu menjelaskan substansi ceramah etika dan integritas kepemimpinan Pancasila oleh penceramah. 2. Peserta mampu menjelaskan bela negara dalam kilasan sejarah kemerdekaan; 3. Peserta mampu menganalisis nilai-nilai dasar dan teladan bela negara, serta refleksi amanah ASN dalam sejarah kemerdekaan; 4. Peserta mampu menjelaskan tujuan dan visi negara keterkaitan nya dengan Pancasila; 5. Peserta mampu menjelaskan etika dan akuntabilitas ASN 6. Peserta mampu menganalisis penerapan etika jabatan pemerintahan dan integritas dalam pengendalian pelayanan publik. Materi Pokok 1 : BELA NEGARA DALAM KILASAN SEJARAH KEMERDEKAAN Ambtenaar atau posisi pegawai negeri sejak zaman kolonial Belanda di Indonesia hingga sekarang merupakan dambaan setiap orang, bahkan pada masa itu barang siapa yang bekerja sama dengan Belanda akan mendapat keuntungan. Akan tetapi tidak semua pegawai negeri pada masa itu terbuai dengan posisi dan kemakmuran yang mereka dapat. H.R. Muhammad Mangoendiprodjo merupakan salah satu ambtenaar yang memiliki posisi strategis di pemerintahan, namun beliau lebih memilih keluar dan berjuang bersama rakyat untuk ikut merebut kemerdekaan Indonesia. Mr. Syarifuddin Prawiranegara mengambil keputusan untuk mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia bersama dengan Gubernur Sumatera Barat ketika itu, walaupun beliau tidak pernah menerima perintah secara langsung dari Presiden Pertama Bung Karno karena stasiun radio kala itu dibakar oleh Belanda. Keputusan ini diambil karena melihat kondisi darurat Indonesia yang disebabkan oleh Agresi Militer Belanda demi mempertahankan kedaulatan negara. UUD NRI tahun NRI 1945 berlaku lebih sebagai koridor arah pengaturan dan kebijakan berbangsa dan bernegara secara umum. Di dalamnya terkandung pengejawantahan dari visi, tujuan, dan semangat kemerdekaan negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Keberagaman latar belakang perumus dan penyusun UUD NRI tahun 1945 ini menunjukkan bahwa UUD NRI tahun 1945 sebagai Grundgesetz (Hukum Dasar atau Konstitusi) yang tentunya mengatur segenap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara disusun oleh beragam keahlian. Mulai dari politik (Bung Hatta), ekonomi (Mr. A.A. Maramis), pendidikan (H. Agus Salim), hingga agama (KH. Wahid Hasyim). Inilah yang menunjukkan bahwa negara ini didirikan berdasarkan keberagaman dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Materi Pokok 2 : NILAI-NILAI DASAR DAN TELADAN BELA NEGARA, SERTA REFLEKSI AMANAH ASN DALAM SEJARAH KEMERDEKAAN Sebagian masyarakat Indonesia memiliki stigma bahwa bela negara sama dengan wajib militer. Namun, UUD NRI tahun 1945 sekarang meletakkan bela negara di bawah bab mengenai hak dan kewajiban warga negara. Teladan yang bisa diambil dari para Pahlawan, Bela Negara yang para Pahlawan lakukan merupakan kesadaran sendiri atas dasar cinta kepada Indonesia. Sehingga mendorong para Pahlawan untuk bergerak / bertindak melampaui tugas yang biasa mereka lakukan demi mempertahankan keutuhan NKRI. Teladan Bela Negara bisa dipetik dari warga keturunan, HS. Dillon yang mempunyai kepakaran di bidang pertanian dan HAM memberikan kontribusi terhadap dunia pertanian dan perkebunan Indonesia, serta hak-hak petani Indonesia. Sedangkan, Idjon Djanbi atau Rokus Bernandus Visser, yang memiliki kepakaran di dunia militer berkontribusi memberikan ilmu keahilan pasukan khusus dan pembentukan organisasi pasukan khusus di Indonesia. Bela negara merupakan amanat konstitusi dan merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara. Bela negara tidak identik dengan wajib militer, karena siapa pun dan profesi apapun dapat menerapkan sikap bela negara Materi Pokok 3 : TUJUAN DAN VISI NEGARA SEBAGAI AMANAT KONSTITUSI SERTA KAITANNYA DENGAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA, PANDANGAN HIDUP BANGSA, SERTA JIWA, SEMANGAT, DAN NILAI PEMBUKAAN UUD NRI TAHUN 1945 Tujuan negara tertulis dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea IV yang berbunyi “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial." Visi negara Indonesia tercantum pada pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea kedua yang berbunyi “Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.” Pancasila sebagai dasar negara harus menjadi pijakan yang kokoh, sebagai tempat berdirinya bangsa dan negara Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa menjadi arah segenap bangsa Indonesia memandang dan menuju perwujudan tujuan negara. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 adalah pernyataan kemerdekaan kita yang lebih lengkap guna menggenapi proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pancasila juga menegaskan pentingnya persatuan bangsa di dalam sila ketiga. Sementara persatuan pada tataran yang lebih tinggi yaitu persaudaraan antar manusia tercermin dari sila kedua. Ke semua ini dirangkum di dalam alinea kedua dari Pembukaan UUD NRI tahun 1945 melalui visi untuk mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Materi Pokok 4 : KONSEP ETIKA, AKUNTABILITAS, DAN INTEGRITAS, SERTA INSTRUMEN DAN TUJUANNYA DALAM KONTEKS KEPEMIMPINAN, TUGAS DAN FUNGSI ASN Istilah etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang artinya tempat tinggal, kandang, kebiasaan, sikap, watak, atau cara berpikir. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan, etik sebagai nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat, atau secara lebih umum sebagai kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak Etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Akhlak sendiri adalah kata serapan dari bahasa Arab yang berarti budi pekerti atau dalam rasa bahasa yang lebih tinggi juga disebut sebagai tata susila Sesuatu yang berintegritas merupakan sesuatu yang utuh dalam keseluruhannya, sesuatu yang tidak terbagi, dimana nuansa keutuhan atau kebulatan nya tidak dapat dihilangkan. Etika dan integritas yang diterapkan dengan sungguh- sungguh menjadi cerminan dari sikap bela negara yang diwujudkan dalam bentuk sesuai dengan profesi setiap individu, dalam hal ini kaitannya dengan ASN. Pancasila menjadi kendali atas setiap langkah yang dilakukan ASN dalam menjalankan tugasnya. Nilai sila kelima, “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” menjadi pedoman untuk melayani setiap warga tanpa pandang suku, ras, atau agama. Melayani mereka sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi ASN menjadi perwujudan integritas dalam melaksanakan tugas yang berlandaskan Pancasila Materi Pokok 5 : PENERAPAN NILAI-NILAI DASAR BELA NEGARA GUNA MENANGKAL HAMBATAN ETIKA, AKUNTABILITAS, DAN INTEGRITAS PELAYANAN PUBLIK SEBAGAI WUJUD KEWASPADAAN NASIONAL DAN KEPEMIMPINAN PANCASILA Kewaspadaan Nasional adalah suatu sikap dalam hubungannya dengan nasionalisme yang dibangun dari rasa peduli dan rasa tanggung jawab serta perhatian seorang warga negara terhadap kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dari suatu potensi ancaman. Fokus Kewaspadaan Nasional sepanjang sejarah selalu berubah-ubah tergantung dengan kondisi bangsa dan negara pada saat itu. Kewaspadaan Nasional dibangun berdasarkan tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yaitu "melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah tanah air". Agar dapat mewujudkan Kewaspadaan Nasional dalam konteks integrasi nasional dapat dilakukan beberapa langkah, yaitu: (1) Perlakuan persamaan hak bagi setiap warga negara; (2) Jaminan keadilan bagi setiap warga negara; (3) Dukungan partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan negara; dan (4) Keterbukaan pandangan secara luas untuk mengembangkan potensi dan kekuatan seluruh bangsa. Keterkaitan Mata Pelatihan : Ibaratnya sebuah rumah agenda 1 merupakan pondasi atau Dengan Agenda dasar didalam meletakkan nilai-nilai dasar bela Negara. Jika agenda 1 kuat dimana para peserta pelatihan sudah memiliki nilai-nilai etika, akuntabilitas dan integritas yang baik maka maka agenda lainnya sangat mudah diimplementasikan, sehingga diharapkan mampu memberikan perubahan kepada organisasinya kearah yang lebih baik.
SUMMARY MATA PELATIHAN
PROGRAM PELATIHAN : Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP)
AGENDA PEMBELAJARAN : Agenda 1 : Kepemimpinan Pancasila dan Bela Negara
MATA PELATIHAN : BELA NEGARA KEPEMIMPINAN PANCASILA
KOMPONEN DESKRIPSI/URAIAN Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membekali Peserta dengan kemampuan memahami persepsi publik mengenai lingkup dan wujud cinta tanah air dalam perspektif wawasan nusantara, kearifan lokal, dan Pancasila, sistem pemerintahan Indonesia dalam kerangka tujuan negara, dengan mengaktualisasi kepemimpinan dan nilai- nilai dasar bela negara guna menangkal hambatan etika dan integritas pelayanan publik sebagai wujud kewaspadaan nasional. Tujuan Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini Peserta diharapkan mampu menganalisis persepsi publik mengenai lingkup dan wujud cinta tanah air dalam perspektif wawasan nusantara, kearifan lokal, dan Pancasila, sistem pemerintahan Indonesia dalam kerangka tujuan negara, dengan mengaktualisasi kepemimpinan dan nilai- nilai dasar bela negara dalam kompetisi dan konflik kepentingan dalam konteks aktual guna menangkal hambatan etika dan integritas pelayanan publik. Indikator Hasil Belajar : 1. Menjelaskan persepsi publik mengenai lingkup dan wujud cinta tanah air dalam perspektif wawasan nusantara dan kearifan lokal; 2. Menjelaskan sistem pemerintahan Indonesia dalam kerangka tujuan negara sebagai amanat konstitusi; 3. Menganalisis aspirasi publik dalam perspektif sila-sila pancasila; 4. Penerapan kepemimpinan dan nilai-nilai dasar bela negara dalam kompetisi dan konflik kepentingan dalam konteks aktual guna menangkal hambatan etika dan integritas pelayanan publik sebagai wujud kewaspadaan nasional.
Materi Pokok 1 : PERSEPSI PUBLIK MENGENAI LINGKUP DAN
WUJUD CINTA TANAH AIR DALAM PERSPEKTIF WAWASAN NUSANTARA DAN KEARIFAN LOKAL Persepsi publik berasal dari kata ‘persepsi’ dan ‘publik’. Persepsi merupakan proses seseorang menanggapi atau melihat lingkungan di sekitarnya melalui panca indra yang ia miliki sehinga memiliki kesadaran akan segala sesuatu yang ada lingkungan sekitar (Gulo, 1987). Publik dapat dimaknai sebagai masyarakat dalam arti sosiologis dimana mereka tinggal dan hidup bersama serta memiliki kesamaan pandangan, harapan, cita-cita bersama dan diikat oleh nilai dan norma yang hidup diantara mereka (Syafi’ie, dkk., 1999). Persepsi publik merupakan proses bagaimana sekelompok masyarakat melihat, memandang dan menanggapi lingkungan sekitarnya melalui apa yang mereka tangkap dan terima oleh alat indra sehingga dapat memberikan kesan dan penafsiran terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Cinta tanah merupakan suatu perasaan yang timbul dari hati dan jiwa seseorang sehingga menimbulkan rasa peduli, rasa bangga, rasa setia kepada tanah airnya sendiri yang kemudian ditujukan dengan sikap dan perilaku yang tercermin dalam diri warga negara untuk membela dan mengabdi kepada tanah airnya serta melindungi dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan dari luar. Rasa cinta tanah air ini penting agar bangsa dan negara Indonesia aman dan damai, pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik, serta kesejahteraan hidup masyarakat akan terus meningkat. Sebaliknya, apabila rasa cinta tanah air ini tidak dimiliki oleh setiap warga negara, maka bangsa dan negara ini akan mudah rapuh dan akan dihadapkan dengan konflik, kekacauan, bahkan dapat perang antarsesama saudara. Wawasan nusantara merupakan konsepsi yang menekankan bagaimana melihat bangsa kita dalam berbagai aspek kehidupan dihadapkan dengan berbagai tantangan dan ancaman. Wawasan Nusantara merupakan konsep geopolitik Indonesia. Wawasan nusantara diartikan sebagai cara pandang serta sikap dari bangsa Indonesia untuk mengenal diri dan lingkungan sekitarnya dengan menjunjung tinggi semangat kebhinekaan serta mengutamakan rasa persatuan dan kesatuan wilayah dalam berbagai aspek kehidupan negara seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan guna mencapai tujuan nasional. Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka (Fajarini, 2014). Kearifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat. Materi Pokok 2 : PREFERENSI PUBLIK DALAM KERANGKA TUJUAN NEGARA SEBAGAI AMANAT KONSTITUSI Preferensi publik berasal dari kata ‘preferensi’ dan ‘publik’. Preferensi memiliki arti sebagai pilihan nyata atau kecenderungan pilihan terhadap alternatif-alternatif atau kemungkinan tertentu yang didasarkan oleh berbagai faktor seperti kesenangan, kepuasan diri maupun nilai guna dari suatu hal. Sedangkan public berarti sekelompok orang yang mempunyai perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Sehingga preferensi publik merupakan kecenderungan pilihan masyarakat terhadap hal yang sama serta memiliki minat dan kepentingan yang sama. Tujuan Negara dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945 bila kalimatnya direduksi akan didapati poin-poin penting, yaitu meliputi tujuan perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan dan ketertiban dan perdamaian. Pemerintahan diartikan sebagai segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara sendiri. Dalam konsep Trias Politika, pembagian kekuasaan terdiri dari 3 (tiga), yaitu: a) kekuasaan eksekutif, b) kekuasaan legislative,dan c) kekuasaan yudikatif. Negara Indonesia telah menentukan dasar politik luar negerinya, yakni politik bebas aktif. Perdamaian didalam negeri juga dapat terwujud apabila masayarakatnya memiliki rasa saling menghargai dan saling menghormati perbedaan yang ada. Materi Pokok 3 : ASPIRASI PUBLIK DALAM PERSPEKTIF SILA-SILA PANCASILA Aspirasi merupakan keinginan, cita-cita, hasrat dan tekad yang kuat dari seseorang dengan tujuan untuk memperoleh, meraih atau mencapai sesuatu yang lebih baik, yang lebih tinggi dan lebih bernilai. Aspirasi public merupakan harapan, keinginan atau kebutuhan masyarakat akan suatu hal baik berupa barang, jasa, pelayanan dan sebagainya yang harus dipenuhi dalam hal ini oleh pemerintah guna mencapai tujuan masayarakat yakni mencapai kesejahteraan. Sila-Sila Pancasila pada dasarnya merupakan satu kesatuan nilai yang menjadi dasar bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Kelima sila Pancasila digali dan dirumuskan dari berbagai nilai yang hidup dan tumbuh di masyarakat. Setiap sila-sila Pancasila mencerminkan kepribadian dan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia.
Materi Pokok 4 : PENERAPAN KEPEMIMPINAN DAN NILAI-NILAI
DASAR BEL NEGARA DALAM KOMPETISI DAN KONFLIK KEPENTINGAN. Peran seorang pemimpin dalam penyelenggaraan organisasi sangat dibutuhkan untuk mengarahkan institusinya menuju visi yang hendak dicapai. Pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi anggota kelompok atau organisasi guna mendorong kelompok atau organisasi tersebut mencapai tujuan-tujuannya. Pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan adalah seseorang yang memiliki kekuasaan dan pengaruh dalam mengendalikan serta mengatur orang lain. Keberhasilan seorang pemimpin akan menjadi representasi dan keberhasilan suatu organisasi, baik itu pencapaian maupun dalam penyelenggaraanya. Seorang pemimpin harus memiliki kepemimpinan dalam mengurus sebuah organisasi. Pemimpin belum tentu berjiwa kepemimpinan, akan tetapi kepemimpinan wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Bela negara tertuang dalam Pasal 27 Ayat (3) Undang- Undang Dasar NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Pembelaan Negara. Bela negara ini, tidak lain merupakan upaya dalam menjaga ketahanan dan keamanan negara, baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Ada 6 (enam) Nilai-Nilai Dasar Bela Negara, yaitu: (1) Cinta Tanah Air; (2) Sadar Berbangsa dan Bernegara; (3) Setia kepada Pancasila sebagai Ideologi Negara; (4) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara; (5) Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara; dan (6) Semangat Untuk Mewujudkan Negara Yang Berdaulat, Adil dan Makmur. Kehadiran pendidikan bela Negara diharapkan dapat membangun kesadaran kolektif bangsa Indonesia yang kuat dan kokoh. Kompetisi persaingan dapat diartikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Hal ini dapat terjadi bila kompetisi diartikan dalam konteks yang bernada negative. Konflik kepentingan adalah suatu keadaan dimana seorang professional (atau pejabat) yng mempunyai kewajiban primenr (primer interest). Ada 3 dimensi utama konflik kepentingan yang dipertimbangan, yaitu: (1) dimensi peran dan hubungan; (2) dimensi aktivitas yng meningkatkan potensi konflik kepentingan; dan (3) dimensi finansial dan non finansial. Materi Pokok 5 : METAPLAN MANAJEMEN PERUBAHAN GUNA MEMBANGUN INTEGRITAS PELAYANAN PUBLIC BERBASIS KERANGKA BERPIKIR NILAI-NILAI DASAR BELA NEGARA SEBAGAI WUJUD KEPEMIMPINAN PANCASILA Hambatan etika dan akuntabilitas dalam pelayanan publik meliputi: (a) hambatan struktural; (b) hambatan kultural; dan (c) hambatan etika dan akuntabilitas. Berbagai hambatan tersebut tentunya akan mengganggu jalannya pelayanan publik. Wawasan Kebangsaan merupakan cara pandang bangsa Indonesia untuk mengenal dan memahami diri dan lingkungan sekitarnya guna membentuk kesatuan dan persatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sesuai dengan falsafah dan ideologi bangsa dan negara. Wawasan Kebangsaan sangat identik dengan Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan. Etika kepemimpinan ASN bersumber dari wawasan kebangsaan Indonesia yang membentuk nilai-nilai dan prinsip- prinsip mengenai hal- ha yang benar dan hal-hal yang salah. ASN yang ber-etika akan terjaga integritas-nya dalam kehidupan sehari-hari, melakukan pelayanan publik. Akan tetapi, ada hambatan-hambatan yang muncul dan akan menguji etika dan integritas ASN, baik yang berasal dari struktural, kultural, maupun yang berkaitan dengan kedekatan primordialisme. Sudah tentu, Etika dan integritas ASN perlu terus dijaga demi kesiapsiagaan menghadapi berbagai ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan. Kewaspadaan nasional merupakan kesiapsiagaan yang menyangkut kondisi psikologis warga negara untuk selalu menyiapkan diri secara sadar menghadapi berbagai ancaman dan tantangan. Wujud kewaspadaan Nasional merupakan kesiapsiagaan suatu bangsa sebagai bentuk deteksi awal terhadap berbagai potensi ancaman yang datang membahayakan kehidupan bangsa dan negara. Keterkaitan Mata Pelatihan : Ibaratnya sebuah rumah, agenda 1 merupakan pondasi atau Dengan Agenda dasar didalam meletakkan nilai-nilai dasar bela Negara. Penguatan pada agenda 1 akan membantu para peserta pelatihan memahami dan memiliki nilai-nilai etika, akuntabilitas dan integritas yang baik. Pemahaman secara baik terhadap agenda 1 juga akan membuat agenda lainnya akan mudah diimplementasikan, sehingga diharapkan peserta mampu memberikan perubahan pada organisasinya kearah yang lebih baik.