Anda di halaman 1dari 7

DEPRESI

 INTERAKSI OBAT
A). Interaksi Obat Selectivea Serotonina Reuptakea Inhibitors (SSRI)
Selectiveaa Serotoninaa Reuptakeaa Inhibitors (SSRI) merupakan suatu kelompok
obataa antidepresan dengan molekul kimia yang secara spesifik menghambat pengangkut
serotonin (serotonin transporter, SERT) (Chisholm, M.A, 2013). SSRI memiliki
sensitivitas terhadap pengangkutan serotonin sebanyak 300 hingga 3000 kali lebih besar
dibandingkan pengangkut noerepinefrin (Richard, A.H, 2011). Saat ini terdapat enam
SSRI yang paling sering digunakan dalam klinis, yaitu fluoksetin, sertralin, sitalopram,
paroksetin, fluvoksamin, dan esitalopram (Potter, Z., B.G,2012).
Interaksi farmakodinamik yang berbahaya akan terjadi bila SSRI dikombinasikan
dengan penghambat MAO, yaitu akan terjadi peningkatan efek 11 serotonin secara
berlebihan yang disebut sindrom serotonin (Kaplan, 2010). Gejala berupa hipertermia,
kekakuan otot, kejang, kolaps kardiovaskular dan gangguan perilaku serta gangguan
tanda vital. Trazodon mengantagonis efek hipotensif klonidin dan metildopa dan
menaikkan kada plasma fenitoin dan digoksin. Berhubung efek sedatifnya harus
digunakan hati-hati bersama dengan depresi SSP yang lain, termasuk alkohol (Potter, Z.,
2012).
B). Interaksi Obat Alprazolam
Alprazolam adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan dan gangguan panik.
Obat ini dapat mengurangi ketegangan psikologis yang dirasakan, sehingga membuat
orang yang mengonsumsinya dapat merasa lebih tenang. 
Alprazolam bekerja di dalam saraf otak untuk menghasilkan efek menenangkan
dengan meningkatkan aktivitas zat kimia alami dalam tubuh yang disebut asam gamma-
aminobutirat (GABA).
Interaksi obat alprazolam terutama terjadi dengan obat lain yang menghambat atau
menginduksi CYP3A4. Interaksi obat dapat meningkatkan konsentrasi dan risiko efek
samping.
- Opioid
Hati-hati meresepkan obat ini pada pasien yang juga mengonsumsi opioid.
Penggunaannya secara bersamaan dapat menyebabkan sedasi berat, depresi napas, koma,
dan kematian. Apabila tetap harus diberikan, dosis awal alprazolam dikurangi dari dosis
seharusnya dan dapat dititrasi naik berdasarkan respon klinis.
- Golongan Azol
Antifungal golongan azol, seperti ketoconazole, dapat meningkatkan konsentrasi
alprazolam secara signifikan karena menghambat CYP3A. Penggunaan secara bersamaan
sebaiknya dihindari.
- Depresan Sistem Saraf Pusat
Penggunaan alprazolam dengan depresan sistem saraf pusat lain, seperti ethanol, obat
psikotropika, antikonvulsan, dan antihistamin, sebaiknya dihindari. Penggunaan
bersamaan dapat mempotensiasi efek dari alprazolam.
- Imipramine dan Despiramine
Penggunaan dengan alprazolam dapat meningkatkan konsentrasi plasma imipramine dan
despiramine.
- Fluoxetine
Penggunaan dengan fluoxetine meningkatkan konsentrasi plasma alprazolam.
- Propoxyphene
Penggunaan dengan propoxyphene menurunkan kadar plasma puncak alprazolam.

Interaksi Obat Nama Obat


acarbose, acyclovir, penicillin, sefalosporin, ibuprofen, ketoconazole,
Meningkatkan konsentrasi ketorolac, mannitol, metformin, methotrexate, ranitidine, pyrazinamide,
obat sukralfat, kontrasepsi oral, makrolid, isoniazid
Meningkatkan aktivitas
depresan di sistem saraf
pusat amitriptilin, atropin, ethanol, depresan saraf pusat lainnya
Menurunkan efikasi
terapeutik obat aminofilin, kafein, teofilin, antikonvulsan
amfetamin, aripiprazole, clobazam, golongan benzodiazepine lain,
Meningkatkan risiko efek cetirizine, eperison, escitalopram, gabapentin, risperidon, quetiapin,
samping obat opioid,
Meningkatkan metabolisme
obat Rifampicin
paracetamol, amiodarone, chloramphenicol, domperidone,
Menurunkan metabolisme erythromycin, epinefrin, lansoprazole, metronidazole, nikardipin,
obat sildenafil, asam valproat

 CONTOH KASUS
- Kombinasi obat setraline dengan klozapin sebanyak 3 kasus (2,36%), kombinasi
sertraline dengan klozapin secara bersamaan dapat meningkatkan kadar klozapin (Baxter,
2010), dengan adanya peningkatan kadar dari klozapin tersebut maka dapat
meningkatkan efek farmakologi dan efek toksik dari klozapin. Penatalaksanaan
kombinasi sertraline dengan klozapin dengan mengatur dosis seperti mengurangi dosis
obat klozapin (Tatro, 2014).
- Sertraline dengan haloperidol sebanyak 2 kasus (1,57%).Penggunaan kedua obat ini dapat
menimbulkan terjadinya peningkatan risiko irama jantung tidak beraturan yang
berpotensi mengancam jiwa (Drugs, 2017).
- Interaksi fluoxetin dengan risperidon yaitu sebanyak 39 kasus (30,71%), interaksi obat
pada penggunaan fluoxetin dengan risperidon dapat meningkatkan level plasma
risperidon. Penatalaksanaan dari interaksi kedua obat tersebut dengan menyesuaikan
dosis sesuai dengan kebutuhan dan monitoring ketat penggunaan keduanya (Tatro, 2014).
- Interaksi antara fluoxetin dan olanzapin, ditemukan sebanyak 21 kasus (16,54%).
Kombinasi kedua obat tersebut dapat meningkatkan efek samping seperti pusing,
mengantuk, kebingungan dan kesulitan berkonsentrasi (Wijono, dkk., 2013). Pasien
dengan usia lanjut juga dapat mengalami gangguan dalam berpikir, menilai sesuatu dan
koordinasi motorik. Pasien yang menggunakan kombinasi kedua obat tersebut disarankan
untuk menghindari kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan mental, seperti
mengemudi atau mengoperasikan mesin yang berbahaya (Stockley, 20)
- Interaksi antara fluoxetin dengan klozapin sebanyak 14 kasus (11,02%). Kombinasi
kedua obat tersebut dapat meningkatkan meningkatkan efek klozapin yang merugikan
yaitu mengalami kebingungan, detak jantung cepat, mengantuk, meneteskan air liur,
nafas lemah dan pendek, pingsan dan kejang. Penatalaksanaan dengan mengamati pasien
yang menggunakan kombinasi obat ini bila efek merugikan terjadi dan mengatur dosis
yang dibutuhkan seperti mengurangi dosisklozapin (Tatro, 2014).
- Interaksi sertraline dengan diazepam. Pada interaksi obat ini, efek yang timbul tidak
begitu bermasalah dan dapat diatasi dengan baik sehingga dalam penatalaksanaanya
dapat dikombinasikan walaupun dalam meminimalkan risiko perlu mempertimbangkan
obat alternatif.
- Kombinasi fluoxetin dengan risperidon dapat meningkatkan efek obat risperidon dengan
mempengaruhi metabolisme enzim CYP2DP dihati. Interaksi ini bersifat serius.
Penggunaan bersamaan fluoxetin dan risperidon juga menyebabkan meningkatnya QTc
interval. Hal ini mengakibatkan penggunaan kedua obat ini perlu mendapatkan perhatian
dan dimonitor secara ketat (Medscape., 2017).
- Interaksi farmakokinetika tersebut penggunaan fluoxetin dengan risperidon ditemukan
paling banyak dengan jumlah 39 kasus (30,71%). kombinasi antara fluoxetin dan
klozapin dengan jumlah 14 kasus (11,02%), interaksi kedua obat tersebut dapat
meningkatkan level klozapin dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP2DP dihati.
Peningkatan level klozapin ini menyebabkan peningkatan efek farmakologi dan efek
toksik, sehingga diperlukan penyesuaian dosis fluoxetin (Medscape., 2017).
- Kombinasi antara sertraline dengan risperidone mengakibatkan peningkatan level atau
efek dari risperidone dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP2DP dihati. Hal ini
mengakibatkan penggunaan kedua obat ini perlu mendapatkan perhatian dan dimonitor
secara ketat (Medscape., 2017).
- Interaksi farmakodinamik yang didapat di instalasi rawat inap RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah periode Juli-Desember 2016 yaitu sertraline dengan
trihexyfenidil sebanyak 1 kasus (0,74%). Dari kombinasi kedua obat itu dapat
menghambat klirens dari risperidon sehingga kadar plasma risperidon dapat meningkat
(Baxter, 2010). Selain itu terdapat interaksi yang tidak diketahui mekanismenya
(unknown). Interaksi tersebut ditemukan sebanyak 50 kasus (39,37%). Beberapa interaksi
tipe unknown terbanyak ditemukan diantaranya fluoxetin dengan olanzapin sebanyak 21
kasus (16,54%).

 MEKANISME

Mekanisme obat obat anti depresi adalah :

1. Menghambat reuptake aminergic neurotransmitter

2. Menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oxidase Peningkatan jumlah


aminergic transmitter pd sinaps neuron di SSP.

3. Antidepresan Trisiklik (TCA)

Mekanisme kerjanya menghambat pengambilan kembali amin biogenik spt E,


Serotonin dan dopamin didalam otak, Tidak lagi digunakan sebagai obat lini pertama,
karena efek sampingnya Efek samping yang sering efek kolinergik seperti mulut
kering, sembelit, penglihatan kabur, pusing, takikardi, ingatan menurun, dan retensi
urin. Obat – obat yang termasuk a.l : Amitripilin, Clomipramine, Doxepin,
Imipramine, Desipiramine, Nortriptyline.

Kontraindikasi : Miokard Infark, aritmia (terutama blok jantung), mania. Penggunaan


bersamaan dengan MAOI
4. Antidepresan Tetrasiklik Mirtazapin adalah satu – satunya obat antidepresan
golongan tetrasiklik. Mekanisme kerjanya sebagai antagonis pada presinaptic α2 –
adrenergic autoreseptor dan heteroreseptor, sehingga meningkatkan aktivitas
nonadrenergik dan seratonergik. Bermanfaat untuk pasien depresi dengan gangguan
tidur dan kekurangan berat badan. Efek samping yang ditimbulkan berupa mulut
kering, peningkatan berat badan, dan konstipasi. Obat – obat yang termasuk golongan
Tetrasiklik a.l : Maproptilin, Mianserin, Amoxapine

 PENGOBATANNYA

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang digunakan, yaitu antidepresan,


seperti escitalopram, paroxetine, sertraline, fluoxetine, dan citalopram.

Obat-obat tersebut termasuk obat golongan selective serotonin reuptake inhibitors


(SSRIs). 

Selain itu juga ada obat venlafaxine, duloxetine dan bupropion. Obat ini dapat


menyebabkan beberapa efek samping, seperti:

- Peningkatan berat badan

- Masalah seksual

- Mual

Antidepresan tidak menyebabkan kecanduan. Ketika Anda sudah tidak perlu


antidepresan dan berhenti menggunakannya, tubuh tidak akan mengalami
ketergantungan. 

Meskipun demikian, penggunaan dan penghentian antidepresan harus dalam


pengawasan dokter. Penghentian yang mendadak dapat menyebabkan perburukan
gejala depresi. Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan
antidepresan.

2. Psikoterapi
Psikoterapi dilakukan dengan mengajari cara baru dalam berpikir dan berperilaku,
dan mengubah kebiasaan yang menuntun Anda pada kondisi ini. 

Terapi ini dapat membantu Anda mengerti serta melewati hubungan yang penuh
masalah atau situasi yang menyebabkan depresi atau bahkan memperburuknya.

3. Terapi elektrokonvulsif

Untuk gangguan suasana hati berat yang sulit diterapi atau tidak berhasil dengan obat
dan psikoterapi, kadang diperlukan terapi elektrokonvulsif (ECT) yang dilakukan di
bawah pengaruh obat bius. 

Walaupun dahulu ECT memiliki reputasi yang buruk, saat ini ECT sudah mengalami
peningkatan dan dapat menyembuhkan saat pengobatan lainnya tidak bekerja. 

ECT dapat menyebabkan efek samping seperti bingung dan kehilangan memori.
Walaupun efek samping ini hanya sementara, terkadang efek tersebut juga bisa
melekat terus.

4. Pengobatan depresi di rumah

Selain menjalani pengobatan dokter, perubahan gaya hidup untuk pasien depresi juga


perlu diterapkan, di antaranya adalah:

- Ubah ekspektasi Anda, sehingga nantinya tidak membuat Anda merasa sedih,
kecewa, dan putus harapan.

- Berpartisipasilah dalam aktivitas yang mungkin membuat Anda merasa lebih


baik.

- Kurangi stres dengan tidur cukup dan rajin olahraga karena keduanya


memengaruhi kesehatan otak dan mental Anda.

- Konsumsi makanan sehat untuk pengidap depresi seperti perbanyak sayur, buah,


ikan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.

Anda mungkin juga menyukai