Anda di halaman 1dari 3

Nama : Harits Adli Nugroho

Kelas : 4 TKG 2
Nim : 4017010045
UAS Etika Profesi dan Hukum Ketenagakerjaan
1. Tentang omnibus law
Jawaban :
- Terjemahan dari Bahasa latin Omnis “for everything” yang dapat dikatakan hukum untuk semua.
So in general, an omnibus law bill is a single bill that may include separate and diverse legal
matters but will be processed by legislature as a single document. Menurut ninth edition “
omnibus : relating to or dealing with numerous objects or items at once; including many things
or having various purpose”.
- Secara terminologi, banyak literatur menyebut kata Omnibus berasal dari Bahasa Latin, yang
artinya “untuk semuanya”. Mengutip Black’s Law Dictionary, Omnibus memiliki makna "untuk
semua: mengandung dua atau lebih," dan seringkali diterapkan pada RUU legislatif yang terdiri
lebih dari satu subjek umum. Dalam perkembangannya, kata Omnibus banyak diarahkan ke
dalam istilah Omnibus bill, yang diartikan sebagai “sebuah RUU dalam satu bentuk yang
mengatur bermacam-macam hal yang terpisah dan berbeda, dan seringkali menggabungkan
sejumlah subjek yang berbeda dalam satu cara, sehingga dapat memaksa eksekutif untuk
menerima ketentuan yang tidak disetujui atau juga membatalkan seluruh pengundangan.”
- Menurut Audrey O” Brien (2009), Omnibus Law adalah suatu rancangan undang-undang (bill)
yang mencakup lebih dari satu aspek yang digabung menjadi satu undang-undang.
- Barbara Sinclair (2012), omnibus bill merupakan proses pembuatan peraturan yang bersifat
kompleks dan penyelesaiannya memakan waktu lama karena mengandung banyak materi
meskipun subjek, isu, dan programnya tidak selalu terkait.

2. Ada berapa undang-undang yang dirangkum?


Jawaban :
Terdapat 79 UU pada undang-undang pada No. 11 tahun 2020

3. Ada berapa clusters yang dirangkum dalam omnibus law


Jawaban : 11 CLUSTERS
1. Penyederhanaan perizinan tanah
2. Persyaratan investasi
3. Ketenagakerjaan
4. Kemudahan dan perlindungan UMKM
5. Kemudahan berusaha
6. Dukungan riset dan invoasi
7. Administrasi pemerintahan
8. Pengenaan sanksi
9. Pengendalian lahan
10. Kemudahan proyek pemerintah
11. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
4. Ada berapa pasal yang ada pada Undang-undang Cipta Kerja
Jawaban :
Ada 186 pasal dan 15 bab dalam UU Cipta Kerja

5. Apa kelebihan dan kekurangan omnibus law


Jawaban :
Kelebihan :

- Pembahasan bersifat multisektoral dan menggabungkan banyak undang-undang sehingga waktu


pembahasan yang diperlukan lebih cepat
- Cocok diterapkan di negara yang memiliki regulasi tumpeng-tindih, hyper regulasi, dan
disharmoni
- Efisiensi anggaran negara dalam proses penyusunan undang-undang dapat tercapai
- Menciptakan instrumen kemudahan berusaha tidak hanya menguntungkan investor, baik asing
maupun dalam negeri, tetapi juga para wirausaha yang baru tumbuh.
Kekurangan :
- Bila diterapkan di Indonesia, Dikhawatirkan tidak sejalan dengan sistem hukum Indonesia yang
menganut Civil Law System lantaran konsep Omnibus Law lebih dikenal penerapannya di negara
yang menganut common law system.
- Dengan sifat pembahsan yang cepat dan merambahn banyak sector, omnibus law dikhawatirkan
menyampingkan pedoman tata cara pembentukan peraturan perundang-undangan yang
demokratis.
- Memungkinkan dipangkasnya kewenangan DPR sebagai pembentuk UU yang demokratis.
- Hasil pembahasan UU rentan mengalami uji materi karena sifatnya cenderung tidak
memperhatikan prinsip kehati-hatian.

6. Seberapa besar peluangnya terhadap masa depan ketenagakerjaan di Indonesia?


Jawaban :
Peluang Omnibus Law terhadap masa depan ketenagakerjaan Indonesia sangat besar karena
dengan dibuatnya Omnibus Law mampu menyederhanakan segala kerumitan terkait perizinan
dan peraturan, namun juga mampu mendukung perbaikan perekonomian nasional. Dampak
positifnya juga akan menguntungkan warga Indonesia. Misalnya akses investasi yang
menguatkan ekonomi negara, penciptaan lapangan pekerjaan. secara besar-besaran, aturan
pengupahan yang sesuai, adanya tax holliday yang disebut-sebut menjadi angin segar bagi para
pengusaha atas pajak yang sedemikian membebani. Karena semua pihak dan elemen masyarakat
menyadari pentingnya penyederhanaan regulasi sebagai upaya perwujudan perbaikan ekonomi
dan kesejahteraan nasional.

Menurut Pakar hukum dan ekonomi Universitas Pelita Harapan, Maria Soetopo, mengatakan
Indonesia bisa menerapkan sistem hukum melalui skema omnibus law. Walaupun undang-undang
pembentukan perundang-undangan tidak mengakomodasi ketentuan itu, penerapannya bisa
memakai konsep omnibus-hybrid atau yang disebut quasi omnibus law.

Ia menerangkan bahwa Omnibus law dapat diterapkan di negara civil law karena Perpres
87/2014, Pasal 44, yang berbunyi ‘Kewenangan di berikan ke setiap kementerian ataupun
lembaga guna melakukan perencanaan, penyusun an peraturan perundang-undangan'. Maria
mengatakan skema omnibus law dapat dimanfaatkan untuk deregulasi demi menghindari
tumpang-tindih serta mewujudkan efisiensi dalam implementasi sebuah kebijakan.

Sementara itu, menurut Pakar hukum dari Universitas Indonesia, Indri yan to Seno Adji,
mengatakan omnibus law tidak diterapkan karena selama ini Indonesia memakai sistem civil law.
Namun, hal tersebut masih bisa diubah dengan diskresi pemerintah dan dampaknya akan baik,
yakni menghentikan tumpang-tindih aturan yang ada. Ia juga mengatakan jika diskresi
pemerintah terkait hal ini tidak memerlukan perubahan undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai