Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PENGARUH SISTEM OPEN DUMPING DI LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA)

TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR TANAH DANGKAL DI SEKITARNYA di KOTA
MAKASSAR
Nur Aulia
P032192007
Formulasi Masalah
Kota Makassar merupakan kota yang pembangunannya meningkat setiap tahun.
Peningkatan pada daerah perkotaan di kota Makassar memicu meningkatnya aktifitas
penduduk pada semua sektor baik perumahan, industri, perdagangan maupun sektor
lainnya. Salah satu dampak dari aktifitas tersebut adalah limbah padat atau sampah.
menghasilkan jumlah sampah 700 ton perhari yang terdiri atas 82,19% sampah organik
dan sisanya sampah anorganik. Sampah adalah limbah yang bersifat padat yang terdiri
dari bahan organik maupun anorganik dari sisa atau residu yang timbul akibat aktifitas
manusia yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang ada sekarang ini di beberapa
kota besar belum memenuhi kriteria sebagai tempat pembuangan sampah yang aman
terhadap lingkungan karena masih menggunakan system pengolahan sampah open
dumping, dimana sampah dibuang pada suatu legokan atau cekungan tanpa
menggunakan tanah sebagai penutup sampah, cara ini sudah tidak direkomendasi lagi
oleh Pemerintah RI karena tidak memenuhi syarat teknis suatu TPA sampah, Open
Dumping sangat potensial dalam mencemari lingkungan, baik itu dari pencemaran air
tanah oleh Leachate (air sampah yang dapat menyerap ke dalam tanah), lalat, bau
serta binantang sperti tikus, kecoa, nyamuk, dan lain-lain. Beberapa TPA sampah telah
ditutup karena letaknya yang dekat dengan pemukiman, sehingga pencemaran udara
akibat gas hasil pembusukan sampah dirasakan sangat mengganggu penduduk. Selain
itu juga beberapa TPA sampah sudah mempengaruhi kualitas air tanah daerah
sekitarnya.
Penurunan kualitas air diakibatkan oleh adanya zat pencemar, baik berupa
komponen-komponen organik maupun anorganik. Komponen-komponen anorganik,
diantaranya adalah logam berat yang berbahaya. Logam berat masih termasuk
golongan logam dengan kriteria yang sama dengan logam-logam lain. Perbedaannya
terletak pada pengaruh yang diakibatkan bila logam ini diberikan dan atau masuk ke
dalam tubuh organisme hidup. Meskipun semua logam berat dapat mengakibatkan
keracunan pada makhluk hidup, namun sebagian dari logam berat tersebut tetap
dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. Bila kebutuhan yang sangat sedikit itu tidak
dipenuhi, maka dapat berakibat fatal bagi kelangsungan hidup organisme.
Faktor yang menyebabkan logam tersebut dikelompokkan ke dalam zat pencemar
yaitu logam berat tidak dapat terurai melalui biodegradasi seperti pencemar organik,
logam berat dapat terakumulasi dalam lingkungan karena dapat terikat dengan
senyawa organik dan anorganik, melalui proses adsorpsi dan pembentukan senyawa
komplek. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini dapat dibagi menjadi
dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial di mana keberadaannya dalam
jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang
berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat
non esensial atau beracun, dimana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui
manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun seperti Timbal. Secara alamiah timbal
dapat masuk ke dalam badan perairan melalui pengkristalan timbal di udara dengan
bantuan air hujan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kandungan logam berat dalam
sebuah limbah cair tersebut salah satunya menggunakan pengolahan dengan metode
adsorpsi. adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun
gas) terikat pada suatu padatan dan akhirnya membentuk lapisan tipis atau pada
permukaan tersebut. Dalam pengolahan dengan metode adsorpsi ini dibutuhkan media
adsorben untuk mengadsorpsi logam berat yang terdapat dalam limbah cair, dimana
dalam hal ini limbah cair tersebut adalah air yang berasal dari TPA. Dalam
pengaplikasian metode adsorpsi ini terdapat berbagai macam media adsorben, yang
sering digunakan diantaranya adalah karbon aktif, zeolit, dan silika gel. Dimana telah
diketahui karbon aktif, cangkang telur dan keramik mampu menyerap logam berat.
Hasil buangan sampah ke TPA masih berpotensi mencemari lingkungan oleh
karena itu penulis ingin mengetahui kandungan dan komposisi kimia sampah yang
terdapat baik buangan sampah secara open dumping. Dari uraian di atas, penulis
mencoba mengkaji lebih jauh tentang bahan kimia yang ada dalam sampah pada
pengelolaan sampah di TPA Paccerkkang baik tentang pengolahan sampah maupun
dengan metoda open dumping dengan mengangkat judul “ANALISIS PENGARUH
SISTEM OPEN DUMPING DI LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) TERHADAP
KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR TANAH DANGKAL DI SEKITARNYA.
(Studi Kasus : TPA TAMANGAPA, Antang, Makassar)”.

Bagan Alur Penelitian

Analisis
Pengambilan Preparasi Penggunaan
Kandungan DATA
Sampel Sampel Adsorben
Logam

Anda mungkin juga menyukai