Buat ringkasan mekanisme patofisiologi dan aspek farmakologi: kondisi kritis sistem respirasi,
endokrin, saraf, urologi
1. Pengertian
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang
berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat
kadar hormone tiroid berada dibawah nilai opimal (brunner & suddarth).
2. Patofisiologi
Hipotiroidisme dapat tejadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT atau hipotalamus.
Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai
oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpa n balik negatif oleh HT
pada hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila hipoteroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan
oleh rendahnya kadar TSH, TRH dari hipotalamustinggi karena, karena tidak adanya umpan
balik negtif baik dari THS maupun HT. Hipoteroid yang disebabkan oleh malfungsi
hipotalamus akan menyebbkan rendahnya kadar HTS, TSH, dan TRH.
3. Penggolongan
1) Levothyroxine
2) Liothyronine
4. Indikasi
1) levothyroxine
a) Hipotiroidisme
2) Liothhyronine
a) Terapi penggantian PO pada hipotiroidisme
b) Myxoedema
c) Myxoedema koma
d) Hipotiroidisme berat dan kronis
e) Goitre sederhana
f) Uji T3
5. Kontra indikasi
1) Levothyroxine
a) Infark miokard dan
b) Hipersensitif
2) Liothyronine
a) Infark miokard terbaru atau tirotoksikosis
b) Insufisiensi adrenal yang tidak terkoreksi
6. Mekanisme kerja
1) Levothyroxine
a) Deskripsi: Levothyroxine Na adalah bentuk sintetis tiroksin yang meningkatkan
laju metabolisme basal (BMR) dan pemanfaatan dan mobilisasi toko glikogen dan
merangsang sintesis protein. Obat ini juga terlibat dalam metabolisme normal,
pertumbuhan dan perkembangan. Efek-efek ini dimediasi pada tingkat sel oleh
metabolit tiroksin, tri-iodothyronine.
b) Onset: Lisan: 3-5 hari; IV: 6-8 jam.
c) Farmakokinetik:
d) Penyerapan: Bervariasi tetapi memadai dari saluran GI. Makanan mengurangi
penyerapan. Ketersediaan hayati: Lisan: 64% (keadaan tidak berpuasa); 79-81%
(keadaan puasa). Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma: 2-4 jam.
e) Distribusi: Melintasi plasenta; jumlah minimal memasuki ASI. Ikatan protein
plasma:> 99% (terutama untuk globulin pengikat tiroksin; tingkat yang lebih
rendah untuk pra-albumin pengikat tiroksin atau albumin).
f) Metabolisme: Metabolisme hati dan ginjal. Dikonversi menjadi liothyronine dan
triiodothyronine terbalik tidak aktif yang mengalami deodinasi lebih lanjut
menjadi metabolit tidak aktif; konjugasi juga terjadi; mengalami resirkulasi
enterohepatik.
g) Ekskresi: Melalui urin (sebagai obat gratis, metabolit atau konjugat yang
didiodinasi); faeces (sekitar 20%; sebagai hormon gratis). Waktu paruh eliminasi:
Kira-kira 6-7 hari. Berkepanjangan pada hipotiroidisme dan berkurang pada
hipertiroidisme.
2) Liothyronine
a) Deskripsi: Liothyronine (tri-iodothyronine) meningkatkan laju metabolisme
basal (BMR) karbohidrat, lemak, dan protein.
Ini juga terlibat dalam regulasi dan diferensiasi pertumbuhan sel.
Efek-efek ini dimediasi pada tingkat sel oleh tri-iodothyronine.
b) Onset: 2-4 jam (IV).
c) Farmakokinetik:
d) Penyerapan: Diserap cukup (sekitar 95%) dari saluran GI (oral).
e) Distribusi: Mengikat globulin pengikat tiroksin (TBG) dan pada taraf tertentu
pre-albumin pengikat tiroksin (TBPA) atau albumin.
Sejumlah kecil masukkan ASI.
f) Metabolisme: Hepatic, melalui deiodinasi dan dikonversi menjadi di-
iodothyronine dan mono-iodothyronine tidak aktif.
g) Pengeluaran:Melalui urin.
Paruh eliminasi: 2,5 hari.
a) Dosis Dewasa
⇔ Hipotiroidisme
Oral/ Tablet
→ Dosis: 1,6 mcg/ kg satu kali dalam sehari
⇔ Supresi TSH
Oral/ Tablet
→ Dosis: 2 mcg/ kg satu kali dalam sehari
⇔ Myxedema Coma
Injeksi
→ Dosis: 300 – 500 mcg IV satu kali
b) Dosis Manula
⇔ Hipotiroidisme
Oral/ Tablet
→ Dosis: 12,5 hingga 25 mcg satu kali dalam sehari
2) Liothyronine
a) Dosis Liothyronine Dewasa
Myxoedema Intravena
→ Awal: 5 mcg / hari, dapat meningkat secara bertahap.
→ Pemeliharaan: 50-100 mcg / hari.
Myxoedema Coma Intravena
→ Dewasa: 5-20 mcg dengan inj IV lambat.
Ulangi setiap 12 jam sesuai kebutuhan.
Interval minimal antara dosis: 4 jam.
→ Atau, 50 mcg awalnya kemudian 25 mcg setiap 8 jam
Uji T3 Oral D
→ 75-100 mcg / hari selama 7 hari.
Lansia: Gunakan dosis terendah.
Hipotiroidisme Oral
→ Dosis awal: 5-25 mcg / hari, dapat meningkat secara bertahap.
Pemeliharaan: 60-75 mcg / hari dalam 2-3 dosis terbagi.
Dosis maksimum: 100 mcg / hari.
→ Sebagai terapi pengganti :
Dosis awal : 5-25 mcg setiap hari; tingkatkan perlahan sampai pemeliharaan 60-
75 mcg / hari dalam 2-3 dosis terbagi.
→ Pasien dengan gangguan kardiovaskular :
Dosis awal : 5 mcg / hari, tingkatkan dosis sebesar 5 mcg / hari setiap 2 minggu.
Lansia: Awalnya, 5 mcg / hari tingkatkan dosis sebesar 5 mcg / hari setiap 2
minggu.
Oral Myxoedema
→ Dosis awal : 5 mcg / hari; meningkat 5-10 mcg / hari setiap 1-2 minggu. Dapat
ditingkatkan 5-25 mcg / hari setiap 1-2 minggu setelah 25 mcg / hari tercapai.
Dosis Pemeliharaan: 50-100 mcg / hari.
Oral Hipotiroidisme
→Dosis awal : 5 mcg / hari; meningkat sebesar 5 mcg setiap 3-4 hari sampai
respons yang diinginkan tercapai.
Dosis Pemeliharaan:
→ Bayi: 20 mcg / hari;
→ 1-3 tahun: 50 mcg / hari;
→ >3 tahun: 25-75 mcg / hari.
8. Efek samping
1) Levothyroxine
Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi levothyroxine adalah:
a) Kram perut atau perut
b) Nafsu makan berubah
c) Menangis
d) Diare
e) Rasa kesejahteraan yang salah atau tidak biasa
f) Takut atau gugup
g) Merasa tidak enak atau tidak bahagia
h) Perasaan tidak nyaman
i) Perasaan hangat
j) Perasaan itu tidak nyata
k) Perasaan curiga dan tidak percaya
l) Rambut rontok
m) Sakit kepala
n) Nafsu makan meningkat
o) Depresi mental
p) Kelemahan otot
q) Suasana hati yang berubah dengan cepat
r) Kemerahan pada wajah, leher, lengan, dan kadang-kadang, dada bagian atas
s) Kegelisahan
t) Kesulitan hamil
u) Kesulitan duduk diam
v) Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
w) Muntah
x) Kenaikan atau penurunan berat badan
2) Liothyronine
Efek Samping Liothyronine yang umum dapat meliputi:
a) Kesulitan bernafas;
b) Sakit kepala;
c) Tremor, merasa gugup atau mudah tersinggung;
d) Kelemahan otot;
e) Nafsu makan meningkat;
f) Diare;
g) Periode menstruasi yang tidak teratur;
h) Penurunan berat badan;
i) Merasa panas;
j) Ruam; atau
k) Masalah tidur (insomnia).
l) Mula
m) Kerontokan rambut sementara dapat terjadi selama beberapa bulan pertama saat
memulai pengobatan ini (terutama pada anak-anak).
Petunjuk penugasan:
1. Ketik jawaban anda sesuai pertanyaan yang ada didalam kotak
2. Jenis huruf Maiandra GD
3. Spasi 1
4. Tugas ini bersifat bersifat kelompok tetapi setiap mahsiswa harus upload di ecampuz
(masing-masing mahasiswa menuliskan nama file tugasnya mis Makkasau_nim_Tugas_1
_Patofisiologi & Farmakologi_Kardiovaskuler)
5. Selain tugas di upload di ecanmpuz dan juga dikumpul oleh SIPEN secara kolektif
mealului google drive ke email makkasau_mkes@yahoo.co.id paling lambat tgl, 26
Oktober 2020 pukul 23.00
Buat ringkasan mekanisme patofisiologi dan aspek farmakologi: kondisi kritis sistem respirasi,
endokrin, saraf, urologi
9. Pengertian
Miksedema adalah keadaan lebih lanjut yang diakibatkan oleh karena kadar hormon tiroid
dalam darah berkurang. Karena kurang aktifnya kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon
tiroid atau hormon tiroid yang dihasilkan terlalu sedikit (Hipotiroidisme). Miksedema
merupakan bentuk hipotiroid terberat, pasien menjadi letargi dan bisa berlanjut pada keadaan
stupor atau Koma Miksedema (John A. Boswick, 1988).
10. Patofisiologi
Gangguan pada kelenjar tiroid menyebabkan penurunan produksi hormon tiroid, sehingga
mengganggu proses metabolisme tubuh. Yang berakibat :
1. Produksi ATP dan ADP menurun terjadi kelelahan (intoleransi aktivitas).
2. Gangguan fungsi pernapasan, terjadi depresi ventilasi (hipoventilasi).
3. Produksi kalor (panas) turun terjadi hipotermia.
4. Gangguan fungsi gastroentestinal, terjadi peristaltik usus menurun sehingga absorbsi
cairan meningkat terjadi konstipasi.
11. Penggolongan
1. Levothyroxine
2. Euthyrox
3. Liotironin
12. Indikasi
1) Levothyroxine
Obat ini diindikasikan sebagai terapi pengganti hormon untuk kondisi hipotiroidisme
baik karena kekurangan produksi hormon tiroid, maupun karena pasien telah menjalani
tiroidektomi (kongenital atau didapat).
Indikasi spesifik termasuk kondisi hipotiroid primer (tiroidal), sekunder
(hipofisis) atau tersier (hipotalamus).
2) Euthyrox
INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Hipertensi,
gagal jantung, dan pasca infark miokard.
3) Liotironin
Hipotiroid
Petunjuk penugasan:
6. Ketik jawaban anda sesuai pertanyaan yang ada didalam kotak
7. Jenis huruf Maiandra GD
8. Spasi 1
9. Tugas ini bersifat bersifat kelompok tetapi setiap mahsiswa harus upload di ecampuz
(masing-masing mahasiswa menuliskan nama file tugasnya mis Makkasau_nim_Tugas_1
_Patofisiologi & Farmakologi_Kardiovaskuler)
10. Selain tugas di upload di ecanmpuz dan juga dikumpul oleh SIPEN secara kolektif
mealului google drive ke email makkasau_mkes@yahoo.co.id paling lambat tgl, 26
Oktober 2020 pukul 23.00
17. Pengertian
Diabetes tipe 2 adalah salah satu penyakit metabolik. Kondisi ini disebabkan
oleh tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan normal. Diabetes jenis ini
menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah. Di Indonesia, kondisi ini
lebih populer dengan sebutan kencing manis atau penyakit gula. Diabetes tipe 2
sebelumnya lebih sering terjadi pada orang dewasa. Namun sekarang penyakit
ini juga kerap ditemukan pada anak-anak akibat kegemukan. Higga saat ini,
belum ada obat yang dapat menyembuhkan diabetes tipe 2. Tetapi perubahan
gaya hidup dan/atau mengkonsumsi obat-obatan dapat membantu penderita untuk
mengendalikan kadar gula darahnya.Meski tampak ringan dan tidak
membahayakan, diabetes tipe 2 tidak boleh dianggap remeh. Bila tidak ditangani
dengan baik, jenis diabetes ini dapat menyebabkan beragam komplikasi.
18. Patofisiologi
Diabetes melitus tipe 2 merupakan suatu kelainan yang heterogenik dengan
karakter utama hiperglikemik kronik. Meskipun pola pewarisannya belum jelas,
faktor genetik dikatakan memiliki peranan yang penting dalam munculnya
diabetes melitus tipe 2 ini. Faktor genetik ini akan berinteraksi dengan faktor-
faktor lingkungan seperti gaya hidup, diet, rendahnya aktifitas fisik, obesitas,
dan tingginya kadar asam lemak bebas.
Pada penelitian yang dilakukan pada orang sehat, terjadi peningkatan kadar
insulin portal sebesar 5 μU/ml di atas nilai dasar akan menyebabkan lebih dari
50% penekanan produksi glukosa hati. Untuk mencapai hasil yang demikian,
penderita diabetes melitus tipe 2 ini membutuhkan kadar insulin portal yang
lebih tinggi. Hal tersebut menunjukkan terjadinya resistensi insulin pada hati.
Peningkatan produksi glukosa hati juga berkaitan dengan meningkatnya
glukoneogenesis (lihat gambar) akibat peningkatan asam lemak bebas dan
hormon anti insulin seperti glukagon.
19. Penggolongan
1. Insulin: Preparat insulin
2. Obat anti diabetik oral ( obat hipoglikemia)
a. Sulfonylurea
b. Alfa-Glukosidase inhibitor
c. Biguanides
d. Meglitinides
e. thiazolidinediones
20. Indikasi
a. Insulin diabetes militus, ketoasidosis diabetes
b. Obat anti diabetik oral ( obat hipoglikemia)
a) Sulfonylurea: memilih sulfonylurea yang tepat untuk penderita
tertentu sangat penting untuk suksesnya terapi. Yang menentukan
bukanlah umur penderita waktu terapi dimulai, tetapi umur
penderita waktu penyakit diabetes militus mulai timbul. Pada
umumnya hasil yang baik diperoleh pada penderita yang
diabetesnya mulai timbul pada umur di atas 40 tahun. Sebelum
menentukan keharusan pemakaian sulfonylurea, selalu harus
dipertimbangkan kemungkinan mengatasi hiperglikemia dengan
hanya mengatur diet serta mengurangi berat badan penderita.
Kegagalan terapi dengan salah satu derivat sulfonylurea,
mungkin juga disebabkan oleh penurunan farmakokinetik obat,
umpamanya penghancuran yang terlalu cepat. Apabila hasil
pengobatan yang baik tidak dapat dipertahankan dengan dosi 0,5
g kloropamid, 2 g tolbutamid, 1,25 g asetoheksamid atau 0,75 g
tolazamid, sebaiknya dosis jangan di tambah lagi. Selama
pengobatan, pemeriksaan fisik dan laboratorium harus tetap
dilakukan secara teratur. Pada keadaan gawat seperti stress,
komplikasi, infeksi dan pembedahan, insulin tetap merupakan
terpi standar.
1. Chlorpropamide untuk mengobati diabetes militus tipe 2 (non-
insulin dependent)
2. Glibenclamide diabetes militus pada orang dewasa, tanpa
komplikasi yang tidak responsif dengan diet saja
3. Gliquidone adalah untuk pengobatan diabetes militus tipe 2
jika kadar gula darah tidak cukup dikendalikan dengan diet,
latihan fisik dan penurunan berat badan saja
4. Gliclazide untuk diabetes militus tipe 2 dengan dosis awal
40mg untuk tablet lepas standar, dan dosis 30 mg untuk tablet
lepas lambat
5. Glimepiride untuk diabetes militus tipe 2 dan dapat diberikan
dengan dosis awal 1 mg hingga maksimum 8 mg
b) Alfa-Glukosidase inhibitor: pasien dengan NIDDM (Non Insulin
Dependent Diabetes Militus) yang mengalami kegagalan terapi.
Dapat di gunakan dalam dosis tunggal maupun dikombinasikan
dengan sulfonilurea
c) Biguanides: Sediaan biguanid tidak dapat menggantikan fungsi
insulin endogen, dan digunakan pada terapi diabetes dewasa.
Dari berbagai derivate biguanid, data fenformin yang paling
banyak terkumpul tetapi sediaan ini kini dilarang dipasarkan di
indonesia karena bahaya asidosis laktat yang mungkin
ditimbulkannya. Di eropa, fenformin digantikan metformi yang
kerjanya serupa fenformin tetapi diduga lebih sedikit
menyebabkan asidosis laktat. Dosis metformin ialah 1-3 gr sehari
dibagi dalam 2 atau 3 kali pemberian
d) Meglitinides
1) Nateglinide indikasi untuk mengobati diabetes militus tipe 2
(non-insulin dependent)
2) Repaglinides indikasindiabetes militus tipe 2 (tunggal atau
dikombinasikan dengan metformin jika metformin tunggal
tepat)
e) Thiazolidinediones untuk diabetes militus tipe 2
1. Pioglitazone tatalaksana diabetes militus tipe 2
2. Rosiglitazone untuk mengobati diabetes militus tipe 2
Buat ringkasan mekanisme patofisiologi dan aspek farmakologi: kondisi kritis sistem respirasi,
endokrin, saraf, urologi
1. Pengertian
Sindrom cushing adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh hiperadrenokortiksisme
akibat neoplasma korteks adrenal atau adenohipofisis, atau asupan glukokortikoid yang
berlebihan
2. Patofisiologi
Hormone adrenokortikal diatur oleh hipotalamus yang mensekresi CRF kemudian CRF
merangsang hipofisis mensekresi ACTH, ACTH kemudian merangsang korteks adrenal
untuk mensekresi hormon-hormon adrenokortikal, terutama glukokortikoid berupa kortisol,
karena regulasi aldosteron didasarkan pada kadar angiotensin II dan kalium. Kortisol ini
kemudian apabila berlanjut dapat menimbulkan mekanisme umpan balik negative terhadap
hipotalamus dan hipofisis
3. Penggolongan
1. Ketoconazole
2. Mitatone
3. Metyrapone
4. Pasireotide
5. Amino gluthemide
4. Indikasi
1) Infeksi jamur sistemik, kandidiasis mukokutan kronis yang tidak responsive terhadap
nistatin & obat-obat lainnya
2) Obat kanker kelenjer adrenal dan sindrom cushing
3) Obat edema resisten dan diagnostic sindrom cushing.
4) Sindrom cushing dan akromegali
5) Sindrom cushing, kanker payudar, karsinoma prostat
5. Kontra indikasi
1) Penyakit hati, fase penyembuhan hepatitis, hipersensitif, wanita hamil
2) Gangguan hati, ginjal, ibu hamil dan menyusui.
3) Hipersensitif dan insufisiensi kortikal adrenal
4) Gangguan hati parah (chil-pugh C)
5) Hipersensitivitas, wanita hamil, menyusui, cacar air, penyakit ginjal, penyakit hati, herpes
zoester, infeksi, dan hipotiroidisme.
6. Mekanisme kerja
1) Ketoconazole sebagai anti jamur adalah dengan melemahkan struktur dan fungsi
membrane sel fungi melalui mekanisme blockade sintesis ergosterol, salah satu komponen
dari membrane sel fungi melalui penghambatan sitokrom.
2) Mitotane adalah antineoplastik yang bekerja dengan menghambat secara selektif pada
akrivitas korteks adrenal yang menyebabkan nekrosis dan atrofi jaringan juga dapat
memodifikasi metabolism steroid perifer.
3) Metyrapone adalah obat diagnostic yang bekerja dengan cara menghambat enzim 11ß-
hidroksilase dalam korteks adrenal sehingga menghambat sintesis produksi kortisol dan
kortikosteron. Meningkatkan produksi hormone adrenokortikotropik (ACTH) yang
berujung pada peningkatan urin.
4) Pasireotide adalah analog cyclohexapeptide soma tostatin untuk menghambat sekresii
ACTH hal tersebut mengakibatkan penurunan kadar kortisol, kortikotropin, dan hormone
pertumbuhan dalam sirkulasi.
5) Aminoglutethimide adalah obat yang bekerja dengan cara menghambat enzim aromatase
yaitu suatu enzim yang diperlukan dalam proses pembentukan hormone steroid.
8. Efek samping
1) Mual dan muntah, sakit kepala, mata sensitive terhadap cahaya, perubahan suasana hati,
depresi, diare, penurunan berat badan, perubahan siklus menstruasi.
2) Diare, pusing, kantuk, kehilangan selera makan, mual, muntah, ruam kulit, warna kulit
berubah menjadi gelap.
3) Pusing, mengantuk, kelelahan, sakit kepala, tekanan darah rendah.
4) Gelisah, panas dan keringat dingin, diare, pusing, kulit kering, sakit kepala, gatal, otot
kaku, buang air kecil meningkat, haus dan lapar meningkat.
5) Ruam kulit, kantuk, mual, anoreksia, pusing, hipotensi, muntah, hipofungsi adrenokortikal
Petunjuk penugasan:
1. Ketik jawaban anda sesuai pertanyaan yang ada didalam kotak
2. Jenis huruf Maiandra GD
3. Spasi 1
4. Tugas ini bersifat bersifat kelompok tetapi setiap mahsiswa harus upload di ecampuz
(masing-masing mahasiswa menuliskan nama file tugasnya mis Makkasau_nim_Tugas_1
_Patofisiologi & Farmakologi_Kardiovaskuler)
5. Selain tugas di upload di ecanmpuz dan juga dikumpul oleh SIPEN secara kolektif
mealului google drive ke email makkasau_mkes@yahoo.co.id paling lambat tgl, 26
Oktober 2020 pukul 23.00
STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI S-1 (SARJANA KEPERAWATAN)
SEMESTER VII ANGK 2017
Buat ringkasan mekanisme patofisiologi dan aspek farmakologi: kondisi kritis sistem respirasi,
endokrin, saraf, urologi
26. Patofisiologi
Patofisiologi tiroiditis hasimoto merupakan suatu perjalanan penyakit yang multi poses,
melibatkan adanya gangguan pada genetik serta gangguan pada lingkungan yang membawa
perkembanyagan penyakit. Pada suatu studi menggunakan hewan yang sebelumnya telah
diketahui memilkiki kelainan genetik didapxati bahwa perjalanan penyakit tiroiditis
disebabkan oleh kegagalan sistem imun yang dihasilkan oleh tubuh dan ekspansi autoreaktif
dari limfosit yang dilasilkan oleh tubuh.
Sel-sel antibodi yang dihasilkan oleh tubuh ini kemudian menginfiltrasi kelenjar tiroid.
Peradangan dan infiltrasi pada kelenjar tiroid ini sendiri dapat terjudi oleh karena adanya
rangsangan dari lingkungan seperti tercukupi tidaknya kebutuhan yodium sebagai bahan baku
pembentukan tiroid, adanya infeksi bakteri yang membentuk toksin dan mendorong
terbentuknya antibodi, infeksi virus dan lain-lain yang memaksa tirosit untuk menghasilkan
tiroid-spesifik protcin. Protein ini bertindak sebagai sumber antigenik spesifik terhadap diri
sendiri yang kemudian menjadi antigen-presenting cells (APC) pada permukuan. Sel ini
kemudian yang menangkap antigen spesifik dan berjalan ke organ atau kelenjar limfatik yang
kemudian bertemu dengan autoreaktif T-sel (sel yang bertahan akibat diregulasi atau
kegagalan toleransi sistem imun) dan B-sel merangsang dihasilkannya autoantibodi pada
tiroid, Pada langkah selanjutnya antigen memproduksi limfosit B, sitotok sik sel T dan
makrofag yang meninvasi dan terakumulasi dalam kelenjar tiroid yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukan gandaan atoreaktif sel T. sel B. dan antibodi lain yang
menyebabkan deplesi dari tirosit lewat pembentukan sitokin, apoptosis, sitotoksisitas yang
mengarah pada terjadinya hipotiroid dan Tiroiditis hashimoto
( https://id.scribd.com/doc/259465531/Titioditis-Hashimoto )
27. Penggolongan
a. Farmakologi : Levothyroxine
b. Non farmakologi : merupakan tindakan pembedahan berupa pengankatan kelenjar tiroid atau
disebut tiroidektomi
28. Indikasi
4) Farmakologi : nsebagai pengganti hormone tiroid
5) Non farmakologi
a. Sub-total tiroidektomi hanya di berikan pada Pasien dengan gondok yang besar,
Tidak terjadinya perbaikan kadar T4
b. Goiter yang besar dan menekan dengan gejala-gejala seperti dysphagia, suara serak,
stridor ekstrinsik
c. Adanya nodul yang malignant pada pemeriksaan biopsi aspirasi jarum
d. Adanya Lyphoma dari hasil biopsi aspirasi jarum Alasan kosmetik
Petunjuk penugasan:
16. Ketik jawaban anda sesuai pertanyaan yang ada didalam kotak
17. Jenis huruf Maiandra GD
18. Spasi 1
19. Tugas ini bersifat bersifat kelompok tetapi setiap mahsiswa harus upload di ecampuz
(masing-masing mahasiswa menuliskan nama file tugasnya mis Makkasau_nim_Tugas_1
_Patofisiologi & Farmakologi_Kardiovaskuler)
20. Selain tugas di upload di ecanmpuz dan juga dikumpul oleh SIPEN secara kolektif
mealului google drive ke email makkasau_mkes@yahoo.co.id paling lambat tgl, 26
Oktober 2020 pukul 23.00
STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI S-1 (SARJANA KEPERAWATAN)
SEMESTER VII ANGK 2017
Buat ringkasan mekanisme patofisiologi dan aspek farmakologi: kondisi kritis sistem respirasi,
endokrin, saraf, urologi
9. Pengertian
Hipetiroid atau hipertiroidisme adalah suatu gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid
yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi
hormontiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk
mengobati (mengurangi intensitas fungsinya).
10. Patofisiologi
Hipertirpoid dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang telah dijelaskan pada
etiologi, akan tetapi hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH
yang merangsang aktivitas tiroid sedang. Adapula hipetiroid sebagai akibat peningkatan
sekresi TSH dari hipofisis, namun jarang ditemukan. Hipertiroid pada T3 tiroid sikosis
mungkin diakibatkan oleh delodinasi T4 pada tiroid atau meningkatnya T3 pada jaringan
diluar tiroid. Pada torotoksikosis yang tidak disertai hipertiroid seperti tiroiditis terjadi
kebocoran hormon-hormon. Masukan hormone tiroid dari luar yang berlebihan dan
terdapatnya jaringan tiroid ektopik dapat mengakibatkan tirotoksikosis tanpa hipetiroid.
11. Penggolongan
Obat anti tiroid:
1. Carbimazole
2. Methimazole
3. Propylthiouracil
4. Indikasi
1. Carbimazole
a) Hipertiroidisme
2. Methimazole
b) Tirotosikosis (sebelum oprasi).
3. Propylthiouracil
a) Informasi obat ini hanya untuk kalangan medis.antitiroid/hipertiroidisme
12. Kontra indikasi
1. Carbimazole
a) Gangguan hati berat
b) Gangguan gangguan darah
2. Methimazole
a) Hipersensitivas ; menyusui.
3. Propylthiouracil
a) Ibu hamil trimester III
Petunjuk penugasan:
6. Ketik jawaban anda sesuai pertanyaan yang ada didalam kotak
7. Jenis huruf Maiandra GD
8. Spasi 1
9. Tugas ini bersifat bersifat kelompok tetapi setiap mahsiswa harus upload di ecampuz
(masing-masing mahasiswa menuliskan nama file tugasnya mis Makkasau_nim_Tugas_1
_Patofisiologi & Farmakologi_Kardiovaskuler)
10. Selain tugas di upload di ecanmpuz dan juga dikumpul oleh SIPEN secara kolektif
mealului google drive ke email makkasau_mkes@yahoo.co.id paling lambat tgl, 26
Oktober 2020 pukul 23.00