Anda di halaman 1dari 7

Nama : Geofri W O Sairdola

NIM : 181410027

Kelas : PRD 2B

Judul : Sensitivity Analysis of Hole Cleaning Parameters in Directional Wells

I. Ringkasan

Sensitivitas tinggi lapisan cutting pemboran berhubungan dengan rasio laju aliran volume
cairan/gas, kecepatan in-situ, laju penetrasi, sudut kemiringan dansifat cairan sirkulasi telas
dilakukan. Fraksi cairan sirkulasi memiliki dampak signifikan pada transportasi cutting dalam
pengeboran underbalanced dengan cairan gasifikasi. Pada variabelm yang berbeda, kecepatan
cairan insitu adalah variable yang paling penting dalam pengangkutan cutting sehingga pada
akhirnya pembersihan lubang berkurang secara nonlinier dengan meningkatnya laju sirkulasi
cairan.

II. Pengantar

Terdapat beberapa masalah yang mungkin sering terjadi saat pengangkatan cutting seperti
berat yang berkurang pada mata bor yang mengarah pada ROP yang berkurang, pembersihan
lubang yang buruk sehingga dapat menyebabkan pipa pemboran macet, penyumbatan lubang
sementara yang menyebabkan kondisi sirkulasi hilang, keausan pipa bor yang berlebihan, biaya
tambahan untuk additive lumpur khusus dan waktu yang terbuang utuk trip-wiper maneuver.
Semua masalah tersebut sangat berdampak besar pad kekonomisan proses pengeboran.

Adapun masalah lain yang dihadapi seperti produksi pasir yang berlebihan dan secra
umum telah dihadapi oleh bnyak produsen minyak. Namun telah ada beberapa operasi
pembersihan yang telah dilakukan dan dikembangkan seperti menggunakan tabung melingkar
dan mengedarkan pasir dengan cairan gasifikasi. Pertimbangan yang sangat penting dalam
merancang operasi pembersihan adalah pemilihan laju alir pompa dan sirkulasi fluida yang tepat.

Sebagian besar pengembangan studi mengenai transportasi cutting telah dilakukan seperti
Rodriguez22 yang melakukan tes tranpor padatan dengan menggunakan cairan gasifikasi pada
sumur horizontal yang dangkal. Pengembangan studi ini berdasarkan konsep kecepatan kritis
yang mana dalam pengembagannya dilakukan untuk memprediksi laju aliran udara dan laju
aliran air minimum yang diperlukan untuk menghindari pembentukan lapisan padatan stasioner.

III. Eksperimen

Peralatan uji (Gbr.1) dirancang dan dibangun sesuai dengan persyaratan berikut.

1. Kondisi steady-state annular-flow harus ada di setiap test case.


2. Peralatan harus memungkinkan pemilihan variabel pengeboran yang paling penting (laju
aliran gas dan cairan, kecenderungan sumur, konfigurasi geometri annular, konsentrasi
cuttings, dan ukuran / eksentrisitas pipa bor, dll.).

Instrumentasi yang diperlukan untuk percobaan terdiri dari item berikut:

1. Satu meter aliran udara - mass flow meter termal, Kurz 502FT.
2. Dua MicroMotion Mass Flow Meter – DS300.
3. Dua transduser tekanan Omega yang terletak di inlet dan outlet dari bagian uji untuk
menentukan tekanan absolut di kedua lokasi.
4. Satu transduser tekanan diferensial Rosemount untuk mengukur penurunan tekanan di
seluruh bagian uji.
5. Satu probe suhu Omega di inlet bagian uji.
6. Empat sirip penggerak 2-pneumatik. katup bola, 1 penggerak pneumatik 3-in. katup kupu-
kupu, dan 1 penggerak pneumatik 5-in. katup gerbang pisau.
7. Satu katup sekuensing aliran udara.
8. Pengontrol laju aliran udara One Kates n.x2-in. katup jepit manual seri 75 seri merah.
9. Satu 1-in. Gelembung ketat Katup periksa Meridian.Inclinometer untuk mengukur sudut
tes.
IV. Model Matematika
a. Prediction of Cuttings-Bed Height

Kecepatan pengendapan kritis sebagai kecepatan rata-rata dalam saluran yang dapat
mencegah pembentukan lapisan stasioner dari padatan dibagian bawah saluran. Secara umum,
untuk pengeboran slide dengan cairan dua fase, kecepatan kritis adalah fungsi dari variable yang
diberikan dalam persamaan 1.

Vc = ( ) ……………………………………(1)

Berdasarkan teorema Buckingham, beberapa kelompok tanpa dimensi dapat didefinisikan dan
korlasi semi-empiris dikembangkan untuk memprediksi kecepatan pengendapan kritis.
Cutting akan tersimpan didalam sumur bor jika laju alir fluida lebih kecil atau kurang dari laju
aliran kritis dan cutting akan terangkat apabila kecepatan alir fluida pada open area sama besar
dengan laju aliran kritis, jika laju alir fluida sama dengan laju alir kritis maka keadaan tersebut
dapat dikatakan stabil. Kecepatan aliran kritis diasumsikan sama dengan kecepatan di area
terbuka.

……………………………………………………………………………………(2)

b. Prediction of Hole Cleaning Time With Circulation Mode


Ada dua mode pembersihan lubang yaitu dengan menggunakan mode sirkulasi
dan mode wiper trip. Mode sirkulasi dilakukan dengan cara menghentikan proses
pengeboran setelah itu mata bor diangkat dan cairan disirkulasikan melalui pipa
pemboran ke bawah lalu kembali ke atas dengan membawa cutting-cuting ke permukaan
melalui annulus. Sedangkan untuk mode wiper-trip, cairan akan disirkulasikan pada saat
yang sama ketika pipa bor sementara ditarik kembali ke atas disepanjang lubang sumur.
c. Predction of wiper-Trip Speed

Untuk proses pembersihan lubang sumur wiper-trip, dapat diasumsikan bahwa


konsentrasi volume cutting tertentu seperti variable C dapat didukung oleh fluida yang
diedarkan. Kecepatan wiper-trip dapat diprediksikan sebabagai berikut :

………………………………………………………………………(3)
( )

Ketika pipa pemboran ditarik nai ke atas maka kemungkinan pola aliran local
dapat diganggu oleh bit/katup sirkulasi sehingga menyebabkan cutting yang terfluidisasi
hanyalah yang berada dekat dengan mata bor (bit) sedangkan cutting-cutting yang tidak
terfluidisasi dapat diangkat ke permukaan dengan menggunakan metode sirkulasi.

V. Hasil dan Diskusi


Transportasi cutting dipengaruhi oleh banyak factor dalam proses pengeboran seperti
berikut :

 Rasio laju aliran volume cairan atau gas.


 Kecepatan cairan in-situ annular.
 ROP (Rate of Penetration).
 Sudut kemiringan lubang.
 Sifat cairan sirkulasi.

a. Rasio laju alir


Peningkatan laju aliran cairan untuk volume gas tertentu dapat menghasilkan ketinggian
lapisan cutting yang lebih rendah. Namun pada kurva laju aliran cairan konstan lebih datar
daripada kurva laju aliran gas konstan maka dapat dikatakan bahwa mengubah laju aliran
cairan akan lebih berpengaruh pada ketinggian lapisan cutting daripada laju aliran volume
gas. Laju aliran total yang konstan, penigkatan fraksi volume gas dapat menghasilkan
ketinggian lapisan cutting yang lebih tinggi, terutama ketika fraksi volume gas lebih tinggi
dari 50% cutting maka daya dukung campuran gas-air akan menurun secara signifikan.

Gbr. 5 — Pengaruh laju aliran volume cairan / gas terhadap ketinggian unggun untuk lubang
bor horizontal 5-in. openhole dan 23/8-in. pipa dengan konsentrasi injeksi cuttings 1,5%,
eksentrisitas = 100%.
Gbr. 6 — Pengaruh fraksi volume gas terhadap ketinggian unggun untuk (5 lubang sumur
horizontal lubang terbuka 5-in. Dan pipa 23/8-in. 1,5% dari konsentrasi injeksi cuttings,
eksentrisitas = 100%.

b. Kecepatan cairan annular in-situ


Kecepatan cairan annular in-situ adalah factor yang paling penting karena merupakan efek
gabungan dari kepadatan yang lebih tinggi dan viskositas fase caie dan memiliki kontak yang
lebih besar dari cutting dengan fasa cair.

Gbr. 7 — Pengaruh kecepatan cairan in-situ pada cuttings yang memiliki daya dukung pada
lubang sumur horizontal 5-in. openhole dan 23/8-in. drillpipe, eksentrisitas = 100%).

c. Rate of Penetration (ROP)


Rate of penetration ini bertujuan menunjukan ketinggian lapisan cutting pada lubang sumur
yang mana ketika laju aliran fluida yang bersirkulasi lebih tinggi akan menghasilkan lapisan
cutting yang lebih rendah. Namun ketika ROP konstan maka peningkatan laju aliran sirkulasi
akan menghasilkan konsentrasi cutting yang rendah dan ketinggian lapisan cutting mengalami
penurunan. Sedangkan, jika laju aliran cairan yang beredar tetap, peningkatan ROP dapat
menghasilkan konsentrasi cutting yang lebih tinggi dan tinggi lapisa cutting akan naik.
Gbr. 8 — Efek ROP pada ketinggian Lapisan untuk lubang bor horizontal 5-in. openhole dan
23/8-in. pipa, eksentrisitas pipa = 100%, fraksi volume gas = 0%.

d. Sudut Kemiringan
Sudut kemiringan yang berbeda dapat menyebabkan kecepatan kecepatan aliran cairan in-situ
yang bervariasi. Pembersihan lubang yang paling sulit berada pada kemiringan sekitar 600, hal
ini dikarenakan in-situ minimum tertinggi diperlukan sekitar 600 dan juga disebabkan oleh
potongan cutting yang cenderung menjadi tidak stabil dan meluncur kebawah di sepanjang
lubang sumur. Oleh karena itu pada tahap perencanaan, lebih baik menghindari bagian
singgung sekitar 600.

e. Sifat Cairan Sirkulasi


Sirkulasi cairan dibagi menjadi 2 mode pembersihan yaitu mode pembersihan lubang wiper –
trip dan mode pembersihan lubang sirkulasi. Untuk meningkatkan /mengoptimalkan upaya
pembersihan lubang, harus diakui bahwa pemindahan seluruh lapisan cuttings terlalu
memakan waktu. Mode wiper-trip memiliki asumsi bahwa ketika drillpipe ditarik kembali
maka bit akan mengganggu pola aliran local. Cutting yang berdekatan dengan bit akan
sepenuhnya fluidized, sedangkan cutting yang dibagia lain akan diangkut oleh cairan
sirkulasi, yang merupakan proses yang sama yang digunakan sebelum pengeboran dihentikan.
Sedangkan mode sirkulasi dapat dilakukan dengan cara sirkulasi melalui pipa pemboran
setelah mata bor diangkat dan pada saat pengeboran dihentikan.

VI. Kesimpulan
1. Perubahan laju alir cairan lebih berpengaruh terhadap trnsportasi cutting daripada kecepatan
alir gas.
2. Terdapat banyak factor yang mempengaruhi transportasi cutting, namun yang paling
berpengaruh adalah kecepatan cairan in-situ.
3. Ada dua mode pembersihan lubang sumur yaitu mode wiper-trip dn mode sirkulasi.
4. Fraksi volume cairan memiliki dampak yang signifikan pada transportasi cutting dalam
pengeboran yang kurang seimbang dengan cairan gasifikasi.

Anda mungkin juga menyukai