Dosen Pengampu :
Devi Anugrah, M.Pd
Disusun oleh :
Raden Roro Annisa (1801125050)
Salsabila (1801125052)
Pandu Prayogo (1801125057)
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah tepat pada waktunya. penyusunan makalah
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan pada semester ganjil yang
berjudul “Pertumbuhan Dan Perkembangan”.
Penulis merasa bahwa makalah ini masih sangatlah jauh dari kata sempurna baik dalam
penyusunan maupun penyajian. Oleh karena itu dengan melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada bapak Devi Anugrah, M.Pd selaku dosen mata
kuliah Fisiologi Tumbuhan dan pembimbing makalah ini yang telah memberikan banyak bantuan,
masukan, dan dukungan terkait penyusunan makalah ini. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap pada makalah ini dapat bermanfaat dan bisa dipahami dengan
baik oleh para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup merupakan setiap individu ciptaan Tuhan yang bernyawa, memiliki
sistem metabolisme tubuh, dapat berkembangbiak, dan mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan pada waktu tertentu. Berdasarkan siklusnya, semua mahluk hidup
selalu mengalami masa-masa dimana mahluk itu dilahirkan, berinteraksi dengan
lingkungan hingga kematian yang menghilangkannya dari permukaan bumi ini. Mahluk
hidup yang dimaksud disini diantaranya adalah manusia, hewan dan tumbuhan. Indoneisa
terdapat jenis-jenis tumbuhan yang beraneka ragam. Keadaan seperti iklim dan tanah
sangat mendukung kelangsungan hidup beraneka tumbuhan tersebut.
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan jumlah sel pada suatu organisme
sedangkan perkembangan merupakan proses untuk mencapai kematangan fungsi suatu
organisme. Proses perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang paling penting
pada makhluk hidup. Suatu makhluk hidup dikatakan tumbuh apabila mengalami
perubahan fisik yang berkaian dengan pertambahan ukuran, bentuk dan volume yang
bersifat tidak kembali lagi ke asalnya. Sedangkan dikatakan berkembang jika mahluk hidup
mengalami tingkat kedewasaan yang menjadikannya lebih sempurna. Oleh sebab itu
sebagai makhluk ciptaan tuhan wajib mensyukuri anugerah Tuhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
2. Apa saja jenis pertumbuhan dan perkembangan?
3. Bagaimana pola pertumbuhan dan perkembangan?
4. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada organ-organ tumbuhan?
5. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anomali?
6. Apa saja faktor pertumbuhan dan perkembangan?
1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka terdapat tujuan dalam
penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengetahui jenis pertumbuhan dan perkembangan.
3. Mengetahui pola pertumbuhan dan perkembangan.
4. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan.
5. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anomali.
6. Mengetahui faktor pertumbuhan dan perkembangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bagian ini menyebabkan terjadinya pertumbuhan ke bawah dan ke atas yang disebut juga
pertumbuhan sel-sel pada kambium yang disebut pertumbuhan sekunder. Proses pertumbuhan
ini terjadi karena adanya pembelahan mitosis, yaitu pembelahan sel-sel tubuh yang
memerlukan karbohidrat dan protein dalam jumlah yang relatif besar. Pembelahan itu sendiri
ada dua jenis yaitu meiosis dan mitosis. Mitosis pembelahan dari sel tubuh sedangkan meiosis
pembelahan sel kelamin. Untuk kegiatan mitosis ini maka pengangkutan air, karbohidrat,
protein dan zat-zat lain ke daerah meristem berjalan lancar. Setelah pembelahan sel, akan
terjadi pembesaran sel. Seperti pada pembelahan sel, pembesaran sel juga terjadi pada jaringan
meristem. Urutan terakhir dari proses pertumbuhan tanaman disebut diferensiasi. Pertumbuhan
merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Tumbuhan tumbuh dari kecil menjadi besar dan
berkembang dari satu zigot menjadi embrio kemudian menjadi satu individu yang mempunyai
akar, batang, dan daun. Pertumbuhan merupakan hasil interaksi antara faktor dalam dan luar.
Pertumbuhan sebagaimana telah didefinisikan sebagai pertambahan ukuran (biasanya dalam
bobot kering) yang tidak dapat balik (irreversibel). Sedangkan perkembangan mencakup
proses diferensiasi, dan ditunjukkan oleh perubahan-perubahan yang lebih tinggi, menyangkut
spesialisasi secara anatomi dan fisiologi. (UNUD)
4
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru terus-
menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut daerah
meristematis. Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini
sel-sel hasil pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di
daerah inilah yang mengalami pemanjangan. Sedangkan daerah diferensiasi terletak di
belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh mengalami perubahan bentuk
dan fungsi. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, xilem, dan
floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
Pertumbuhan yang terjadi selama fase embrio sampai perkecambahan merupakan
contoh pertumbuhan primer. Struktur embrio terdiri atas tunas embrionik yang akan
membentuk batang dan daun, akar embrionik yang akan tumbuh menjadi akar, serta
kotiledon yang berperan sebagai penyedia makanan selama belum tumbuh daun. Pada biji
yang berkecambah, struktur yang pertama muncul adalah radikula yang merupakan bakal
akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil dan merupakan struktur yang berasal
dari akar embrionik. Pada bagian ujung atas terdapat epikotil,yaitu bakal batang yang
berasal dari tunas embrionik.
Tahap awal pertumbuhan pada tumbuhan monokotil berbeda dengan dikotil. Pada
perkecambahan monokotil (Hipogeal) terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang
menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah. C
5
Pada perkecambahan dikotil (Epigeal) terjadi pertumbuhan memanjang akibat
kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah.
Gambar 2. Perkecambahan
2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang terjadi akibat oleh aktivitas
jaringan meristem sekunder. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat
aktivitas jaringan meristem sekunder. Jaringan meristem tersebut berupa kambium dan
kambium gabus. Aktivtas kambium dan kambius gabus mengakibatkan pertumbuhan
sekunder yaitu bertambah besarnya batang dan akar tumbuhan. Adapun proses
pertumbuhan sekunder adalah sebagai berikut:
Kambium vaskuler membelah ke arah dalam membentuk xylem dan kearah luar
membentuk floem.
Parenkim batang atau akar di antara vasis berubah menjadi kambium intervaskuler
Felogen membelah ke arah luar membentuk folederm.
Pertumbuhan sekunder ini tidak terjadi pada tumbuhan monokotil disebabkan
kambium hanya dimiliki oleh tumbuhan dikotil. Pada jaringan kambium tumbuhan dikotil
dan Gymnospermae. Semakin tua umur tumbuhan, batang tumbuhan dikotil akan semakin
besar. Hal ini disebabkan adanya proses pertumbuhan sekunder. Sel-sel jaringan kambium
senantiasa membelah yaitu ke arah dalam membentuk xilem (kayu) sedangkan pembelahan
ke luar membentuk floem (kulit kayu) yang menyebabkan diameter batang dan akar
6
bertambah besar. Kabium pada posisi seperti ini dinamakan kambium vaskuler. Sel-sel
parenkim yang terdapat di antara pembuluh, lama kelamaan berubah menjadi kambium.
Gambar 3. Kambium
7
C. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Bij atau embrio untuk bisa tumbuh melalui dimulai dengan proses penyerapan air(imbibisi)
akibat potensial air rendah pada biji yang kering. Proses ini merupakan proses fisika. Air yang
masuk mengaktifkan embrio untuk mensekresikan giberelin. Giberelin berdifusi ke aleuron
untuk menguraikan protein menjadi asam amino. Enzim bekerja dengan menghidrolisis
maltase menjadi glukosa. Glukosa tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio menjadi
bibit. Hal tersebut membuat embrio mengalami perubahan dimana plumula tumbuh dan
berkembang menjadi batang dan radikula menjadi akar. Kecambah kemudian berkembang
menjadi tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah tumbuh hingga mempunyai ukuran dan usia
tertentu, tumbuhan akan berkembang membentuk bunga, buah atau biji sebagai alat
perkembangbiakan.
8
Gambar 5. Sel Meristem akar dan daerah turunannya pada akar. Tiga lapisan
pemula. Tudung akar dibentuk dari kaliptrogen, yakni lapisan pemula paling
bawah. Bagian dalam tudung akar terdapat kolumela ditengah (kolumela sentral)
yang terdiri dari sel-sel membelah dengan bidang pembelahan melintang dan
menghasilkan sel ke arah lateral.
Pemula (inisial) akar yang menyebabkan pola dasar akar akan berhenti
membelah pada saat pertumbuhan akar berlangsung, aktivitas pertumbuhan diganti
oleh sel yang terletak pada lebih dalam. Ada konsep diam (Quiescent center), yaitu sel
yang semula adalah pemula plerom dan periblem, tidak sering membelah dan tak
banyak menunjukkan perbedaan ukuran dan sintesis asam nukleat dan protein. Pemula
tudung akar tidak termasuk pusat diam, berbentuk ½ bulatan atau seperti cakram.
Pada jarak tertentu dari promeristem, sel membesar dan berkembang menjadi
sel terspesialisasi. Batas epidermis, korteks, dan silinder pusat tampak jelas. Rambut
akar berdiferensiasi dari sel epidermis. Korteks bertambah lebar, lapisan sebelah dalam
berdiferensiasi menjadi endodermis. Pada silinder pembuluh yang paling dahulu
9
tampak adalah perisikel. Sel floem yang pertama-tama dewasa, kemudian protoxylem
di deket perisikel mendahului metaxilem yang ada di tengah.
10
Gambar 7. Pembentukan Akar Lateral pada Salix Dua Primordia Akar
Lateral Nampak. 1= korteks, 2=epidermis, 3= silinder pembuluh, 4= meristem
apical akar, 5= tudung akar
.
Akar pada tumbuhan Gymospermae dan kebanyakan Dikotil mengalami
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder pada akar terdiri atas pembentukan
jaringan pembuluh sekunder oleh kambium dan pembentukan periderm (jaringan
pelindung) oleh felogen (kambium gabus), sehingga menambah tebal sumbu akar. Sel-
sel prokambium yang tidak tetap mengalami diferensiasi menjadi kambium pembuluh,
yang terletak diantara xylem dan floem primer. Awal mula perkembangan kambium
pembuluh adalah dengan pembelahan sel. Prokambium diantara floem primer dan
xylem primer yang belum terdiferensiasi.
Sel-sel perisikel yang berdekatan dengan protoxylem juga menghasilkan
kambium. Kambium ini seterusnya akan membentuk floem sekunder ke arah luar dan
xylem sekunder kearah dalam. Pembentukan periderm mengikuti aktivitas kambium
pembuluh dan dibentuk didalam perisikel.
11
Gambar 8. Diagram Penampang Lintang Akar Medicago sativa, pada Stadium
Perkembangan yang berbeda-beda.
2. Batang
Pada batang, pertumbuhan primer ditandai oleh pemanjangan dan pelebaran aksis
di bawah meristem apikal. Apeks pucuk merupakan tempat meristem apeks, beserta
jaringan meristematik yang menghasilkan dasar tumbuh tumbuhan. Membagi daerah
aspek tengah pada Angiospermae menjadi dua daerah utama, yaitu tunika dan korpus.
Tunika berupa lapisan luar dengan pembelahan sel dalam bidang anticlinal,
12
sedangkang korpus adalah daerah di bawah tunika dengan pembelahan sel ke segala
arah.
Sel apeks sentral pada tunika dan korpus kadang-kadang lebih besar dibandingkan
dengan yang ada di kedua sisinya, dinamakan pemula tunika atau korpus. Daerah
sentral di bawah korpus adalah meristem tusuk yang membentuk deretan sel yang
selanjutnya menjadi empulur. Daerah sentral itu dikelilingi oleh meristem sisi (perifer)
yang akan menghasilkan prokombium, daerah korteks dan bakal daun.
Pada jarak yang lebih jauh dari apeks, organogenesis dan histogenesis menjadi
lebih menonjol. Daerah perifer yang akan menghasilkan bakal daun, epidermis, korteks
dan jaringan pembuluh dapar dibedakan dari empulur. Dengan demikian, makin jauh
dari meristem apeks, ketiga macam meristem jaringan, yaitu system epidermal, system
pembuluh dan system jaringan dasar akan terdiferensiasi. Mula-mula dibentuk
protoderm, prokambium dan meristem dasar, kemudian menjadi jaringan dewasa.
Jaringan dermal atau epidermis berdiferensiasi dari lapisan luar meristem apeks,
yakni lapisan tunika terluar. Jaringan pembuluh primer berkembang dari prokambium
yang pada gilirannya berdiferensiasi dari turunan meristem apeks, sedangkan jaringan
13
korteks dan empulur berdiferensiasi dari meristem tepi dan meristem rusuk, dan
mengalami vakoula secara cepat dalam proses itu.
Dengan bertambahnya vakoulasi sel-sel empulur dan korteks, menyebabka
terbentuknya suatu zona yang memisahkan kedua bagian tersebut, dinamakan meristem
sisa karena dianggap sisa meristem apeks. Di bawah tempat melekatnya bakal daun,
sel meristem ini membelah memanjang tanpa diikuti oleh pembentangan sel
membentuk procambium. Prokambium kemudian terdiferensiasi menjadi ikatan
pembuluh batang, dan yang menuju ke daun. Setelah semua berkas pembuluh telah
terdiferensiasi, meristem sisa berdiferensiasi menjadi parenkim interfasikuler. Pada
buku, Sebagian meristem sisa menjadi parenkim celah daun.
14
dalam dari berkas procambium. Diferensiasi selanjutnya untuk floem adalah sentripetal
sehingga unsur floem baru terdapat lebih dekat ke pusat batang. Xylem berdiferensiasi
ke arah luar atau sentrifugal, dan disebut xylem endark.
Bakal daun dibentuk di daerah sisi samping apeks pucuk dengan adanya
pembelahan sel di tempat itu yang mengakibatkan terjadinya tonjolan yang disebut
penyangga daun. Pada tumbuhan berfilotaksis spiral, bakal daun berikutnya akan
terjadidi tempat lain dan seterusnya berganti sekililing meristem apeks. Periode yang
memisahkan pembentukan dua bakal daun yang berurutan disebut plastokron.
Sementara dua bakal daun yang berurutan disebut plastokron. Sementara bakal daun
tumbuh meristem apeks juga bertambah tinggi sampai saat bakal daun berikutnya
dibentuk.
Pada kebanyakan Angiospermae, pembentukan tunas lateral berposisi adaksial dan
aksiler terhadap bakal daun. Biasanya tunas lateral dan tunas ketiak dibentuk sedikit
lebih lambat dibandingkan dengan bakal daun yang mendukungnya. Tunas lateral
dapat juga berkembang dari sekelompok jaringan meristematik yang disebut meristem
lepas, artinya telah tidak lagi berhubungan dengan meristem apeks. Bakal tunas dapat
juga terjadi di tempat lain dan disebut tunas tambahan atau tunas adventif.
Pembentukannya adalah dengan cara dediferesiasi sel yang bersifat parenkim. Dapat
dibentuk secara eksogen, artinya dari jaringan di dekat permukaan (contohnya pada
Couroupita guianensis) atau secara endogen, artinya dibentuk dari jaringan yang lebih
dalam (contohnya pada Theobroma cacao) yang mempunyai tunas ketiak dorman yang
tertanam dalam kulit kayu.
Pertumbuhan batang menjadi lebih panjang dan lebar dilakukan oleh daerah di
bawah meristem apeks atau daerah subapikal. Daerah ini dinamakan juga daerah
pemanjangan primer dan bukan meristem rusuk atau meristem empulur. Pada batang
yang berdaun normal, pemanjangan batang terjadi terutama pada ruas. Pada tumbuhan
yang memiliki stadium roset pemanjangan ruas tidak terjadi dan daun tetap merapat.
Pada Monokotil, terdapat daerah meristematik yang terpusat di daerah tertentu pada
ruas, disebut meristem interkalar. Daerah meristem interkalar dapat mempertahankan
kemampuan tumbuh, lama setelah pemanjangan ruas itu selesai. Pada daerah ini,
jaringan pembuluh akan terdiferensiasi, tetapi unsur trakeal dewasa dipengaruhi oleh
15
pemanjangan jaringan dasar. Dengan adanya pemanjangan, unsur trakeal rusak dan
fungsinya diganti oleh unsur xylem yang baru.
17
Gambar 12. Penampang Melintang Sebagian Batang Tilia berumur 4
tahun. Anak Panak Menunjukkan Sel-sel yang Baru Saja Membelah pada Jari-jari
Xilem. Pada Sistem Aksial Lapisan Serat Berganti-ganti dengan Lapisan Floem,
dan Saling Berhubungan.
3. Daun
Perkembangan daun melibatkan 3 tahap yang berurutan, yaitu:
a. Pembentukan primordium daun
b. Pembentukan sumbu daun
c. Pembentukan helaian daun
Pembentukan primordium daun diawali dengan pembentukan tonjolan kecil yang
disebut penyangga daun (leaf butters), akibat pembelahan di daerah peripheral ujung
batang, agak di bawah distal meristem apeks, diikuti pembelahan dalam bidang
antiklinal dari protoderm dan lapisan di bawahnya. Primordium daun menjadi lebih
tinggi dan berbentuk betonjolan seperti kerucut yang disebut sumbu daun. Selanjutnya
primordium daun menjadi lebih tinggi dan bertambah lebar, dan dengan pertumbuhan
18
yang lebih aktif di sisi abaksial daripada sisi adaksial dihasilkan lengkungan ke arah
apeks puncuk
19
Gambar 14. Bagan Mengenai Tafsiran Petumbuhan Daun Dikotil. Primordium
Daun yang Belum Terdiferensiasi (Sumbu Daun), Panah Menunjukkan Arah
Pertumbuhan. A, Primordium Daun Menunjukkan Perkembangan Helaian Daun
Dari Meristem Marginal. B,C, Dieferensiasi Tulang Daun Tengah dan
Pemanjangan Tangkai Daun.
Pertumbuhan awal pada daun biasanya dibagi menjadi pertumbuhan apikal dan
marginal. Pertumbuhan apikal terjadi di ujung oleh sel pemula apikal, dan
menyebabkan primordium daun bertambah tinggi. Sedangkan pertumbuhan marginal
dilakukan oleh pemula marginal dan menghasilkan pelembaran ke samping,
membentuk dua panel helaian daun. Jadi pada primordium terdapat meristem apikal di
ujung dan dua meristem marginal yang berhadapan di sepanjang sumbu daun.
Meristem marginal daun membentuk pola seperti pada gambar di atas.
20
Perkembangan jaringan pembuluh daun dimulai dengan perkembangan
prokambium dalam bakal tulang daun tengah. Prokambium berdiferensiasi acropetal
dan sinambung dengan prokambium jalan daun. Diferensiasi xylem terjadi dari tulang
daun besar ke yang kecil. Diferensiasi floem juga dalam prokambium juga akropetal
dan sinambung dalam tulang daun tengah
Gambar 15. Bagian Garis Turunan Sel yang terlibat dalam Perkembangan Daun.
Marginal Hanya Membentuk Epidermis, Pemula Submarginal Menghasilkan
Mesofil. Turunan Pemula Submarginal Dapat Membelah Priklinal untuk
menghasilkan Jumlah Lapisan Lebih Banyak. Pembelahan Antiklinal dalam
Setiap Lapisan Mengakibatkan Pelebaran Daun.
E. Petumbuhan Anomali
Anomali adalah perilaku kmbium pembuluh yang tidak biasa atau tidak sama dengan
yang umum terjadi. Kambium berposisi normal tapi distribusi xylem dan floem tidak normal.
Misalnya pada Passiflora Glandulosa, kambium menghasilkan lebih banyak xylem dari floem
di beberapa tempat tertentu, sedangkan di tempat lain floem lebih banyak dari pada xylem.
Pada Aristolochia, kambium hanya membentuk parenkim seperti jari-jari empulur, jumlah
berkas ini bertambah dengan meningkatnya keliling kambium. Pada Serjania, kambium mula-
mula tampak sebagai berkas terpisah yang masing-masing mengelilingi kelompok berkas
pembulu atau hanya satu berkas pembuluh. Pada Leptadenia, Strychnos, dan Thunbergia,
21
floem dibentuk tidak hanya ke sebelah luar, namun juga ke arah dalam sehingga berkas floem
berhubungan dan tertanam dalam xylem.
22
Gambar 17. Penampang Melintang Akar Beta vulgaris yang Memperlihatkan
Pertumbuhan Sekunder Anomali. A, Lapisan Terdiri dari Ikatan Pembuluh Bergantian
dengan Lapisan yang Dibentuk oleh Perisikel yang Selmya Berproliferasi (Bergaris).
Floem Bertitik, Xilem Terususun Secara Radial. B, Gambar Rincian Jaringan pada
Sebagian dari Penampang Melintang
23
1. Faktor Internal
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
adalah faktor genetik (hereditas), enzim dan zat pengatur tumbuh (hormon).
Genetik (Hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup.
Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan
dan perkembangan. Gen disamping dapat mempengaruhi ciri dan sifat makluk hidup,
gen juga dapat menentukan kemampuan metabolisme makluk hidup, sehingga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Meskipun peranan gen sangat
penting, factor genetis bukan satu satunya factor yang menentukan pola pertumbuhan
dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Contohnya
tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan perkembangannya,
hanya akan tumbuh dengan cepat, cepat berbuah dan lebat, jika ditanam pada lahan
yang subur dan kondisi lingkungannya sesuai. Bila ditanam di tempat kurang subur
dan lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya akan menjadi
kurang baik.
Enzim
Enzim merupakan suatu makromelekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi
kimia dalam tubuh makhluk hidup. Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk
hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan jenis
enzim menyebabkan terjadinya perbedaan respon pertumbuhan terhadap kondisi
lingkungan yang sama.
Hormon
Hormon merupakan zat pengatur tubuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh
satu bagian tumbuhan dan ditransformasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya.
Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respon fisiologis. Macam-macam
hormon adalah:
a. Hormon Auksin
Auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan. Salah
satu jenis auksin yang dapat diekstraksi dari tumbuhan adalah asam indol asetat
atau IAA. Auksin ditemukan oleh Friederich August Ferdinand Went, ahli botani
24
Belanda pada tahun 1928 dengan dalilnya "tidak mungkin tetjadi pertumbuhan
tanpa adanya zat tumbuh".
Ternpat sintesis auksin ialah di meristem apikal, misalnya ujung batang
(tunas), daun muda dan kuncup bunga. Awalnya auksin diketahui terdapat pada
ujung kecambah gandum, namun temyata diujung- ujung tumbuhan lain juga
terdapat zat yang berfungsi sama dengan auksin.
Auksin yang dihasilkan pada ujung batang akan mendominasi pertumbuhan
batang utama, sehingga pertumbuhan cabang relative sedikit. Keadaan ini dikenal
dengan istilah dominansi apical (apical dominace). Dengan memotong ujung
batang, dominansi apical akan hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang
batang akan berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila
suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena
cahaya auksinnya akan terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat dari pada
bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya, akibatnya koleoptil akan tumbuh
membelok kearah datangnya sinar. Tanaman yang memperoleh terlalu banyak
sinar dari satu sisi akan mengalami perubahan-perubahan sebagai berikut:
Auksin akan terakumulasi di sisi batang yang tidak terkena sinar.
Konsentrasi auksin yang tinggi di sisi yang tidak terkena sinar akan
mempercepat pembelahan dan pembentangan sel batang ataupun koleoptil.
Pertumbuhan sel yang lebih banyak di sisi tumbuhan yang kurang sinar
menyebabkan batang menjadi bengkok sehingga akan terlihat bahwa tanaman
tumbuh menuju kearah cahaya.
Fungsi hormon auksin antara lain:
Merangsang pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh.
Merangsang pertumbuhan akar.
Merangsang pertumbuhan buah tanpa biji.
Merangsang differensiasi jaringan pembuluh.
Merangsang absisi (pengguguran pada daun).
Berperan dalam dominansi apical.
25
b. Hormon Giberelin
Senyawa ini ditemukan di Jepang ketika ekstrak jamur Giberellafujikuroi
yang menyerang tanaman padi, dapat menimbulkan gejala yang sama pada waktu
disemprotkan kembali pada tanaman yang sehat. Hormon giberelin dapat
ditemukan hampir pada semua bagian tanaman, baik akar, batang, daun, bunga,
maupun buah. Fungsi hormon giberelin antara lain :
Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel.
Merangsang perkecambahan biji.
Memecah dormansi biji.
Merangsang pembungaan dan pembuahan.
c. Hormon Sitokinin
Sitokinin yang pertama kali ditemukan ialah kinetin. Sitokinin mempunyai
pengaruh terhadap berbagai proses pertumbuhan, berperan penting dalam
pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis, merangsang pembelahan sel dalam
kultur sel yang diisolasi dari bagian tumbuhan. Pemanfaatan sitokinin secara
umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga
tanaman menjadi rimbun.
Fungsi sitokinin antara lain:
merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.
Merangsang dominansi aplikasi oleh auksin.
Merangsang pertumbuhan titik tumbuh.
Memematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio.
Merangsang pembentukan akar, cabang.
Menghambat pertumbuhan akar adventive
Menghambat proses penuaan daun, bunga, dan buah dengan cara mengontrol
proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun.
d. Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormon tumbuhan yang berbentuk gas, tidak
berwarna dan berbau seperti eter. Etilen dihasilkan oleh ruas-ruas batang, buah
yang matang dan jaringan yang menua, misalnya daun-daun yang gugur,
pembentukan etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh SO2.
26
Fungsi etilen antara lain:
Pengguguran daun, pembengkakan batang, pemasakan buah dan hilangnya
warna buah.
Menghambat pertumbuhan ke arah memanjang (longitudinal) dan mendorong
pertumbuhan ke arah melintang (transversal) sehingga batang kecarnbah
terlihat membengkak.
Mendorong pengguguran daun, bunga dan buah.
Mempercepat pematangan buah.
Menghambat pemanjangan akar, batang, dan pembungaan.
Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dan tebal.
Merangsang proses absisi interaksi antara etilen dengan auksin.
Memacu proses pembungaan interaksi antara etilen dengan giberelin
mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan
monoceus.
e. Hormon Asam Absitat
Asam absisat dihasilkan oleh daun, ujung akar, dan batang serta diedarkan
oleh jaringan pengangkut. Biji dan buah juga mengandung ABA dalam jumlah
yang tinggi, tetapi tidak diketahui apakah ABA disintesis atau diedarkan ke biji
dan buah. Asam absisat disebut juga “hormon stress” karena memiliki sifat
menghambat pertumbuhan tanaman. Pada musim dingin atau musim kering
sering merupakan waktu dimana tanaman beradaptasi menjadi dorman
(penundaan pertumbuhan), dimana pada saat ini ABA yang dihasilkan oleh
kuncup menghambat pembelahan sel pada jaringan meristem apical dan pada
pembuluh cambium, sehingga penunda pertumbuhan primer maupun sekunder.
Fungsi asam absisat antara lain:
Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh.
Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan
air.
Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan.
27
f. Asam traumalin/hormon luka
Asam traumalin adalah hormon yang merangsang sel-sel daerah luka
menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan menutupan bagian
luka.
g. Hormon kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem, memacu pertumbuhan organ tumbuh
tumbuhan.
Fungsi hormon kalin antara lain:
Fitokalin : Memacu pertumbuhan daun.
Kaulokalin : Memacu pertumbuhan batang.
Rhizokalin : Memacu pertumbuhan akar.
Anthokalin : Memacu pertumbuhan bunga dan buah.
2. Faktor Eksternal
Selain faktor internal, petumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruh oleh factor
eksternal. Faktor eksternal adalah factor dari luar tumbuhan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Faktor eksternal tersebut di antaranya adalah:
a. Suhu
Suhu udara mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun sifat dan struktur
tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan
daerah tropis suhu optimumnya berkisar 22-37oC. Suhu optimum berkisar antara 25-
30oC. Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat
dipengaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.
b. Cahaya Matahari
Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga
sifat yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya
penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terdapat pertumbuhan
tanaman adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata, pembentukan
antocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang, penyerapan hara,
permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma.
28
c. Hara dan Air
Hara dan air memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Salah satu fungsi dari kedua bahan ini adalah sebagai bahan pembangunan
tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan yang terjadi pada tanaman (sampai batas tertentu)
disebabkan oleh tanaman mendapatkan hara dan air. Bahan baku pada proses
fotosintesa adalah hara dan air yang nantinya akan diubah tanaman menjadi makanan.
Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan tidak akan berlangsung. Hara dan air umumnya
diambil tanaman dari dalam ranah dalam bentuk ion. Unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dapat dibagi atas dua kelompok yaitu hara makro dan mikro. Hara makro
adalah hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar sedangkan hara mikro
dibutuhkan dalam jumlah kecil. Nutrisi yang tergolong kedalam hara makro adalah
Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum.
Sedangkan yang termasuk golongan hara mikro adalah Boron, Mangan, Molibdenum,
Zinkum (seng) Cuprum (tembaga) dan Klor. Jika tanaman kekurangan dari salah satu
unsur tersebut diatas maka tanaman akan mengalami gejala defisiensi yang berakibat
pada penghambatan pertumbuhan.
d. Tanah
Keadaan Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanahlah yang menentukan
penampilan tanaman. Kondisi kesuburan tanah yang relatif rendah akan mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan mempengaruhi hasil. Pengaruh
keadaan tanah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Keadaan fisik tanah, yang ditentukan oleh struktur dan tekstur tanah karenanya
pengaruhnya terhadap aerasi dan drainase tanah.
Keadaan kimia tanah yang ditentukan oleh kandungan zat hara di dalam tanah.
Keadaan biologis tanah yang ditentukan oleh kandungan mikro/makro flora dan
fauna tanah yang bertindak sebagai siklus hara dalam tanah (dekomposisi).
e. Tinggi Tempat
Ketinggian tempat menentukan suhu udara, intensitas cahaya matahari dan
mempengaruhi curah hujan, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Perbedaan ketinggian tempat dari permukaan laut menyebabkan perbedaan
29
suhu lingkungan. Setiap kenaikan 100m dari permukaan laut, suhu akan turun sekitar
0,5oC. Kondisi ini tentunya akan mempengaruhi jenis tumbuhan yang hidup pada
ketinggian tertentu. Misalnya kita menemukan banyak tanaman kelapa (cocus nusifera)
pada daerah pantai, kemudian enau (Arenga pinata) hidup di pegunungan basah, rotan
pada daerah hutan hujan tropis, dan banyak contoh lainnya. Dari uraian tersebut diatas
dapat diketahui masing-masing tempat hidup organisme (habitat) mempunyai
persyaratan khusus.
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan adalah
proses bertambahnya jumlah sel pada suatu organisme. Perkemabangan adalah proses
Proses perkembangan kematangan suatu fungsi organisme sehingga perkembangan
berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Faktor internal dan faktor eksternal yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
31
DAFTAR PUSTAKA
32