WHAT
WHY
WHEN
SCIENTIFIC METHODE
& WHERE
INVESTIGATION
Yudha@fhua 2018
IDENTIFIKASI DAN UJI ... cont.’d
Termasuk jenis
kontrak apa dan di
atur dimana ?
Apakah kontrak tsb
SAH ?
Apakah para pihak
mempunyai
kecakan/kewenangan ?
Apakah para pihak
terikat pada aturan
tertentu ?
Apa akibat hukum
bagi para pihak?
Apa upaya hukum
bagi para pihak serta
penyelesaian
sengketanya ?
dst?
Yudha@fhua 2018
UJI KEABSAHAN KONTRAK MELALUI PASAL 1320 BW
1 2 3 4
yudha@fhua2019
TEORI LAHIRNYA PERJANJIAN
Perjanjian lahir dengan adanya penerimaan
P1 = P2 (acceptatie; aanvaarding) atas penawaran
(aanbod; offerte)
• TEORI PERNYATAAN
• TEORI MENGETAHUI
• TEORI PENGIRIMAN
• TEORI PENERIMAAN
yudha@fhua2019
1. TEORI PERNYATAAN
(uitingstheorie) Kelemahan teori ini:
perjanjian telah lahir pada saat Tidak dapat ditentukan secara pasti
penerimaan atas penawaran itu ditulis kapan perjanjian itu lahir.
atau dinyatakan oleh pihak yang ditawari.
2. TEORI MENGETAHUI
Kelemahan teori ini:
(vernemingstheorie)
Jika pihak yg menawarkan tdk
perjanjian telah lahir pada saat p surat
segera memibaca surat penerimaan
jawaban (penerimaan) dibaca oleh pihak
yg telah sampai ditempatnya.
yang menawarkan (diketahui).
3. TEORI PENGIRIMAN Kelemahan teori ini:
(verzendingstheorie) Pihak yang menawarkan tidak tahu
perjanjian telah lahir pada saat bahwa ia telah terikat dengan
penerimaan atas penawaran itu dikirim penawarannya sendiri.
oleh pihak yang ditawari
4. TEORI PENERIMAAN
(ontvangstheorie) H.R. 21 Desember 1933, NJ 1934, 368; Bosch v. Maren
perjanjian telah lahir pada saat penerimaan telah sampai di tempat pihak yang
menawarkan, tidak peduli apakah ia mengetahui atau membaca penerimaan
tersebut atau tidak - teori ini yang berlaku)
TEORI DASAR KETERIKATAN KONTRAKTUAL
(DAYA MENGIKAT)
Dalam kondisi tertentu antara pernyataan dan kehendak tidak bersesuaian, apakh
dengan demikian lahir keterikatan kontraktual diantara para pihak ?
Ada 3 (tiga) teori yang mencoba melakukan telaah terhadap problematika ini, yaitu:
1. 2. 3.
TEORI KEHENDAK TEORI PERNYATAAN TEORI KEPERCAYAAN
(wilstheorie) (verklaringstheorie) (vertrouwenstheorie)
yudha@fhua2019
TEORI KEHENDAK TEORI PERNYATAAN TEORI KEPERCAYAAN
teori ini berpendirian bahwa teori ini berpendirian bahwa yg TEORI JALAN TENGAH teori
yang menimbulkan menimbulkan keterikatan ini bertitik-tolak dari dua
keterikatan kontraktual kontraktual adalah teori sebelumnya (teori
adalah KEHENDAK PERNYATAAN kehendak & pernyataan)
Kelemahan: Kelemahan:
• Orang selalu berada dlm Merupakan teori yg berlaku
• Jika pernyataan nyata-nyata
keragu-raguan ketika (heersendeleer), jika:
bertentangan dg yg dimaksud
“pernyataan tsb menimbulkan
menyikapi pernyataan (kehendak), atau
pihak lain. KEPERCAYAAN
• Pernyatan berasal dari
• Lalu lintas bisnis terganggu. bagi pihak lain bahwa
seseorang yg jelas tdk mampu
• Tidak ada kepastian memang sesai dgn kehendak
mermbentuk kehendak yg
hukum. yang sesungguhnya”.
secara yuridis relevan.
• Kurang memberikan keadilan
yudha@fhua2019
CACAT KEHENDAK – (wilsgebreke)
Kontrak yang dipengaruhi oleh adanya unsur cacat kehendak mempunyai akibat hukum dapat dibatalkan (vernietigbaar)
Pasal 1321 BW
Tiada suatu persetujuan pun mempunyai
kekuatan jika diberikan karena kekhilafan
atau diperoleh dengan paksaan atau
penipuan
KEKHILAFAN
(kesesatan) PENYALAHGUNAAN
dwaling KEADAAN
PAKSAAN Misbruik van
Pasal
dwang omstandigheden
1321 BW Pasal PENIPUAN NBW - Pasal 3:44 (1)
1323-1327 BW bedrog Ind - yurisprudensi
doktrin
Pasal
1328 BW
yudha@fhua2019
KESESATAN ( KEHILAFAN – DWALING )
Pasal 1322 BW
yudha@fhua2019
PAKSAAN ATAU DWANG
dalam terminologi UU menggunakan istilah “kekerasan” atau “geweld”
Pasal 1323 - 1327 BW
1. keadaan-keadaan istimewa,
seperti keadaan darurat,
ketergantungan, ceroboh, jiwa
kurang waras, dan tidak
berpengalaman.
2. Suatu hal yang nyata
(kenbaarheid)
3. Penyalahgunaan (misbruik)
4. Hubungan kausal
yudha@fhua2019
Ajaran Penyalahgunaan Keadaan dibedakan
dalam 2 (dua) hal, yaitu:
yudha@fhua2019
UJI KEABSAHAN KONTRAK ….cont’d
UJI 1320
UJI
KESEPAKATAN
UJI OBYEK
(HAL
TERTENTU)
UJI 1320 BW
DAPAT
UNSUR • KESEPAKATAN TIDAK DIBATALKAN
SUBYEKTIF • KECAKAPAN DIPENUHI (vernietigbaar)
yudha@fhua2019
UJI 1320 BW
syarat sahnya perjanjian
1 2 + 3 4
X Y
yudha@fhua2019
UJI KEABSAHAN KONTRAK ….cont’d
P1 = Penawaran
RUMUS SEPAKAT
P2 = Penerimaan
O = Offer P1 = P2
A = Acceptance
I = Ijab O = A
K = Kabul
I = K
yudha@fhua2019
UJI KEABSAHAN KONTRAK ….cont’d
yudha@fhua2017
yudha@fhua2019
IDENTIFIKASI DAN UJI ... cont.’d
yudha@fhua2019
IDENTIFIKASI DAN UJI ... cont.’d
OBYEK
CAUSA
UU
KEPATUTAN
KEPANTASAN
KEBIASAAN
ITIKAD BAIK
KEADILAN
KESUSILAAN
KETERTIBAN UMUM
yudha@fhua2019
IDENTIFIKASI DAN UJI ... cont.’d
UJI
ATURAN
UJI DWINGEN
lain D RECHT
UJI 1320
BW
RUMUS PENGUJIAN
PASAL 1333, 1335, 1337, 1339 BW
• Pelanggaran terhadap norma pasal-pasal tersebut, i.c. dwingend
recht, berakibat batalnya suatu perjanjian (nietig)
• Dengan konsekuensinya: kembali ke posisi semula, sebagaimana
sebelum perjanjian dibuat
yudha@fhua2019
Kontrak yg memenuhi syarat Pasal 1320 BW, maka:
BERLAKU HAK
SAH & &
MENGIKAT KEWAJIBAN
PRESTASI
TANGGUNG MENIMBULKAN
&
GUGAT AKIBAT HUKUM
KONTRA PRESTASI
yudha@fhua2019
IDENTIFIKASI DAN UJI ... cont.’d
NON EKSISTENSI
(tidak lahir perjanjian)
SAH
(berlaku & mengikat)
BATAL DEMI HUKUM
(nietig van rechtswege)
DAPAT DIBATALKAN (vernietigbaar)
UNENFORCEABLE
(tidak dapat dilaksanakan)
yudha@fhua2019
AKIBAT HUKUM...cont’d
• Dapat terjadi jika dikehendaki para pihak (meskipun jangka waktu belum berkahir)
PENGAKHIRAN • Dalam praktik dpt terjadi pengakhiran dilakukan oleh salah satu pihak, lazimnya
dimasukkan dlm klausul perjanjian, i.c. jika salah satu pihak melanggar/tdk memenuhi
kewajiban kontraktualnya
• Terjadi ketika kontrak masih berlangsung, lazimnya dlm hal terdapat pelanggaran
PEMUTUSAN kontraktual salah satu pihak (i.c. terkait wanprestasi)
• Dalam praktik juga lazim dijadikan klausul pemutusan kontrak.
DAPAT • Tidak dipenuhi unsur subyektif (syarat 1 dan 2 Pasal 1320 BW)
DIBATALKAN • Selama belum dibatalkan perjanjian diakui eksistensinya, setelah dibatalkan “dianggap
tidak pernah ada – berlaku surut sejak sbl perjanjian dibuat – dikembalikan pada posisi
semula”
BATAL
• Tidak dipenuhi unsur obyektif (syarat 3 dan 4 Pasal 1320 BW)
DEMI • Sejak awal dianggap tidak pernah ada
HUKUM • Prestasi yang sdh berlangsung – kembali seperti semula sebelum perjanjian di buat