Anda di halaman 1dari 2

Pengembangan Produksi Ramah Lingkungan

Produksi ramah lingkungan adalah kegiatan yang menghasilkan produk, dimana biasanya berasal dari bahan
yang tidak mencemari lingkungan, kemasan mudah diurai sehingga tidak menjadi sampah, dan proses
produksinya tidak banyak mengeluarkan limbah.

Tujuan Utama Produksi Ramah Lingkungan


 Meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, seperti penggunaan minyak
bumi (bensin, solar, dll) dan batu bara sebagai bahan bakar pengoperasian mesin–mesin industri.
 Mengatur penggunaan sumber daya alam yang bisa diperbarui dan meyakini kelanjutannya.
 Mengurangi racun dan emisi lain yang berbahaya pana lingkungan, termasuk emisi yang menyebabkan
pemanasan global.

Beberapa contoh upaya pengembangan produksi ramah lingkungan adalah :


 Mengganti bahan baku produk dari sintetis / kimia ke bahan alami. Contohnya adalah menggunakan
campuran minyak sereh untuk bahan baku pengusir nyamuk sekaligus sebagai   pewangi ruangan.
 Mengganti sistem pengencer pada bahan kimia. Contohnya adalah mengganti pengencer yang tidak
mengandung racun. Dalam hal ini pengencer berbahan dasar air lebih disenangi.
 Mengganti bahan baku plastik pembungkus. Saat ini telah beredar plastik pembungkus yang ramah
lingkungan, yaitu ecoplast. Ecoplast merupakan kantong plastik yang terbuat dari tepung tapioka. Bila
kantong plastik lainnya baru dapat teruarai di dalam tanah setelah 100 hingga 500 tahun yang akan
datang, ecoplast dapat terurai hanya dalam kurun waktu 6 bulan - 5 tahun.
 Menggunakan bahan baku produk yang familier dengan alam. Contohnya adalah penggunaan selulosa
sebagai pengganti khlor dalam pengharum ruangan.
 Mengganti sumber daya pembuatan produk. Contohnya adalah pemanfaatan sinar matahari sebagai
pengganti sumber daya untuk menyalakan listrik.

Beberapa kegiatan ramah lingkungan


 Pemilahan sampah untuk daur ulang (kotak sampah terpisah)
 Pengurangan kegiatan yang mengakibatkan efek rumah kaca (menyerap pulotan dengan tanaman)
 Penggunaan paralatan yang tidak mencemari lingkungan
 Pilih Produk Ramah Lingkungan (sayur organik)
 Ganti Toiletries (Sampo, Sunblock, dll) yang dapat mencemari lingkungan
 Pilih Produk Pembersih Ramah Lingkungan
 Rumah Ramah Lingkungan
 Kurangi penggunaan AC dan Popok Sekali Pakai
 Hindari penggunaan Insektisida
 Gunakan mainan Nontoxic dan Ramah Lingkungan
 Beli produk dengan jumlah/volume/ukuran lebih besar. Produk berukuran lebih besar jelas lebih murah
per satuan beratnya dan perlu pembungkus lebih sedikit.
 Hindari menggunakan produk sekali pakai kecuali saat darurat. Sebisanya carilah produk yang bisa
dipakai berulangkali.
 Hindari membeli produk dengan bungkus berlapis-lapis.
 Kalau memungkinkan, belilah produk yang multiguna (misalnya pembersih serbaguna, dll). Jika satu
produk bisa dipakai untuk beberapa kegunaan, buat apa beli tiga atau lima produk yang berbeda?
 Belilah produk yang tahan lama agar tak perlu sering-sering membeli yang baru.
 Berbelanjalah di sekitar tempat tinggal Anda! Lebih hemat bahan bakar dan hemat waktu tentunya.
 Bila memungkinkan, belilah produk hasil daur ulang atau yang dapat didaur ulang. Periksalah kemasan
produk untuk mencari gambar panah saling kejar, lambang daur ulang.
 Deterjen bubuk lebih ramah lingkungan daripada deterjen cair. Kandungan airnya yang sedikit membuat
deterjen bubuk lebih mudah diangkut ke berbagai tempat. Sebagian kemasan deterjen bubuk
menggunakan kardus yang dapat terurai. Jika membeli yang berkemasan plastik, pilih yang
kemasannya bertanda daur ulang.
 Gunakan sapu tangan atau lap untuk mengganti tisu. Bahan dasar tisu diambil dari kayu hutan.
 Belilah minuman dalam botol, jangan kaleng. Setidaknya 60 persen kaleng soda terbuat dari aluminium
baru (bijih besi bauksit yang ditambang) dan 40 persen dari aluminium yang daur ulang.
 Hindari produk berkemasan plastik. Plastik polietilena tereftalat (PET) #1 dibuat dari minyak tanah dan
gas alam. Energi yang dipakai dalam proses pembuatan setara dengan energi untuk menyalakan
lampu pijar 50 watt selama 16 jam.
 Kurangi konsumsi produk berbentuk semprotan aerosol (misalnya pembasmi serangga, deodoran, cat
semprot, dll). Sebagian masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) yang selain merusak ozon juga
termasuk gas rumah kaca.

Badan Lingkungan Hidup Kota Bengkulu


Badan Lingkungan Hidup Kota Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai