Dalam kegiatan operasi perusahaan, kualitas merupakan salah satu pembicaraan yang maha penting. Setiap organisasi bisnis secara mutlak harus mengedepankan aspek kualitas sebagai prioritas dikarenakan isu bisnis yang satu ini harus dipahami oleh semua orang yang ada didalam organisasi bisnis. Kualitas adalah aspek yang bersentuhan langsung dengan customer sehingga dia bersifat dinamis atau berubah-ubah menyesuaikan kondisi perkembangan zaman dan waktu. Hal ini dikarenakan kecenderungan konsumen dan kebutuhan pasar yang senantiasa berubah-ubah, maka dari itu perusahaan harus jeli dan intens dalam menganalisis kebutuhan masyarakat. Internal perusahaan tidak bisa serta merta mengeluarkan produk tanpa melihat apa yang menjadi kebutuhan konsumen atau pelanggan, percuma saja apabila produk yang dihasilkan sebaik apapun namun tidak memiliki nilai kegunaan bagi masyarakat sehingga penting bagi perusahaan terlebih dahulu melakukan perencanaan yang matang. Selain melakukan perencanaan, perusahaan juga harus baik dalam pengorganisiran, hal ini dikarenakan persoalan-persoalan perusahaan seringkali diakibatkan karena pengorganisiran yang kurang tepat. Sehingga berikutnya dalam proses implementasi akan menghasilkan tahapan-tahapan yang sesuai dan menghasilkan produk atau jasa yang dapat digunakan atau dikonsumsi secara terus menerus. Ketiga langkah tadi harus dilakukan dengan terus menerus dikarenakan setiap waktunya akan ada persoalan baru yang harus bisa dijawab oleh perusahaan agar produk atau jasa yang dihasilkan tidak kehilangan pasarnya. Persaingan usia hidup pada produk atau jasa lah yang menjadikan perusahaan harus selalu berinovasi atau melakukan banyak perbaikan, namun semakin sering perusahaan melakukan inovasi maka semakin pendek usia produk. Perbaikan kualitas ini disasarkan pada dua hal yaitu memeroleh keuntungan dan mengurangi biaya bagi perusahaan. Setelah mengetahui betapa pentingnya kualitas maka kita harus mengenal apa saja dimensi kualitas. Dimensi kualitas dimaknai sebagai ciri atau karakteristik untuk melihat kualitas pada suatu produk berupa barang atau jasa. Dari situlah kita akan mengetahui aspek apa saja yang mempengaruhi kualitas dan menjadi patokan kualitas pada barang atau jasa. Garvin menjabarkan ada delapan dimensi yang bisa digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas pada produk. Pertama adalah performa, performa ini berkaitan dengan cara kerja atau aspek fungsional dari produk. Biasanya pelanggan akan lebih menilai karakteritik produk dari sisi ini dikarenakan hal ini paling mudah dan nampak untuk dianalisis sebelum membeli suatu produk. Misalnya dalam membeli laptop, seseorang dapat melihat processor yang digunakan oleh suatu PC dan jenis VGA yang dimilikinya. Sebab hal itu akan menunjang kecepatan komputer dan membuat pekerjaan semakin cepat. Kedua, Features atau karakteristik pelengkap. Setiap produk selain memiliki karakteristik utama juga dilengkapi dengan karakteristik pelengkap dan menyangkut degan fitur- fitur tabahan yang bersifat komplemen. Misalnya dalam membeli laptop, pelanggan akan mendapatkan tambahan hardware seperti pendingin motherboard yang bisa mengikis panas, slot memory SSD untuk menambah room bagi file dan mouse eksternal meski pada laptop sejatinya sudah memiliki pengarah kursor. Ketiga adalah Keandalan atau dalam bahasa inggris disebut reliability. Keandalan ini merupakan karakteristik yang berkaitan dengan durasi penggunaan atau periode keberfungsian dari suatu produk. Durasi atau periode ini bisa diukur dengan melakukan uji coba dalam kondisi tertentu. Sehingga seorang pelanggan dapat menaksir usia produk apabila digunakan sesuai dengan standar pengoperasian. Misalnya, pada laptop asus yang dilengkapi dengan fitur autocut pada baterainya memungkinkan usia baterai lebih awet dibanding laptop lainnya, hal ini dikarenakan apabila proses pengisian daya pada baterai sudah penuh daya listrik akan langsung dialihkan pada laptop, bukan baterai. Keempat adalah konformitas, konformitas ini adalah derajat dimana karakteristik operasi dan produk memenuhi standar yang dikeluarkan bahkan hal itu harus disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam hal ini perusahaan harus bisa menyesuaikan produk dengan ekspektasi atau keinginan pelanggan. Jika tidak maka produk akan tergerus dipasaran. Contohnya dalam pembelian laptop, spesifikasi processor intel dikeluarkan perusahaan dan memiliki kekuatan atau kemampuan sesuai dengan standar yang dikeluarkan. Tapi untuk harga yang sama, seorang pembeli akan memilih processor AMD dikarenakan AMD dilengkapi dengan VGA Card Radeon. Processor intel sendiri tidak dilengkapi VGA yang bagus. Ini tidak memenuhi ekspektasi pelanggan itu sendiri. Kelima adalah daya tahan atau durability. Seperti namanya, daya tahan ini adalah ukuran masa atau kapasitas pakai suatu produk. Daya tahan inilah juga salah satu alasan pelanggan menentukan aspek atau takaran kualitas dari suatu produk. Misalnya dalam pembelian laptop Dell yang terkenal memiliki daya baterai yang awet, orang yang suka bepergian jauh dan memiliki aktivitas padat disarankan membeli produk ini agar pekerjaan sewaktu-waktu bisa dikerjakan tanpa harus berada dekat dengan sumber listrik. Keenam adalah kemampuan pelayanan, aspek ini adalah lebh condong pada sisi produk jasa. Kemampuan pelayanan ini berkaitan dengan kecepatan, kesopanan, keramahan, kemudahan dan perbaikan. Perusahaan yang memiliki cabang banyak biasanya akan diuntungkan sebab akan mudah bagi pelanggan untuk meminta service/layanan lebih apabila terjadi kerusakan. Sebagi contoh, asus yang memiliki asus.id yang aktif selama 24 jam untuk melayani tanya jawab seputar produk dan asus center sebagai layanan secara langsung guna melakukan perbaikan-perbaikan ataupun pembelian sparepart. Ketujuh adalah aesthetics atau estetik. Hal ini menyangkut dengan penampilan, rasa, bunyi, bau atau rasa. Dimensi ini berkaitan dengan bagaimana suatu produk dilihat penampilan secara fisik dan dirasakan fitur-fiturnya. Misalnya dalam pembelian laptop bagi orang yang memiliki aktivitas padat lebih mempertimbankan aspek slim dan berat dari laptop. Hal ini dipertimbangkan agar produk mudah dibawa kemana-mana. Kedelapan adalah perceived quality atau mutu yang dirasa customer. Hal ini berkaitan erat dengan pengaruh citra merek atau reputasi merek. Mengapa demikian, karena citra produk akan menjadi pertimbangan bagi customer karena persepsi yang dibangun dipasaran apakah baik ataupun buruk. Misalnya, jika orang ingin membeli laptop dan memiliki uang banyak maka dianjurkan untuk membeli laptop dengan spesifikasi gaming yang cukup bisa untuk diajak melakukan aktivitas apapun. Untuk kelasnya membeli asus ROG, sebab produk ini sangat dikenal handal bagi sebagian besar customer. Ada banyak dimensi yang disampaikan oleh para ahli namun pendapat dari garvin ini cukup sebagai referensi dimensi kualitas pada produk baik berupa barang ataupun jasa. Selain dimensi adapun perspektif kualitas sebagai pendekatan untuk mewujudkan kualitas suatu produk. Garvin mengindentifikasi menjadi 5 pendekatan yang biasa digunakan secara umum. Pertama yaitu tansendental approach, secara sederhana pendekatan ini dapat diketahui, dirasakan, dilihat namun susah dioperasionalkan. Kedua, product-based approach yang mengatakan bahwa kualitas sebagai karakteritik atau atribut yang dapat diukur atau diidentifikasi. Ketiga user-based approach yang mendasarkan bahwa kualitas produk tergantung orang yang menggunakannya. Keempat, manufacturing-based approach. Dalam pendekatan ini kualitas didefinisikan sama dengan persyaratannya atau konformasinya. Terakhir adalah value-based approach yang memandang kualitas dari segi nilai dan harga, bahwa yang paling tepat dibeli adalah produk atau jasa yang bernilai.