FASILITAS LOGISTIK
Kelompok 10 LG-18
i
DAFTAR ISI
ii
2.2.15 Perhitungan Area Receiving dan Penyimpanan Base oil............................................... 41
2.2.16 Perhitungan Area Receiving Aditif dan thickener......................................................... 42
2.2.17 Perhitungan Area Penyimpanan Bahan Baku Pengental dan Aditif.............................. 43
2.2.18 Perhitungan Area Penyimpanan Gudang Produk Jadi................................................... 44
2.2.19 Perhitungan Area Shipping............................................................................................ 45
2.2.20 Struktur Organisasi dan Job analysis ............................................................................ 46
2.2.21 Kebutuhan Staff Operator .............................................................................................. 48
2.2.27 Perhitungan Biaya Operasional Gudang ....................................................................... 55
BAB 3 KESIMPULAN .................................................................................................................... 59
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum Modul 1 Perancangan Fasilitas Logistik mengenai penentuan
lokasi, perencanaan kapasitas dan kebutuhan material antara lain:
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan
faktor internal kekuatan dan kelemahan. Faktor internal dimasukan kedalam matrik yang
disebut Internal Factor Evolution (IFE) sedangkan Faktor eksternal dimasukkan kedalam
matrik yang disebut External Factor Evolution (EFE). Kemudian hasilnya dimasukkan
dalam model kuantitatif, yaitu matriks SWOT untuk merumuskan strategi kompetitif
perusahaan. Matrik Factor Strategi Eksternal (EFAS) (nisak, 2013)
1.2.2 Penentuan Ukuran Lot Pemesanan
Penentuan lot pemesanan (Maliyar, 2019) merupakan teknik yang digunakan paling
sederhana dan paling mudah dipahami untuk melakukan pemesanan dan pertimbangan
minimasi ongkos simpan. Pada teknik ini juga, pemenuhan kebutuhan bersih dilakukan
pada setiap periode waktu yang membutuhkannya sedangkan besar ukuran kuantitas
pemesanannya adalah sama dengan jumlah kebutuhan bersih yang harus dipenuhi pada
periode setiap periode. Teknik penentuan ukuran lot digunakan untuk memprediksi secara
cepat dan tepat berapa jumlah kebutuhan yang diperlukan atau dibutuhkan. Maka, bila
pesanan yang sering terjadi ekonomis dan teknik persediaan just in time diterapkan, maka
teknik penentuan lot menjadi sangat efisien. Berikut rumus yang digunakan adalah
menggunakan economic order quantity (EOQ), sebagai berikut:
√2xRCxD
EOQ = HC
Keterangan :
6
EOQ : Jumlah pesanan ekonomis setiap kali pesan.
RC : Ongkos pesan per sekali pesan.
D : Jumlah kebutuhan barang dalam periode tertentu.
HC : Biaya penyimpanan barang per satuan barang per satuan waktu.
1.2.3 Struktur Organisasi dalam Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Jenis-Jenis Struktur Organisasi yang digunakan pada perusahaan secara umum
dikelompokan sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional (Handayani, 2020) merupakan struktur organisasi
yang umum digunakan dengan struktur yang memiliki pembagian kerja berdasarkan
fungsi pada masing-masing manajemen.
2. Struktur Organisasi Divisional
Struktur organisasi divisional (Bima Sakti Alreta, 2020) merupakan struktur
organisasi yang melakukan pengelompokan berdasarkan kesamaan jenis produk,
jasa, servis, layanan, pasar, dan tata letak geografisnya.
1.2.4 Perencanaan Fasilitas
Perencanaan fasilitas menurut (Arif, 2017) adalah kegiatan yang berhubungan dengan
desain, tata letak, lokasi, dan akomodasi orang serta mesin dari sistem atau manufaktur
yang menyangkut lingkungan atau tempat yang bersifat fisik.
1.2.5 Pengertian dan Tujuan MHE (Material Handling Equipment)
Secara definisi menurut (Heragu, 2008) Material handling merupakan pekerjaan
memindah barang yang dapat dilakukan oleh manusia atau menggunakan bantuan alat dari
suatu tempat ke tempat lainnya pada suatu fasilitas.
Tujuan dari materials handling (Dr. Zaroni, 2017) salah satunya adalah meningkatkan
efisiensi, produktivitas, keamanan operasional dan ramah lingkungan. Dalam suatu
kondisi terdapat trade-off seperti keadaan ramah lingkungan harus didukung oleh investasi
yang relatif lebih mahal.
1.2.6 Pengertian Biaya
Suatu usaha dapat berjalan dengan didukung oleh sumber daya atau sumber ekonomis
yang harus untuk mendapatkan keuntungan. Sumber daya atau sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi. Menurut Biaya (Kuswandi, 2006) adalah
semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Dalam hal ini,
biaya adalah uang tunai atau kas atau ekuivalen kas (harta non-kas yang dapat diukur untuk
barang atau jasa yang diinginkan) yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang
diharapkan dapat memberikan laba baik masa kini maupun masa datang
7
1.3 Batasan dan Asumsi
1.3.1 Batasan
Adapun beberapa batasan yang ditetapkan dalam praktikum Perancangan
FasilitasLogistik ini untuk mempermudah proses pengolahan data, yaitu :
8
23. Biaya energi per Kwh untuk daya 1300 VA adalah sebesar Rp 1.467,28/Kwh, daya
900 VA adalah sebesar Rp 1.352/ Kwh, daya >200 KVa adalah sebesar Rp
1.114,74/ Kwh, dan untuk daya >30 MVA adalah sebesar Rp 996,74/Kwh
24. Kantor hanya digunakan untuk karyawan yang berhubungan dengan masalah
gudang
9
BAB 2 DATA DAN ANALISIS
10
1. Jarak antar dock door minimal berdasarkan (Nova Technology International, 2013)
adalah 14 feet atau 4,25 meter. Hal ini diperlukan untuk membuka dan menutup pintu
kontainer.
2. Lebar aisle antar rak untuk manuver counterbalance forklift berdasarkan (Payne,
2019) adalah 11-12 feet Atau sekitar 3,5 meter
2.1.4 Jenis dan ukuran truk yang digunakan serta area manuver
1. Truk tanki
p l t p l t
2. Truk trailer 40 ft
Truk trailer digunakan untuk receiving barang bought out dan bahan baku berupa aditif
dan pengental. Selain itu, truk ini digunakan pada proses shipping produk jadi untuk
didistribusikan ke customer. Truk ini memiliki mengangkut kontainer 40 ft dan 30 ton.
11
Tabel 2 Dimensi Truk Trailer 40 ft
Dimensi Kontainer
Dimensi Truk (m)
(m)
p l t p l t
15,67 2,59 2,90 12,03 2,35 2,39
15,67 2,59 2,90 12,03 2,35 2,39
3. Area manuver
Area manuver merupakan suatu lahan yang digunakan truk untuk melakukan aktivitas
parkir menuju gudang ataupun meninggalkan gudang. Truk yang digunakan pada
gudang yang dirancang oleh penulis memiliki dimensi terbesar pada truk trailer 40
feet. Berdasarkan (Nova Technology International, 2013) panjang area yang optimal
untuk manuver dan parkir untuk truk trailer 40 feet adalah 36,5 meter. Sehingga
panjang area ini dapat diterapkan dan mampu untuk melayani seluruh truk yang
beroperasi dalam gudang.
12
2.2 Pengolahan dan Analisis Data
2.2.1 Identifikai Usaha
Grease merupakan pelumas yang dibutuhkan dalam setiap kendaraan termasuk salah
satunya adalah sepeda motor. Berdasarkan hasil pengumpulan data pada 2.1.1
Identifikasi Konsumen dan Produk, maka penulis melakukan desain usaha sebagai
perusahaan third party logistics untuk PT Pertamina Lubricant pada wilayah kota Batam
khususnya pada produk Grease Pertamina SGX-NL. PT Pertamina Lubricant hanya perlu
melakukan supply bahan baku dan kebutuhan penunjang lainnya ke perusahaan penulis.
Lalu diberikan pelayanan yaitu memberikan fasilitas penyimpanan produk yang
dilengkapi value added berupa pencampuran bahan baku grease berupa 85% base oil,
10% pengental, dan 5% bahan aditif. Serta melakukan pengemasan ulang dengan
kuantitas 0,5 kilo gram per kemasan dengan dengan desain yang aplikatif untuk
penggunaan grease gun.
Selain itu, layanan yang diberikan adalah melakukan distribusi grease kepada retail
masing-masing kecamatan yang berada di kota batam yang dilengkapi reverse logist
untuk mendistribusikan kembali kemasan kosong dari setiap retail sebagai tanggung
jawab penanganan limbah agar tidak merusak lingkungan
13
2.2.2 Analisis Pesaing Usaha
Perusahaan Penulis memiliki pesaing usaha yang berada pada lini bisnis sama yaitu PT.
Sadikun Niagamas Raya Berdasarkan gambaran pada 2.1.2 Identifikasi Kompetitor Usaha,
tidak dapat dipungkiri apabila pada saat bersamaan perusahaan ini akan melakukan ekspansi
bisnis pada wilayah kota Batam dan menjadi persaingan bisnis secara ketat. Oleh karena itu
penulis melakukan klasifikasi tingkat perlawanan yang akan diberikan oleh kompetitor
sebagai berikut:
a. Strength
- Memiliki perancangan sistem distribusi yang handal
- Memiliki desain kemasan grease yang aplikastif pada grease gun
- Menjadi perusahaan peduli dengan lingkungan yang memiliki sistem
reverse logistic untuk mendistribusikan kembali kemasan produk
- Memiliki koneksi langsung dengan pipa penyaluran lube base oil milik PT
Pertamina Lubricant DSP Batam
b. Weakness
14
2.2.3.2 External Factor Evaluation Matrix (Efe)
a. Opportunities
- Batam merupakan kawasan perdagangan strategis sehingga memudahkan
proses ekspor dan impor
- PT Pertamina Lubricant DSP Batam memiliki Hub internasional
- Batam memiliki kawasan industri yang memiliki infrastruktur memadai
- Batam merupakan kawasan perdagangan bebas sehingga tidak ada pajak
impor dan pajak petambahan nilai
b. Treath
- Memiliki pesaing bisnis yang terlebih dahulu berdiri yaitu PT Lubricant
Indomakmur
- Kawasan perdagangan bebas Batam membuka peluang bagi calon pesaing
bisnis baru
- Keberadaan perusahaan bergantung pada nilai permintaan grease milik PT
Pertamina Lubricant
(X)
Strengths (S)
S-W
15
Total 2.05 0.65
Weaknesses (W)
(Y)
Opportunities (O)
O-T
Threats (T)
Contoh perhitungan weighted score pada key factor Memiliki perancangan sistem
distribusi yang terancang dengan baik:
𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 = 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 × 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 = 0,15 × 4
𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 = 0,60
16
𝐶𝑜𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡𝑒 (𝑋) = 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔ℎ𝑡 − 𝑊𝑒𝑎𝑘𝑛𝑒𝑠𝑠
𝐶𝑜𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡𝑒 (𝑋) = 2,05 − 1,40
𝐶𝑜𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡𝑒 (𝑋) = 0,65
Perusahaan penulis merupakan third party logistic yang memenuhi demand dari produk
grease milik PT Pertamina Lubricants khususnya produk Grease Pertamina SGX-NL.
Dikutip dari Detikfinance, Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam menjelaskan bahwa
“pelumas yang diproduksi di dalam negeri sebesar 908.360 kilo liter (KL) per tahun.
Sedangkan yang diimpor sekitar 400 ribu KL.” Selain itu, diasumsikan bahwa :
a. Perusahaan pelumas grease dalam negeri hanya PT Pertamina Lubricants
b. setiap konsumen pelumas oli sepeda motor produk dari PT Pertamina Lubricants
menggunakan Grease Pertamina SGX-NL
Penentuan market share produk Grease Pertamina SGX-NL akan dijelaskan sebagai
berikut.
Pelumas dalam negeri = 908.360 kilo liter (KL)
17
Pelumas impor = 400.000 kilo liter (KL)
908.360
Persentase produksi dalam negeri = 908.360+400.000
Persentase produksi dalam negeri = 69,4%
Mengacu pada asumsi “Perusahaan pelumas grease dalam negeri hanya PT Pertamina
Lubricants “, maka
Mengacu pada asumsi “setiap konsumen pelumas oli sepeda motor produk dari PT
Pertamina Lubricants menggunakan Grease Pertamina SGX-NL” maka
Berdasarkan perhitungan diatas maka didapatkan market share produk Grease Pertamina
SGX-NL sebesar 69,4%
Penentuan kapasitas produksi Grease Pertamina SGX-NL dengan data pada demand dan
kebutuhan grease per tahun masing-masing sepeda motor dijelaskan sebagai berikut.
934.711
Rata-rata Demand Grease Pertamina SGX-NL = = 77.892 unit/bulan
12
Berdasarkan perhitungan diatas maka didapatkan demand Grease Pertamina SGX-NL per
tahun sebesar 934.711 unit
2.2.5 Penentuan Lokasi Terbaik Fasilitas Gudang
pembangunan lokasi fasilitas warehouse dengan menggunakan metode location-allocation
model harus dipertimbangkan dengan matang agar bisa mendapatkan lokasi terbaik.
Diasumsikan permintaan untuk grease tidak terpusat dalam satu wilayah Kota Batam dan
18
berbeda beda kebutuhannya antar wilayah kecamatan. Penggunaan kendaraan bermotor
dalam Kota Batam akan mengikuti pengaruh dari kepadatan penduduk yang persebarannya
berbeda-beda dalam masing masing wilayah kecamatan. Maka, kandidat fasilitas
warehouse yang dibangun harus menggunakan acuan data rasio kepadatan penduduk dalam
masing-masing kecamatan yang ada di kota Batam. Kemudian, data yang dibutuhkan
lainnya adalah jarak antar wilayah kecamatan, data permintaan grease untuk perusahaan
3PL bagi masing-masing kecamatan, dan menentukan lokasi fasilitas warehouse dengan
menggunakan model location-allocation.
Pengumpulan data jarak antar wilayah kecamatan yang ada dikota dilakukan dengan
menggunakan aplikasi google maps dengan menggunakan satuan kilometer (km).
Perhitungan Jarak Lokasi Fasilitas dengan Titik permintaan Setelah mengetahui titik-titik
kandidat fasilitas sekaligus demand node berdasarkan banyaknya kecamatan yang ada di
Kota Batam, selanjutnya diasumsikan bahwa jarak yang diketahui adalah jarak jalur
terdekat yang direkomendasikan oleh aplikasi google maps.
Dari hasil jarak pada tabel diatas digunakan untuk menentukan fasilitas utama dan
distribution center yang ada di kota Batam dengan menggunakan metode P-Center pada
software LINGO output yang di hasil dari optimasi LINGO 18.0 dari model metode P-
Center untuk penentuan jumlah dan lokasi fasilitas distribution center dapat dilihat pada
gambar berikut :
19
Gambar 6 Koding pada Lingo
20
Berdasarkan pada hasil perhitungan yang dilakukan dengan model metode P-Center
menggunakan aplikasi Lingo 18.0, didapatkan hasil lokasi fasilitas warehouse yang
akan dibangun pada lokasi X Sekupang
2.2.7 Penentuan Kapasitas Mesin Harian
2.2.7.1 Kapasitas Produksi Mesin Blending
Mesin Blending adalah mesin yang digunakan untuk melakukan pencampuran
bahan baku untuk pembuatan grease atau gemuk dengan kebutuhan luas tempat
blending skid sebagai berikut.
21
Tabel 6 Kebutuhan Produksi per Hari
kebutuhan Produksi satuan hari Kg
per hari 1 109.033
22
2.2.7.3 Kapasitas Mesin Packaging
Mesin packaging adalah mesin yang digunakan untuk menyusun kemasan primer
ke dalam kardus dengan spesifikasi sebagai berikut :
23
Type : Palletizer robot full automatic
Daya : 60 Hz
Dimensi : 1200*1000*2300mm
Kecepatan : 500-800 karton/jam
Radius Kerja : 150 mm - 2500 mm
Price : Rp 45.000.000
2.2.7.5 Kapasitas Mesin Wrapping
Mesin wrapiing adalah mesin yang digunakan untuk memberikan perlindungan
akhr kepada barang sebelum barang disimpan atau dikirim, dengan spesifikasi
sebagai berikut :
24
plastik jar lalu di masukan kedalam kardus berbentuk persegi. Kuantitas kardus
diatas palet berukuran sedang.
2. Where
Informasi dari mana material itu didapat lalu material tersebut akan disimpan dimana
dan tujuan pengiriman material. Material berpindah dari tempat penyimpanan /
storage lalu ke tempat produksi, setelah diproduksi material berpindah ke mesin
wrapping untuk dikemas selanjutnya material disimpan di Gudang finish good.
3. When
Penjadwalan dalam proses di dalam gudang salah satunya kapan material itu
dipindah dan waktu untuk memekanisasi dan mengotomatiskan. Material yang sudah
dikemas lalau di tumpuk diatas palet dan disimpan di finish good akan di ambil
dengan materal handling ketika bahan baku datang ke gudang
4. How
Penanganan material yang akan pindahkan. Jumlah persediaan juga harus
diperhatikan agar tidak terjadi kekurangan persediaan. Untuk penanganan
materialnya, forklift mengangkat material yang sudah dikemas dan ditumpuk di atas
palet di area penyimpanan.
5. Who
Pertimbangan operator yang mengoperasikan, melayani dan memelihara material
handling dilibatkan dalam mendesain sistem. Operator forklift merupakan orang
yang bertugas untuk mengoperasikan material handling untuk mengatur perpindahan
material.
6. Which
Pemilihan material handling berdasarkan dengan kebutuhan lalu menentukan jenis
material handling yang akan digunakan dan yang terakhir memilih sistem material
handling dengan biaya murah. Perpindahan material di operasikan oleh operator
yang manangani forklift, material dikemas lalu dimasukan kedalam kardus dan
disusun rapih diatas palet memudahkan operator forklift memindahkan material
tersebut dalam proses penyimpanan.
Penentuan dengan menganilisis menggunakan material handling equation, penulis
memutuskan untuk menggunakan forklift counterbalance tiga roda untuk menangani
perpindahan material. Forklift ini merupakan material handling yang memiliki garpu
didepan untuk mengangkat material yang berada di atas palet. forklift ini mempunyai
berat di bagian belakang untuk menyeimbangkan saat membawa material dengan beban.
Dikarenakan penulis menggunakan rak double deep, forklift counterbalance tiga roda
cocok untuk menangani material karena dapat bermanuver yang baik di ruang / gang yang
sempit.
25
Gambar 13 Counter Balance Forklift
Pengaplikasian rak jenis ini hanya membutuhkan space/aisle yang sedikit sehingga dapat
memaksimalkan penyimpanan, dari segi keluar masuknya barang rak jenis ini memiliki
prinsip FIFO, untuk jenis penyimpanan biasanya barang yang disimpan mempunyai 1
macam jenis saja, lalu untuk produk yang memiliki volume yang besar dapat ditangani
dengan jalur yang panjang sehingga dapat mengefisiensikan waktu.
26
Rak tersebut memiliki ilustrasi gambar dan spesifikasi sebagai berikut
27
2.2.9.1 perhitungan area blending process
hasil perhitungan kebutuhan mesin blending menunjukan bahwa terdapat 8
unit mesin yang diperlukan pada area produksi, penataan mesin ini
dilakukan dengan susunan 4 membaris dan 2 membanjar. Perhitungan lebar
area blending process ditentukan sebagai berikut.
Tabel 10 Perhitungan Lebar Area Blending
satuan lebar
keterangan banyaknya Total
(cm)
Jarak aman MHE dengan Mesin 350 2 700
Jarak antar mesin 200 4 800
Lebar mesin Blending 200 4 800
Lebar area blending 2.300
Contoh perhitungan:
28
Tabel 12 Dimensi Mesin
Dimensi
Nama Mesin
Panjang (cm) Lebar (cm)
Mesin Filling 100 80
Mesin Packaging 165 81
Mesin Palletizing 120 100
Mesin Wrapping 160 130
Tata letak keempat mesin tersebut disusun membentuk persegi 2 x 2 sesuai dengan
urutan penggunaanya dengan desain sebagai berikut.
Contoh perhitungan:
29
Tabel 14 Perhitungan Panjang Area Produksi Lanjutan
satuan lebar
keterangan banyaknya Total
(cm)
Jarak aman MHE dengan Mesin 350 2 700
Jarak antar mesin 200 1 200
Lebar mesin Palletizing 100 1 100
Lebar mesin wrapping 130 1 130
Lebar area produksi lanjutan 1.130
Contoh perhitungan:
Jarak antar mesin = lebar satuan jarak antar mesin × banyaknya
Jarak aman MHE = 200 cm × 1
Jarak aman MHE = 200 cm
30
Tabel 15 Kebutuhan raw material
Raw material
Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
Satuan Kapasitas Produksi
base oil thickner aditif
(85%) (15%) (5%)
per Tahun (Kg) 46.819.670 39.796.720 7.022.951 2.340.984
per Bulan (Kg) 3.901.640 3.316.394 585.246 195.082
per Hari (Kg) 128.274 109.033 19.241 6.414
Contoh Perhitungan:
Kebutuhan 𝑏𝑎𝑠𝑒 𝑜𝑖𝑙 per tahun = kapasitas Produksi × 85 %
Kebutuhan 𝑏𝑎𝑠𝑒 𝑜𝑖𝑙 per tahun = 46.819.670 × 85 %
Kebutuhan 𝑏𝑎𝑠𝑒 𝑜𝑖𝑙 per tahun = 39.796.720
2.2.11 Identifikasi Kapasitas dan Kebutuhan material bought out
Material bought out yang diperlukan pada aktivitas gudang antara lain kardus, plastic wrap, dan
palet.
1. kapasitas dan kebutuhan kemasan plastic jar
Kebutuhan kemasan plastic jar memiliki jumlah yang sama dengan kebutuhan
produksi grease per unit. Karena setiap grease akan menempati masing-masing
kemasan plastic jar sebanyak 265.548 unit
2. kapasitas dan kebutuhan kardus
Penentuan kapasitas kardus dan palet yang digunakan oleh didasarkan pada dimensi
kemasan yang akan digunakan. Adapun dimensi plastic jar kemasan yang digunakan
memiliki spesifikasi sebagai berikut.
Kapasitas : 0,5 kg = 500g
Tinggi : 27,94 cm
Diameter kemasan : 5,08 cm
Diameter tutup kemasan : 6 cm
Adapun perhitungan untuk menentukan dimensi kardus sebagai berikut :
Panjang kardus = Diameter tutup plastic jar x jumlah plastic jar membanjar
= 6 x 3 = 18 cm
Lebar kardus = Diameter tutup plastic jar x jumlah plastic jar membaris
= 6 x 5 = 30 cm
31
untuk dimensi kardus setelah perhitungan diatas yaitu 18 cm x 30 cm x 30 cm, dalam
satu kardus terdapat 15 plastic jar kemasan. Jika berat 1 plastic jar sebesar 0,5 kg
maka berat 15 plastic jar kemasan dalam kardus adalah 7,5 kg. berat ini masih
tergolong ergonomis untuk melakukan perpindahan secara manual menggunakan
tangan apabila dalam suatu kondisi diperlukan.
Perhitungan kebutuhan kardus ditentukan sebagai berikut.
Contoh perhitungan :
120 110
= 𝑥
18 30
= 24,4 ~ 24
32
Dari perhitungan diatas sudah didapatkan jumlah palet dalam per layer sebanyak 24
kardus. Diketahui tinggi kardus yaitu 30 cm, telah diasumsikan bahwa tinggi
maksimal tumpukan kardus 150 cm sehingga kapasitas banyaknya tumpukan
dihitung sebagai berikut.
tinggi maksimal tumpukan kardus
banyak tumpukan =
tinggi per kardus
150 cm
banyak tumpukan =
30 cm
banyak tumpukan = 5 tumpukan
berdasarkan perhitungan diatas, didapatkan banyaknya tumpukan per palet adalah 5
tumpukan dengan tinggi 150 cm.
Perhitungan untuk menentukan jumlah kardus dan kapasitas produk per palet
Jumlah kardus per palet = jumlah tumpukan x jumlah kardus per layer
= 5 x 24 = 120 kardus
Jumlah plastic jar per palet = jumlah plastic jar per kardus x jumlah kardus
= 15 x 120 = 1.800 plastic jar
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa jumlah kardus dan jumlah
plastic jar dalam satu palet yaitu 120 kardus dan 1.800 plastic jar.
33
Plastic wrap digunakan untuk membungkus sementara produk finish good selama
berada diatas palet. Jumlah plastic wrap yang diperlukan dihitung berdasarkan luas
permukaan sisi keliling produk diatas palet dan jumlah palet yang digunakan setiap
harinya. Penentuan kebutuhan material ini sebagai berikut.
Dimensi palet dan produk finish good diatasnya adalah
Panjang : 120 cm
Lebar : 110 cm
Tinggi : 150 cm
Kebutuhan plastic wrap per palet dihitung sebagai perikut
panjang 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 𝑤𝑟𝑎𝑝 per palet = keliling palet
panjang 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 𝑤𝑟𝑎𝑝 per palet = 2 × (panjang + lebar)
panjang 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 𝑤𝑟𝑎𝑝 per palet = 2 × (120 cm + 110 cm)
panjang 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 𝑤𝑟𝑎𝑝 per palet = 660 cm
panjang 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 𝑤𝑟𝑎𝑝 per palet = 0,66 m
34
Tabel 19 Kebutuhan Plastic Wrap per Satuan Waktu
Kebutuhan
Satuan
plastic wrap
waktu
(unit)
per tahun 365
per bulan 12
per hari 1
2 × Rp 220.000 × 2.180.658
Perhitungan EOQ = √
28 × 18
35
43.632
Jumlah kedatangan truk tiap pesan =
16.000
Jumlah kedatangan truk tiap pesan = 3 truk
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑
Perhitungan frekuensi pemesanan =
𝐸𝑂𝑄
2.180.658
Perhitungan frekuensi pemesanan =
43.632
Perhitungan frekuensi pemesanan = 52 pemesanan
Jumlah hari kerja dalam sebulan
Perhitungan periode pemesanan =
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛
20
Perhitungan periode pemesanan =
52
Perhitungan periode pemesanan = 0,38 hari
Perhitungan EOQ dilakukan tanpa adanya modifikasi persamaan pada rumus
dikarenakan bentuk pemodelan permasalahan pemesanan bahan baku tergolong
masalah sederhana yang telah sesuai dengan persamaan EOQ secara dasar. Pada
perhitungan diatas didapatkan hasil batch pemesanan 43.632 liter dengan truk
berkapasitas 16.000 liter sehingga terdapat 3 unit truk dalam sekali pemesanan. Pada
satu bulan, terdapat 52 kali pemesanan base oil. Dengan jumlah ini maka terdapat 2
atau 3 pemesanan dalam satu hari.
2 × Rp 220.000 × 384.822
Perhitungan EOQpengental = √
28 × 18
36
384.822
Perhitungan frekuensi pemesanan =
17.708
Perhitungan frekuensi pemesanan = 22 pemesanan
Jumlah hari kerja dalam sebulan
Perhitungan periode pemesanan =
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛
20
Perhitungan periode pemesanan =
22
Perhitungan periode pemesanan = 1 hari
Perhitungan EOQ bahan baku dilakukan tanpa adanya modifikasi persamaan pada
rumus dikarenakan bentuk pemodelan permasalahan pemesanan bahan baku tergolong
masalah sederhana yang telah sesuai dengan persamaan EOQ secara dasar. Pada
perhitungan diatas didapatkan hasil batch pemesanan thickener sebesar 17.708 kg
dengan truk berkapasitas 20.000 kg sehingga terdapat 1 unit truk dalam sekali
pemesanan. Pada satu bulan, terdapat 22 kali pemesanan thickener. Dengan jumlah ini
maka terdapat 1 atau 2 pemesanan dilakukan dalam satu hari.
1 Plastic jar 120 110 15 Rp200.000 Rp10 7.183.344 1.800 3.991 2.388 2 10 71 5
2 Kardus 120 110 15 Rp200.000 Rp10 478.268 600 798 1.068 1 20 32 5
3 Palet 120 110 15 Rp200.000 Rp10 4.844 10 485 833 1 20 25 5
4 Plastic wrap 120 110 15 Rp200.000 Rp10 28 12 3 66 1 20 2 5
37
2 × biaya pesan × total 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑
Perhitungan EOQ 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 𝑗𝑎𝑟 = √
biaya simpan
2 × Rp 200.000 × 3.991
Perhitungan Plastic jar l=√
10
Kedatangan bahan baku ditentukan pada perhitungan jumlah frekuensi pemesanan dan periode
pemesanan. Namun dalam kasus ini, periode pemesanan bukan merupakan bilangan bulat sehingga
perlu ditentukan kembali jadwal pemesanan ulang dilakukan
Metode yang digunakan dalam penjadwalan pemesanan bahan baku pada kasus ini adalah reorder
point. Setiap bahan baku dan barang bought out akan dipesan kembali jika stok yang tersedia tidak
mencukupi kebutuhan produksi pada hari tersebut. Perhitungan ini dibuat sedemikian rupa hingga
stok melebihi kebutuhan produksi per hari.
“Tabel Rekapitulasi Jumlah Stok Setiap Hari dapat dilihat pada lampiran A bagian A1”
Tabel 24 Rekapitulasi Kedatangan Pemesanan Barang BO dan bahan baku
Nama Pemesanan (batch )
No
Barang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Base oil 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2
2 Pengental 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
3 Zat aditif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Plastic jar 1 1
5 Kardus 1
6 Pallet 1
7 Plastic wrap 1
38
Reorder point = demand per hari
Reorder point = 109.033 liter
EOQ = 43.632 liter
𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑
Pemesanan hari ke 1 =
𝐸𝑂𝑄
109.033
Pemesanan hari ke 1 =
43.632
Pemesanan hari ke 1 = 2,49
Pemesanan hari ke 1 ≈ 3 𝑏𝑎𝑡𝑐ℎ
“Tabel Perhitungan Area Penyimpanan Barang BO dapat dilihat pada lampiran A bagian A2”
Contoh perhitungan pada plastic jar dijelaskan sebagai berikut.
Jumlah palet 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 𝑗𝑎𝑟 = EOQ
Jumlah palet 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 𝑗𝑎𝑟 = 2.388 palet
39
Jumlah palet
Jumlah sub level rak =
10
2.388
Jumlah sub level rak =
10
Jumlah sub level rak = 239 sub level rak
Total Jumlah sub level rak = jumlah sub level rak seluruh barang BO
Nama Volume Total Volume Dimensi Truk (m) Dimensi Bak (m)
Volume Jumlah Dimensi Area Luas Area
No Angkut Angkut Bak Truk Kebutuhan Receiving (m) Receiving
Barang
(m^3) (m^3) p l t p l t (m^3) Truk p l (m^2)
1 Plastic jar 1,98 4728,24 15,67 2,59 2,90 12,03 2,35 2,39 67,49 71 41,1 122,4 5030,64
2 Kardus 1,98 2114,64 15,67 2,59 2,90 12,03 2,35 2,39 67,49 32 41,1 122,4 5030,64
3 Pallet 1,98 1649,34 15,67 2,59 2,90 12,03 2,35 2,39 67,49 25 41,1 122,4 5030,64
Plastic
4 130,68 15,67 2,59 2,90 12,03 2,35 2,39 67,49 2 41,1 122,4 5030,64
wrap 1,98
40
Berdasarkan hasil dari tabel diatas untuk receiving area adalah dibutuhkan sebanyak 130
truk untuk membawa barang bought out seperti plastic jar, kardus, pallet, dan plastic
wrap. Kami mengasumsikan menggunakan proses loading dan unloading barang
membutuhkan durasi waktu 1 jam. Maka dalam satu hari, terdapat 8 jam kerja yang dapat
melayani proses loading/unloading untuk 8 unit truk. sehingga 1 dock door dapat
melayani 8 truk dan gudang membutuhkan 17 dock door. Panjang area receiving terdiri
dari 36,5 meter panjang area manuver dan area parkir serta 4,6 meter panjang checking
area sehingga memiliki total panjang sebesar 41,1 meter.
Contoh perhitungan :
Volume angkut = Panjang bulk x lebar bulk x tinggi bulk
= 1,2 x 1,1 x 1,5
= 1,98 𝑚3
Total volume angkut (plastic jar) = (P x L x T) bulk x EOQ (bulk)
= (1,2 x 1,1 x 1,5) x 2388
= 4728,24 m3
Volume bak truk = Panjang bak x Lebar bak x Tinggi bak
= 12,03 x 2,35 x 2,39
= 67,49 𝑚3
total volume angkut (𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 jar
Jumlah kebutuhan truk (𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 jar) =
Volume bak truk
4728,24
Jumlah kebutuhan truk (𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 jar) =
67,49
Jumlah kebutuhan truk (𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐 jar) = 71 truk
Panjang receiving area = 36,5 m
Lebar receiving area = (jumlah dock door x lebar dock door) + (jumlah dock
door + 1) x jarak antar dock door)
= (17 x 2,7) + (17 – 1) x 4,25)
= 54,95 m
Luas receiving area = Panjang x Lebar
= 41,1 x 122,4
= 5.030,64 𝑚2
Berdasarkan dari tabel dan perhitungan diatas didapatkan disimpulkan bahwa luas
receiving area adalah sebesar 5.030,64 𝑚2 .
2.2.15 Perhitungan Area Receiving dan Penyimpanan Base oil
Area Receiving dan Penyimpanan Base oil merupakan tempat tempatkan di area terbuka. Area ini
menyimpan tangki-tangki yang di angkut dengan head trailer truck. Lalu truk tangki meninggalkan
tangki-tangki tersebut dan membawa pulang tangki yang sudah habis dipemesanan sebelumnya.
41
Jarak Antara satu tangki dengan tangki lainnya adalah 3,5 meter yang siap digunakan untuk
pemasangan pipa dalam proses pengambilan base oil dari dalam tangki. Pada perancangan area ini
diberikan satu tempat untuk truk melakukan pergantian tangki. Prosesnya, truk melakukan parkir dan
melepas tangki yang berisi base oil lalu meninggalkannya dan mengambil tangki yang telah kosong.
Sehingga diperlukan satu tambahan lahan parkir dari jumlah kebutuhan truk. Perhitungan area
receiving dan penyimpanan base oil sebagai berikut.
Tabel 26 Perhitungan Luas Area Receiving dan Penyimpanan Bahan Baku (Base oil)
Dimensi Truk Dimensi Dimensi Keseluruhan
(m) Tangki (m) Jumlah Area (m) Area
Nama Lebar
No Kebutuhan pergantian Keseluruh
Bahan Aisle (m)
p l t p l t Truk tangki p l t an (m^2)
1 Base oil 15 2,5 3,4 11 2,5 3,4 3 1 3,5 41,1 27,5 3,42 1130,25
Contoh Perhitungan :
EOQ
Jumlah kebutuhan truk =
16.000
42.153
=
16.000
= 3 truk.
Panjang area = 41,1 m
Lahan parkir truk = kebutuhan truk + area pergantian tangki
Lahan parkir truk =3+1
Lahan parkir truk =4
Lebar area = lebar truk x lahan parkir truk + (jumlah aisle) x lebar aisle
= 2,5 x 4 + (5) x 3,5
= 27,5 meter
Total penyimpanan bahan baku = Panjang area x lebar area
= 41,1 x 27,5
= 1130,25 𝑚2
Jadi, berdasarkan perhitungan diatas, total penyimpanan bahan baku untuk base oil
adalah 1130,25 𝑚2
2.2.16 Perhitungan Area Receiving Aditif dan thickener
Penerimaan aditif dan thickener dilakukan menggunakan truk trailer yang berukuran 20 ft dan
memiliki kapasitas 20.000 kg. Area receiving ini berupa dock door, lahan parkir dan area manuver
dengan panjang ideal adalah 36,5 meter. Berdasarkan perhitungan lot bahan baku, dibutuhkan
maisng-masing 1 unit truk untuk penerimaan bahan baku thickener dan aditif yang akan dilayani oleh
1 unit dock door. Perhitungan area receiving aditif dan thickener sebagai berikut.
42
Tabel 27 Perhitungan Luas Area Receiving Bahan Baku
Dimensi Area
Dimensi Kontainer Volume Jumlah Lebar Area Receiving
Nama Dimensi Truk (m) Receiving
No (m) Bak Truk Kebutuhan Aisle Keseluruhan
Bahan Keseluruhan (m)
(m^3) Truk (m) (m^2)
p l t p l t p l
1 Thickener 15,67 2,59 2,90 12,03 2,35 2,39 67,49 1 4,25 41,1 11,2 460,32
2 Aditif 15,67 2,59 2,90 12,03 2,35 2,39 67,49 1 4,25 41,1 11,2 460,32
Contoh Perhitungan :
Panjang area = 41,1 m
Lebar area = jumlah dock door x (lebar dock door+ lebar aisle) + lebar aisle
= 1 x (2,70 + 4,25) + 4,25 = 11,20 m
Total area receiving bahan baku (pengental) = Panjang area x lebar area
= 41,1x 11,20
= 460,32 𝑚2
Jadi, berdasarkan perhitungan diatas luas receiving area bahan baku pengental dan
aditif adalah 460,32 𝑚2
2.2.17 Perhitungan Area Penyimpanan Bahan Baku Pengental dan Aditif
Kapasitas area untuk penyimpanan bahan baku pengental dan aditif dirancang sesuai dengan
banyaknya barang yang dipesan dalam sekali pemesanan. Seluruh bahan baku akan ditempatkan pada
sub level rak penyimpan dengan dimensi 13 m x 1,4 x 1,77 serta diatas palet dengan total dimensi
1,2 m x 1,1 m x 1,5 m. Sub level rak ini dapat memuat hingga 10 palet. Selain itu, diasumsikan bahan
baku 1 Kg = 1 liter = 0,001 m3. Luas area penyimpanan bahan baku pengenral dan aditif dihitung
sebagai berikut.
“Tabel Perhitungan Area Penyimpanan Bahan Baku Pengental dan Aditif dapat dilihat pada lampiran
A bagian A3”
Contoh Perhitungan pada bahan baku pengental :
Volume 1 unit bulk pemesanan =PxLxT
= 1,2 x 1,1 x 1,5
= 1,98 𝑚3
Berat per bulk (kg) = Volume x 1000 kg/m3
= 1,98 x 1000
= 1.980 kg
EOQ
Kebutuhan palet =
berat per bulk
18.330
Kebutuhan palet =
1.980
Kebutuhan palet = 10 palet
43
Total kebutuhan palet = Jumlah palet pengental + jumlah palet aditif
Total kebutuhan palet = 10 + 6
Total kebutuhan palet = 16
Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan hasil bahwa diperlukan sebanyak 16 palet yang akan
digunakan pada operasional bahan baku ditempatkan pada 2 sub level rak yang terdapat pada sebuah
rak.
Panjang penyimpanan keseluruhan = Panjang rak + (2 x lebar aisle)
= 13 + ( 2 x 3,5)
= 20 m
Lebar penyimpanan keseluruhan = Lebar rak + (2 x lebar aisle)
= 1,4 + ( 2 x 3,5)
= 8,4 m
Luas area penyimpanan keseluruhan = Panjang x Lebar
= 20 x 8,4
= 168 𝑚2
Jadi, berdasarkan perhitungan diatas dengan semua substansi yang telah dihitung
didapatkan luas area penyimpanan keseluruhan adalah 168 𝑚2
2.2.18 Perhitungan Area Penyimpanan Gudang Produk Jadi
Area penyimpanan produk jadi merupakan suatu tempat penyimpanan yang berisi grease dalam
kardus yang diletakkan di atas palet dan disimpan pada rak. Durasi penyimpanan produk jadi ini
adalah 5 hari, setelah itu area penyimpanan akan kembali kosong dan akan diisi kembali sesuai
dengan jadwal produksi grease. Perhitungan Luas Area Penyimpanan Produk Jadi sebagai berikut.
Tabel 28 Perhitungan Luas Area Penyimpanan Produk Jadi
Dimensi Susunan Dimensi Area
Target Produksi Target Produksi Lebar Kebutuhan kebutuhan Luas Area
Nama Target Produksi Tumpukan dalam Pallet Volume Penyimpanan Produk
Per bulan (Kemasan / Aisle sub rak rak Penyimpanan
Produk (Pallet /Minggu) (m) (m^3) Jadi (m)
(Kemasan) Minggu) (m) Produk Jadi (m^2)
p l t p l
Grease 5.130.960 1.282.740 713 1,2 1,1 1,5 1,98 3,5 72 24 52 22,4 1.165
Contoh Perhitungan :
target produksi per unit
Target produksi (palet) =
kapasitas unit pada palet
1.282.740
Target produksi (palet) =
1.800
Target produksi (palet) = 713
target produksi
Jumlah sub rak =
10
713
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑏 𝑟𝑎𝑘 =
10
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑏 𝑟𝑎𝑘 = 72
44
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑏 𝑟𝑎𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑘 =
3
72
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑘 =
3
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑘 = 24
Berdasarkan perhitungan diatas maka didapatkan hasil bahwa rak yang dibutuhkan untuk
menyimpan produk jadi sebanyak 24 rak. Untuk mendapatkan luas ruangan yang
minimum maka pola penyusunan rak dilakukan mendekati bentuk persegi yaitu 4 x 6.
Pada pola penyusunan ini ditempatkan 4 rak membanjar dan 6 rak membaris.
Panjang = jumlah rak membanjar × (panjang rak + 𝑎𝑖𝑠𝑙𝑒) + 𝑎𝑖𝑠𝑙𝑒
Panjang = 4 × (13 + 3,5) + 3,5
Panjang = 52 meter
Lebar = jumlah rak membaris × lebar rak + jumlah aisle × lebar aisle
Lebar = 6 × 1,4 + 3 × 3,5
Lebar = 22,4 meter
Luas area = Panjang × Lebar
Luas area = 52 × 22,4
Luas area = 1.165 m2
Jadi, berdasarkan tabel dan perhitungan diatas didapatkan luas area penyimpanan
produk jadi adalah sebesar 1.165 m2 .
2.2.19 Perhitungan Area Shipping
Area shipping merupakan final proses pada operasional gudang yaitu proses loading
produk finished goods ke dalam truk kontainer dan disitribusikan ke customer. Truk yang
digunakan trailer dengan ukuran 40 feet dan kapasitas maksimal sebesar 30 ton. Pada area
shipping kami mengasumsikan waktu untuk bongkar muat yang dibutuhkan 1 truk yaitu
1 jam sehingga 1 dock door dapat melayani 8 truk per hari.
“Tabel Perhitungan Luas Area Shipping dapat dilihat pada lampiran A bagian A4”
Contoh Perhitungan :
Volume target produksi = Kebutuhan palet x Volume produk
= 713 x 1,98
= 1.411,74
Volume bak truk = Panjang (bak truk) x lebar (bak truk) x tinggi (bak truk)
= 12,03 x 2,35 x 2,39
= 67,4937 𝑚3
volume target produksi
Jumlah truk =
Volume bak truk
45
1.411,74
Jumlah truk =
67,49
Jumlah truk = 21
Jumlah truk
Jumlah 𝑑𝑜𝑐𝑘 𝑑𝑜𝑜𝑟 =
8
21
Jumlah 𝑑𝑜𝑐𝑘 𝑑𝑜𝑜𝑟 =
8
Jumlah 𝑑𝑜𝑐𝑘 𝑑𝑜𝑜𝑟 = 3
Panjang area shipping = 41,1 m
Lebar = jumlah dock door x (lebar dock door+jarak antar dock door) + jarak antar dock
door
= 3 x (2,7 + 4,25) + 4,25
= 25,1 m
Luas area shipping = Panjang area shipping x Lebar area shipping
= 41,1 x 25,1
= 1031,61 𝑚2
Jadi, berdasarkan hasil dari tabel dan perhitungan diatas didapatkan luas area shipping
sebesar 1031,61 𝑚2 .
2.2.20 Struktur Organisasi dan Job analysis
Terciptanya kelancaran dalam menjalankan tugas serta hak dan kewajiban para pekerja,
struktur organisasi merupakan suatu bagian penting dalam perusahaan agar para pekerja
mengetahui tugas tugasnya. Ada beberapa metode untuk mengelompokan para pekerja
seperti berdasarkan skill, pekerja yang memiliki skill yang sama akan di gabungkan
dalam satu kelompok. Pada perusahaan kami jabatan tertinggi yaitu kepala gudang lalu
ada staff produksi yang bertanggung jawab atas operator mesin, operator material
handling equipment dan quality control. Administrasi gudang untuk merekap semua
kegiatan gudang dalam bentuk data lalu staff penyimpanan yang bertugas mengontrol di
area penyimpanan, receiving, dan shipping.
Kepala Gudang
Operator Mesin
Operator Forklift
Quality Control
46
Berdasarkan struktur organisasi diatas para karyawan memiliki tugasnya masing-masing
sehingga dapat memperlancar aktivitas aliran barang dalam gudang. Pada fungsi setiap
struktur memiliki tugas yang berbeda beda di bagi berdasarkan fungsi dan tugasnya
berikut job analysis pada perusahaan.
Tabel 29 job analysis
No Nama Jabatan Job Description Job Specification
merencanakan serta
mengontrol alurmaterial pada
gudang dan mengevaluasi
S1 program studi
Deskirpsi Jabatan semua kegiatan dalam Pendidikan
T.Industri/T.Logistik
gudang termasuk persediaan
yang harus kirim ke
costumer
mengontrol aliran barang Bertanggung jawab,jujur,
1 Kepala Gudang mulai dari masuk hingga memiliki motivasi yang
barang didistribusikan, tinggi, mempunyai dasar
memastikan persedin barang sistem pergudangan, ahli
Kewajiban Kemampuan
di gudang cukup, mengontrol mengoperasikan komputer,
dan bertanggung jawab profesional, dapat bekerja
setiap divisi yang berada di dengan baik individu
bawahnya maupun team
Reporting Administrasi gudang dan sudah pernah menjabat di
Pengalaman
Relationship supervisor posisi kepala gudang
mengontrol dan dapat
mengoperasikan mesin,
pendidikan : SMA/SMK
Deskirpsi Jabatan material handling equipment Pendidikan
sederajat
dan proses mengolah bahan
baku menjadi bahan jadi
dapat mengoperasikan
komputer dengan baik,
bertanggung jawab atas data
3 Administrasi Gudang profesional, bertanggung
Kewajiban data penjualan, pengadaan Kemampuan
Tabel 30 job analysis (lanjutan) jawab, dapat bekerja
dan pemesanan
dengan baik dengan
kelompok ataupun individu
48
Tabel 31 Kebutuhan Personel Kantor
No Nama Jabatan Jumlah Personel
1 Kepala Gudang 1
2 Staff Produksi 1
3 Administrasi Gudang 2
4 Staff Penyimpanan 2
Kebutuhan
No Nama Aktivitas
Operator/Aktivitas
1 Receiving area 3
2 Storage Product 4
3 Shipping area 3
49
Nama Kebutuha
Frekuensi Jumlah Total
No Asal Tujuan Material n
Perpindahan MH Operator
Handling Operator
1 Receiving BO Gudang BO Forklift 720 1 1 1
2 Aditif storage Processing Area Forklift 485 1 1 1
Storage
3 Packaging area Finished Goods Forklift 1875 1 1 1
Storage Finished
4 Goods Shipping Area Forklift 7564 1 1 1
Pada tabel di atas kami mengasumsikan fasilitas dan jumlah fasilitas yang relevan,
diperlukan dalam ruangan karyawan untuk mempermudah pemahaman, kami akan
membuat contoh perhitungan sebagai berikut :
Dimensi fasilitas (𝑚2 ) = Jumlah fasilitas x Panjang (𝑚2 ) x lebar (𝑚2 )
= 1 x 2 x 0,5 = 1 𝑚2
Total dimensi = dimensi fasilitas ( lemari + kursi + sofa + meja)
= 1 + 0,8 + 2,4 + 1,2 = 4,2 𝑚2
50
mushola, fun room, dan toilet. Berikut tabel dan contoh perhitungan luas fasilitas
penunjang kantor.
Tabel 36 Perhitungan Luas Fasilitas Penunjang Kantor
Ukuran Fasilitas Dimensi Dimensi Ruangan
Jumlah Total Dimensi Luas ruangan
No. Nama Ruangan Fasilitas Fasilitas
Fasilitas Panjang Lebar 2 Fasilitas (m2 ) Panjang Lebar (m2)
(m) (m) (m ) (m) (m)
Lemari 2 2,00 1,50 6
1 Ruang Meeting Kursi 10 0,80 0,50 4,0 18 8 7 56
Meja 1 4,00 2,00 8
Tempat
6 1,50 1,00 9
wudhu
2 Mushola 27,75 9 6 54
Toilet 2 3,00 2,50 15
Lemari 2 1,50 1,25 3,75
Westafel 1 1,00 1,80 1,8
3 Toilet 4,8 5 4 20
WC 1 2,00 1,50 3,00
Untuk mempermudah pemahaman terkait angka yang sudah di paparkan diatas, kami
membuat contoh perhitungan sebagai berikut :
Gambar 19 westafel
51
Dimensi fasilitas penunjang luar kantor berperan sebagai acuan untuk menghitung
kebutuhan luas fasilitas penunjang luar kantor. Fasilitas tersebut seperti area parker yang
terdiri area parker, pos satpam, assembly point, toilet, dan kantin. Berikut tabel luas
fasilitas penunjang luar kantor
Tabel 37 Perhitungan Luas Fasilitas Penunjang Luar Kantor
Ukuran Fasilitas Dimensi Dimensi Ruangan
Jumlah Total Dimensi Luas ruangan
No. Nama Ruangan Fasilitas Panjang Lebar Fasilitas 2 Panjang Lebar 2
Fasilitas Fasilitas (m ) (m )
(m) (m) (m2 ) (m) (m)
Parkir mobil 1 13,00 10,00 130
1 Area Parkir 310 50 25 1250
Parkir motor 1 15,00 12,00 180
kursi 2 1,50 1,00 3
Toilet 1 3,00 2,50 7,5
2 pos satpam 13,875 5,8 4,5 26,1
Meja 1 1,50 1,00 1,5
Lemari 1 1,50 1,25 1,875
3 Assembly Point Area kumpul 1 4,00 3,50 14 14 5 3,8 19
Meja 3 6,00 4,50 81
4 Kantin Kursi 20 1,20 0,80 19,2 124,2 13 11 143
Kulkas 4 2,00 3,00 24
pada tabel di atas kami mengasumsikan fasilitas dan jumlah fasilitas yang relevan,
diperlukan dalam ruangan karyawan untuk mempermudah pemahaman, kami akan
membuat contoh perhitungan sebagai berikut :
Dimensi fasilitas (𝑚2 ) = Jumlah fasilitas x Panjang (𝑚2 ) x lebar (𝑚2 )
= 1 x 13 x 10 = 130 𝑚2
Total dimensi = dimensi fasilitas ( parkir mobil + parkir motor)
= 130 + 180 = 310 𝑚2
Luas ruangan = Panjang (𝑚2 ) x lebar (𝑚2 )
= 50 x 25 = 1250 m
52
Gambar 21 Meja dan Kursi Kantin
Contoh perhitungan :
= 1 x 4 x 3,5 = 14 𝑚2
Total dimensi = dimensi ( westafel + Tempat BAK + Tempat BAB)
Gambar 22 westafel
53
Gambar 23 Lemari Loker
54
Tabel 39 Perhitungan Luas Fasilitas Penunjang Luar Gudang
Ukuran Fasilitas Total Dimensi Ruangan
Dimensi Luas
Nama Jumlah Dimensi
No. Fasilitas Fasilitas ruangan
Ruangan Fasilitas Panjang Lebar 2 Fasilitas Panjang Lebar 2
(m ) (m )
(m) (m) (m2 ) (m) (m)
Kursi 2 4,00 2,00 16
1 Smoking area 27,4 30 15 450
Meja 1 3,80 3,00 11,4
parkir mobil 1 17,00 14,00 238
2 Parkir area parkir motor 1 15,00 13,00 195 1183 7,4 4,4 32,56
parkir truck 1 30,00 25,00 750
meja 1 1,50 1,00 1,5
3 Pos Satpam 14 6,42 5,2 33,384
kursi 1 4,00 3,50 14
Westafel 2 1,00 1,80 3,6
4 Toilet Urionoir 4 2,00 1,50 12,00 38,1 1,5 2 3
Kloset 3 3,00 2,50 22,5
Assembly
5 area kumpul 1 4,00 3,50 14 14 5 3,8 19
Point
Tempat
6 1,50 1,00 9
wudhu
6 Masjid 44,625 9 6 54
Toilet 4 3,00 2,50 30
Lemari 3 1,50 1,25 5,625
Untuk mempermudah membaca angka pada tabel di atas kami membuat contoh
perhitungan sebagai berikut :
Dimensi fasilitas (𝑚2 ) = Jumah fasilitas x Panjang (𝑚2 ) x lebar (𝑚2 )
= 2 x 4 x 2 = 16 𝑚2
Total dimensi = dimensi fasilitas (kursi + meja)
= 16 + 11,4 = 27,4 𝑚2
55
memperhatikan watt setiap mesin per harinya dan waktu yang dibutuhkan mesin tersebut
beroperasi. Gaji para karyawan dan biaya overtime para karyawan merupakan komponen
yang berpengaruh terhadap biaya operasional gudang.
Tabel 40 Perhitungan Biaya Perpindahan Alat Material Handling
Jarak
OMH Biaya
No Material Handling Perpindahan
(Rp/meter) Perpindahan
(m)
forklift counterbalance
1 80,5 Rp 28 Rp 2.254
tiga roda
forklift counterbalance
2 7,3 Rp 28 Rp 204
tiga roda
forklift counterbalance
3 60,7 Rp 28 Rp 1.700
tiga roda
forklift counterbalance
4 58 Rp 28 Rp 1.624
tiga roda
Untuk memudahkan memahami asal usul angka pada tabel diatas, berikut contoh
perhitungan tabel diatas :
Biaya perpindahan MHE = Jarak perpindahan (m) x OMH (Rp/meter)
= 80,5 m x Rp 28
= Rp 2.254
Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan hasil biaya perpindahan pada material
handling equipment pertama sebesar Rp 2.254
Tabel 41 Perhitungan Biaya Energi
Waktu Besar Energi Biaya/Kw Total Biaya Jumlah Biaya Biaya
No Nama Mesin/Peralatan Daya (kw)
Proses (kwh) h (Rp/Hari) (unit) Total/Hari Total/bulan
1 Mesin Blending 5,5 24 132 1.114,74 Rp 147.146 6 Rp 882.874 Rp 17.657.482
2 Mesin Filling 2,2 17 37,4 1.114,74 Rp 41.691 1 Rp 41.691 Rp 833.826
3 Mesin Packaging 3 4,5 13,5 1.114,74 Rp 15.049 1 Rp 15.049 Rp 300.980
4 Mesin Palletizing 6 5,5 33 1.114,74 Rp 36.786 1 Rp 36.786 Rp 735.728
5 Mesin Wrapping 2,2 4 8,8 1.114,74 Rp 9.810 1 Rp 9.810 Rp 196.194
6 forklift 7,5 15 112,5 1.114,74 Rp 125.408 4 Rp 501.633 Rp 10.032.660
Daya dan waktu pada mesin diatas sudah di hitung di modul 2, untuk memudahkan
memahami asal usul angka pada tabel diatas, berikut contoh perhitungan tabel diatas :
Total Biaya (Rp/Hari) = Besar Energi (kwh) x Biaya/Kwh
= 132 x 1.114,74
= Rp 147.146
Biaya Total/Hari = Total Biaya (Rp/Hari) x Jumlah (unit)
= Rp 147.146 x 4
= Rp 588.583
56
Biaya Total/bulan = Biaya Total/Hari x Jumlah bulan
= Rp 588.583 x 20
= Rp 11.771.654
Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan biaya total/bulan sebesar Rp 11.771.654
Tabel 42 Perhitungan Biaya Pekerja Reguler
Jumlah
No Nama Pekerjaan Upah Pekerja (Rp./Bulan) Total Biaya Pekerja
Operator
1 Kepala Gudang 1 Rp 8.500.000 Rp 8.500.000
2 Staff Produksi 1 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
3 Administrasi Gudang 2 Rp 4.500.000 Rp 9.000.000
4 Staff penyimpanan 2 Rp 5.500.000 Rp 11.000.000
5 Teknisi service 3 Rp 4.700.000 Rp 14.100.000
6 Quality Control 2 Rp 4.800.000 Rp 9.600.000
Untuk menentukan jumlah operator sudah dilakukan pada struktur organisasi dan upah
pekerja berdasarkan asumsi yang berpacu gaji umr kota batam. Untuk memudahkan
memahami asal usul angka pada tabel diatas, berikut contoh perhitungan tabel diatas :
Total Biaya Pekerja = Jumlah Operator x Upah Pekerja (Rp/Bulan)
= 1 x Rp 8.500.000
= Rp 8.500.000
Berdasarkan perhitungan data yang telah diasumsikan dengan berpacu sebuat data
didapatkan hasil total biaya pekerja kepala staff sebesar Rp 8.500.000
Tabel 43 Perhitungan Biaya Overtime
Jumlah Biaya Overtime per Total Biaya Total Biaya
No Nama Pekerjaan Jumlah Jam Overtime
Operator jam Overtime Pekerja
1 Operator Mesin 4 10 Rp 291.796 Rp2.917.960 Rp 11.671.840
2 Operator Forklift 3 10 Rp 291.796 Rp2.917.960 Rp 8.753.880
Jumlah operator mesin sudah didapatkan pada modul 2, Untuk memudahkan memahami
asal usul angka pada tabel diatas, berikut contoh perhitungan tabel diatas :
Total Biaya Overtime = Jumlah Jam overtime x Biaya Overtime/jam
= 10 x Rp 291.796
= Rp 2.917.960
Total Biaya Pekerja = Jumlah operator x Total Biaya Overtime
= 4 x Rp 2.917.960
= Rp 11.671.840
Berdasarkan perhitungan dan data yang sudah diperoleh pada perhitungan sebelumnya
didapatkan total biaya pekerja operator mesin sebesar Rp 11.671.840
57
58
BAB 3 KESIMPULAN
Kami memilih plastic jar sebagai kemasan primer, dikarenakan memiliki beberapa kelebihan salah
satunya minim biaya yang dipelukan. Dalam mendapatkan material tersebut kami memutuskan
untuk membeli dari perusahaan lain. Sehingga kami dapat focus terhadap value added yang kami
berikan
Value added yang kami berikan berupa kemasan yang berbentuk tabung dengan tujuan
memaksimalkan dalam pemakaian grease tersebut. Lalu dalam penyimpanannya kami
menggunakan wrap untuk menjaga kemasan primer.
Penentuan lokasi yang optimal harus menggunakan acuan data rasio kepadatan penduduk dalam
masing-masing kecamatan yang ada di kota Batam, lalu jarak antar wilayah kecamatan, data
permintaan grease. Dengan menggunakan metode P-Center pada software LINGO didapatkan hasil
lokasi yang optimum yaitu Kota Sekupang dan Nongsa
59
DAFTAR PUSTAKA
60
LAMPIRAN
counterbalance
1 Plastic jar 3991 2388 2 1800 1,2 1,1 1,5 4728,24 rak sub level rak 13 1,4 1,77 13 1,4 5,31 3,5 2388 239 4349,80 119 71,4 8.497
forklift truck
counterbalance
2 Kardus 798 1068 1 600 1,2 1,1 1,5 2114,64 rak sub level rak 13 1,4 1,77 13 1,4 5,31 3,5 1068 107 1947,40 119 71,4 8.497
forklift truck
counterbalance
3 Pallet 485 833 1 10 1,2 1,1 1,5 1649,34 rak sub level rak 13 1,4 1,77 13 1,4 5,31 3,5 833 84 1528,80 119 71,4 8.497
forklift truck
Plastic counterbalance
4 3 66 1 12 1,2 1,1 1,5 130,68 rak sub level rak 13 1,4 1,77 13 1,4 5,31 3,5 66 7 127,40 119 71,4 8.497
wrap forklift truck
61
A3 Perhitungan Area Penyimpanan Bahan Baku Pengental dan Aditif
Tabel 46 Perhitungan Luas Area Penyimpanan Bahan Baku (Pengental dan Aditif)
Luas
Nama
Dimensi Susunan Berat Dimensi Sub Kebutuha Kebutuha Dimensi Media Area
Sub Jenis Luas Area Dimensi
Nama Demand Frekuensi Tumpukan Pallet (m) Volume Nama Penyimpanan (m) Penyimpanan (m) Lebar Penyimpa
No EOQ (Kg) Media n palet n sub rak Material Penyimpa Penyimpanan
Bahan (kg/bulan) Pemesanan (m^3) Penyimpanan Aisle (m) nan
Penyim Handling nan (m^2) Keseluruhan (m)
Keseluru
p l t panan p l t p l t p l han
Sit down
sub level counterba
1 Pengental 384822 18330 21 1,2 1,1 1,5 1,98 1980 rak 13 1,4 1,77 10 1 13 1,4 5,31 3,5 18,20 20 8,4 168
rak lance
forklift
Sit down
sub level counterba
2 Zat aditif 128274 10583 13 1,2 1,1 1,5 1,98 1980 rak 13 1,4 1,77 6 1 13 1,4 5,31 3,5 18,20 20 8,4 168
rak lance
forklift
62
Lampiran Rancangan Kemasan
1
1
2
3
Departmen Jumlah
No Departemen TCR
1 2 3 4 5 6 7 8 A E I O U X
1 Ruang Kepala Gudang I A E I O U U 1 1 1 1 2 0 11110
2 Ruang Staff Produksi I I I I O U U 0 0 4 1 2 0 410
3 Ruang Administrasi Gudang A I E I O U U 1 1 2 1 2 0 11210
4 Ruang Staff Penyimpanan E I E I O U U 0 2 2 1 2 0 2210
5 Ruang Teknisi Service I I I I O U U 0 0 4 1 2 0 410
6 Ruang Meeting O O O O O U U 0 0 0 4 2 0 40
7 Mushola U U U U U U O 0 0 0 1 6 0 10
8 Toilet U U U U U U O 0 0 0 1 6 0 10
Total 2 4 13 11 24 0 25410
Persentase Hubungan
Departmen Jumlah
No Departemen TCR
1 2 3 4 5 6 7 8 A E I O U X
1 Ruang loker pekerja A E U I U U U 1 1 2 1 4 0 11210
2 Emergency exit A A E U I U U 1 2 3 2 2 0 12320
3 Toilet E U E A U O O 0 1 0 1 4 0 1010
4 Smoking area U U U I O U O 0 0 0 1 3 0 10
5 Gudang I O U U O O I 0 0 1 3 2 0 130
6 Assembly Point U I U O O U U 0 0 1 2 4 0 120
7 Masjid U O O U O U O 0 0 0 4 3 0 40
8 Parkir area U O O O I U O 0 0 1 4 2 0 140
Total 2 4 8 18 24 0 24980
4
Departmen Jumlah
No Departemen TCR
1 2 3 4 5 6 7 8 A E I O U X
1 Kantor E O U I O O U 0 1 1 3 2 0 1130
2 Gudang E E U I O U O 0 2 1 2 2 0 2120
3 Toilet O E U U U O O 0 1 0 3 3 0 1030
4 Smoking area U U U U O U O 0 0 0 2 5 0 20
5 Pos satpam I I U U O O I 0 0 3 2 2 0 320
6 Assembly Point O O U O O U U 0 0 0 4 3 0 40
7 Masjid O U O U O U A 1 0 0 3 4 0 10030
8 Parkir area U O O O I U A 1 0 1 3 3 0 10130
Total 2 4 6 22 24 0 24820
5
Gambar 30 Activity Relationship Diagram (ARD)
Gambar 32 Activity Relationship Diagram (ARD) pada Gudang dan Area Penunjang
1
2
3
4
5
6
25
25
25
Lampiran 2
26