Ujian Menulis Esai Humaniora Pancasila (UMEHP) adalah sebuah metode evaluasi kemampuan di
mana mahasiswa dapat menggunakan potensi dan keterampilannya dalam mengolah dan memahami
informasi dan pengetahuan dari ragam bentuk sumber belajar saat melakukan aktivitas membaca dan
menulis sehingga menghasilkan pemahaman yang koheren, sistematis, logis, kritis dan kreatif mengenai
wacana dan praktek Pancasila di masa lalu, masa kini dan masa depan.
Baca dan pahami instruksi di bawah ini dengan cermat dan teliti sebelum menulis esai:
12. Kutipan (pendapat atau ide pengarang) lebih dari 4 (empat) baris diketik dengan spasi tunggal
dan diberi baris baru. Kutipan kurang dari 4 (empat) baris dituliskan sebagai sambungan kalimat
dan dimasukkan dalam teks memakai tanda petik.
13. Boleh (pilihan) mencantumkan sarana pendukung pemaparan deskriptif berupa ilustrasi, gambar,
foto, tabel, atau grafik.
14. Daftar sumber belajar disusun seekonomis mungkin, dalam arti hanya memuat sumber yang
diacu di dalam esai, dan wajib menggunakan 3 (tiga) bentuk sumber belajar: (1) bercetak; (2)
bercetak digital (PDF); (3) daring; dan (4) multimedia.
15. Tenggat waktu unggah esai ke Elearning pada tanggal 10 Oktober 2019selambat-lambatnya
sehari sebelum jadwal resmi ujian tengah semester (UTS) UMN dan wajib hadir selama ujian
tengah semester (UTS) ganjil 2019/2020 berlangsung dengan membawa dan menyerahkan bentuk
cetak (hardcopy) naskah esai.
16. Jika peserta berhalangan hadir pada UTS ganjil 2019/2020 yang telah ditentukan meskipun yang
bersangkutan telah mengunggah ke dalam elearning dianggap tidak mengikuti ujian tengah
semester (UTS) semester ganjil 2019/2020.
1. (a) pembuka (masalah); (b) pendapat awal (tesis); (c) keraguan/rasa ingin tahu
(antitesis); (d) konteks; (e) pendapat baru/pesan humaniora
2. Pembahasan tema sesuai pilihan topik harus memuat ide pokok/argumen
sekurang-kurangnya dari satu atau lebih tokoh pemikir bangsa, semisal Soekarno,
Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, M. Natsir, dan lain-lain.
MODEL PAT “Panduan Abstrak Terbimbing” (Pilih Satu Abstrak!) di bawah ini:
a. Gagasan Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia tidak muncul seketika
dan tuntas pada BPUPK. Tanpa memungkiri peran beberapa tokoh individu
lainnya, peran paling menonjol ialah Soekarno, dia adalah darah dan daging
Pancasila. Tentu saja kita boleh tidak setuju dengan pendakuan bahwa Soekarno
adalah darah dan daging Pancasila. Sebaliknya adalah tokoh pemikir individu
bangsa lain, seperti Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Moh. Natsir, Tan Malaka,
dan lain-lain. Diskusikan gagasan Pancasila menurut setidak-tidaknya dua atau
lebih tokoh pemikir bangsa dari berbagai bentuk pilihan sumber belajar yang
terpercaya sebelum menyusun argumentasi esai Anda secara jelas, logis,
koheren dan meyakinkan.
b. Klaim atau pendakuan “Pancasila dan NKRI harga mati” seringkali menghiasi
ruang publik, media massa dan media sosial. Larut dalam euforia patriotisme
maupun nasionalisme, masyarakat awam tergesa-gesa untuk menyetujui klaim
tersebut. Masih berdayaguna dan relevankah patriotisme maupun nasionalisme
bagi pemuda-pemudi di jaman industri 4.0 sekarang ini? Diskusikan dua
argumen pro-kontra perihal hal ini dari berbagai bentuk pilihan sumber
belajar yang terpercaya sebelum menyusun argumentasi esai Anda secara
jelas, logis, koheren dan meyakinkan.
c. Sebelum fase “pembibitan”, Soekarno merintis gagasan dasar falsafah Pancasila
dengan meramusatukan “nasionalisme-Islamisme-Marxisme. Obsesi Soekarno
adalah mempersatukan kemajemukan ideologi di republik ini. Apakah gagasan
meramusatukan “nasionalisme-Islamisme-Marxisme” dan semangat persatuan
dalam kemajemukan masih sesuai dengan keadaan pasca-kebenaran sekarang
3
nama Tuhan yang dilakukan para teroris dan kaum ektremis agama yang kerap
melakukan aksi-aksi intoleran yang terjadi di negeri kita dari sudut pandang Sila
Pertama Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa” dari berbagai bentuk pilihan
sumber belajar yang terpercaya sebelum menyusun argumentasi esai Anda
secara jelas, logis, koheren dan meyakinkan.
***
1. Pancasila Kita. Telaah Makna dan Aksi Nyata. (2018). (Ed. Simon Wenehen). Serpong: UMN
Press.
2. _________. (2018). Wawasan Pancasila. Bintang Penuntun Untuk Pembudayaan (Ed. Ezri Tri
Suro, Taufiq MR). Jakarta: Penerbit Mizan.
3. Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI);
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), 28 Mei 1945-22 Agustus 1945. (1998) (Eds.
Saafroedin Bahar dan Nanie Hudawati. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.
4. Bung Karno dan Wacana Islam. (2001). Kenangan 100 tahun Bung Karno (Eds.). Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
5. Dialog Dengan Sejarah. (2001). Soekarno Seratus Tahun (Ed. St. Sularto). Jakarta: Penerbit
Kompas.
1. Arif, Syaiful. (2018). Islam, Pancasila dan Deradikalisasi – Meneguhkan Nilai Keindonesiaan.
Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo.
2. Aritonang, Jan S. (2005). Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia.
3. Bourchier, David. (2007). Pancasila Versi Orde Baru: Dan Asal Muasal Negara Organis
(Integralistik). (Terj. Agus Wahyudi). Yogyakarta dan Jakarta: Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM
bekerjasama dengan Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM dan Perhimpunan
Pendidikan Demokrasi (P2D).
4. Driyarkara, Nicolaus. (2006). Karya Lengkap Driyarkara: Esai-Esai Filsafat Pemikiran yang
Terlibat Penuh dalam Perjuangan Bangsanya (Eds. A. Sudiarja, G. Subanar, St. Sunardi, T.
Sarkim). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama).
5. Hatta. (2018). Seri Buku Tempo. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
6. Latif, Yudi. (2016). Revolusi Pancasila: Kembali ke Rel Perjuangan Bangsa. Jakarta: Bangsa:
Mizan.
7. _______. (2016). Air Mata Keteladanan, Pancasila dalam Perbuatan. Bandung: Mizan.
5
8. ________. (2019). Negara Paripurna. Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila (Ed.
Idi Subandy Ibrahim). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
9. Maarif, Ahman Syafii. (2006). Islam dan Pancasila Sebagai Dasar Negara. Studi tentang
Perdebatan dalam Konstituante Jakarta: Pustaka LP3ES.
10.Muhamad Yamin. Seri Buku Tempo (KPG, 2015)
11.Natsir, Mohammad. (2004). Islam Sebagai Dasar Negara. Pidato di Depan Sidang Majelis
Konstituante untuk Menentukan Dasar Negara RI (1957-1959) (Ed. Kholid O. Santosa).
Bandung: Sega Arsy.
12._______________________. (1987). Pancasila Secara Ilmiah Populer. Jakarta: Bumi Aksara.
13.Rachman, Budhy-Munawar. (2019). Karya Lengkap Nurcholish Madjid. Jakarta: Nurcholishd
Madjid Society (NCMS).
14.Simandjuntak, Marsillam. (2003). Pandangan Negara Integralistik. Sumber, Unsur, Dan
Riwayatnya Dalam Persiapan UUD 1945. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
15.Siswo, Iwan. (2014). Panca Azimat Revolusi. Tulisan, Risalah, Pembelaan, & Pidato Sukarno
1926-1966. Jilid I & II (Ed. Ining Isaiyas). Jakarta: Kepustakaan Gramedia Utama.
16.Sukarno. (2018). Seri Historia. Jakarta: Penerbit Kompas.
17.Sukarno. (2019). Seri Buku Tempo. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
18.Sjahrir. (2018). Seri Buku Tempo. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
19.Tjokroaminoto. (2018). Seri Buku Tempo. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia