RESIDENSI 1 ARS RSUD Dr. Koesma Tuban
RESIDENSI 1 ARS RSUD Dr. Koesma Tuban
PENANGANAN COVID–19
DI RSUD DR. R KOESMA TUBAN JAWA TIMUR
Disusun Oleh :
1. Ardian Zaenal Abidin 25000119410003
2. Andi Karisma Nurdiyansyah 25000119410007
3. Winda Ningsih 25000119410022
i
LAPORAN RESIDENSI 1
DI RSUD DR. R KOESMA TUBAN JAWA TIMUR
Disusun oleh :
Dr. Septo Pawelas Arso, SKM., MARS Farid Agushybana, S.KM., DEA., Ph.D.
NIP. 197209301997021001 NIP. 197209301999021001
Mengetahui
Ketua Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sumber Daya Manusia RSUD dr. R. Koesma Kabupaten Tuban ................... 11
Tabel 2. Kapasitas Tempat Tidur RSUD dr. Koesma Tuban ....................................... 12
Tabel 3 Data Kasus Covid-19 di RSUD R.Koesma Tuban tahun 2020 ....................... 14
Tabel 4 Kunjungan pasien rawat jalan ........................................................................ 20
Tabel 5 Kunjungan pasien rawat inap ......................................................................... 21
Tabel 6 Data BOR pada bulan Maret – Mei 2020........................................................ 22
Tabel 7 Skoring Prioritas Masalah dengan USG ......................................................... 26
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi RSUD dr. R. Koesma Tuban ....... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2 Peta Sebaran covid-19 ............................................................................... 14
Gambar 3 Peta Sebaran Pasien ................................................................................. 14
Gambar 4 Susunan Tim gerak cepat covid-19 RSUD dr. R. Koesma Tuban ............... 16
Gambar 5 Alur pelayanan skrining pasien Covid-19................................................... 15
Gambar 6 Desain Ruang Isolasi Tekanan Negatif ...................................................... 17
Gambar 7 Ruang isolasi RSUD dr. R. Koesma Tuban ................................................ 17
Gambar 8 Surat edaran Rektrutmen RSUD dr. R. Koesma Tuban.............................. 19
Gambar 9 Pengumuman pembatasan penunggu di RSUD dr. R Koesma Tuban ....... 19
Gambar 10 Jadwal Poli Rawat jalan di RSUD dr. R Koesma Tuban............................20
Gambar 11 Grafik Data Penurunan Pelayanan rajal Bulan Maret s.d. Mei 2020 ......... 21
Gambar 12 Grafik data penurunan pelayanan ranap Bulan Maret – Mei 2020 ............ 22
Gambar 13 Koordinasi Pengadaan Mesin PCR .......................................................... 23
Gambar 14 Penerimaan Donasi .................................................................................. 24
Gambar 15 Alur pengelolaan Limbah infeksius RSUD dr R Koesma Tuban................26
v
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Covid-19 merupakan penyakit yang diidentifikasikan penyebabnya adalah
virus Corona yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini pertama kali
dideteksi kemunculannya di Wuhan, Tiongkok. Sebagaimana diketahui bahwa
SARS-Cov-2 bukanlah jenis virus baru. Akan tetapi dalam penjelasan ilmiah suatu
virus mampu bermutasi membentuk susunan genetik yang baru, singkatnya virus
tersebut tetap satu jenis yang sama dan hanya berganti seragam. Alasan pemberian
nama SARS-Cov-2 karena virus corona memiliki hubungan erat secara genetik
dengan virus penyebab SARS dan MERS.
Diketahui DNA dari virus SARS-Cov-2 memiliki kemiripan dengan DNA pada
kelelawar. Diyakini pula bahwa virus ini muncul dari pasar basah (wet market) di
Wuhan, dimana dijual banyak hewan eksotis Asia dari berbagai jenis bahkan untuk
menjaga kesegarannya ada yang dipotong langsung di pasar agar dibeli dalam
keadaan segar. Kemudian pasar ini dianggap sebagai tempat berkembang biaknya
virus akibat dekatnya interaksi hewan dan manusia. Virus tersebut memiliki
Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan.
Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak nafas. Pada kasus yang berat dapat
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian.
World Health Organization Pada tanggal 30 Januari 2020 menetapkan sebagai
Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) dengan penambahan
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran ke
luar wilayah Wuhan dan negara lain. Sampai dengan 16 Februari 2020, secara global
dilaporkan 51.857 kasus konfimasi di 25 negara dengan 1.669 kematian (CFR 3,2%).
Ketika pertama kali diumumkan sebagai pandemi global pada 11 Maret lalu oleh
WHO jumlah infeksi di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 121.000 dan WHO
merilis perubahan status PHEIC menjadi pandemic, setelah terjadinya peningkatan
yang sangat signifikan pada jumlah laporan kasus dan jumlah kematian akibat virus
ini di berbagai belahan dunia. Virus covid 19 tersebut menjalar dengan cepat hingga
ke seluruh daerah di China dan negara-negara lainnya di seluruh Dunia pada
beberapa minggu berikutnya.
1
2
Situasi yang hampir sama juga dialami Indonesia. Sebagai negara dengan
tingkat populasi yang tinggi, virus Covid-19 menyebar dengan cepat. Selama bulan
Maret 2020, rata-rata peningkatan jumlah kasus yang terjadi sekitar ratusan per hari.
Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik
Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 8 Juni 2020 adalah 31.186
orang dengan jumlah kematian 1.851 orang. Dari kedua angka ini dapat disimpulkan
bahwa case fatality rate atau tingkat kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di
Indonesia adalah sekitar 5,9%. Case fatality rate adalah presentase jumlah kematian
dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang sudah terkonfirmasi dan dilaporkan.
Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate) berdasarkan
kelompok usia antara lain adalah usia 0–5 tahun sebesar 2,3%, usia 6– 17 tahun
sebesar 0,6%, usia 18–30 tahun sebesar 0,8%, usia 31–45 tahun sebesar 2,4%, usia
46–59 tahun sebesar 8,7% dan usia >60 tahun sebesar 17,7%. Dari seluruh
penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 0,9% berusia 0–5 tahun, 0,6% berusia
6–17 tahun, 3% berusia 18–30 tahun, 12% berusia 31–45 tahun, 39,9% berusia 46–
59 tahun, dan 43,6% berusia 60 tahun ke atas. Sedangkan berdasarkan jenis
kelamin, 62,2% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan
37,8% sisanya adalah perempuan.
Data peta terbaru perkembangan pemantauan persebaran virus Corona
(Covid19) di Kabupaten Tuban. per 27 juni 2020 hingga pukul 18.00 WIB, jumlah
kumulatif ODP sebanyak 654 orang dengan keterangan sebanyak 423 orang selesai
pemantauan dan 31 orang masih dalam pemantauan. PDP berjumlah 98 orang. Dari
jumlah tersebut tercatat 55 orang sembuh; 17 orang meninggal dunia; dan sisanya
masih dalam pengawasan sebanyak 26 orang. Untuk orang yang terkonfirmasi
positif Covid-19 sejumlah 100 orang, terdiri dari 36 orang sembuh; 7 orang meninggal
dunia; serta 57 orang dalam perawatan dan isolasi. Hal tersebut terjadi dari beberapa
klaster seperti Pelatihan Tenaga Kerja Haji Indonesia, Klaster pabrik sampoerna dan
beberapa klaster lain. Sehingga, semua daerah diharap waspada terhadap adanya
kenaikan jumlah kasus di Jawa Timur.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19 di kabupaten Tuban, RSUD dr. Koesma
Tuban ditetapkan menjadi rumah sakit penyelenggara pelayanan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sesuai dengan Keputusan Bupati No.
188.45/171/KPTS/414.013/2020. RSUD dr. Koesma Tuban memiliki 28 Tempat
Tidur Isolasi Covid-19 dan juga melayani pemeriksaan swab PCR untuk pasien rawat
inap dan rapid test Covid-19 untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Selama
3
pandemi periode bulan Maret sampai dengan Mei 2020 RSUD dr. Koesma Tuban
trend pelayanan mengalamai berturut-turut penurunan berdasarkan sebesar 27,
54, dan 63% dan BOR Rawat Inap juga mengalamai penurunan berturut -
turut sebesar 11, 41, dan 49 %..
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi
Rumah Sakit di Semester II ini Pembelajaran baik teori ataupun praktik di era
pandemi saat ini dilaksanakan secara daring begitupun perkuliahan Residensi I juga
dilakukan dengan metode daring untuk mengurangi resiko penularan Covid-19.
Perkuliahan Residensi I dengan metode daring dilaksanakan dengan studi kasus di
rumah sakit yang bertujuan untuk problem solving cycle manajemen rumah sakit.
Metode daring ini dilaksanakan dengan membagi mahasiswa menjadi enam
kelompok dan Masing-masing kelompok membahas satu rumah sakit yang sudah
ditetapkan. Rumah sakit yang ditetapkan Program Studi Magister Kesehatan
Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit adalah rumah sakit yang ada
mahasiswa yang bekerja pada rumah sakit tersebut. Pada kelompok kami adalah
bapak Ardian Zaenal Abidin yang bekerja di RSUD dr. Koesma Kab Tuban sebagai
enumerator pada residensi kami ini.
Berdasarkan uraian diatas, kegiatan residensi ini dilaksanakan untuk
mengetahui bagaimana pelayanan wabah Covid-19 di RSUD dr. R. Koesma Tuban
dan mencari permasalahan serta meberikan masukan dan alternative solusi
pemecahan masalah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam kegiatan ini adalah mempelajari manajemen
pelayanan penanganan Covid-19 di RSUD dr. R. Koesma Tuban.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk melakukan pemetaan permasalahan yang dihadapi manajemen RSUD
dr. R. Koesma Tuban akibat adanya wabah pandemi Covid-19
b. Untuk melakukan prioritas masalah yang dihadapi manajemen RSUD dr. R.
Koesma Tuban akibat adanya wabah pandemi Covid-19
c. Memberikan alternative pemecahan masalah yang dihadapi manajemen
RSUD dr. R. Koesma Tuban akibat adanya wabah pandemi Covid-19
4
C. Manfaat
Kegiatan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1. Bagi instansi khususnya rumah sakit hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan kajian dalam penanggulangan permasalahan pada pasien Covid-19.
2. Bagi Perguruan Tinggi dapat dijadikan masukan bagi pengembangan ilmu
manajemen rumah sakit khususnya penanggulangan permasalahan pada pasien
Covid-19 di rumah sakit.
3. Bagi peneliti dapat memberikan pengalaman yang berharga untuk
mengembangkan keterampilan dalam penelitian di bidang manajemen rumah
sakit dalam mengatasi permasalahan pasien Covid-19 di rumah sakit.
BAB II
METODE KEGIATAN
A. Jenis Kegiatan
Jenis Kegiatan ini adalah Kegiatan Residensi yang merupakan mata kuliah
terstruktur bagi mahasiswa peminatan Administrasi Rumah Sakit untuk mempelajari
sistem operasional rumah sakit dalam kebijakan nasional, dalam periode ini
mengenai pandemi Covid-19 dengan pembelajaran secara daring. Metode
pelaksanaan Residensi 1 dengan penugasan berkelompok menganalisis Respon
dan Kebijakan rumah sakit dalam menyelenggarakan pelayanan penanggulangan
Covid-19.
B. Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan residensi adalah sebagai berikut:
1. Pembekalan
a. Penyampaian materi pertama tentang penjelasan secara umum kegiatan
residensi, Kinerja rumah sakit dalam menghadapi covid-19 dan problem
solving
b. Penyampaian materi kedua mengenai tahapan kegiatan dan penulisan
laporan
2. Kegiatan Lapangan
a. Observasi rumah sakit, mempelajari tentang organisasi dan unit pelayanan,
permasalahan covid-19 diwilayah Tuban, dan layanan covid-19 serta analisa
respon sistem rumah sakit dalam penanganan permasalahan covid-19.
Kegiatan lapangan dilaksanakan secara online, dikarenakan sistem
perkuliahan masih menggunakan sistem pembelajaran daring.
b. Identifikasi dan fokus permasalahan
c. Menyusun rancangan inovasi / rekomendasi dan menyusun laporan
3. Seminar Hasil dan Pelaporan
a. Penyusunan dan konsultasi laporan
b. Seminar laporan semua kelompok residensi
c. Batas Pengumpulan laporan akhir dan yudisium nilai residensi
5
6
9
10
Meninggal
Kategori Bulan
Maret April Mei Juni juli
Konfirmasi Covid-19 1 2 2 5 6
PDP - 2 8 12
Gambar 4 Susunan Tim gerak cepat covid-19 RSUD dr. R. Koesma Tuban
(Sumber RSUD dr. R. Koesma Tuban )
16
Hal ini pun berpengaruh pada BOR (Bed Occupational Rate) di RS yang
juga menurun drastis. Penurunan ini dikarenakan kunjungan rawat jalan yang
menurun, pembatasan jumlah operasi elektif dan masyarakat enggan ke
rumah sakit karena merasa takut akan terkena Covid-19. Data kunjungan
pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUD dr.R Koesma tuban akibat dampak
pandemi covid-19 sebagai berikut:
a. Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan Rawat Jalan Pada bulan Maret – Mei 2020, secara umum
mengalami penurunan 47% dibandingkan dengan tahun sebelumnya
(2019).
Tabel 4 Kunjungan pasien rawat jalan
Tahun 2019 Tahun 2020 Perubahan
No Poliklinik
Maret April Mei Total Maret April Mei Total (%)
1 HEMODIALISIS 684 699 738 2.121 1.023 996 1.002 3.021 42%
(HD)
2 VCT 227 248 297 772 292 285 239 816 6%
Gambar 11 Grafik Data Penurunan Pelayanan Rawat Jalan Bulan Maret s.d. Mei 2020
Gambar 12 Data Penurunan Pelayanan Rawat inap Bulan Maret s.d. Mei 2020
Data pemakaian kamar rawat inap (BOR) pada bulan Maret – Mei 2020
mengalami penurunan sebesar 30% dibanding tahun sebelumnya
Tabel 6 Data BOR pada bulan Maret – Mei 2020
Rawat Tahun Tahun Prosentas
Kelas Maret April 2019
Mei Rata-rata Maret April 2020
Mei Rata-rata e
VVIP 1 22% 0% 0% 7% 48% 0% 0% 16 122%
VVIP 2 62% 25% 25% 38% 68% 35% 31% %
45 19%
INTENSIF 105% 110% 102% 106% 123% 113% 117% %
118% 11%
HCU 88% 88% 81% 86% 97% 88% 97% 94 10%
ISOLASI 45% 66% 50% 54% 34% 48% 68% %
50% -7%
KELAS3 99% 91% 97% 96% 100% 69% 63% 77% -19%
KELAS2 86% 77% 83% 82% 84% 51% 50% 62% -25%
VIP 127% 117% 102% 115% 108% 69% 51% 76% -34%
NON
93% 122% 139% 118% 80% 74% 71% 75 -36%
KELAS
%
KELAS1 93% 81% 78% 84% 75% 38% 35% 49% -42%
Total 82% 78% 76% 79% 82% 58% 58% 66 -16%
%
23
Dari tabel diatas didapatkan sampah pasien covid pada bulan maret
sebanyak 514 kg, April 815 kg, Mei 388 kg. Limbah pasien Covid
Insinerasi di incinerator milik RSUD dr R Koesma Tuban. Limbah B3 Covid
19 tidak ditsimpan/diinapkan tetapi langsung dibakar di incenerator setiap hari.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masalah
1. Identifikasi Masalah yang di dapatkan di RSUD dr R Koesma Tuban antara lain
a. Menurunnya Jumlah Kunjungan Pasien (A)
b. Keterbatasan APD ( Alat Pelindungan Diri ) (B)
2. Menentukan Prioritas Masalah
Masalah yang didapatkan kemudian diolah menggunakan Metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth) untuk menentukan prioritas masalah. Skoring
masalah dengan USG:
a. Urgency bobot 40%
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness bobot 35%
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan.
c. Growth bobot 25%
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
Tabel 7 Skoring Prioritas Masalah dengan USG
Kategori
Permasalahan Urgency Seriousness Growth
Jumlah
40% 35% 25%
A SKOR 4 5 5
SXB 160 175 125 460
B SKOR 4 4 5
SXB 160 140 175 425
Dari tabel diatas untuk menentukan Prioritas Masalah dengan
menggunakan Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) didapatkan
urutan prioritas masalah berdasarkan skor yang paling besar, maka masalah
26
27
Milieu/
Material Money
lingkungan
A. Kesimpulan
1. Prioritas masalah dengan menggunakan Metode USG (Urgency, Seriousness,
Growth) RSUD dr. R. Koesma Tuban yaitu menurunnya kunjungan Pasien rawat
jalan pada bulan Maret – Mei 2020 mengalami penurunan 47% dibandingkan
dengan tahun sebelumnya (2019) dan Pelayanan Rawat Inap Pada bulan
Maret – Mei 2020 mengalami penurunan 33% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya (2019)
2. Alternatif pemecahan masalah
a. Man
1) Pihak rumah sakit memfasilitasi bagaimana supaya para dokter merasa
aman dan nyaman melayani pasien di RSUD dr. R. Koesma Tuban
Terkait himbauan IDI (terlampir) untuk tidak mempekerjakan dokter usia
diatas 50 tahun pihak manajemen rumah sakit siap mengikuti.
2) Bagi dokter usia diatas 50 tahun ada yang tetap ingin berpraktik di RS
maka pihak manajemen membuat surat pernyataan tertulis bahwa dokter
yang bersangkutan memang menghendaki sendiri untuk terus berpraktik
di rumah sakit walaupun ditengah pandemi Covid-19.
3) Pemberian multivitamin tambahan, pemeriksaan lab rutin termasuk rapid
test dan pemberian tunjangan resiko bagi dokter dan staf pemberi
layanan serta Jaminan persediaan APD sesuai standar
b. Money
1) Manajemen rumah sakit membuka layanan seperti program layanan
konsultasi kesehatan via online.
2) Rumah sakit membuka donasi untuk mendapatkan bantuan APD.
3) Manajemen rumah sakit melakukan koordinasi dengan pihak Pemda
dengan mengajukan permohonan penambahan pos anggaran terkait
kurangnya APD
c. Method
1) Mengedukasi Pemberlakuan protokol kesehatan seperti wajib memakai
masker, melarang kunjungan dan pembatasan pengunjung/pengantar
pasien
29
2) Kebijakan alur setiap pasien yang dirawat inap dilakukan skrining dan
rapid tes Covid-19
3) Protokol pencegahan sebagai bagian new normal dalam prosedur
pasien, pengantar dan pengunjung/pembesuk di rumah sakit
d. Material
1) Keterbatasan APD dapat diatasi dengan membuka donasi dan pihak
rumah sakit melakukan reuse masker N95 menurut acuan yang
dikeluarkan oleh kementerian kesehatan termasuk berapa kali maksmal
dipakai dan bagaiman cara menjaga tetap bersih dan aman untuk
digunakan.
2) Penambahan pagu anggaran untuk pengadaan APD
e. Lingkungan/ Mileu
1) Tim pemasaran bersama dengan Instalasi Promosi Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS) melakukan kampanye kepada masyarakat melui hotline di
media sosial seperti youtube, IG dan FB bahwa penempatan pasien
Covid-19 dan alur yang dilewati berbeda dengan pasien Non Covid-19.
2) Menjelaskan kepada masyarakat terkait pembersihan yang dilakukan
oleh petugas kebersihan di area-area rumah sakit seperti ruang tunggu,
pintu, lift dan sebagainya.
3) Menerapkan protokol kesehatan kepada setiap pengunjung wajib cuci
tangan, memakai masker dan pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk
rumah sakit sebenarnya adalah untuk memberikan rasa aman dan
nyaman bagi pengunjung dan petugas rumah sakit.
4) Pemahaman baru terkait apa yang disebut new normal memang belum
sepenuhnya dipahami masyarakat. Oleh sebab itu pembiasaan dan
kampanye yang terus menerus diharapkan akan mengubah pola berfikir
masyarakat terkait ketakutannya berkunjung ke rumah sakit.
B. Rekomendasi
1. Direktur dan pihak manajemen memberikan dukungan moril dan psikologis agar
dapat mengatasi rasa takut dan khawatirnya tenaga medis dan para medis akan
kekurangan APD
2. Direktur RS dan Pihak manajemen melakukan pemeriksaan screening/medical
checkup secara berkala kepada para medis dan tenaga medis.
30
3. Manajemen rumah sakit membuka layanan seperti program layanan konsultasi
kesehatan via online.
4. Rumah sakit membuka donasi untuk mendapatkan bantuan APD.
5. Manajemen rumah sakit melakukan koordinasi dengan pihak Pemda dengan
mengajukan permohonan penambahan pos anggaran terkait kurangnya APD
6. Penambahan pagu anggaran untuk pengadaan APD
7. Tim pemasaran bersama dengan Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS) melakukan kampanye kepada masyarakat melui hotline di media sosial
seperti youtube, IG dan FB bahwa penempatan pasien Covid-19 dan alur yang
dilewati berbeda dengan pasien Non Covid-19.
31
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. R koesma kabupaten tuban nomor
188.4/18/KPTS./414.103.001/2020 tentang pembentukan tim gerak cepat
kesiapsiagaan menghadapi infeksi Novel Coronavirus 2019 RSUD dr. R.
Koesma Tuban
NIH, New coronavirus stable for hours on surfaces SARS-CoV-2 stability similar to
original SARS, 2020, diakses dari
virushttps://www.sciencedaily.com/releases/2020/03/200317150116. diakses
pada tanggal 27 Juni 2020.
World Health Organization (WHO). 2020. WHO Director-General's remarks at the media
briefing on 2019-nCoV on 11 February 2020.
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-sremarks-at-the-
media-briefing-on-2019-ncov-on-11-february-2020. diakses pada tanggal 27 Juni
2020.