Deskripsi singkat : Mastitis merupakan infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-
2% wanita yang menyusui umum terjadi pada minggu 1-5 setelah
setelah melahirkan. Ada dua penyebab utama mastitis yaitu statis
ASI yang infeksi statis ASI biasanya menunjukkan penyebab
primer yang dapat disertai / berkembang menuju infeksi.
Khusus
1 Mahasiswa Definisi Definisi 40 menit Maretta Nur
mampu mastitis mastitis Indahsari, &
mempelajari dan Chusnul
mendiskusikan Chotimah.
pengertian dari (2017).
Dismenore
Hubungan
Tingkat 63
Pengetahuan
Ibu Nifas
tentang
Perawatan
Payudara
dengan
Kejadian
Bendungan ASI
di RB Suko Asih
Sukoharjo.
Indonesian
Journal on
Medical
Science.
2 Mamahsiswa Tanda gejala Tanda gejala Anasari, T., &
mempelajari dan mastitis Sumarni.
mastitis
(2014). Faktor -
memahami apa
faktor yang
saja tanda gejala mempengaruhi
mastitis kejadian
Mastitis di RSUD
Margono
Soekarjo
Purwokerto.
Involusio Jurnal
Ilmu
Kebidanan. 4(7):
40
VI. Sumber.
1. Maretta Nur Indahsari, & Chusnul Chotimah. (2017). Hubungan Tingkat 63
Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Payudara dengan Kejadian
Bendungan ASI di RB Suko Asih Sukoharjo. Indonesian Journal on Medical
Science.
2. Anasari, T., & Sumarni. (2014). Faktor - faktor yang mempengaruhi
kejadian Mastitis di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Involusio Jurnal
Ilmu Kebidanan. 4(7): 40
VII. Evaluasi.
1. Menguraikan pengertian mastitis, tanda gejala mastitis, penyebab
terjadinya mastitis, cara pencegahan mastitis, dan cara mengatasi mastitis.
2. Menjelaskan pengertian mastitis, tanda gejala mastitis, penyebab terjadinya
mastitis, cara pencegahan mastitis, dan cara mengatasi mastitis.
VIII. Lampiran.
Materi perkuliahan secara lengkap terlampir.
B. Deskripsi Mastitis
Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air
susu ibu sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Menyusui banyak
manfaatnya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, diantaranya adalah
melatih refleks rooting, refleks menghisap dan refleks menelan sebagai awal bayi
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Namun proses menyusui bisa jadi
terhambat karena adanya beberapa masalah salah satunya adalah mastitis.
Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai
infeksi. Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui
peredaran darah. Infeksi ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga
mastitis laktasional atau mastitis peurpuraalis. Semakin disadari bahwa
pengeluaran ASI yang tidak efisien akibat teknik menyusui yang buruk
merupakan penyebab yang penting.
Mastitis merupakan infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita
yang menyusui umum terjadi pada minggu 1-5 setelah setelah melahirkan. Ada
dua penyebab utama mastitis yaitu statis ASI yang infeksi statis ASI biasanya
menunjukkan penyebab primer yang dapat disertai / berkembang menuju
infeksi.
Mastitis ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan, area payudara
yang membengkak, demam, menggigil, dan lemah. Beberapa faktor resiko
terjadinya mastitis adalah puting lecet, frekuensi menyusui yang jarang, produksi
ASI yang terlalu banyak, frenulum pendek, malnutrisi pada bayi dan penggunaan
krim pada piting. Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan
didalam duktus (saluran ASI) akibat statis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan
maka terjadi tegangan alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel
yang memproduksi ASI menjadi tertekan sehingga permeabilitas jaringan ikut
meningkat. Beberapa komponen (terutama protein kekebalan tubuh dan
natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel
sehingga memicu respon imun. Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu
melalui duktus laktiferus ke lobus sekresi melalui puting yang retak ke kelenjar
limfe sekitar duktus (periduktal) atau melalui penyebaran hematogen (pembuluh
darah).
MATERI PENYULUHAN
MASTITIS
A. Definisi
Mastitis adalah peradangan payudara pada satu segmen atau lebih
yang dapat disertai infeksi ataupun tidak. Mastitis biasanya terjadi pada
primipara (ibu pertama kali melahirkan), hal ini terjadi karena ibu belum
memiliki kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri Staphilococcus Aureus.
Kasus mastitis diperkirakan terjadi dalam 12 minggu pertama, namun dapat
pula terjadi pula sampai tahun kedua menyusui (Maretta Nur Indahsari &
Chusnul Chotimah, 2017).
Mastitis adalah masalah umum yang signifikan pada ibu menyusui
yang dapat berkontribusi pada penyapihan menjadi masalah yang paling
banyak dilaporkan (Rsud, Margono, & Purwokerto, n.d.).
Pada mastitis terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu, mastitis
biasanya dapat menurunkan produksi ASI sehingga ibu akan berhenti
menyusui. Kemudian, mastitis juga berpotensi menyebabkan beberapa
penyakit (Nurhafni, 2018).
Ada dua jenis mastitis yaitu, mastitis non infeksi dan mastitis infeksi.
Mastitis non infeksi yang biasanya disebabkan oleh stasis susu (susu
diproduksi, tetapi tetap di payudara). Ibu yang mengalami mastitis non
infeksi biasanya merasakan payudara terasa nyeri, bengkak dan
ketidaknyaman (Chiu et al., 2010) .
B. Tanda gejala
1. Payudara memar kemerahan.
2. Sering terasa gatal di payudara.
3. Payudara terasa perih saat menyusui.
4. Terdapat benjolan atau bisul di payudara.
5. Ukuran salah satu payudara lebih besar karena pembengkakan.
6. Puting mengeluarkan nanah.
7. Sering merasa lelah.
C. Penyebab
Ada beberapa penyebab terjadinya mastitis antara lain sebagai berikut:
1. Stasis ASI dan infeksi yang berasal dari bakteri.
Faktor predisposisi yang menyebabkan mastitis diantaranya adalah
umur, stress dan kelelahan, pekerjaan di luar rumah (Inch dan Xylander,
2012). Stasis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan efisen dari payudara.
Hal ini dapat terjadi apabila ASI terbendung pada payudara yang
disebabkan oleh kenyutan bayi tidak efektif atau teknik menyusui yang
tidak benar. Stasis ASI merupakan penyebab primer dan jika dibiarkan
akan berkembang timbul infeksi. Menyusui yang efesien akan mencegah
terjadi stasis ASI (Rsud et al., n.d.). Infeksi disebabkan oleh bakteri yang
bernama Staphylococcus Aureus. Bakteri ini berasal dari mulut bayi
memalui saluran puting, sehingga teknik menyusui yang salah akan
menyebabkan puting menjadi lecet. Hal ini akan memudahkan bakteri
masuk pada payudara dan mengakibatkan penyumbatan ASI payudara
menjadi besar, terasa nyeri tekan dan terasa panas. Penyumbatan yang
diakibatkan oleh infeksi dapat 12 mengakibatkan terjadi mastitis, karena
menyusui yang tidak adekuat(Anasari & Sumarni, 2014).
2. Umur
Umur merupakan individu yang dihitung mulai dia lahir sampai
berulang tahun, semakin berumur semakin cukup tingkat kematangan
dan seseorang akan lebih matang befikir(Herry Rosyati, 2016). Wanita
yang berumur 21-35 lebih rentang menderita mastitis dari pada wanita
dibawah 21 tahun dan diatas 35 tahun. Umur sangat menentukan
kesehatan maternal dan kondisi ibu saat hamil, persalinan dan menyusui.
Diperkirakan alat reproduksi yang belum matang, sedangkan jika umur
lebih dari 35 akan rentang sekali terjadi pendarahan. Hal tersebut
memicu terjadinya mastitis (Herry Rosyati, 2016).
3. Stres
Stress merupakan faktor psikologis dengan menciptakan suasa pikiran
tenang dan nyaman. Stress dan kelelahan maternal sering dikaitkan
dengan mastitis, biasanya dialami pada ibu primipara (Nurhafni, 2018).
Kondisi ibu yang stres dan cemas akan mempengaruhi kelancaran ASI
(Amalia, 2018). Semakin tinggi ibu mengalami gangguan emosi maka
semakin sedikit rangsangan hormon prolaktin yang diberikan sebagai
produksi ASI.
F. Obat mastitis
1. Antibiotik
Jika tidak ada abses yang terbentuk dalam payudara, Anda dapat
mengonsumsi obat mastitis tanpa operasi. Obat mastitis ringan tanpa
abses umumnya berupa antibiotik resep oral. Cephalexin dan dicloxacillin
adalah dua dari obat mastitis antibiotik yang paling umum
digunakan.Antibiotik yang diresepkan akan ditentukan berdasarkan
pertimbangan kondisi Anda. Oleh sebab itu, obat mastitis yang
diresepkan pun akan aman digunakan saat sedang menyusui dan tidak
akan membahayakan bayi.
2. Ibuprofen
Ibuprofen adalah obat untuk mastitis yang bebas resep. Untuk
mengobati mastitis, ibuprofen digunakan untuk mengurangi rasa nyeri,
demam, dan pembengkakan yang terjadi akibat mastitis.
3. Acetaminophen
Obat radang payudara berupa acetaminophen berguna untuk
mengurangi rasa sakit dan demam.Pengobatan dengan antibiotik
biasanya dapat menyelesaikan infeksi yang terjadi. Umumnya,
acetaminophen kerap ditemukan dalam bentuk paracetamol.