Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN PENGAMATAN PRAKTIKUM PERCOBAAN PANAS NETRALISASI ASAM

BASA

Aditya Samastha, 4201420078, Pendidikan Fisika

FMIPA Universitas Negeri Semarang

A. Pendahuluan

Kalor netralisasi atau panas netralisasi didefinisikan sebagai jumlah panas yang dilepas
ketika 1mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Panas
netralisasi terjadi dalam larutan asam kuat dan basa kuat dengan sedikit air ternyata berharga
konstan. Hal ini disebabkan asam kuat dan basa kuat mudah terdissosiasi sempurna dalam
bentuk ion di dalam larutan (Sukardjo, 2002). Kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap
didefinisikan dengan suatu besaran termodinamika, yaitu entalpi (H). Untuk mengetahui
perubahan entalpi pada reaksi, maka dilakukan percobaan dengan cara menetralkan asam dan
basa, dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Kalorimeter merupakan alat yang di
gunakan untuk mengukur perubahan panas (Atkins, 1999). Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk mempelajari perubahan energy yang menyertai reaksi kimia.

B. Alat, Bahan, dan Prosedur Kerja


No. Alat Bahan Prosedur Kerja
#1  Statif  Larutan 1) Membuat kalorimeter dengan
 Termometer Kalium merangkai gelas sterofoam,
 Gelas sterofoam hidroksida termometer, hot plate,
 Beaker glass (KOH) magnetic stirrer, dan statif.
 Hot plate  Larutan 2) Masukkan larutan kalium
(lempeng asam klorida hidroksida ke gelas beaker
panas) (HCL) sebanyak 15 ml kemudian
 Magnetic stirrer  Larutan sebanyak 10 ml dimasukkan
(pengaduk Asam asetat ke dalam kalori meter dengan
magnetic) (CH₃COOH) menggunakan pipet ukur.
 Pipet ukur 3) Menyalakan hot plate dan
magnetic stirrer. Pastikan
pencampurannya perlahan
atau tidak terlalu keras.
4) Menghitung suhu awal
sebelum terjadinya reaksi
dengan menggunakan
termometer, tunggu hingga
nilai pada termometer menjadi
stabil.
5) Memasukkan larutan asam
klorida ke beaker glass
sebanyak 15 ml kemudian
sebanyak 10 ml dimasukkan
ke dalam kalorimeter
menggunakan pipet ukur
6) Mengamati kemudian
mencatat suhu pada
thermometer setelah
dilakukan pencampuran
antara larutan asam kuat dan
basa kuat. Suhu akhir pada
termometer adalah suhu
tertinggi yang dibaca.
7) Setelah mendapat semua
data yang dibutuhkan,
menghitung ∆𝐻 dari reaksi
tersebut.
8) Ulangi kembali langkah-
langkah tersebut tetapi
mengganti larutan asam
klorida yang merupakan asam
kuat dengan larutan asam
asetat yang merupakan asam
lemah.
9) Amati reaksi yang terjadi pada
pencampuran antara KOH
dengan CH₃COOH,
kemudian mencatat data
yang didapatkan.

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Pada percobaan pertama netralisasi asam basa menggunakan panas tersebut antara asam
kuat dengan basa kuat, terjadi peningkatan suhu pada reaksi ketika diukur dengan termometer.
Pada reaksi tersebut, mula-mula KOH sebanyak 10 ml setelah dimasukkan dalam kalorimeter
memperoleh suhu 22°C, setelah dimasukkan asam klorida (HCL) dengan volume yang sama,
suhu yang tertera pada termometer menjadi 41°C. Perubahan suhu atau ∆𝑇 dari percobaan
pertama yaitu 19°C.

Pada percobaan kedua yaitu menggunakan asam lemah dan basa kuat, sama-sama terjadi
peningkatan suhu. Karena pada percobaan kedua digunakan basa yang sama yaitu KOH dan
volume yang juga sama maka suhu mula-mulanya yaitu 22°C. Setelah dicampurkan dengan
asam asetat sebanyak 10 ml, diperoleh suhu akhir sebesar 39°C. Berarti bahwa perubahan suhu
antara campuran asam lemah dengan basa kuat lebih kecil dibandingkan campuran antara asam
kuat dengan basa kuat yaitu 17°C.

Data dari hasil pengamatan kemudian digunakan unuk mencari perubahan entalpi dari
larutan. Pertama, Massa dari larutan dihitung berdasarkan data yang sudah didapatkan. Dengan
menggunakan massa jenis dari larutan yaitu c= 1g/ml, didapatkan massa dari larutan yaitu 20 g,
baik larutan asam kuat dengan basa kuat maupun larutan asam lemah dengan basa kuat.
Kemudian mencari kalor dari larutan dengan rumus.

Q = m.c.∆T

= m.c (𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 -𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 )

Reaksi Massa Volume Massa Kalor jenis 𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (°C) 𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 (°C) ∆𝑇 (°C)
jenis (g/ml) larutan larutan (g) larutan
(ml) (J/g°C)
HCL + 1,00 20 20 4,18 41 22 19
KOH
CH₃COOH 1,00 20 20 4,18 39 22 17
+ KOH
# Reaksi 1

Q = m.c.∆T

= 0,02 . 4180. 19

= 1588,4 Joule = 1,5884 kJ


𝑄
Mencari ∆𝐻 dari reaksi yaitu dengan rumus ∆𝐻= 𝑛, yang belum diketahui adalah n. Pada
reaksi tersebut dihasilkan air sehingga menggunakan persamaan reaksi 𝐻 + +𝑂𝐻 − 𝐻2 𝑂. n𝐻 + = M
𝑄 1,5884 𝑘𝐽
x V = 3M x 0,01 L = 0,03 mol. Didapatkan ∆𝐻= = = 52,94 kJ/mol
𝑛 0,03 𝑚𝑜𝑙
# Reaksi 2
𝑄 1,4212 𝑘𝐽
Q = m.c.∆T ∆𝐻=𝑛 = 0,03 𝑚𝑜𝑙
= 47,37 kJ/mol

= 0,02 . 4180. 17

= 1421,2 Joule = 1,4212 kJ

n = 0,03 mol

Reaksi Q (kJ) Mol 𝐻2𝑂 yang ∆𝐻 netralisasi (kJ/mol)


dihasilkan
HCL + 1,5884 0,03 52,94
KOH
CH₃COOH 1,4212 0,03 47,37
+ KOH
D. Simpulan

Pada percobaan netralisasi kedua pencampuran tersebut yaitu asam kuat berupa HCL
dengan basa kuat berupa KOH dan asam lemah berupa CH₃COOH dengan basa kuat berupa KOH.
Keduanya sama-sama mengalami peningkatan suhu dari suhu mula-mula, karena sistem
melepaskan kalor ke lingkungan sehingga terjadi peningkatan suhu (Wikipedia). Persamaan reaksi
keduanya adalah.

#1 HCL + KOH  KCL + 𝐻2 𝑂 ∆𝐻netralisasi=-52,94 kJ/mol

#2 CH₃COOH + KOH  CH₃COOK + 𝐻2 𝑂 ∆𝐻netralisasi=-47,37 kJ/mol

Perubahan entalpi pada reaksi di atas bernilai negatif karena reaksi dia atas adalah reaksi
eksoterm. Perubahan entalpi pada asam lemah dan basa kuat lebih kecil dibandingkan asam kuat
dan basa kuat karena asam lemah bila digabungkan dengan basa kuat sulit terdissosiasi sempurna.

E. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_eksoterm
Sukardjo, 2002, “kimia fisik,” Rineka cipta, Jakarta.
Atkins, R.W, 1999, “kimia fisika,” Edisi ke empat,” Erlanga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai