BASA
A. Pendahuluan
Kalor netralisasi atau panas netralisasi didefinisikan sebagai jumlah panas yang dilepas
ketika 1mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Panas
netralisasi terjadi dalam larutan asam kuat dan basa kuat dengan sedikit air ternyata berharga
konstan. Hal ini disebabkan asam kuat dan basa kuat mudah terdissosiasi sempurna dalam
bentuk ion di dalam larutan (Sukardjo, 2002). Kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap
didefinisikan dengan suatu besaran termodinamika, yaitu entalpi (H). Untuk mengetahui
perubahan entalpi pada reaksi, maka dilakukan percobaan dengan cara menetralkan asam dan
basa, dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Kalorimeter merupakan alat yang di
gunakan untuk mengukur perubahan panas (Atkins, 1999). Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk mempelajari perubahan energy yang menyertai reaksi kimia.
Pada percobaan pertama netralisasi asam basa menggunakan panas tersebut antara asam
kuat dengan basa kuat, terjadi peningkatan suhu pada reaksi ketika diukur dengan termometer.
Pada reaksi tersebut, mula-mula KOH sebanyak 10 ml setelah dimasukkan dalam kalorimeter
memperoleh suhu 22°C, setelah dimasukkan asam klorida (HCL) dengan volume yang sama,
suhu yang tertera pada termometer menjadi 41°C. Perubahan suhu atau ∆𝑇 dari percobaan
pertama yaitu 19°C.
Pada percobaan kedua yaitu menggunakan asam lemah dan basa kuat, sama-sama terjadi
peningkatan suhu. Karena pada percobaan kedua digunakan basa yang sama yaitu KOH dan
volume yang juga sama maka suhu mula-mulanya yaitu 22°C. Setelah dicampurkan dengan
asam asetat sebanyak 10 ml, diperoleh suhu akhir sebesar 39°C. Berarti bahwa perubahan suhu
antara campuran asam lemah dengan basa kuat lebih kecil dibandingkan campuran antara asam
kuat dengan basa kuat yaitu 17°C.
Data dari hasil pengamatan kemudian digunakan unuk mencari perubahan entalpi dari
larutan. Pertama, Massa dari larutan dihitung berdasarkan data yang sudah didapatkan. Dengan
menggunakan massa jenis dari larutan yaitu c= 1g/ml, didapatkan massa dari larutan yaitu 20 g,
baik larutan asam kuat dengan basa kuat maupun larutan asam lemah dengan basa kuat.
Kemudian mencari kalor dari larutan dengan rumus.
Q = m.c.∆T
Reaksi Massa Volume Massa Kalor jenis 𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (°C) 𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 (°C) ∆𝑇 (°C)
jenis (g/ml) larutan larutan (g) larutan
(ml) (J/g°C)
HCL + 1,00 20 20 4,18 41 22 19
KOH
CH₃COOH 1,00 20 20 4,18 39 22 17
+ KOH
# Reaksi 1
Q = m.c.∆T
= 0,02 . 4180. 19
= 0,02 . 4180. 17
n = 0,03 mol
Pada percobaan netralisasi kedua pencampuran tersebut yaitu asam kuat berupa HCL
dengan basa kuat berupa KOH dan asam lemah berupa CH₃COOH dengan basa kuat berupa KOH.
Keduanya sama-sama mengalami peningkatan suhu dari suhu mula-mula, karena sistem
melepaskan kalor ke lingkungan sehingga terjadi peningkatan suhu (Wikipedia). Persamaan reaksi
keduanya adalah.
Perubahan entalpi pada reaksi di atas bernilai negatif karena reaksi dia atas adalah reaksi
eksoterm. Perubahan entalpi pada asam lemah dan basa kuat lebih kecil dibandingkan asam kuat
dan basa kuat karena asam lemah bila digabungkan dengan basa kuat sulit terdissosiasi sempurna.
E. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_eksoterm
Sukardjo, 2002, “kimia fisik,” Rineka cipta, Jakarta.
Atkins, R.W, 1999, “kimia fisika,” Edisi ke empat,” Erlanga, Jakarta.