1/Jan-Mrt/2013
148
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
Pasal 1 ayat 2, Pasal 2, Pasal 3, Pasal 6 ayat b. melantik Presiden dan Wakil Presiden
37. Pada bagian penjelasan Umum Undang- berdasarkan hasil pemilihan umum dalam
undang Dasar 1945 menegaskan kekuasaan sidang Paripurna Majelis;
Negara yang tertinggi berada di tangan c. memutuskan usul Dewan Perwakilan
Majelis Permusyawaratan Rakyat.3 MPR Rakyat berdasarkan putusan Mahkamah
terdiri dari anggota DPR ditambah utusan- Konstitusi untuk memberhentikan Presiden
utusan daerah dan golongan-golongan yang dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya
diangkat menurut aturan yang ditetapkan setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden
undang-undang pasal 2 (1). diberi kesempatan untuk menyampaikan
Tugas dan wewenang MPR diatur dalam penjelasan untuk menyampaikan
UUD 1945 dan UU Nomor 27 Tahun penjelasan dalam Sidang Paripurna Majelis;
2009. Pasal 2: d. melantik Wakil Presiden menjadi
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat Presiden apabila Presiden mangkat,
terdiri atas anggota Dewan berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan melaksanakan kewajibannya dalam masa
Perwakilan Daerah yang dipilih melalui jabatannya;
pemilihan umum dan diatur lebih lanju e. memilih dan melantik Wakil Presiden
t dengan undang-undang. dari dua calon yang diajukan Presiden
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil
bersidang sedikitnya sekali dalam Presiden dalam masa jabatanya selambat-
lima tahun di ibu kota negara. lambatnya dalam waktu enam puluh hari;
(3) f. memilih dan melantik Presiden dan Wakil
Segala putusan Majelis Permusyawa Presiden apabila keduanya berhenti secara
ratan Rakyat ditetapkan bersamaan dalam masa jabatannya, dari
dengan suara yang terbanyak. dua paket calon Presiden dan Wakil
Pasal 3: Presiden yang diusulkan oleh partai politik
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat atau gabungan partai politik yang paket
berwenang mengubah dan calon Presiden dan Wakil Presidennya
menetapkan UndangUndang Dasar. meraih suara terbanyak pertama dan kedua
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam pemilihan umum sebelumnya
melantik Presiden dan/atau sampai habis masa jabatanya.
Wakil Presiden.
(3) B.Pengertian Tap MPR
Majelis Permusyawaratan Rakyat ha Ketetapan MPR mempunyai arti bahwa
nya dapat memberhentikan Presiden Suatu bentuk Keputusan yang dikeluarkan
dan/atau Wakil Presiden dalam masa oleh MPR serta mempunyai kekuatan
jabatannya menurut UndangUndang D Hukum mengikat ke luar dan ke dalam
asar. MPR. Ketetapan MPR RI Nomor
Ketentuan dalam UU Nomor 27 Tahun I/MPR/2003, adalah Ketetapan Majelis
2009, Pasal 4, MPR mempunyai tugas dan Permusyawaratan Rakyat tentang
wewenang: Peninjauan terhadap Materi dan Status
a. mengubah dan menetapkan Undang- Hukum Ketetapan MPRS dan Ketetapan
Undang Dasar; MPR RI Tahun 1960 sampai dengan Tahun
2002. Tujuan pembentukan Ketetapan MPR
tersebut adalah untuk meninjau materi dan
3
status hukum setiap TAP MPRS dan TAP
H.Abu Daud Busroh, S.H, Hukum Tata Negara, PT MPR, menetapkan keberadaan (eksistensi)
Rineka Cipta, Jakarta, 1994. (hlm 107)
149
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
dari TAP MPRS dan TAP MPR untuk saat ini diklasifikasi kembali dengan terbitnya TAP
dan masa yang akan datang, serta untuk No.I/MPR/2003. Ada TAP yang dicabut,
memberi kepastian hukum 4. tetapi ada TAP yang dipertahankan
sehingga seharusnya mengikat setiap warga
PEMBAHASAN negara. “Makanya, sudah tepat bila TAP
A.Kedudukan Tap MPR Dalam MPR kembali dimasukan ke dalam hierarki
Ketatanegaraan Indonesia peraturan perundang-undangan,” ujarnya.
1.Sebelum dan Sesudah dilakukan Merujuk kepada TAP No.I/MPR/2003,
Amandemen TAP yang masih dinyatakan berlaku adalah
Sebelum dilakukan amandemen, MPR (1) TAP Np.XXV/MPRS/1996 yang
merupakan lembaga tertinggi sebagai membubarkan Partai Komunis Indonesia
pemegang dan pelaksana sepenuhnya (PKI) dan melarang setiap kegiatan
kedaulatan rakyat, namun Setelah menyebarkan paham komunis, marxisme
amandemen, MPR berkedudukan sebagai dan leninisme; (2) TAP No XVI/MPR/1998
lembaga tinggi yang setara dengan lembaga tentang Politik Ekonomi dalam Rangka
tinggi mulainnya seperti Lembaga Demokrasi Ekonomi; (3) TAP
Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA, dan MK. No.XVI/MPR/1998 tentang Penentuan
Pendapat di Timor Timur.
2.Hirarki Peraturan Perundang-Undangan Selain itu, ada juga TAP yang dinyatakan
Hierarki peraturan perundang-undangan tetap berlaku sebelum adanya undang-
di Indonesia telah berubah. Ini terjadi pasca undangan yang mengatur substansi yang
direvisinya UU No.10 Tahun 2004 tentang sama dalam TAP itu. “Misalnya, TAP yang
Pembentukan Peraturan Perundang- mengatur pemisahan Tentara Nasional
undangan. Salah satu yang berubah adalah Indonesia dan Kepolisian Republik
dimasukannya kembali Ketetapan Majelis Indonesia (TAP No.VI/MPR/2000). TAP ini
Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) ke juga masih berlaku hingga saat ini,”
dalam hierarki peraturan perundang- ujarnya.
undangan. Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Sebagai informasi, masuknya TAP MPR
Saefuddin menyambut baik langkah ini. Ia ke dalam hierarki merujuk kepada Pasal 7
mengatakan saat ini ada sejumlah TAP MPR ayat (1) RUU Pembentukan Peraturan
yang masih berlaku. Sehingga dengan Perundang-undangan yang telah disepakati
dimasukannya kembali TAP MPR ke dalam oleh DPR dan Pemerintah. Urutan
hierarki maka kekuatan hukum TAP MPR hierarkinya adalah (a) UUD 1945; (b) TAP
akan semakin kuat. MPR; (c) UU/Perppu; (d) PP; (e) Perpres; (f)
“Saya pikir perlu (dimasukan ke dalam Perda Provinsi; (g) Perda Kabupaten/Kota.
hierarki,-red) supaya ada dasar hukum “Penjelasan Pasal 7 ayat (1) ini
karena masih ada sejumlah TAP MPR yang menyebutkan ‘Yang dimaksud dengan
mengikat kita semua,” ujar Lukman kepada Ketetapan MPR adalah Ketetapan MPRS
hukumonline, Selasa (2/8). dan Ketetapan MPR yang masih berlaku
Lukman menjelaskan setidaknya sudah sebagaimana Pasal 2 dan Pasal 4 TAP MPR
ada 139 TAP MPR yang dihasilkan oleh MPR No.I/MPR/2003 tentang Peninjauan
sejak berdiri hingga 2003. Lalu, TAP-TAP itu Terhadap Materi dan Status Hukum TAP
MPRS dan TAP MPR Tahun 1960 sampai
4
Prof.Dr.Telly.Sumbu,S.H,M.H, Dr.Merry Kalalo, S.H, dengan 2002”
M.H, Engelien R. Palendeng, S.H, M.H, Lukman menuturkan ke depan MPR
Johny.Lumolos, S.H,M.H, Kamus umum politik & memang tak bisa lagi menerbitkan TAP
Hukum, Media Prima Aksara, jakarta, 2011.(hlm MPR yang bersifat mengatur (regeling).
385)
150
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
Pasca amandemen UUD 1945, MPR tak lagi 151t u151g, kini berkedudukan sebagai
memiliki kewenangan menetapkan Garis lembaga 151t u151g yang setara dengan
Besar Haluan Negara (GBHN). lembaga 151t u151g lainnya (seperti
“Menerbitkan TAP itu adalah kewenangan Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA, dan
turunan dari menetapkan GBHN. Jadi, kami MK). “Ini terjadi di hampir semua 151t
sekarang tak bisa menerbitkan lagi TAP u151g yang mengubah konstitusinya, tapi
yang bersifat regeling,” ujarnya. seharusnya tidak terjadi penguluran waktu
Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM yang berlama-lama,” ujarnya.
Patrialis Akbar menuturkan bahwa Ketetapan MPR atau disingkat TAP MPR
dimasukannya TAP MPR ke dalam hierarki merupakan bentuk putusan MPR yang
peraturan perundang-undangan memang berisi hal-hal yang bersifat penetapan
hanya untuk memperkuat kekuatan hukum (beschikking).
TAP MPR yang sudah diterbitkan sejak Dahulu sebelum perubahan atau
dahulu. Yakni, TAP MPR No.I/MPR/2003. amandemen UUD 1945, Ketetapan MPR
1. TAP MPR Berlaku Belum Diperkuat merupakan Peraturan Perundangan yang
Undang-Undang secara hirarki berada di bawah UUD 1945
Mataram – Wakil Ketua Majelis dan di atas Undang-Undang. Namun saat ini
Permusyawaratan Rakyat Hijriyanto Tohari, Ketetapan MPR tidak lagi termasuk urutan
mengatakan, Ketetapan atau TAP MPR yang hirarki Peraturan Perundang-undangan di
masih berlaku belum diperkuat Undang Indonesia.
Undang sehingga masih timbul wacana Saat ini, MPR hanya dapat menetapkan
dalam mengimplemetasikannya. ketetapan yang bersifat penetapan, yaitu
“Ini kendala dalam menetapkan Wapres menjadi Presiden,
mengimplementasikan perundang- memilih Wapres apabila terjadi kekosongan
undangan, TAP MPR yang masih berlaku jabatan Wapres, serta memilih Presiden
belum dibuatkan Undang Undang dan Wapres apabila Presiden dan Wapres
pendukungnya,” kata Hijriyanto, pada mangkat, berhenti, diberhentikan, atau
Pelatihan untuk Pelatih (TOT) Undang tidak dapat melakukan kewajibannya dalam
Undang Dasar (UUD) 1945, Pancasila, NKRI masa jabatannya secara bersama-sama.
dan Bhineka Tunggal Ika, yang berlangsung Pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2003,
di Mataram, Sabtu. MPR menetapkan Ketetapan MPR RI
TOT yang melibatkan 75 orang tokoh Nomor I/MPR/2003 tentang Peninjauan
agama di wilayah Nusa Tenggara Barat terhadap Materi dan Status Hukum
(NTB) itu akan berlangsung hingga Senin Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI
(21/2). Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002.
Hijriyanto mengatakan, semestinya TAP 2. Tujuan pembentukan Ketetapan MPR
MPR yang masih berlaku dibuatkan Undang Tujuan pembentukan Ketetapan MPR
Undang pendukungnya karena tersebut adalah untuk meninjau materi dan
membutuhkan kekhususan peraturan. status hukum setiap TAP MPRS dan TAP
UUD 1945 sudah empat kali mengalami MPR, menetapkan keberadaan (eksistensi)
perubahan (amandemen) tetapi dianggap dari TAP MPRS dan TAP MPR untuk saat ini
belum selesai karena adanya kekhususan dan masa yang akan datang, serta untuk
peraturan. 151t u151g kepastian hukum.
Perubahan UUD 1945 membawa Dengan ditetapkannya Ketetapan MPR
implikasi terhadap kedudukan, tugas, dan tersebut, seluruh Ketetapan MPRS dan
wewenang MPR. MPR yang dahulu Ketetapan MPR yang berjumlah 139
berkedudukan sebagai lembaga tertinggi dikelompokkan ke dalam enam pasal
151
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
(kategori) sesuai dengan materi dan status setelah terjadinya perubahan Undang-
hukumnya. Undang Dasar Negara Indonesia Tahun
Kategori I yakni TAP MPRS/TAP MPR 1945. Status hukum dan kedudukan
yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku ketetapan MPRS dan ketetapan MPR tahun
(delapan ketetapan), Kategori II yakni TAP 1996-2002 dimuat dalam TAP MPR RI
MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tetap No.1/MPR/2003 tentang peninjauan
berlaku dengan ketentuan (tiga Ketetapan) terhadap materi dan status hukum TAP
dan Kategori III yakni TAP MPRS/TAP MPR MPRS dan TAP MPR tahun 1960-2002.
yang dinyatakan tetap berlaku sampai Substansi TAP tersebut memberikan
dengan terbentuknya Pemerintahan Hasil kepastian hukum bagi TAP MPRS/MPR yang
Pemilu 2004 (delapan Ketetapan). masih berlaku ,berlaku dengan syarat dan
Kategori IV yakni TAP MPRS/TAP MPR tidak berlaku.
yang dinyatakan tetap berlaku sampai Kedudukan ketetapan Majelis
dengan terbentuknya Undang-Undang (11 Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR)
Ketetapan), Kategori V yakni TAP sebelum amandemen UUD 1945 ditemukan
MPRS/TAP MPR yang dinyatakan masih dalam TAP MPRS RI No.XX/MPRS/1966
berlaku sampai dengan ditetapkannya tentang Tata Urutan Perundang-Undangan
Peraturan Tata Tertib Baru oleh MPR Hasil yang kemudian dicabut dengan TAP MPR RI
Pemilu 2004 (lima Ketetapan). No.III/MPR/2000 tentang sumber Hukum
Kategori VI yakni TAP MPRS/TAP MPR dan Tata Urutan Peraturan Perundang-
yang dinyatakan tidak perlu dilakukan undangan.
tindakan hukum lebih lanjut, baik karena Dengan dilakukannya perubahan atau
bersifat final (einmalig), telah dicabut, amandemen terhadap UUD 1945,TAP MPR
maupun telah selesai dilaksanakan (104 mengalami perubahan kedudukan dan
Ketetapan)(ant) status hukum. Perubahan tersebut akibat
Perubahan Undang-Undang Dasar dari pergeseran kedudukan MPR dan
Negara IndonesiaTahun 1945 yang perubahan fungsi serta wewenang MPR.
dilakukan dengan 4 tahap yaitu tahun Sesuai dengan Amandemen pertama UUD
1999,2000,2001,2002, telah membawah 1945, kedudukan MPR yang semula sebagai
Indonesia ke beberapa perubahan besar. Lembaga Tertinggi Negara bergeser
Perubahan tersebut diantaranya akibat dari menjadi Lembaga Negara lainnya seperti
penghapusan maupun pembentukan Dewan Pewakilan
lembaga 152t u152g, pergeseran ygas dan Rakyat,DPD,Presiden,BPK,Mahkamah
kewenangan lembaga-lembaga 152t u152g, Agung,Mahkamah Konstitusi fungsi dan
susunan dan kedudukan lembaga 152t wewenang MPRsetelah UUD 1945
u152g. Salah satu perubahan diamandemen meliputi kewenangan
mendasar,yang memiliki pengaruh mengubah dan menetapkan UUD,melantik
terhadap struktur ketatanegaraan presiden dan/atau
indonesia adalah pergeseran tugas dan Wakilnya,memberhentikan Presiden dan
wewenang Majelis Pemusyawaratan Rakyat atau Wakilnya dalam masa jabatannya
(MPR) pergeseran kedudukan MPR menurut UUD. Dengan terjadinya
tersebut secara langsung mempengaruhi pergeseran kedudukan dan perubahan
pula produk-produk peraturannya terutama fungsi dan wewenang MPR,produk
ketetapan MPR (TAP MPR). Oleh karna itu peraturan di buat MPR setelah
perluh kiranya untuk diketahui nasib Amandemen UUD 1945 adalah penetapan
kedudukan dari produk-produk dari MPR dan atau perubahan UUD,ketetapan MPR
yang merupakan ketetapan dan keputusan dan keputusan MPR,tanpa Garis-garis Besar
152
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
Haluan Negara (GBHN). Sifat dari produk merupakan peraturan yang bersifat umum
MPR tersebut juga berubah,terutama dan abstrak yang mengikat kedalam dan
berkaitan dengan TAP MPR yang awalnya keluar. Pengelompokkan tersebut
bersifat mengikat keluar dan menempatkan TAP MPR dan TAP MPRS
kedalam,menjadi hanya bersifat mengikat kedalam 5 (Lima) kelompok yaitu TAP MPRS
kedalam saja. dan TAP MPR yang memuat aturan yang
Dampak terjadinya perubahan- sekaligus member tugas kepada Presiden;
perubahan mendasar tersebut,perluh TAP MPRS dan TAP MPR bersifat penetapan
dilakukan upaya untuk meninjau, terhadap (beschikking); TAP MPRS dan TAP MPR
produk peraturan MPR terutama yang bersifat mengatur kedalam (intern
berkaitan dengan TP MPRS dan MPR yang regeking); TAP MPRS dan TAP MPR yang
dikeluarkan tahun 1960-2002. Selain bersifat deklaratif; TAP MPR dan TAP MPRS
meninjau TAP-TAP tersebut,perluh pula yang bersifat rekomendasi dan Perundang-
menentukan hal-hal yang berhubungan undangan.
dengan materi dan status hukum TAP-TAP
tersebut yang masih ada saat ini serta B. Lembaga Yang Berwenang Menguji
menetapkan bagaimana keberadaan Perundang-Undangan
(eksistensi) dari TAP MPRS dan MPR 1.Mahkamah Konstitusi
tersebut untuk saat ini dan dimasa yang Pada perubahan (Amandemen) UUD
akan dating. Upaya-upaya tersebut yang ketiga,tahun 2001, Pasal 24 ayat (1)
diamanatkan pula oleh pasal 1 Aturan memberi penegasan bahwa kekuasaan
Tambahan UUD 1945 yang menugasi MPR kehakiman adalah lembaga yang merdeka
untuk mengeluarkan suatu putusan MPR untuk menyelenggarakan peradilan guna
dalam hal peninjauan terhadap materi dan menegakkan hukum dan keadilan;
status hukum TAP MPRS dan TAP MPR. sedangkan Pasal 24 ayat (2) menyebutkan
Upaya peninjauan kembali tersebut bahwa kekuasaan kehakiman di Indonesia
sekaligus pula sebagai upaya untuk di lakukan oleh Mahkamah Agung dan
menghindari ketidakpastian hukum dari Mahkamah Konstitusi dengan kompetensi
TAP MPRS dan TAP MPR yang dimaksud. yang berbeda. Pada saat yang sama
Untuk melaksanakan amanat UUD dimasukkan ketentuan baru ke dalam Pasal
1945,Forum Permusyawaratan Sidang- 24B yakni tentang komisi Yudisial yang
sidang MPR periode 1999-2004 behasil dituangkan ke dalam empat ayat.
menyusun dan mengeluarkan TAP MPR RI Hal yang tampaknya cukup baik dari
No.I/MPR/2003 tentang Peninjauan gagasan penguatan checks and balances di
Terhadap Materi dan Status Hukum TAP dalam perubahan UUD 1945 adalah
MPRS dan TAP MPR tahun 1960-2002. lahirnya Mahkamah Konstitusi (MK) yang
TAP MPR No.I/2003 memuat antara lain diberi wewenang oleh UUD hasil
pengelompokkan TAP MPRS yang perubahan untuk melakukan pengujian UU
dikeluarkan tahun 1960-2002. terhadap UUD. akhirnya MK merupakan
Pengerllompokkan tersebut dianggap jawaban atas keinginan agar lembaga
cukup penting,karena masing-masing TAP- yudisial dapat melakukan pengujian atas
TAP MPRS dan MPR yang diberlakukan UU terhadap UUD yang sebelumnya sama
memiliki sifat,maksud,tujuan yang sekali tidak dapat dilakukan. Memang sejak
berbeda,namun dilihat dari fungsinya,TAP tahun 2000,ada Tap MPR
MPR pada hakekatnya merupakan putusan Nomor.III/MPR/2000 yang menyerahkan
yang bersifat penetapan yang bersifat pengujian UU terhadap UUD kepada MPR.
individual,konkrit dan final,tidak lagi Namun,selain hal itu bukan merupakan
153
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
pengujian oleh lembaga yudisial yang dapat peraturan. Idealnya,MK di beri kewenangan
menggambarkan checks and sepenuhnya untuk menguji semua
balances,sejalan dengan tata hukum baru peraturan perundang-undangan terhadap
yang tidak lagi mengenal Tap MPR sebagai peraturan perundang-undangan yang di
bagian dari peraturan perundang- atasnya agar konsistensi peraturan
undangan,maka pembentukan MK perundang-undangan dari yang paling
merupakan pilihan yang rasional. tinggi sampai ke yang paling rendah di
Semula memang ada tiga alternatif tangani oleh satu lembaga Negara.
lembaga yang di gagas untuk di beri Meskipun begitu, karena UUD 1945 hasil
kewenanagan melakukan pengujian UU amandemen sudah menentukan
terhadap UUD yakni MPR atau Mahkamah pembagian kewenangan yang seperti itu,
Agung ( MA) atau MK. Gagasan untuk maka ketentuan konstitusional itu haruslah
member kewenangan tersebut kepada MPR dilaksanakan sebagai ketentuan hukum
akhirnya di kesampingkan karena di Tata Negara. Hukum Tata Negara bukanlah
samping tidak lagi merupakan lembaga apa yang di idealkan oleh pakar atau yang
tertinggi Negara,MPR bukan merupakan di tulis dalam teori,melainkan apa yang di
kumpulan para ahli hukum dan Konstitusi tuangkan di dalam konstitusi,terlepas dari
melainkan kumpulan dari wakil-wakil soal sesuai atau tidak sesuai dengan teori,
organisasi dan kepentingan politik. Gagasan cocok atau tidak cocok dengan pandangan
untuk memberi keewenangan tersebut pakar,sejalan atau tidak sejalan dengan
kepada MA juga di kesampingkan karena yang berlaku dengan Negara lain. Bagi
MA sendiri sudah terlalu banyak beban Hukum Tata Negara,yang harus di
tugasnya dalam mengurusi peradilan laksanakan adalah semua yang di muat di
konvensional. itulah sebabnya,wewenang dalam konstitusi.
pengujian UU terhadap UUD akhirnya di Seperti di kemukakan di atas, kelahiran
berikan kepada MK sebagai lembaga MK merupakan respons yang baik dari
yudisial baru yang di cantumkan di dalam upaya amandemen UUD 1945 terhadap
konstitusi. tuntutan check and balances antara
Idealnya,kekuasaan kehakiman yang legislative dan yudikatif. Dengan adanya
berpuncak pada dua lembaga Negara,yaitu MK, lembaga legislative tidak bisa lagi
MA dan MK,memilah wewenang secara membuat UU secara serampangan baik
tegas antara penanganan atas konflik karena kepentingan politik para anggotanya
konvensional dan penanganan atas konflik maupun karena kelemahan pemahaman
antar peraturan perundang-undangan. MA atas substansi dan prosedur-prosedurnya.
seharusnya terfokus untuk menangani Sebab, kalau itu terjadi dan ternyata isinya
peradilan konvensional (antarorang dan bertentangan dengan UUD atau ternyata
/atau lembaga),sedangkan MK menangani prosedur pembentukannya salah, MK dapat
peradilan berkenaan dengan konflik menguji untuk kemudian membatalkannya.
peraturan perundang-undangan. Namun Dalam kenyataannya, kehadiran MK ini
pada kenyataannya,selain menangani terbukti baik sebab hanya dalam waktu
peradilan konvensional, MA di beri juga kira-kira tiga tahun sejak kelahirannya
wewenang menguji peraturan perundang- (tepatnya sampai akhir tahun 2006) sudah
undangan di bawah UU terhadap Peraturan tercatat sebanyak 99 kasus permintaan
Perundang-undangan yang lebih tinggi. pengujian ini UU terhadap UUD dan banyak
sedangkan MK selain hanya menguji UU yang diangtaranya yang dibatalkan oleh
terhadap UUD,di beri juga wewenang- MK. Harus diakui bahwa kenyataan ini
wewenang lain yang di luar konflik merupakan kemajuan dalam pembangunan
154
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
hukum, terutama tertib tata hukum di Di aceh dan samudera pasai,di ternate
Indonesia. dan tidore dan sekitarnya,dan juga di bali
Hanya saja, belakangan ini muncul dan daerah-daerah lainnya juga tercatat
beberapa kritik tajam terhadap MK dalam berbagai kerajaan timbul dan
melaksanakan wewenang cheks and tenggelam,seperti berbagai kerajaan yang
balancesnya itu karena lembaga tersebut timbul tenggelam di jawa timur, jawa
dinilai kerab kali mengeluarkan putusan tengah dan yogyakarta, di jawa barat dan
yang tidak diminta atau ultra petita. Bahkan banten. Pendek kata,sejarah bangsa
ada yang mengkritik keras dengan menilai indonesia sejak dahulu kala sampai
MK tidak berpihak pada spirit untuk menjelang terbentuknya negara Republik
memberantas korupsi karena ada beberapa Indonesia merdeka pada tanggal 17
putusannya yang dianggap menghambat Agustus 1945,telah mengalami perjalanan
upaya melakukan tindakan tegas dan tanpa yang sangat panjang dalam membangun
kompromi terhadap korupsi. 5 tradisi kehidupan bernegara sebagaimana
di kenal dalam semua tradisi dan
2.Perkembangan Konstitusi Indonesia peradaban umat manusia di seluruh dunia.
Zaman Prakemerdekaan/Sebelum Semua kerajaan-kerajaan besar dan kecil
Penjajahan itu sejak lama juga telah mengenal tradisi
Sebelum kemerdekaan pada tahun hukumnya sendiri-sendiri. Banyak di antara
1945,bangsa indonesia telah memiliki ragam kesatuan masyarakat hukum adat
tradisi sejarah yang sangat panjang dalam yang tumbuh di antara komunitas etnis di
kegiatan bernegara. Kerajaan besar dan setiap wilayah kerajaan itu yang
kecil timbul tenggelam silih berganti mengembangkan sendiri sistem hukum
disepanjang sejarah penduduk nusantara adatnya,yang oleh van Vollenhoven pernah
sampai akhirnya bangsa ini dijajah oleh di kelompokan menjadi 19 wilayah hukim
bangsa Eropa dan akhirnya berhasil adat yang ia beri nama “lingkungan hukum”
memproklamasikan kemerdekaan sebagai (rechtskring). Beberapa di antara
satu negara yang berdaulat pada tanggal 17 komunitas kebudayaan itu
Agustus 1945. Kerjaan terbesar dengan mengembangkan pula sistem tulisan
cakupan wilayah hampir sama atau pernah tersendiri seperti di antara masyarakat
lebih besar dari wilayah indonesia sekarang batak di sumatera utara,di daerah rejang
tercatat ada tiga,yaitu Sriwijaya yang dan beberapa lainnya di sumatera
berpusat di Sumatra selatan,majapahiot selatan,di sulawesi selatan yang terkenal
yang berpusat di jawa timur,dan mataram dengan lontarannya,di jawa dengan tulisan
yang berpusat di jawa tengah. Sriwijaya jawa kunonya, dan sebagainya.6
terbentuk dan berkembang seiring dengan Dalam penjelasan pasal 18 Undang-
perkembangan ajaran agama buddha, Undang Dasar 1945 sebelum perubahan, di
majapahit dengan perkembangan agama uraikan juga adanya lebih kurang 250
hindu, dan mataram bersentuhan dengan zelfbesturende land schappen atau
perkembangan agama islam. Ada pula volksgemeenskappen, seperti desa, nagari,
kerajaaan-kerajaan besar dan kecil lainnya dusun dan marga, dan sebagainya.
di kalimantan,di sulawesi dan Diuraikan, “dalam teritori negara indonesia
sekitarnya,meskipun wilayah kekuasaannya terdapat lebih kurang 250 zelfbesturende
tidak sebesar ketiga kerajaan di atas. land schappen atau volksgemeenskappen,
6
Prof.Dr.Jimly.Asshiddiqie,S.H, Pokok-pokok Hukum
Tata Indonesia, PT Bhuana Ilmu Populer Jakarta
5
Ibid (hlm 118) 2007 (hlm 55-56)
155
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
seperti desa di jawa dan bali,nagari di aturan tertentu yang oleh Mohammad
minangkabau, dusun dan marga di Yamin disebut sebagai Undang-undang
palembang,dan sebagainya. Daerah-daerah majapahit. Negara-negara seperti Gowa
itu memiliki susunan asli, dan oleh dulunya tecatat pula sebagai negara yang di
karenanya dapat di anggap sebagai daerah kemudian hari di kenal sebagai negara
yang bersifat istimewa. Negara Republik federal atau konfederasi dengan catatan-
Indonesia menghormati kedudukan daerah- catatan hukum ketatanegaraan yang di tulis
daerah istimewa tersebut dan segala di atas lontara. Misalnya, sejak dulu sudah
peraturan negara mengenai daerah-daerah ada aturan tentang Dewan Raja-raja
itu akan mengingati hak-hak asal-usul diantara kerajaan-kerajaan kecil yang
tersebut “. membentuk persekutuan bersama. Di
Bahkan,sebenarnya,jika cara berpikir antara mereka secara berkala diadakan
dan merasa dalam suatu komunitas pemilihan untuk menentukan siapa yang
masyarakat di anggap dapat membentuk akan diangkat menjadi Raja Besar.
pola-pola pergaulan tersendiri yang Pemilihan dilakukan dalam pertemuan
tercermin dalam ragam bahasa yang dewan raja-raja, dan pengaturan mengenai
mereka ciptakan,maka sistem-sistem hal yang ditulis di atas lontara-lontara.
tradisional yang di setiap komunitas bangsa Kurang lebih jika dibandingkan dengan
indonesia dalam bidang kepercayaan, pengertian modern tentang konstitusi,
pengetahuan, hukum, politik, ekonomi, catatan-catatan mengenai pola pengaturan
kesenian, dan sebagainya dapat di katakan kekuasaan semacam itu dapat kita sebut
jauh lebih majemuk lagi. Bahasa daerah sebagai konstitusi, meskipun tidak
yang terdapat di seluruh wilayah nusantara terkodifikasi dalam satu naskah undang-
tercatat berjumlah 726 bahasa. Berbagai undang dasar seperti sekarang.
bahasa daerah itu dapat terbentuk dan Di zaman Kerajaan Sriwijaya, terdapat
hidup dalam pergaulan internal setiap pula pengaturan-pengaturan semacam itu.
komunitas karena faktor interaksi Menurut Kenneth R. Hall, berdasarkan
kelompok-kelompok masyarakat yang prasasti Telaga Batu,raja di kelilingi oleh
masing-masing di isolasi oleh wilayah keluarganyayang langsung bertindak
kepulauan yang jumlah lebih dari 17.000 sebagai staf bawahannya,yaitu putera
pulau di seluruh wilayah nusantara. Tentu mahkota (yuwaraja),pratiyuwaraja, dan
tidak semua pulau-pulau itu berpenghuni. rajakumara yang dipisahkan dari putera
Akan tetapi, banyak di antara pulau-pulau raja (rajaputera) yang berasal dari selir atau
itu yang di huni oleh penduduk yang isteri yang kedudukannya lebih rendah. Di
berhasil membangun tradisi bahasa dan sekitar raja di bentuk badan administrasi
kebudayaannya sendiri-sendiri. Karena itu, yang terdiri atas Dannayakaya, pejabat
sistem hukum adat yang terbentuk di hakim yang di sebut Hayaka, dan Petugas
masing-masing komunitas masyarakat itu Pemungut Pajak,serta Prataya yang
sangat mungkin jauh lebih banyak mengurus harta benda milik raja. Para
jumlahnya dari jumlah yang di sebut oleh Menteri disebut Kumaramatya dan juru
van vollenhoven di atas. tulis Kayasth. Sedangkan bala tertara yang
Dalam rangka itu, berbagai norma di kerahkan dari sekitar raja berada di
hukum di lapangan kenegaraan juga di bawah komando Pratisara, dan yang di
kenal oleh berbagai kerajaan. Beberapa di kerahkan dari daerah-daerah paddatun di
antaranya bahkan menuliskan dalam bawah komando Senopati.7
bentuk naskah tertentu. Seperti di zaman
majapahit, pernah di tulis satu kumpulan 7
Ibid, (hlm, 59-60)
156
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
157
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
158
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
159
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
160
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
161
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
telah diuji, tidak dapat dimohonkan kehakiman dalam hal ini mahkamah
pengujian kembali.9 konstitusi yang memiliki hak menguji hal
materil Tap MPR terhadap UUD, namun
PENUTUP dalam hal ini memberikan pengaturan yg
A. KESIMPULAN jelas dalam UU Kekuasaan kehakiman
Bahwa Ketetapan Majelis tentang hak Mahkamah Konstitusi dalam
Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR), menguji Tap MPR.
adalah bentuk putusan Majelis
Permusyawaratan Rakyat yang berisi hal- Ooo0ooO
hal yang bersifat penetapan (beschikking).
Pada masa sebelum Perubahan
(Amandemen) UUD 1945, Ketetapan MPR
merupakan Peraturan Perundangan yang
secara hierarki berada di bawah UUD 1945
dan di atas Undang-Undang. Pada masa
awal reformasi, ketetapan MPR tidak lagi
termasuk urutan hierarki Peraturan
Perundang-undangan di Indonesia. Namun
pada tahun 2011, berdasarkan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011, Tap MPR
kembali menjadi Peraturan Perundangan
yang secara hierarki berada di bawah UUD
1945. Pimpinan MPR sempat menyatakan
bahwa kembali berlakunya Tap MPR pun
tidak serta-merta mengembalikan posisi
MPR seperti kondisi sebelumnya,
dikarenakan pada era reformasi pembuatan
Tap MPR baru tidak akan seperti masa yang
sebelumnya, mengingat peran pembuatan
Undang-Undang (legislatif) pada era
reformasi diserahkan sepenuhnya kepada
Presiden dan DPR.
B. SARAN
Kedudukan,fungsi dan wewenang Lembaga
MPR dalam membentuk Tap MPR di
perjelas dalam UUD No 12 Tahun 2011 di
sertai dengan petunjuk teknis terhadap tata
cara Pembentukan TAP MPR sebagaimana
halnya Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan yang di atur secara
jelas tentang tatacaranya dalam UUD No 12
Tahun 2011. Dan dalam hal menguji Tap
MPR terhadap UUD adalah tepat
dilaksanakan oleh lembaga kekuasaan
9
Indonesia, Undang-undang Dasar 1945
162