Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP TINGKAT STRESS

DALAM MENJALANI OSCE MAHASISWA SEMESTER VI ANGKATAN VIII DI STIKES


SUAKA INSAN BANJARMASIN

Tricintia, Y1, Ivana, T2, Agustina,D.M3


1,2,3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin

Email: theresiaivana84@gmail.com

INTISARI

Latar Belakang: Stres diketahui bahwa sering dialami oleh mahasiswa keperawatan salah satunya pada saat
ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Stres adalah respon seseorang terhadap kejadian
yang mengancam atau menantang. Mahasiswa/I yang mengalami keadaan ini bisa mengalami stres dnegan
rentang ringan, sedang, dan berat. Aromaterapi lavender merupakan salah satu terapi dengan menggunakan
minyak esensial bunga lavender yang mampu menghasilkan efek memberi rasa nyaman, menjadikan emosi
dan perasaan lebih stabil, pikiran dan perasaan lebih tenang sehingga menjadikan penghirup dapat
menghadapi situasi stres dengan tenang.
Tujuan: Mengetahui adakah pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat stres pada
mahasiswa semester VI angkatan VIII di STIKES Suaka Insan Banjarmasin.
Metode: Desain penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one group pretest and posttest design,
dengan teknik purposive sampling, dan jumlah sampel 14 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner dan alat ceklist skala DASS 42 yang terlebih dulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Teknik
analisa menggunakan Uji Wilcoxon.
Hasil: Berdasarkan Uji Wilcoxon didapatkan ρ = 0,00 < 0,01, artinya ada pengaruh teknik aromaterapi
lavender terhadap penurunan tingkat stres mahasiswa semester VI angkatan VIII di STIKES Suaka Insan
Banjarmasin pada saat berlangsungnya OSCE.
Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan teknik aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat stres
pada saat berlangsungnya OSCE pada mahasiswa semester VI angkatan VIII di STIKES Suaka Insan
Banjarmasin.

Kata Kunci : Mahasiswa, OSCE, Stres, dan Aromaterapi Lavender.


Rujukan : 24 (2009 – 2017)
PENDAHULUAN Pada saat mahasiswa melakukan praktikum di
Pendidikan akademik keperawatan adalah salah roomstation setiap tutor memberikan penilaian
satu perguruan tinggi yang ada di Indonesia yang keterampilan mahasiswa selama melakukan
memberikan pemahaman teori-teori dan konsep- tindakan praktikum. Penilaian praktikum
konsep. Menurut pengembangan kurikulum mencakup ketepatan waktu pengerjaan, ketepatan
universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun keterampilan praktikum yang dilakukan, maka
2013 tentang kurikulum inti pendidikan program tutor berperan penting dalam memberikan
sarjana keperawatan memiliki lama studi 8 penilaian. Sehingga tidak menutup kemungkinan
semester dengan batas maksimal 14 semester. mahasiswa ada sebagian yang tidak lulus OSCE
Beban kurikulum yang harus di selesaikan 144- dan mahasiswa tersebut harus mengulang
158 SKS dengan pengalaman belajar mencakup praktikum dengan ketrampilan yang sesuai
teori, praktikum, klinik atau lapangan (Kurikulum dengan ketrampilan yang baik.
Universitas Pendidikan Indonesia, 2013).
Stress adalah respon seseorang terhadap kejadian
Seiring dengan kemajuan ilmu keperawatan, yang mengancam atau menantang
sangat penting untuk membentuk perawat-perawat (Faldman,2012). Setiap orang akan mengalami
yang profesional. Dengan demikian diperlukan stress dalam hidupnya karena adanya stimulus
suatu sistem pendidikan yang bermutu dan yang mengawali atau mencetus suatu perubahan
berorientasi pada perkembangan ilmu yang di namakan dengan stressor. Dalam keadaan
pengetahuan serta sesuai kebutuhan masyarakat stress, seseorang dihadapkan dengan situasi yang
(Febriyani, 2014). saling berkaitan, yaitu menghadapi stress
tersebut secara efektif dan mampu mengontrol
Dalam sistem pendidikan memerlukan penilaian kecemasan, kegelisahan, dan kemarahan dengan
dasar ketrampilan klinis yang juga merupakan baik. Metode mengatasi stress yang dialami
program dari sarjana keperawatan. Keterampilan seseorang sangat beraneka ragam seperti relaksasi,
klinis laboratorium digunakan untuk terapi musik, istirahat yang cukup, memelihara
memungkinkan mahasiswa perawat berlatih dan hubungan yang sehat, rekreasi dan berolahraga
mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan (Komarudin, 2008).
klinis, demi untuk mempersiapkan diri mereka
sebelum praktik klinik serta untuk menilai Pada kenyataannya tidak semua orang mampu
perkembangan keterampilan mereka (Rush et al., melakukan adaptasi dan mengatasi stressor
2014). tersebut, sehingga menimbulkan keluhan-keluhan
berupa stress, cemas, dan depresi. Adanya stressor
Penilaian keterampilan klinis dapat menggunakan tersebut menunjukan suatu kebutuhan yang tidak
metode evaluasi pembelajaran yang tepat agar terpenuhi pada setiap orang, demikian juga halnya
kompetensi dapat tercapai, salah satunya dapat dengan mahasiswa.
menggunakan Objective Structure Clinical
Examinatin (OSCE) (Rush et al., 2014). OSCE Bila seseorang setelah mengalami stres
adalah metode untuk menilai berbagai kompetensi mengalami gangguan pada satu atau lebih organ
klinik (skill) yang dipelopori oleh profesi medis tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat
(Harden dan Gleeson, 1979 dalam Brosnan et al., menjelaskan fungsi kerjanya dengan baik, maka ia
2006), OSCE ini digunakan untuk mengetahui disebut mengalami stress. Pada gejala stres, gejala
performa praktik (shows how) bukan hanya yang dikeluhkan penderita didominasi oleh
mengetahui teorinya saja tetapi tahu dan bisa keluhan-keluhan somatik (fisik), tetapi dapat pula
menunjukkan perfomanya dengan baik (knows disertai keluhan-keluhan psikis. Tidak semua
and knows how). Metode ini dirancang untuk bentuk stres mempunyai konotasi negatif, cukup
menilai beberapa keterampilan seperti berfikir banyak yang bersifat positif, hal tersebut
kritis dan memecahkan masalah (Hofer et al., dikatakan eustres.
2012).
Sebagian stres sebenarnya baik untuk orang dan terikat tingkat stres pada mahasiswa semester 6
baik untuk organisasi. Kuncinya adalah mengelola angkatan 8 di STIKES Suaka insan Banjarmasin.
tingkat stres yang sesuai sehingga tidak terlalu Populasi dan Sampel Penelitian
banyak stres yang dialami. Stres berdampak buruk Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
pada kesehatan fisik dan psikis pekerja, dan juga semester 6 angkatan 8 di STIKES Suaka Insan
pada keefektifan organisasi (Buhler, 2007). Banjarmasin yang berjumlah 66 mahasiswa
dengan jumlah Sampel 14 orang responden
Aromaterapi merupakan terapi modalitas atau semester 6 angkatan 8 di STIKES Suaka Insan
pengobatan alternatif dengan menggunakan sari Banjarmasin. Tehnik pengambilan sampel pada
tumbuhan aromatik lain dari tumbuhan penelitian ini menggunakan Metode Non-
(Primadiati, 2013). Minyak yang digunakan dalam Probability Sampling jenis Purposive Sampling.
terapi komplementer meliputi minyak atsiri,
bunga lavender. Para peneliti membuktikan bahwa Waktu dan Tempat Penelitian
orang yang berada di lingkungan yang beraroma Penelitian ini dilaksanakan di Stikes Suaka Insan
harum mempunyai rasa percaya diri yang tinggi Banjarmasin pada bulan Desember – Mei 2017,
(Republika, 2010). pengambilan data dilakukan pada tanggal 23 dan
24 mei 2017.
Menurut jurnal Afrianti wahyu widiarti, suhardi,
(2015) Aromaterapi lavender adalah terapi yang Alat Pengumpulan Data
menggunakan minyak essensial yang dinilai dapat Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
membantu mengurangi bahkan mengatasi adalah dengan menggunakan kuesioner DASS 42
gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman (Depression Anxiety Stres Scale) yang sudah
seperti cemas, stress, depresi, dan sebagainya. dikembangkan oleh Nursalam (2013). Kuesioner
Dalam penggunaannya aroma terapi dapat telah lulus uji Validitas dan reliabilitas dengan
diberikan melalui beberapa cara, antara lain nilai hasil uji Pearson Product Moment. 0,444
inhalasi, berendam, pijat, dan kompres. Dari dari penelitian sebelumnya dan nilai spearman
keempat cara tersebut, cara yang tertua, termudah, brown dibandingkan dengan ketepatan reliabilitas
dan tercepat diaplikasikan adalah aromaterapi 0,6 dengan nilai hasil uji reliabilitas adalah 0,875.
inhalasi.
Tehnik Analisa Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penelitian ini dianalisa dengan menggunakan
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender metode univariat dan bivariat. Metode Univariat
Terhadap Tingkat Stress Dalam Menjalani OSCE dilakukan dengan analisa dan interpretasi data
Mahasiswa Semester VI Angkatan VIII di sesuai dengan distribusi frekuensi dalam bentuk
STIKES Suaka Insan Banjarmasin pada Tahun presentasi untuk mengetahui karakteristik
2017. responden. Analisis Bivariat dilakukan dengan
menggunakan analisis uji nonparametik Wilcoxon
METODE PENELITIAN Signed Rank dengan bantuan program SPSS.
Jenis Penelitian Untuk mengetahui manfaat secara efektif atau
Rancangan penelitian yang digunakan dalam tidaknya variabel dependen dan variabel
penelitian ini adalah Pra-eksperimental Design independen setelah dilakukan perhitungan
dengan pendekatan one group pretest and posttest menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test.
design hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan HASIL
keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah Karakteristik Responden
diberi perlakuan (Sugiyono, 2014). 1. Jenis Kelamin
Tabel 1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan
Variabel Penelitian Jenis Kelamin
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah No Jenis Kelamin F %
pengaruh aromaterapi lavender dengan Variabel 1 Laki-laki 7 50
2 Perempuan 7 50 The Ranks Table
Jumlah 14 100 N Mean Sum of
Rank Ranks
PostTest- 13 7.00 91.00
Analisis Univariat PreTest
a. Kecemasan anak sebelum di berikan terapi Negative
bermain teknik bercerita dengan video Ranks
Tabel 4.2 Tingkat Stres mahasiswa semester Positive 0 .00 .00
Ranks
VI angkatan VIII pada saat Ties 1
OSCE di STIKES Suaka Insan Total 14
Banjarmasin Sebelum diberikan The Test Statistics
teknik aroma terapi lavender. Posttest-pretest
z -3.606
No Tingkat Jumlah Presentase
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Stress Responden
1 Ringan 0 0% Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat sebelum
2 Sedang 14 100 % diberi tindakan terapi, sebanyak 13 partisipan
3 Berat 0 0%
mengalami stress sedang dari total 14 partisipan.
Jumlah 14 100%
Setelah diberikan terapi, keseluruhan partisipan
mengalami stress ringan. Selanjutnya, Terdapat
Berdasarkan tabel 4.3 diatas tampak bahwa
satu responden yang tidak merasakan efek apapun
tingkat Stres mahasiswa sebelum diberikan
terhadap terapi.
aroma terapi lavender (Pre Test) yang paling
tinggi adalah kecemasan sedang yaitu (100%). Hasil uji statistik penilaian nilai P Value = 0,00
dengan nilai α 0,01 (p < α), ini menunjukkan
b. Kecemasan anak sesudah di berikan terapi
bahwa ada pengaruh tingkat stres antara sebelum
teknik bercerita dengan video
dan sesudah dilakukan intervensi metode teknik
Tabel 4.3 Tingkat Stres mahasiswa semester VI
aroma terapi lavender kepada Mahasiswa/I. Atau
angkatan VIII pada saat OSCE di
yang berarti menunjukkan Ha diterima.
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Sesudah diberikan teknik aroma terapi PEMBAHASAN
lavender Menurut Lazarus dalam Namora (2009)
No Tingkat Stress Jumlah Persen menyatakan orang yang tidak mampu menghadapi
Responden dan mengatasi keadaan emosinya akan mudah
1 Ringan 13 92.85% terserang distress, tetapi orang yang mampu
2 Sedang 1 7.14%
menghadapi dan mengatasinya akan terhindar.
3 Berat 0 0%
Ciri-ciri orang telah mengalami distress yaitu
Total 14 100%
mudah marah, cepat tersinggung, mudah panik,
sulit berkonsentrasi, sukar mengambil keputusan,
Berdasarkan tabel 4.3 diatas tampak bahwa
pelupa, pemurung tidak energik, selalu merasa
tingkat stresanak setelah pemberian terapi teknik
cemas dan takut, dan cepat bingung.
aromaterapi lavender (Post Test) yang paling
tinggi adalah tingkat stres ringan yaitu (92,85%).
Sebelum responden diberikan teknik aroma terapi
lavender, responden berada ditingkat stress
Analisis Bivariat
sedang, menurut rasmun (2009) menyatakan ciri-
Tabel 4.4 Pengaruh teknik aroma terapi lavender
ciri tingkat stress sedang yaitu Terjadi lebih lama
pada tingkat stress Mahasiswa/I
beberapa jam sampai beberapa hari contohnya
semester VI angkatan VIII yang telah
kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang
diberikan teknik aroma terapi lavender
berlebih, mengharapkan pekerjaan baru, anggota
di STIKES Suaka Insan Banjarmasin.
keluarga pergi dalam waktu yang lama, situasi
seperti ini dapat bermakna bagi individu yang
mempunyai faktor predisposisi suatu penyakit Respon yang dialami mahasiswa yang telah
koroner. diberikan teknik relaksasi ditunjukkan dengan
Osce pertama kali diperkenalkan dalam sebuah respon yang bermacam-macam salah satunya
upaya untuk membawa sebuah strategi tujuan berkonsentrasi pada saat berdiskusi, energik, tidak
penilaian siswa medis S1 performa keterampilan terlihat cemas, tidak merasa terganggu saat
klinis (2006). OSCE adalah pendekatan untuk diberikan aroma terapi lavender, dan cepat
stimulasi pembelajaran dalam menilai beradaptasi dengan lingkungan yang berbau
pengetahuan mereka dan kemampuan untuk lavender. Sebenarnya manfaat stress itu adalah
melakukan praktik keperawatan, akan tetapi respon dimana mahasiswa harus lebih cekatan
walaupun OSCE itu sangat baik dilakukan untuk dalam melakukan sesuatu dan lebih aktif dalam
menilai keterampilan dalam melakukan melakukan tindakan akan tetapi sebagian
perawatan. Penyebab mahasiswa stress pada saat mahasiswa tidak mengetahui cara mengontrol
OSCE yaitu dari sebagian besar mahasiswa stress tersebut maka respon mahasiswa menjadi
keperawatan merasa tertekan akan hal itu, karena negatif seperti yang sudah dijelaskan di atas
penilaian pratikum yang dilakukan, maka tutor dengan bermacam-macam respon salah satunya
berperan penting dalam memberikan penilaian mudah marah dan panik.
tersebut. Sehinga tidak menutup kemungkinan
mahasiswa ada sebagian yang tidak lulus OSCE Aroma terapi lavender adalah terapi yang
dan mahasiswa tersebut harus mengulang menggunakan minyak essensial yang dinilai dapat
praktikum dengan keterampilan yang sesuai membantu mengurangi bahkan mengatasi
dengan keterampilan yang baik dan karena itu gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman
mahasiswa merasa sangat tertekan pada saat seperti cemas, stress, depresi, dan sebagainya.
OSCE selain prosedur yang diberikan dan waktu Dalam pengalamannya aroma terapi dapat
yang singkat untuk mahasiswa melakukan diberikan melalui beberapa cara antara lain
tindakan juga tidak menutup kemungkinan ada inhalasi, berendam, pijat, dan kompres. Dari
sebagian mahasiswa tidak lulus OSCE dan keempat cara tersebut, cara yang tertua, termudah,
mahasiswa tersebut harus mengulang pratikum dan tercepat diaplikasikan adalah aroma terapi
dengan benar sesuai waktu yang disediakan maka inhalasi menurut jurnal Afrianti Wahyu Widiarti,
mahasiswa harus berkonsentrasi dalam melakukan Suhardi (2015).
tindakan-tindakan ujian OSCE. Hal tersebut di atas didukung oleh jurnal Ayur
Merdikawati, Titin Andri Wihastuti (2015)
Di dalam dunia mahasiswa keperawatan stress menyatakan bahwa penelitian medis akhir-akhir
tidak dapat dihindarkan. Stres juga dapat ini mengungkapkan bahwa bau yang terhirup
membantu atau fungsional, tetapi juga dapat memiliki dampak yang signifikan pada perasaan
berperan salah atau merusak prestasi kemampuan manusia. Menurut penelitian ilmiah, aroma yang
mahasiswa tergantung coping individu terhadap tercium berpengaruh terhadap otak, seperti
kondisinya akan tetapi apabila individu tersebut halnya alkohol, misalnya aroma terapi lavender
dapat mengontrol respon stress maka tidak akan dapat meningkatkan frekuensi gelombang alfa di
merusak prestasi kemampuan mahasiswa karena belakang kepala, dan keadaan ini diasosiasikan
manfaat stress juga adalah untuk memacu dengan relaksasi dan juga didukung penelitian
seseorang untuk lebih sigap, telaten dalam ilmiah oleh Afrianti wahyu widiarti, dkk (2015)
melakukan sesuatu hal, dan respon dimana aroma terapi lavender adalah terapi yang
seseorang harus lebih berhati-hati dalam menggunakan minyak enssensial yang dinilai
melakukan tindakan. Dengan pemberian teknik dapat membantu mengurangi bahkan mengatasi
relaksasi dengan metode aroma terapi non gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman
famarkologi mahasiswa yang sedang mengalami seperti cemas, stress, depresi, dan sebagainya.
stress dapat mengontrol stress atau tekanan respon
negative dari luar pada saat OSCE berlangsung. Maka dari itu dengan pemberian teknik relaksasi
aroma terapi lavender dapat menurunkan tingkat
stress yang awalnya stress sedang menjadi stress
ringan hal itu membuktikan bahwa dengan aroma Mekanisme fisiologis tubuh terhadap
terapi lavender dengan adanya diberikan teknik aromaterapi, minyak lavender dengan kandungan
aroma terapi pada kelompok kecil, responden linaloolnya adalah salah satu minyak aromaterapi
dapat mengontrol stress dengan baik dan yang banyak digunakan saat ini, baik secara
menjalani suatu tindakan dengan pikiran yang inhalasi (dihirup) ataupun dengan teknik
tenang dan dapat berkonsentrasi. pemijatan pada kulit. Aromaterapi yang
digunakan melalui cara inhalasi atau dihirup akan
Menurut Cyberhelath (2008) bahwa ada beberapa masuk ke system limbic dimana nantinya aroma
hal yang terjadi setelah pemberian teknik aroma akan diproses sehingga kita dapat mencium
terapi lavender yaitu efektif sebagai sedative baunya. Pada saat kita menghirup suatu aroma,
yang berfungsi menenangkan system saraf pusat komponen kimianya akan masuk ke bulbus
yang dapat membantu mengatasi insomnia olfactory, kemudian ke limbic system pada otak.
terutama oleh stres, cemas, gelisah, ketegangan, Limbic adalah struktur bagian dalam dari otak
dan depresi. yang berbentuk seperti cincin yang terletak di
bawah cortex cerebral. Tersusun ke dalam 53
Menurut IGA Prima Dewi AP (2011) bahwa daerah dan 35 saluran atau tractus yang
kandungan utama dalam minyak lavender adalah berhubungan dengannya, termasuk amygdale dan
linalool asetat oil yang mampu mengendorkan hippocampus. Sistem limbic sebagai pusat nyeri,
dan melemeskan sistem kerja urat-urat syaraf dan senang, marah, takut, depresi, dan berbagai
otot-otot yang tegang, sehingga dapat digunakan emosi lainnya.Sistem limbic menerima semua
dalam menejemen stres. Aroma terapi merupakan informasi dari system pendengaran, system
suatu metode yang menggunakan minyak penglihatan, dan system penciuman. Sistem ini
essential juga mempengaruhi emosi seseorang. juga dapat mengontrol dan mengatur suhu tubuh,
Aroma terapi minyak essential oil lavender rasa lapar, dan haus. Amygdala sebagai dari
merupakan salah satu minyak yang paling aman system limbic bertanggung jawab atas respon
sekaligus mempunyai daya antiseptic kuat, anti emosi kita terhadap aroma. Hipocampus
depresi dengan aroma yang berbau manis, floral, bertanggung jawab atas memori dan pengenalan
sangat herbal sehingga banyak digunakan terhadap bau juga tempat dimana bahan kimia
sebagai aroma terapi yang terpopuler yang pada aromaterapi merangsang gudang0gudang
memiliki banyak khasiat (Koensoermardiyah, penyimpanan memori otak kita terhadap
2009). pengelaan bau-bauan. (Prima, 2013)

Pada saat penelitian responden terlihat tenang Hasil analisa peneliti berupa wawancara dalam
dalam berdiskusi dan fokus dalam mengingat mengevaluasi tindakan dengan mewawancari
prosedur-prosedur tindakan, akan tetapi ada responden yang berjumlah 2 orang yang pertama
sebagian responden mengatakan bahwa mereka pada tingkat stres sedang dan kedua pada tingkat
merasa mengantuk sedikit dan sebagiannya lagi stres ringan. Responden yang pertama
mengatakan merasa rileks saat berada di dalam mengatakan bahwa pada waktu OSCE sesudah
ruangan tersebut. Ternyata menurut Hustasoid diberikan aroma terapi lavender memang masih
(2006) mengatakan bahwa aromaterapi lavender merasa gugup, lupa akan prosedur akibat kaget
merupakan salah satu aromaterapi terkenal karena sesudah diberikan aromaterapi lavender
memiliki efek sedative, hyponif, dan anti- responden langsung masuk dan langsung
neurodepresive pada manusia, karena minyak melakukan tindakan OSCE disitulah responden
lavender dapat memberikan rasa tenang, merasa tertekan dan mengulang OSCE lagi pada
sehingga dapat digunakan sebagai manajemen prosedur yang pertama, akan tetapi responden
stres. Jadi dari pernyataan tersebut menjelaskan mengatakan sewaktu diberikan aroma terapi
bahwa memang benar aroma lavender dapat responden waktu itu merasakan nyaman, tenang,
membuat mengantuk dan seseorang yang rileks, dan fokus hanya saja dari dirinya sendiri
menghirupnya akan merasa lebih tenang dari yang tidak bisa mengontrol stres tersebut
sebelumnya. makanya hasil dari penelitian sesudah dan
sebelum diberikan aroma terapi lavender aroma terapi akan lebih baik lagi jika mengikuti
responden masih sama pada stres tingkat sedang. pola hidup yang seimbang.
Dan juga responden yang pertama mengatakan
sebelum diberikan aroma terapi pada OSCE
KESIMPULAN DAN SARAN
sebelumnya memang responden mudah merasa
Kesimpulan
gugup, cemas, tidak bisa rileks, dan kadang-
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
kadang pada saat melakukan tindakan bisa lupa
yang telah diuraikan mengenai Pengaruh Teknik
dan itu membuat saya bisa mengikuti remedial
aromaterapi lavender pada tingkat stres
pada tindakan OSCE akan tetapi reponden sangat
mahasiswa semester 6 angkatan 8 di STIKES
menyenangi dan efektif pada saat dikumpulkan
Suaka Insan Banjarmasin 2017, maka dapat
bersama kelompok kecil dan membahas sama
diberikan kesimpulan sebagai berikut:
sama tentang tindakan OSCE sehingga
1. Hasil dari identifikasi pengaruh tingkat stress
responden merasa rileks dan nyaman pada saat
pada mahasiswa semester VI angkatan VIII
berdiskusi dan berkumpul di ruangan dengan
pada saat OSCE sebelum pemberian teknik
aroma terapi lavender. Dan responden yang
relaksasi aroma terapi lavender adalah
kedua mengatakan bahwa pada saat sesudah
sebesar 100% dengan tingkat stress sedang.
diberikan aroma terapi lavender dalam
2. Hasil dari identifikasi pengaruh tingkat stress
melakukan tindakan OSCE bahwa responden
pada mahasiswa semester VI angkatan VIII
merasakan rileks, santai, dan lebih tenang
pada saat OSCE sesudah pemberian teknik
melakukan tindakan dan berhati-hati dalam suatu
relaksasi aroma terapi lavender adalah
melakukan tindakan pada saat diberikan aroma
sebesar 92,85% dengan tingkat stress ringan
terapi pun di dalam ruangan responden
dan 7,14% dengan tingkat stress sedang.
merasakan santai, rileks, nyaman, fokus dalam
3. Pemberian teknik relaksasi aroma terapi
berdiskusi, dan sangat menikmati berdiskusi
lavende pada mahasiswa semester VI
diruangan karena responden mengatakan dengan
angkatan VIII pada saat OSCE memiliki
adanya kelompok kecil responden lebih fokus
pengaruh yang signifikan terhadap
berdiskusi dan tanya jawab dengan teman teman
penurunan tingkat stress dirasakan oleh
yang berbeda kelompok itu yang membuat
mahasiswa yang menjadi responden peneliti
responden lebih santai dan tetap fokus, sewaktu
pada saat pelaksaan OSCE (ρ = 0,00).
belum diberikan aroma terapi lavender pada saat
OSCE sebelumnya responden mengatakan bahwa
Saran
responden selalu merasakan yang namanya
Hasil penelitian yang telah dilakukan memberikan
gugup, tegang, tidak fokus, mudah lupa, dan
kesimpulan sebagaimana dijelaskan di atas, oleh
merasa tertekan pada saat OSCE itu diakibatkan
karenanya guna kebaikan pihak-pihak terkait,
oleh prosedur yang banyak, waktu yang sedikit
peneliti memberikan saran sebagai berikut :
untuk belajar, waktu OSCE cuma 7 menit pada
saat melakukan tindakan itu yang membuat
1. Bagi institusi STIKES Suaka Insan
responden biasanya mudah lupa dan merasa
Banjarmasin
tertekan karena merasa tertekan dalam
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi
mengahadapi OSCE tersubut.
pertimbangan bagi institusi untuk lebih
meningkatkan kualitas pengajaran di
Maka dari penjelasan di atas dengan demikian
STIKES Suaka Insan terutama pada saat
dapat disimpulkan penggunaan aroma terapi
OSCE dan ujian. Hal tersebut seperti
lavender memiliki pengaruh dalam menurunkan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
tingkat stress pada mahasiswa yang menjalani
semua orang dengan melaksanakan seminar
OSCE, dan serta teknik aromaterapi memberikan
mengenai terapi komplementer terutama
efek yang berbeda pada setiap individu.
pemberian aromaterapi lavender secara benar
Tergantung pada usia, gaya hidup, dan
dalam memberikan teknik relaksasi dan
bagaimana pemakai menggunakannya, efek
selanjutnya dengan pembuatan prosedur
tentang pemberian teknik aroma terapi pada Studi S1 Pendidikan Dokter Fakultas
mahasiswa menjadi unggulan institusi dalam Kedokteran Umum Dan Ilmu Kesehatan
meningkatkan akreditasi institusi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Semester Satu Angkatan 2010/2011.
2. Bagi mahasiswa
Thesis. Di 14 September 2014 unduh dari
Mahasiswa sebagai salah satu bagian http://thesis.umy.ac.id
yang memiliki peranan penting dalam
pemberian asuhan keperawatan dan sebagai Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
responden dalam pemberian aroma terapi Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
lavender dalam terapi non farmakologi yang Cipta
dapat mengontrol tingkat stress diharapkan Ayut Merdikawati, Titin Andri Wihastuti. (2012).
dapat mengaplikasikan didalam kehidupan Aromaterapi Bunga Lavender Dengan
sehari-hari dan terlebih lagi pada waktu Tingkat Kecemasan Remaja Putri Pre
berjalannya OSCE dan ujian. Agar Mentrual Syndrome. Jurnal keperawatan.
mahasiswa dapat mengontrol stress yang Di 11 Juli 2012 unduh dari
http://ayut.fk@ub.ac.id
dialaminya serta memberikan kepuasaan saat
menjalani OSCE. Cervone, Daniel, dan Pervin, Lawcrence A.
3. Bagi peneliti lain (2011). Kepribadian: Teori dan
Diharapkan peneliti lain melanjutan dari Penelitian. Jakarta: Salemba Humaika
hasil penelitian ini untuk meneliti kelemahan
Drs. Moch. Imron TA, MM, MBA. (2014).
dan keterbatasan dari teknik-teknik relaksasi Metodologi Penelitian Bidang
yang dapat diberikan pada mahasiswa dan Kesehatan Edisi II, Jakarta: Sagung Seto
pasien yang mengalami stress, nyeri, dan
kecemasan. Drs. M. Dalyono. (2010). Psikologi Pendidikan,
Jakarta: Rineka Cipta

DAFTAR PUSTAKA Diane E. Papalia, Ruth Duskin Felman. (2014).


Menyelami Perkembangan Manusia Edisi
Adi Tri Nugroho. (2010). Perilaku Coping 12, Jakara Selatan: McGraw-Hill
Mahasiswa Dalam Mengatasi Stres Education
Mengikuti Mata Kuliah MPK Kuantitatif
Feldman, Robert S. (2012). Pengantar Psikologi.
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Jakarta: Salemba Humanika
UNSOED. Skripsi. Di unduh 14
September 2014 dari Iga Prima Dewi AP (2013). Aromaterapi
http://komunikasi.unsoed.ac.id Lavender Sebagai Media Relaksasi,
Bagian farmasi Fakultas Kedokteran
Ali Bikmoradi PhD. (2014). Effect Of Inhalation
Universitas Udayana
Aromatherapy With Lavender Essential
Oil On Stress And Vital Signs In Patients Koensoemardiyah. (2009). A-Z Aromaterapi
Undergone Coronary Artery Bypass Untuk Kesehatan, Kebugaran, dan
Surgery: A Single Blinded Randomized Kecantikan, Yogyakarta: Lily Publisher
Clinical Trial. Journal. Di unduh 2
Desember 2014 dari Martha Raile Alligood. (2011). Pakar Teori
http://dx.doi.org/10.1016/j.ctim Keperawatan Volume 1, Jakarta: Elsevier

Afrianti Wahyu Widiarti, Suhardi. (2015). Martha Raile Alligood. (2014). Pakar Teori
Penurunan Kecemasan Menghadapi Keperawatan Volume II, Jakarta: Elsevier
Skripsi Dengan Menggunakan
Aromaterapi Inhalasi. Jurnal Terpadu Miao-Chuan Chen MS RN, Shu-Hui Fang MSE.
Ilmu Kesehatan. Di unduh 2 November (2013). The effects Of Aromatherapy In
2015dari http://Afrianti.fk.@ub.ac.id Relieving Symptoms Related To Job
Stress Among Nurses. International
Agustine Ruruh Rahwati. (2012). Hubungan Journal Of Nursing Practice. Di unduh
Antara Insidensi Stres Dan Prestasi mei 2013 dari Winey Publishing Asia Pty
Belajar Dalam Kaitannya Dengan Indeks ltd
Prestasi Pada Mahasiswa Baru Program
Myung-Haeng Hur, Ji-ah Song dll. (2014).
Aromatherapy For Stress Reduction In
Healthy Adults: A Systematic Revies and
Meta-Analaaysis Of Randomized Clinical
Trials. Journal homepage. Di unduh 08
Juni 2014 dari
www.elsevier.com/locate/maturitas

Nursalam. (2011). Konsep Dan Penerapan


metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrument
Penelitian Keperawatan Edisi II, Jakarta:
Salemba Medika

Nursalam, (2013). Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Edisi 3, Jakarta Selatan:
Salemba Medika

Potter dan Perry. (2009). Fundamental Of


Nursing: Concept, Process, dan Practice
Edisi 7, Jakarta: EGC

Rasmun. (2009). Stress, Koping Dan Adaptasi


Teori Dan Pohon Masalah Keperawatan
Edisi I, Jakarta: Sagung Seto

Saryono. (2008). Metodologi Penelitian


Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia

Setyoadi, Kushariadi. (2011). Terapi Modalitas


Keperawatan Pada Klien Kogeriatrik,
Jakarta: Salemba Medika

Sugiyono.(2011). Metodelogi Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D.
Bandung: Alfabeta

Yuliati, Devi.(2009). Manajemen Stres. Jakarta:


ECG

Peneliti :

1. Yola Tricintia
Mahasiswi STIKES Suaka Insan
Banjarmasin
2. Theresia Ivana
Dosen STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3. Dwi Martha Agustina
Dosen STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai