DELVIA
NH0117022
PRPOSAL PENELITIAN
HALAMAN PERSETUJAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR ISTILAH
USULAN PENELITIAN
I. JUDUK PENELITIAN
II. RUANG LINGKUP PENELITIAN
III. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
IV. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Masing-Masing Variabel Penelitian
B. Kerangka Teori
V. KERANGKA TEORI, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian
B. Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional Dan Kriteria objektif
D. Hipotesis Penelitian
VI. METODE PENELITIAN
A. Rencana desain penelitian
B. Waktu dan tempat penelitian
C. Populasi dan sampel penelitian
D. Alat atau instrument penelitian
E. Uji instrumen penelitian
F. Proses pengumpulan data
G. Proses pengumpulan data
H. Etika penelitian
VII. PERSONALIA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Personalia
B. Jadwal penelitian
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Goals : Tujuan
Non Probability Sampling : Pemilihan sampel yang tidak dilakukan secara acak
Purposive Sampling : Suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
Personal Stressor : Ancaman Atau Gangguan Yang Lebih Kuat Atau Kehilangan
HALAMAN PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa proposal penelitian dengan
judul “hubungan antara manajemen diri dengan tingkat stress pada mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas akhir di stikes nani hasanuddin makassar” telah disetujui untuk
disajikan di hadapan tim penguji pada seminar proposal Program Studi Sarjana Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar Untuk
Memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.
Makassar, 8 Mei 2021
Tim pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Ilmu Keperawatan
NIDN : 09291228501
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal ini. Penulisan proposal ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan, Program
Studi Sarjana Ilmu Keperawatan, STIKES Nani Hasanuddin Makassar. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
Menyusun proposal ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan proposal ini. Oleh
karena itu terima kasih kepada :
1. Yahya Haskas, SH., M.Kn., M.M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Nani
Hasanuddin Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
melanjutkan Pendidikan ke jenjang S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin
Makassar;
2. Sri Darmawan. SKM., M.Kes selaku Ketua STIKES Nani Hasanuddin Makassar yang
telah dengan begitu bijaksana dalam pembimbingan dan mendidik civitas Akademik di
lingkungan STIKES Nani Hasanuddin Makassar;
3. Indra Dewi, S.Kep., Ns., M.Kes Selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang
telah banyak memberikan inspirasi serta motivasi kepada saya dalam menyelesaikan
Pendidikan di STIKES Nani Hasanuddin Makassar;
4. Erna Kadrianti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing I yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan proposal ini;
5. Arham Alam, S.Kep., Ns., M.KKK selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan proposal ini;
6. Sitti Nurbaya, S.Kep., Ns., M.Kes selaku penguji utama yang telah memberikan saran dan
masukan yang membangun untuk penyempurnaan proposal ini;
7. Irnawati, S.ST., M.Keb selaku penguji eksternal yang telah memberikan saran dan
masukan yang membangun untuk penyempurnaan proposal ini;
8. Sitti Nurbaya, S.Kep., Ns., M.kes selaku Penasehat Akademik (PA) yang telah
membimbing dan memberikan saran dan masukan selama ini terkait dengan nilai maupun
masalah yang menyangkut akademik;
9. Pihak Institusi yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya
perlukan.
Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga proposal ini membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu.
I. JUDUL PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN TINGKAT STRESS
PADA MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR DI
STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR
II. RUANG LINGKUP PENELITIAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
III. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stress merupakan motivasi yang dibutuhkan oleh individu untuk
bergerak dan merupakan suatu energi yang dapat digunakan secara efektif.
Stress yang bersifat ringan dapat merupakan tantangan dan motibasi bagi
seseorang untuk bergerak kearah yang lebih baik (Komalasari 2018). Begitu
juga dengan mahasiswa yang tidak bisa terhindar dari stress yang
disebabkan oleh banyaknya tanggung jawab seperti, tugas kuliah yang harus
segera diselesaikan khususnya pada mahasiswa tingkat akhir yang harus
menyelesaikan skripsi atau karya tulis ilmiah.
Menurut World Health Organization (WHO) Prevalensi kejadian stress
cukup tinggi dimana hampir lebih dari 350 juta penduduk dunia mengalami
stress dan merupakan penyakit dengan peringkat ke-4 didunia. Studi
prevalensi stress yang dilakukan oleh health and safety executive diinggris
melibatkan penduduk inggris dengan jumlah sebanyak 487.000 orang yang
masih produktif dari tahun 2013-2014. Didapatkan data bahwa angka
kejadian stress lebih besar terjadi pada wanita (54,62%) di bandingkan pada
pria (45,38%).(Putri Dewi Ambarwati, Sambodo Sriadi Pinilih 2017)
Pervalensi jumlah kejadian gangguan jiwa diindonesia semakin
signifikan dilihat dari data Riskesdas tahun 2018. Riskesdas mendata
masalah gangguan kesehatan mental emosional (depresi dan kecemasan)
sebanyak 9,8%. Hal ini terlihat peningkatan jika dibandingkan dengan data
Riskesdas tahun 2013 sebanyak 6%. (Riskesdas 2018)
Berdasarkan hasil survey di Universitas Muhammadiyah Kudus, hasil
wawancara dari 10 mahasiswa dengan 14 pertanyaan tentang gejala stress, di
antaranya 3 mahasiswa merasakan 50 % dari gejala, 3 mahasiswa 57% dari
gejala, dan 4 mahasiswa merasakan 43% dari 14 gejala stress. (Umi Faridah,
2020). Dari hasil penelitian (Hasibuan 2019) yaitu dari hasil penelitian nilai
distribusi frekuensi stress belajar adalah kategori ringan 46 (60,5%), sedang
27 (35,5%), dan berat 3 (3,9%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Afryan et al. 2019) pada 2
variabel yang terdistribusi yaitu tingkat stress dan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi di dapatkan hasil table menunjukkan stress yang lebih
dominan adalah stress tingkat ringan dan stress tingkat sedang yaitu
berturut-turut 66 orang mahasiswa (40,7%) dan 86 orang mahasiswa
(53,1%).
Dari hasil penelitian (Komalasari 2018) yaitu berdasarkan data yang
diperoleh dari program studi ilmu keperawatan Angkatan 2012 di dapatkan
bahwa sebanyak 59,2% mahasiswa terlambat dalam menyelesaikan skripsi,
dan 4,7% mahasiswa mengulang pada tahun berikutnya, sedangkan
mahasiswa yang menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya sebesar 36,1%.
Berdasarkan hasil penelitian (Seto, Wondo, and Mei 2020) tingkat
stress pada mahasiswa tingkat akhir yaitu berturut-turut sedang (23%),
rendah (0%), dan tingkat stress pada mahasiswa tingkat akhir tegolong
cukup yaitu sebesar (77%).
Makna manajemen diri secara sederhana, merujuk kamus besar Bahasa
Indonesia (2001:465) manajemen memiliki dua arti, yaitu: penggunaan daya
secara efektif untuk mencapai sasaran; dan pimpinan yang bertanggung
jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. Kemudian apa yang kita
sebut “diri” itu adalah akumulatif dari pikiran kita. yang kita sebut diri,
peribadi, individu, adalah totalitas manusia sebagai jasad dan rohani, fisik
yang bisa kita lihat dan sesuatu yang tak terlihat yang menggerakkan fisik ,
hati, jiwa, dan fikiran. Diri adalah totalitas dari pemikiran, keinginan, dan
Gerakan kita dalam ruang dan waktu. Dengan kata lain, perpaduan antara
intelektual, emosional, spiritual, dan fisik. Jadi manajemen diri yang
dimaksud adalah sebuah proses merubah “totalitas diri” yaitu intelektual,
emosional, spiritual, dan fisik kita agar apa yang kita inginkan (sasaran )
tercapai.(Jazimah 2014)
Terdapat penelitian tentang manajemen diri yaitu penelitian yang
dilakukan oleh (Maulana and Dwityanto 2014) menjelaskan bahwa terdapat
hubungan negative antara manajemen diri dengan kejadian stress, yang
berarti bahwa terdapat variabel lain yang mempengaruhi terjadinya stress.
Seseorang yang memiliki manajemen diri yang tinggi maka tingkat stress
yang dialami akan rendah. selain itu penelitian yang dilakukan oleh (Amir
2016) menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara manajemen diri
terhadap motivasi berprestasi pada mahasiswa sebesar 74,27%.
Penelitian yang dilakukan (Pertiwi 2018) hasil penelitian mneunjukkan
bahwa rxy=-0,468 dengan p=0,000 (p,0,05), artinya terdapat hubungan
negative antara self management dengan stress kerja. Self management
memberikan sumbangan negative pada stress kerja sebesar 21,9 %. Adapun
penelitian yang dilakaukan oleh (Hidayat 2017) mengatakan bahwa
kemampuan mengelola diri (self management) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kreativitas berpikir mahasiswa Jurusan Pendidikan
Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Hal ini
diperkuat dengan nilai koefisien korelasi pearson r2 sebesar 0,97117 yang
artinya bahwa kemampuan mengelola diri mempunyai kontribusi sebesar
97,11% terhadap kreativitas berpikir mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Fenomena yang peneliti amati, stress pada mahasiswa karena
Menyusun tugas akhir terjadi pada mahasiswa stikes nani hasanuddin
makassar yaitu berkeluh kesah, sering merasa Lelah, pusing, dan terlihat
cemas, bahkan ada yang membuat status di media social berisi tentang
keluhan tentang perasaanya ketika mngerjakan tugas akhir. Dan tidak jarang
setiap bertemu terkadang tugas akhir dijadikan sebagai bahan pembicaraan
karena selalu terpikirkan.
Seorang mahasiswa harus mampu untuk mengatur hidup sendiri,
mengatur tujuan, dan menyediakan penguat untuk diri sendiri. Sehingga
dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya pencapaian dan aksi,
menentukan target, mengevaluasi kesuksesan saat mencapai target, dan
memberikan penghargaan pada diri mereka sendiri karena telah mencapai
tujuan tersebut dalam rangka mencapai suatu tujuan tanpa mengandalkan
orang lain dan di pahami sebagai penggunaan suatu proses yang
mengaktivasi pemikiran, perilaku dan perasaan yang terus menerus dalam
upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan
permasalahan diatas maka peneliti mengambil judul “hubungan antara
manajemen diri dan tingkat stress pada mahasiswa dalam menyelesaikan
dalam menyelesaikan tugas akhir di STIKES Nani Hasanuddin Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dirumuskan
permasalahan penelitian dengan variabel independen manajemen diri dan
variabel dependen tingkat stress, dimana terdapat keterkaitan yang signifikan
berdasarkan teori dimana di antara variabel tersebut yang di dasari juga oleh
beberapa komponen penelitian dari berbagai sumber yang menunjukkan
manajemen diri pada mahasiswa berkaitan dengan respon untuk
menyelesaikan tugas akhir.
Sehingga peneliti merumuskan masalah yang akan dilakukan yaitu
“Bagaimana hubungan antara manajemen diri dengan tingkat stress pada
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir di STIKES Nani Hasanussin
Makassar?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara manajemen diri dengan tingkat
stress pada mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir di STIKES
Nani Hasanuddin Makassar.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen diri pada mahasiswa
dalam menyelesaikan tugas akhir di STIKES Nani Hasanuddin
Makassar
b. Untuk mengetahui adanya tingkat stress pada mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas akhir di STIKES Nani Hasanuddin Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Untuk mengetahui hubungan antara manajemen diri dengan stress
pada mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir di STIKES Nani
Hasanuddin Makassar.
2. Manfaat praktis
Dapat memberikan manfaat baik bagi institusi, responden, dan
peneliti itu sendiri, di antaranya:
a. Bagi institusi
Untuk dapat dijadikan informasi bagi akademik/Pendidikan
untuk pengembangan dan penerapan proses manajemen
keperawatan selanjutnya.
b. Bagi responden
Manfaat bagi responden yaitu diharapkan dapat dijadikan acuan
sehingga mahasiswa dapat memperbaiki manajemen diri dan
mengurangi tingkat stress.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi peneliti serta merupakan suatu pengalaman
yang sangat berharga sehingga diharapkan dapat berguna pada
waktu terjun kerumah sakit.
c) Tujuan (goals)
Goals merupakan penepatan yang ingin dicapai individu. Goals
memiliki dua fungsi yaitu menuntun serta mengatur usaha dalam
arah yang spesifik, selain itu juga goals merupakan kriteria untuk
mengevaluasi performansi.
4. Tahapan dalam self-management
Menurut soekadji dikutip dari (Annisa 2018) ada empat tahapan
dalam self-management yaitu :1) self-monitoring; 2) self-reward; 3)
self-contracting; 4) stimulus control.
a. Self-monitoring yaitu konseli mengobservasi dan mencatat sesuatu
tentang dirinya sendiri dan interaksinya dengan situasi lingkungan.
Dalam tahap ini konseli mengumpulkan data dasar berkenan
dengan perilaku yang ingin diubah.
b. Reinforment yang positif (self-reward) yaitu untuk memperkuat
atau meningkatkan respons yang diharapkan dari stimulus dengan
menggunakan berbagai bentuk. Self-reward ini dapat menggunakan
berbagai bentuk perangsang benda, makanan, simbolis verbal,
aktivitas fisik maupun imajinasi.
c. Kontrak atau perjanjian sengan diri sendiri (self-contracting) yaitu
membuat perencanaan dengan konseli untuk merubah tingkah laku.
d. Penguasaan terhadap rangsangan (stimulus control) yaitu
penysunan kondisi-kondisi lingkungan yang telah ditentukan
sebelumnya, yang membuat terlaksananya atau dilakukannya
tangkah laku tertentu. Kondisi lingkungan berfungsi sebagai
tanda/ateseden dari suatu respon tertentu. Dengan kata lain
anteseden merupakan suatu stimulus untuk suatu respon tertentu.
5. Bentuk perbuatan manajemen diri bagi mahasiswa
Menurut gie, 1995:188-191 dari (Jazimah 2014) menjelaskan
bahwa manajemen diri bagi mahasiswa mencakup sekurang-kurangnya
4 bentuk perbuatan yaitu :
a. Pendorongan diri (self-motivation) yaitu dorongan psikologis
dalam diri seseorang untuk merangsangnya sehingga mau
melakukan bebagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang di
dambakan.
b. Penyusunan diri (self-organization) yaitu pengaturan sebaik-
baiknya terhadap pikiran, tenaga, waktu, tempat, benda, dan semua
sumber daya lainnya dalam kehidupan seorang mahasiswa
sehingga tercapai efisiensi pribadi.
c. Pengendalian diri (self-control) yaitu perbuatan membina tekad
untuk mendisiplin kemauan, memacu semangat, mengikis
keseganan, dan mengarahkan energi untuk benar-benar
melaksanakan apa yang harus dikerjakan dalam studi.
d. Pengembangan diri (self-development) yaitu perbuatan
menyempurnakan atau meningkatkan diri sendiri dalam berbagai
hal. Pengembangan diri yang lengkap dan penuh mencakup
segenap sumber daya pribadi dalam seorang mahasiswa
i. Lain-lain
Stressor kehidupan lainnya juga dapat menimbulkan depresi dan
kecemasan antara lain adalah bencana alam, kebakaran,
pemerkosaan, kehamilan diluar nikah, dan lain sebagainya.
2. Tahapan stress
Menurut (H. Iyus Yosep, 2007) Gangguan stress timbul
biasanya secara lamban, tidak jelas kapan mulainya dan seringkali
kita tidak menyadari. Namun meskipun demikian dari pengalaman
praktik psikiatri para ahli mencoba membagi stress tersebut dalam 6
tahapan, setiap tahapan memperlihatkan sejumlah gejala-gejala yang
dirasakan oleh yang bersangkutan, hal mana yang berguna bagi
seseorang dalam rangka mengenali gejala stress sebelum
memeriksanya kedokter.petunjuk-petunjuk tahapan stress tersebut di
kemukakan oleh Robert J. Vav Amberg. (psikiater) sebegai berikut:
a. Stress tingkat I
Tahapan ini merupakan tingkat stress yang plaing ringan, dan
biasanya disertai dengan perasaa-perasaan sebagi berikut:
a) Semangat besar
b) Penglihatan tajam tidak sebagaimana besarnya
c) Energy dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan
pekerjaan lebih dari biasa nya.
b. Stress tingkat II
Dalam tahapan ini dampak stress yang menyenangkan mulai
menghilang dan mulai timbul keluhan-keluhan dikarenakan
cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluham-
keluhan yang sering dikemukakan sebagai berikut:
a) Merasa letih sewaktu bangun pagi
b) Merasa Lelah sesuda makan siang
c) Merasa Lelah menjelang sore hari
d) Terkadang gangguan dalam system pencernaan (gangguan
usus, perut kembung), kadang-kadang pula jantung
berdebar-debar.
e) Perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk
(belakang leher).
f) Perasaan tidak bisa santai.
c. Stress tingkat III
Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin Nampak disertai
dengan gejala-gejala:
a) Gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mules, seiring ingin
kebelakang).
b) Otot-otot terasa lebih tegang.
c) Perasaan tegang yang semakin meningkat.
d) Gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam, dan
sukar tidur kembai, atau bangun terlalu pagi).
e) Badan terasa oyong, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai
jatuh pingsan).
d. Stress tingkat IV
Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk ddan
ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sangat
sulit.
b) Kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa
sulit.
c) Kehilangan kemampuan untuk menaggapi situasi, pergaulan
social, dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa berat.
d) Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan, dan
seringkali terbangun dini hari.
e) Perasaan negativistic.
f) Kemampuan berkonsentrasi menurun tajam.
g) Perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti
mengapa.
e. Stress tingkat V
Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari
tahapan IV di atas, yaitu:
a) Keletihan yang mendalam (physical and psychological
exhaustin).
b) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja terasa
kurang mampu.
c) Gangguan system pencernaan (sakit maag dan usus) lebih
sering, sukar buang air besar atau sebaliknya feses cair dan
sering ke belakang.
d) Perasan takut yang senakin menjadi, mirip panik.
f. Stress tingkat VI
Tahapn ini merupakan tahapan puncak yang nerupakan keadaan
gawat darurat. Tidak jarang penderita dalam tahapan ini di bawa
ke ICCU. Gejala-gejala pada tahapan ini cukup mengerikan.
a) Debar jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat
adrenalin yang dikeluarkan, karena stress tersebut cukup
tinggi dalam peredaran darah.
b) Nafas sesak. Megap-megap.
c) Badan gemetar, tubuh dingin, keringan bercucuran.
d) Tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa
lagi, pingsan atau collaps.
A. KERANGKA TEORI
Manajemen Diri
self-motivation
self-organization
self-control
self-development
Mahasiswa
B. Kerangka konsep
Variabel independen Variabel dependen
Keterangan :
: variabel independen
: Variabel dependen
1 SS 5 1 SS 1
2 S 4 2 S 2
3 KS 3 3 KS 3
4 TS 2 4 TS 4
5 STS 1 5 STS 5
2. Tingkat stress
Menurut Lazarus dan Folkman (1986) stress adalah keadaan mental yang
dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan
dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau
membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu
untuk mengatasinya. Jadi pengertian stress secara mudah adalah
merupakan sebuah bentuk daripada ketegangan, baik itu dalam hal
secara fisik maupun mental. Pengukuran Tingkat stress dilakukan
dengan menggunakan kuesioner dengan kriteria HARS (hamilton anxiey
rating scale) dengan ketentuan penilaian sebagai berikut
0 : Tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)
1 : Ringan (satu gejala dari pilhan yang ada)
2 : Sedang (separuh dari gejala yang ada)
3 : Berat (lebih dari saperuh dari gejala yang ada
Penilaian tingkat stressnya yaitu :
Skor < 14 = tidak ada stress
Skor 14-20 = sress ringan
Skor 21-27 = stress sedang
Skor 28-41 = stress berat
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dijabarkan diatas maka hipotesis
penelitian yang dapat saya ambil yaitu “Hubungan Antara Manajemen Diri
Dengan Tingkat Stress Pada Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas
Akhir”.
VI . METODE PENELITIAN
A. Rencana desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan untuk meneliti yaitu cross sectional (potong
lintang) , dimana cross sectional adalah desain penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar variabel independent dann variabel dependen
diidentifikasi pada satu waktu.
Ada beberapa keuntungan menggunakan desain cross sectional antara lain:
1. Waktu penelitian yang lebih dingkat, karena variabel independen dan dependen
diukur dalam satu satuan waktu
2. Biaya lebih murah dibandingkan dengan penelitian kohort
3. Resiko drop out sampel lebih kecil karena penelitian berlangsung dalam waktu
yang relatif singkat
4. Dapat digunakan untuk meneliti banyak variabel
Sedangkan kelemahan cross sectional antara lain :
1. Tidak dapat menentukan hubungan variabel independent dan dependen
berdasarkan perjalanan waktu
2. Tidak efektif digunakan sebagai desain pada penelitian kasus jarang terjadi.
Penelitian croSS sectional memerlukan jumlah sampel yang cukup besar,
terutama jika jumlah variabel yang diteliti banyak. (Dharma 2013)
B. Waktu dan tempat penelitian
Waktu : 07 Juni-10 Juli 2021
Tempat penelitian : STIKES Nani Hasanuddin makassar
C. Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi merupakan seluruh objek atau subjek yang yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang sudah ditentukan oleh peneliti sebelumnya (Donsu
2016). populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang
menyelesaikan tugas akhir di STIKES Nani Hasanuddin Makassar.
2. Sampel penelitian
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi (Sebagian atau wakil populasi
yang diteliti). Sampel penelitian adalah Sebagian dari populasi yang di ambil
sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. (Unaradjan 2019)
a. Besar sampel
Besar sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa dalam Menyelesaikan
Tugas Akhir Di STIKES Nani Hasanuddin Makassar.
Jumlah populasi yang akan di teliti adalah kurang dari seribu, maka
menentukan besar sampel dengan menggunakan rumus slovin. (Donsu 2016)
N
n=
N . ( d ) 2+1
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = tingkat signifikan
N
n=
N . ( d ) 2+1
159
n = 159. ( 0,1 ) 2+1
159
n = 1,59+1
159
n = 2,59
n = 61,3 = 61
b. Sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara
random (Probability Sampling), yaitu pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan/peluang yang sama kepada setiap individu dalam
populasi tersebut untuk menjadi sampel penelitian. (Dharma 2013)
Metode samping yang digunakan pada probality samping yaitu simple
random sampling adalah metode metode pengambilan sampel secara acak
sederhana dengan asumsi bahwa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh
populasi tidak dipertimbangkan dalam penelitian. Setiap individu dapat
dijadikan sampel tanpa mempertimbangkan karakteristik atau stratifikasi
yang dimiliki oleh individu (Dharma 2013).
c. Kriteria sampel
1) Kriteria inklusi yaitu seluruh mahasiswa yang mengalami stress dalam
menyelesaikan tugas akhir di STIKES Nani Hasanuddin Makassar.
2) Kriteria eksklusi yaitu mahasiswa yang tidak bersedia menjadi
responden dan mahasiswa yang masih mengalami stress karena
sementara menyelesaikan tugas akhir
D. Alat atau instrumen penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner yang berupa dokumen
yang berisi beberapa item pertanyaan atau pernyataan yang dibuat berdasarkan
indikator suatu variabel. Kuesioner pada dasarnya diberikan untuk mengetahui
respon subjek terhadap setiap pernyataan tersebut. Kuesioner selalu dibuat secara
terstruktur berdasarkan indikator-indikator dan dimensi dari variabel penelitian.
(Dharma 2013)
E. Uji instrumen penelitian
1. Uji validitas
Validitas adalah syarat yang mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat
gigunakan dalam suatu pengukuran. Suatu penelitian meskipun didesain dengan
tepat, namun tidak akan memperoleh hasil penelitian akurat jika menggunakan
alat ukur yang tidak valid.(Dharma 2013)
Pada penelitian ini menggunakan uji validitas dilakukan dengan uji
(construct validity) dimana vailitas ini menggambarkanseberapa jauh instrument
memiliki item-item pertanyaan yang dilandasi oleh konstruk tertentu. Validitas
konstruk menunjukkan bahwa instrument disusun secara rasional berdasarkan
konsep yang sudah mapan. Instrument yang memiliki validitas konstruk mampu
membedakan nilai/hasil pengukuran antara satu individu dengan individu
lainnya yang memang berbeda.(Dharma 2013).
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan upaya untuk menstabilkan dan melihat adakah
konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan, yang berkaitan dengan
kontruksi dimensi variabel. Kontruksi dimensi ini bisa berupa kuesioner. Proses
pembuatan kuesioner perlu dilakukan iji coba terlebih dahulu kepda responden.
Masri singarimbun, realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
alat ukur dapat diandalkan. Misalnya, satu alat ukur yang digunakan untuk
mengukur gejala yang sama, dan alat ukur itu digunakan dua kali, dan hasilnya
relative konsisten, maka alat ukur tersebur reliabel. Jadi, reliabilitas dapat
diartikan sebagai konsistensi atau keajekan alat ukur untuk mengukur gejala yang
sama. (Donsu 2016)
Uji reliabilitas pada penelitian ini adalah Cronbach alpha uji ini dilakukan
untuk mengukur rata-rata konsistensi internal diantara item-item pertanyaan.
Keuntungan uji ini adalah dapat dihitung dengan hanya melakukan pengukuran
saru waktu (satu kali).(Dharma 2013).
F. Proses pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Dengan
cara membagikan link kuesioner pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas
akhir di stikes nani hasanuddin makassar.
G. Pengelolaan dan Analisa data
1. Pengolahan data
Langkah selanjutnya setelah data dikumpulkan semua adalah melakukan
pengolahan data : data diteliti ulang, diperiksa ketepatan dan kesesuaian
jawabannya sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki data tersebut.
a. Editing
pada proses editing penulis memasukkan data mahasiswa kedalam
lembar kuesioner yang telah disediakan. Proses editing dilakukan
ditempat pengumpulan data sehingga jika ada kekurangan dapat segera
dilengkapi.
b. Coding
Setelah tahapan editing selanjutnya adalah pengkodean/coding. Setelah
kuesioner yang diisi responden terkumpul selanjutnya dilakukan
pengkodean dengan memasukkan data ke master table menurut kode
yang telah ditentukan. Kode yang dimasukkan kedalam master table
yaitu 0=tidak ada keluhan, 1= nyeri tekan, 2= nyeri sedang, 3= nyeri
berat.
c. Entry
Memasukkan data kedalam computer/aplikasi (SPSS)
d. Cleaning
Jika proses pengolahan data selesai selanjutnya data tersebut diperiksa
Kembali untuk menghindari kesalahan pengolahan data.
e. Pengeluaran informasi
Setelah data dimasukkan dan bersih/tidak ada kesalahan, maka hasil
pengolahan data dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan analisis data baik
analisis univariant maupu bivariant/multivariant. (H. Anang Setiana
2018)
2. Analisis data
a. Analisis univariant : untuk mendapatkan gambaran distribusi dan
frekuensi dari manajemen diri dan tingkat stress pada mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas akhir di stikes nani hasanuddin makassar.
b. Analisis bivariant : untuk melihat hubungan antara manajemen diri dan
tingkat stress pada mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir di stikes
nani hasanuddin makassar.
H. Etika penelitian
Dalam kegiatab peneltian dan kegiatan menulis karya ilmiah seseorang harus
berektika. Ada hal-hal yang perlu diketahui dan dipatuhi oleh peneliti/penulis.
Boleh dikata bahwa etika merupakan hukum yang tidak tertulis yang harus ditaati
oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Babbie (Sunarto , 1993:2.300)
berpendapat ada lima etika dalam penelitian yang harus dihormati oleh setiap
peneliti yaitu sebagai berikut :
1. Peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk ikut serta dalam suatu
penelitian.
2. Peneliti tidak boleh memberikan keterangan yang keliru untuk mendorong
subjrk agar mau ikut serta dalam suatu penelitian.
3. Tidak boleh membawa cidera (fisik maupun psikologis) bagi para subjek
penelitian : subjek penelitian adalah anonym (tidak dikenal) dan confidential
(rahasia)
4. Peneliti dituntut untuk menyajikan data penelitian secara jujur. (Adi 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto. 2015. Aspek Hukum Dalam Penelitian. 1st ed. edited by Rahmatika. Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, anggota IKAPI DKI Jaya.
Afryan, Made, Oktadoni Saputra, Rika Lisiswanti, and Putu Ristyaning Ayu. 2019.
“Hubungan Tingkat Stres Terhadap Motivasi Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Skripsi
Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Relationship
Between Stress Levels and Motivation of Students Who Completing Final Task on Final
Years Stud.” Jurnal Agromedicine 6(Juni):63–67.
Amir, Hermansyah. 2016. “Korelasi Pengaruh Faktor Efikasi Diri Dan Manajemen Diri
Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas
Bengkulu.” Manajer Pendidikan 10(4):336–42.
Anggriani, Puspita. 2018. “Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Manajemen Diri
Mahasiswa Bidikmisi Yang Sedang Menyelesaikan Skripsi Di UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.”
Dharma, Kelana Kusuma. 2013. Metodologi Penelitian Keperawatan. 11th ed. JL. MAN 6
No 74 Kramat Jati-Jakarta Timur: Trans Info Media, jakarta.
Donsu, Jenita Doli Tine. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. 1st ed. edited by Paper
Plane. JL. Wonosari Km.6 Demblaksari Baturetno banguntapan Bantul Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
H. Anang Setiana, Rina Nuraeni. 2018. Riset Keperawatan. 1st ed. edited by S. p. Aeni
Rahmawati. cirebon jawa barat: lovRinz Publishing perum panorama B2 nomor 23-23
sindanglaut-cirebon jawa barat.
Hariyati, Yohana Kus. 2019. “Hubungan Kesiapan Kuliah Dengan Self Directed Learning
Pada Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Madiun Angkatan 2016/2017.”
Hasibuan, Muhammad Taufik Daniel. 2019. “Hubungan Stress Belajar Dengan Motivasi
Belajar Pada Mahasiswa Yang Menjalani Pendidikan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Murni Teguh.” Indonesian Trust Health Journal 2(1):128–31. doi:
10.37104/ithj.v2i1.24.
Hidayat, Muhammad Yusuf. 2017. “The Influence of Self Management Ability on Learning
Discipline and Student Thinking Creativity Physic Education in Tarbiyah Departement
State Islamic University.” Pendidikan Dasar Islam 4(1):2407–51.
Iskandar, Iskandar. 2017. “Pengaruh Pelatihan Manajemen Diri Dan Konsep Diri Terhadap
Hasil Belajar Mata Kuliah Manajemen Pendidikan.” Jurnal Teknologi Pendidikan
3(http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp/issue/view/696):16. doi:
https://doi.org/10.21009/jtp.v19i3.6703.
Komalasari, Wuri. 2018. “Self Concept Relationships With STtress Levels In Developing.”
3(1):46–54.
Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. 1st ed. JL.
sadewa No. 1 Sorowajan Baru, Yogyakarta: Nuha Medika.
Maulana, Rizka, and Achmad Dwityanto. 2014. “Hubungan Antara Manajemen Diri Dengan
Stress Kerja PAda Tenaga Kesehatan Non Keperawatan Di RS ORTOPEDI PROF.
DR.R SOEHARSO Surakarta.”
Oktaviani, Mella Rosda, Drs H. Mat Ramawi, Mario Dirgantara, S. M. Sos, and M. A. P. Si.
2020. Analisis Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Oleh Mahasiswa STIA-NUSA Dalam
Menyelesaikan Skripsi. Vol. 2.
Pertiwi, Rayi Hemas Citra. 2018. “Self Management Dengan Stress Kerja Pada Mahasiswa
Pekerja Sistem Part-Time Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang.”
Jurnal Empati 7(Nomor 4):191–98.
Putri Dewi Ambarwati, Sambodo Sriadi Pinilih, Retna Tri Astuti. 2017. “Gambaran Tingkat
Stress Mahasiswa.” Jurnal Keperawatan 5(1).
Seto, Stefania Baptis, Maria Trisna Sero Wondo, and Maria Fatima Mei. 2020. “Hubungan
Motivasi Terhadap Tingkat Stress Mahasiswa Dalam Menulis Tugas Akhir.” Jurnal
Basicedu 4(3):733–39. doi: 10.31004/basicedu.v4i3.431.
Suwanto, Insan. 2016. “Konseling Behavioral Dengan Teknik Self Management Untuk
Membantu Kematngan Karis Siswa SMK.” Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
1(1):1–5.
Unaradjan, Dominikus Dolet. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif. 1st ed. edited by K.
Sitohang. Jakarta: Univwesitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019.