1. Menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran
air di atas permukaan tanah.
2. Menambah bahan organic tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang
jatuh.
3. Melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah.
Dua hal yang penting dalam menanam tanaman penutup tanah ini adalah
tekhnik dan waktu penanaman untuk memperoleh manfaat yang baik untuk
perkembangan dan produksi awal yang lebih baik. Sebaiknya tanaman penutup
tanah sudah menutupi permukaan tanah pada waktu penanaman bibit kelapa sawit
Beberapa jenis tanaman kacangan penutup tanah antara lain adalah sebagai
berikut ini :
terhadap hama, tahan kekeringan dan dapat dicampur dengan leguminosa lain.
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, dapat tumbuh dari 0–300 m dpl. Batang
dan daun agak kecil serta tidak berbulu. Produksi daun basah selama 5 bulan dapat
mencapai 20 ton. Di Indonesia dapat diproduksi biji dengan baik terutama di
daerah yang bermusim kemarau, bijinya kecil-kecil dan memiliki daya tumbuh
sedang. Kelemahannya tidak begitu tahan bersaing dan berumur pendek.
Berasal dari Amerika Selatan, dapat tumbuh baik pada ketinggian 0–300 m
dpl. Pertumbuhan agak lambat tetapi tahan naungan dan kekeringan. Dapat
menghasilkan biji sebanyak 1000 kg/ha. Daun berbentuk elips, berukuran kecil,
warna hijau dan permukaan agak licin.
Kacangan menjalar tetapi juga dapat tegak, batang agak kecil dan lemah.
Pertumbuhan sangat cepat dan dalam 3 bulan sudah menutup 100%, serta secara
alamiah mati setelah 6–8 bulan. Di Indonesia dapat diproduksi biji dengan mudah.
Polongan biji berbulu tebal yang jika telah tua berwarna coklat dengan panjang 4–8
cm.
Jenis kacangan menjalar dengan batang keras dan berbulu, daun berbentuk
oval atau hati dengan ukuran 3–5 cm dan berwarna hijau kekuningan. Bunga
berkelompok dan berwarna keputihan, mampu menghasilkan biji yang banyak.
Pertumbuhannya cepat sehingga pada 5–6 bulan setelah tanam, penutupannya
dapat mencapai 90–100%.
7. Peuraria phaseolcides (Pp)
Berasal dari india dan dapat tumbuh pada ketinggian 0–1000 meter dpl.
Pertumbuhan pada 3 bulan pertama agak lambat namun kemudian dapat menyusul
jenis lainnya, tahan kekeringan, tahan naungan dan dapat tumbuh pada tanah asam
seperti gambut serta berkembang biak dengan bijinya.
B. Morfologi
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Mucuna
1. Akar
2. Batang
3. Daun
Helaian daun berbentuk oval, satu tangkai daun terdiri dari 3 (tiga) helaian
anak daun (trifoliat), berwarna hijau, muncul di setiap ruas batang. Ukuran daun
dewasa dapat mencapai 15x10 cm. Helai daun akan menutup apabila suhu
lingkungan tinggi (termonastik), sehingga sangat efisien dalam mengurangi
penguapan dipermukaan daun tanaman.
4. Bunga
5. Polong
Satu tandan bunga rata-rata keberhasilan menjadi polong sebanyak 12-14 polong.
Awalnya berwarna hijau dengan bulu-bulu kecoklatan yang menyebabkan gatal
pada kulit, sedangkan polong tua berwarna cokelat tua. Dari bakal polong sampai
polong siap panen membutuhkan waktu sekitar 50 hari.
6. Biji
Memperbaiki kondisi fisik tanah yaitu aerasi dan menjaga kelembaban tanah.
Menekan pertumbuhan gulma sehingga dapat menekan biaya pengendalian
gulma.
Mengurangi erosi tanah yang secara langsung akan memelihara tekstur tanah
dan mengurangi pencucian/kehilangan hara.
Memperbaiki sifat kimia tanah dengan mengikat N dari udara, kemudian
mengolah dan melepaskannya kedalam tanah melalui bintil akar dalam bentuk
bahan organik (produksi humus).
Mempertahankan kelembaban dan kandungan air tanah dengan mengurangi
penguapan air permukaan, menyimpan air dan mengurangi suhu tanah.
Mempercepat dekomposisi bahan.
1. Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi kacangan, namun setiap jenis kacangan juga memiliki respon yang
berbeda-beda terhadap faktor iklim tersebut termasuk M.bracteata. Oleh sebab itu,
pemilihan lokasi untuk penanaman kacangan ini terutama dengan tujuan untuk
memproduksi biji harus sesuai dengan kondisi lingkungan yang dikehendaki oleh
kacangan itu sendiri.
b. Temperatur
c. Curah Hujan
d. Kelembaban Udara
M.bracteata menghendaki areal yang tinggi dari permukaan laut untuk dapat
memasuki fase generatif, dan umumnya semakin tinggi suatu tempat maka
kelembaban udaranya juga semakin tinggi yang disebabkan oleh tingginya curah
hujan terutama untuk daerah tropis seperti dataran tinggi Sumatera Utara.
Walaupun begitu M.bracteata tidak menyukai kelembaban udara yang terlalu
tinggi. Jika kelembaban udara terlalu tinggi, maka bunga-bunga yang telah
terbentuk akan busuk, layu dan kering. Kelembaban udara yang dikehendaki oleh
kacangan ini ialah <80%.
Kacangan penutup tanah ini termasuk ke dalam tanaman berhari pendek dan
hanya membutuhkan 6-7 jam penyinaran matahari penuh untuk setiap harinya. Jika
ditanam di daerah panas dengan penyinaran matahari panjang, maka M.bracteata
akan merundukkan daun dan batangnya untuk mengurangi penguapan yang
umumnya terjadi tepat di siang hari. Dan jika penyinaran matahari kurang dari 6
jam/hari, maka produksi biji akan terhambat disebabkan banyaknya bunga yang
gugur dan tidak berkembang menjadi polong. Hal ini juga yang menyebabkan
produksi biji M.bracteata berfluktuasi setiap tahunnya mengikuti lama penyinaran
matahari.
2. Tanah
Pada umumnya M.bracteata dapat tumbuh baik pada semua jenis tanah, baik
tanah liat, liat berpasir, lempung, lempung berpasir atau tanah pasir. Tanaman ini
juga dapat tumbuh pada kisaran pH yang cukup luas yaitu 4,5-6,5. Namun
pertumbuhan M.bracteata akan lebih baik jika ditanam di tanah yang kaya bahan
organik, gembur, dapat menyimpan air dan tidak tergenang air. Pertumbuhan
vegetatif akan sedikit jika M.bracteata ditanam di areal yang tergenang air.
1. Para-para
Sebelum bibit ditanam di Kebun Benih, maka terlebih dahulu dibuat lanjaran
atau para-para dari bambu untuk tempat merambatnya M.bracteata dengan jarak
2,5x2 m dengan ketinggian ± 2 m. Pembuatan lanjaran atau para-para ini sangat
penting karena biji yang berasal dari bunga yang tergantung dilanjaran atau para-
para tidak mudah busuk seperti bunga yang dekat permukaan tanah dan
memudahkan proses pemanenan (Purnomo dkk, 2007).
2. Membuat Lubang
3. Menanam bibit
4. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan dengan pengurangan cabang-cabang yang tidak
produktif pada daerah yang naungannya terlalu rimbun, sehingga sinar matahari
dapat masuk ke dalam permukaan tanah pohon induk.
Sampai saat ini hama yang ditemui adalah semut merah. Hama semut di
semprot dengan insektisida Decis konsentrasi 2% (2 cc/Liter air), dengan rotasi 1
kali 1 minggu.
Tanaman ini mulai berbunga pada umur ± 3 bulan setelah tanam. Bunga
muncul pada ketiak daun dan bunga-bunga pada musim kemarau biasanya lebih
banyak bertahan menjadi biji dibandingkan pada musim penghujan. Dari mulai
munculnya bunga sampai membentuk biji dan siap dipanen membutuhkan waktu ±
80-100 hari. Biji yang siap di panen berwarna coklat kehitaman, polong dan bulu-
bulu halusnya mengering. Polong berwarna coklat sampai hitam mengkilap.
Pemanenan dilakukan dengan memotong tangkai utama rangkaian polong dengan
gunting stek, dan selanjutnya polong-polong tersebut dikumpulkan di dalam
keranjang/tampah yang kering dan bersih. Polong utuh kemudian dijemur di
bawah sinar matahari selama 2-3 hari, jika sinar matahari kurang terik maka
penjemuran dapat dilanjutkan hingga polong kering dan mudah untuk dikupas
serta dibersihkan dari sampah-sampah yang menyertai.
E. Perbanyakan M.bracteata
1. Stek Batang
Pembuatan stek dengan sistem susuan dapat di ambil dari sulur M.bracteata
yang panjangnya minimal 2 cm.
Tes Formatif!