Anda di halaman 1dari 9

KD. 3.

2 Menerapkan Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah

A. Peranan Tanaman Penutup Tanah

Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus


ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan atau untuk
memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.

Tanaman penutup tanah berperan :

1. Menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran
air di atas permukaan tanah.
2. Menambah bahan organic tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang
jatuh.
3. Melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah.

Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan


disperse air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan
memperbesar infiltrasi air kedalam tanah, sehingga mengurangi erosi (Anonim
2014).

Dua hal yang penting dalam menanam tanaman penutup tanah ini adalah

tekhnik dan waktu penanaman untuk memperoleh manfaat yang baik untuk

perkembangan dan produksi awal yang lebih baik. Sebaiknya tanaman penutup

tanah sudah menutupi permukaan tanah pada waktu penanaman bibit kelapa sawit

di lahan pertanaman (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Tanaman penutup tanah di perkebunan merupakan pengendalian yang baik

untuk pertumbuhan gulma perennial. Penggunaan tanaman penutup tanah untuk

mencegah pertumbuhan gulma-gulma berbahaya (noxius) terutama golongan

5 rumput merupakan cara kultur teknis yang dipandang paling berhasil di

perkebunan (Yernelis, 2002).

Beberapa jenis tanaman kacangan penutup tanah antara lain adalah sebagai

berikut ini :

1. Calopogoniumm caeruleum (Cc)


Leguminosa menjalar (merambat) ini mudah dibedakan karena daunnya
hijau mengkilat dan licin, berduri halus, berbentuk oval atau hati dengan ukuran
3-5 cm. Terpilih karena tahan naungan, tahan bersaing dengan gulma lain, toleran

terhadap hama, tahan kekeringan dan dapat dicampur dengan leguminosa lain.

Kelemahannya adalah kemampuan menghasilkan biji kecil dan harganya mahal

namun dapat di stek (Adlin, 2008).

2. Calopogonium mucunoides (Cm)

Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, dapat tumbuh dari 0–300 m dpl. Batang
dan daun agak kecil serta tidak berbulu. Produksi daun basah selama 5 bulan dapat
mencapai 20 ton. Di Indonesia dapat diproduksi biji dengan baik terutama di
daerah yang bermusim kemarau, bijinya kecil-kecil dan memiliki daya tumbuh
sedang. Kelemahannya tidak begitu tahan bersaing dan berumur pendek.

3. Centrasoma pubescens (Cp)

Berasal dari Amerika Selatan, dapat tumbuh baik pada ketinggian 0–300 m
dpl. Pertumbuhan agak lambat tetapi tahan naungan dan kekeringan. Dapat
menghasilkan biji sebanyak 1000 kg/ha. Daun berbentuk elips, berukuran kecil,
warna hijau dan permukaan agak licin.

4. Mucuna bracteata (Mb)

Tanaman menjalar/merambat ini berdaun relatif besar, menghasilkan banyak


serasah dan pertumbuhannya sangat cepat. Kacangan ini berumur panjang, tahan
terhadap naungan dan di Indonesia sulit menghasilkan biji.

5. Mucuna cochinchinensis (Mc)

Kacangan menjalar tetapi juga dapat tegak, batang agak kecil dan lemah.
Pertumbuhan sangat cepat dan dalam 3 bulan sudah menutup 100%, serta secara
alamiah mati setelah 6–8 bulan. Di Indonesia dapat diproduksi biji dengan mudah.
Polongan biji berbulu tebal yang jika telah tua berwarna coklat dengan panjang 4–8
cm.

6. Peuraria javanica (Pj)

Jenis kacangan menjalar dengan batang keras dan berbulu, daun berbentuk
oval atau hati dengan ukuran 3–5 cm dan berwarna hijau kekuningan. Bunga
berkelompok dan berwarna keputihan, mampu menghasilkan biji yang banyak.
Pertumbuhannya cepat sehingga pada 5–6 bulan setelah tanam, penutupannya
dapat mencapai 90–100%.
7. Peuraria phaseolcides (Pp)
Berasal dari india dan dapat tumbuh pada ketinggian 0–1000 meter dpl.
Pertumbuhan pada 3 bulan pertama agak lambat namun kemudian dapat menyusul
jenis lainnya, tahan kekeringan, tahan naungan dan dapat tumbuh pada tanah asam
seperti gambut serta berkembang biak dengan bijinya.

Tanaman penutup tanah umumnya ditanam menjelang turun hujan (Agustus


dan September), selesai pembukaan lahan. Barisan tanaman penutup tanah ini
disesuaikan dengan barisan tanaman kelapa sawit (utara ke selatan), kecuali pada
tanah-tanah yang topografinya miring. Tanaman penutup tanah yang bahan
tanamnya berupa stek sebaiknya ditanam sesudah turun hujan (Oktober, Desember
atau Januari). Tanaman penutup tanah dipupuk menggunakan batuan fosfat, hal ini
karena pupuk alam tersebut tidak menimbulkan efek negatif jika mengenai daun
tanaman penutup tanah (Selardi, 2003).

B. Morfologi

Menurut Germplasm Resources Information Network Amerika tanaman


M.bracteata memiliki taksonomi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Division : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Mucuna

Species : Mucuna bracteata (Anonim, 2014)

1. Akar

M.bracteata memiliki sistem perakaran tunggang sebagai mana kacangan


lainnya, berwarna putih kecoklatan, tersebar di atas permukaan tanah dan dapat
mencapai kedalaman 1 meter di bawah permukaan tanah. Tanaman ini juga
memiliki bintil akar yang menandakan adanya simbiosis mutualisme antara
tanaman dengan bakteri rizhobium, sehingga dapat memfiksasi nitrogen bebas
menjadi nitrogen yang tersedia bagi tanaman. Bintil akar ini berwarna merah muda
segar dan relatif sangat banyak, berbentuk bulat dan berukuran diameter sangat
bervariatif antara 0,2-2,0 cm. Pada nodul dewasa terdapat kandungan
leghaemoglobin yang mengindikasikan terdapat sistem fiksasi N2 udara oleh bakteri
rhizobium.Laju pertumbuhan akar cukup tinggi, sehingga pada umur di atas 3
tahun akar utamanya dapat mencapai panjang 3 m (Harahap dkk, 2008).

2. Batang

Tumbuh menjalar, merambat, membelit, memanjat, berwarna hijau muda


sampai hijau kecoklatan. Batang tanaman ini memiliki diameter 0,4-1,5 cm,
berbentuk bulat berbuku dengan panjang buku 25-34 cm, tidak berbulu, teksturnya
cukup lunak, lentur, mengandung banyak serat dan berair. Berbeda dengan
kacangan lainnya, batang kacangan ini bila dipotong akan mengeluarkan banyak
getah yang berwarna putih dan akan berubah menjadi cokelat setelah kering, dan
noda getah ini sangat sukar untuk dibersihkan. Batang yang telah tua akan
mengeluarkan bintil-bintil kecil berwarna putih yang bila bersinggungan dengan
tanah akan ber-diferensiasi menjadi akar baru.

3. Daun

Helaian daun berbentuk oval, satu tangkai daun terdiri dari 3 (tiga) helaian
anak daun (trifoliat), berwarna hijau, muncul di setiap ruas batang. Ukuran daun
dewasa dapat mencapai 15x10 cm. Helai daun akan menutup apabila suhu
lingkungan tinggi (termonastik), sehingga sangat efisien dalam mengurangi
penguapan dipermukaan daun tanaman.

4. Bunga

Bunga berbentuk tandan menyerupai rangkaian bunga anggur,


masingmasing tangkai bunga terdiri dari 3 bunga sehingga jumlah bunga yang
muncul rata-rata 75 bunga. Kelopak bunga berwarna hijau, kemudian muncul
kelopak bunga berwarna ungu, sampai kemunculan bakal polong membutuhkan
waktu 25-30 hari.

5. Polong

Satu tandan bunga rata-rata keberhasilan menjadi polong sebanyak 12-14 polong.
Awalnya berwarna hijau dengan bulu-bulu kecoklatan yang menyebabkan gatal
pada kulit, sedangkan polong tua berwarna cokelat tua. Dari bakal polong sampai
polong siap panen membutuhkan waktu sekitar 50 hari.

6. Biji

Di Indonesia, 1 polong rata-rata mengandung 3-4 biji. Polong tidak dapat


pecah sendiri, melainkan membutuhkan bantuan manusia. Biji berwarna cokelat tua
sampai hitam mengkilat, 1 kg polong basah mengandung 250 gr biji kering dengan
berat rata-rata 0,5–1 gr perbiji.

Adapun keunggulan M.bracteata antara lain :


 Pertumbuhan cepat dan menghasilkan biomassa yang tinggi.
 Mudah ditanam dengan input yang rendah.
 Pesaing gulma yang handal sebab menghasilkan senyawa allelopati yang relatif
berspektrum luas bagi berbagai jenis gulma Perkebunan.
 Memiliki perakaran yang dalam, sehingga dapat memperbaki sifat fisik tanah
dan menghasilkan serasah yang tinggi sebagai humus yang terurai lambat,
sehingga menambah kesuburan tanah, serta mampu memperbaki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah.
 Sebagai Leguminose memiliki kemampuan memfiksasi N yang cukup tinggi.
 Sangat toleran terhadap naungan dan cekaman kekeringan.

Adapun manfaat M.bracteata adalah :

Memperbaiki kondisi fisik tanah yaitu aerasi dan menjaga kelembaban tanah.
Menekan pertumbuhan gulma sehingga dapat menekan biaya pengendalian
gulma.
Mengurangi erosi tanah yang secara langsung akan memelihara tekstur tanah
dan mengurangi pencucian/kehilangan hara.
Memperbaiki sifat kimia tanah dengan mengikat N dari udara, kemudian
mengolah dan melepaskannya kedalam tanah melalui bintil akar dalam bentuk
bahan organik (produksi humus).
Mempertahankan kelembaban dan kandungan air tanah dengan mengurangi
penguapan air permukaan, menyimpan air dan mengurangi suhu tanah.
Mempercepat dekomposisi bahan.

C. Syarat Tumbuh M.bracteata

1. Iklim

Iklim merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi kacangan, namun setiap jenis kacangan juga memiliki respon yang
berbeda-beda terhadap faktor iklim tersebut termasuk M.bracteata. Oleh sebab itu,
pemilihan lokasi untuk penanaman kacangan ini terutama dengan tujuan untuk
memproduksi biji harus sesuai dengan kondisi lingkungan yang dikehendaki oleh
kacangan itu sendiri.

Berikut merupakan komponen-komponen iklim yang dikehendaki oleh kacangan


M.bracteata :
a. Ketinggian Tempat

Secara umum M.bracteata dapat tumbuh dengan subur disemua tingkat


ketinggian, baik dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun untuk dapat
memasuki fase generatif yang sempurna, maka M.bracteata membutuhkan daerah
dengan ketinggian >1.000 meter dpl. Dengan demikian, ketinggian tempat
merupakan kunci utama untuk sampai mendapatkan biji M.bracteata, karena jika
ditanam di dataran rendah yakni <1000 m dpl, maka tanaman akan tumbuh dengan
jagur namun tidak dapat menghasilkan bunga. Ketinggian tempat juga
mempengaruhi unsur-unsur iklim lain seperti temperatur, curah hujan dan
kelembaban.

b. Temperatur

Keadaan temperatur harian suatu daerah sangat menentukan jenis tanaman


yang dapat tumbuh di atasnya. Ada tanaman yang menghendaki temperatur tinggi
namun tidak sedikit juga tanaman yang menghendaki suhu rendah untuk
pertumbuhannya. M.bracteata merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat
tumbuh di daerah bertemperatur tinggi maupun rendah, namun untuk berbunga
M.bracteata menghendaki temperatur harian minimum 120C dan maksimum 230C.
Jika suhu minimum di atas 180C, maka dapat mencegah atau memperlambat proses
pembungaan, hal inilah yang menyebabkan kacangan M.bracteata yang ditanam di
dataran rendah tidak pernah menghasilkan bunga.

c. Curah Hujan

Air merupakan suatu unsur yang menentukan pertumbuhan dan


perkembangan tanaman mulai dari perkecambahan sampai tanaman berproduksi.
Namun agar proses pembentukan polong tidak terganggu, sebaiknya ditanam
dilokasi yang cukup air dengan curah hujan 1000-2500 mm/tahun, dan 3-10 hari
hujan/bulan.

d. Kelembaban Udara

M.bracteata menghendaki areal yang tinggi dari permukaan laut untuk dapat
memasuki fase generatif, dan umumnya semakin tinggi suatu tempat maka
kelembaban udaranya juga semakin tinggi yang disebabkan oleh tingginya curah
hujan terutama untuk daerah tropis seperti dataran tinggi Sumatera Utara.
Walaupun begitu M.bracteata tidak menyukai kelembaban udara yang terlalu
tinggi. Jika kelembaban udara terlalu tinggi, maka bunga-bunga yang telah
terbentuk akan busuk, layu dan kering. Kelembaban udara yang dikehendaki oleh
kacangan ini ialah <80%.

e. Lama Penyinaran Matahari

Kacangan penutup tanah ini termasuk ke dalam tanaman berhari pendek dan
hanya membutuhkan 6-7 jam penyinaran matahari penuh untuk setiap harinya. Jika
ditanam di daerah panas dengan penyinaran matahari panjang, maka M.bracteata
akan merundukkan daun dan batangnya untuk mengurangi penguapan yang
umumnya terjadi tepat di siang hari. Dan jika penyinaran matahari kurang dari 6
jam/hari, maka produksi biji akan terhambat disebabkan banyaknya bunga yang
gugur dan tidak berkembang menjadi polong. Hal ini juga yang menyebabkan
produksi biji M.bracteata berfluktuasi setiap tahunnya mengikuti lama penyinaran
matahari.

2. Tanah

Pada umumnya M.bracteata dapat tumbuh baik pada semua jenis tanah, baik
tanah liat, liat berpasir, lempung, lempung berpasir atau tanah pasir. Tanaman ini
juga dapat tumbuh pada kisaran pH yang cukup luas yaitu 4,5-6,5. Namun
pertumbuhan M.bracteata akan lebih baik jika ditanam di tanah yang kaya bahan
organik, gembur, dapat menyimpan air dan tidak tergenang air. Pertumbuhan
vegetatif akan sedikit jika M.bracteata ditanam di areal yang tergenang air.

D. Penanaman dan Pemeliharaan (Teknik Bercocok Tanam)

1. Para-para

Sebelum bibit ditanam di Kebun Benih, maka terlebih dahulu dibuat lanjaran
atau para-para dari bambu untuk tempat merambatnya M.bracteata dengan jarak
2,5x2 m dengan ketinggian ± 2 m. Pembuatan lanjaran atau para-para ini sangat
penting karena biji yang berasal dari bunga yang tergantung dilanjaran atau para-
para tidak mudah busuk seperti bunga yang dekat permukaan tanah dan
memudahkan proses pemanenan (Purnomo dkk, 2007).

2. Membuat Lubang

Lubang dibuat di sekitar tiang lanjaran atau para-para dengan ukuran


15x15x15 cm dan ditabur pupuk RP sebanyak 150 gr/lubang, setiap tiang dibuat 3
lubang/tiang.

3. Menanam bibit

Setelah lubang dibuat, kemudian dilanjutkan penanaman bibit 3


pohon/tiang. Bibit yang hendak ditanam sebaiknya disiram terlebih dahulu dengan
air. Bibit ditanam beserta polybagnya dengan terlebih dahulu memotong polybag
bagian bawah untuk jalur berkembangnya akar dan agar tanah yang berada di
dalam polybag tidak pecah. Dengan demikian tingkat stres tanaman dapat
dikurangi, begitu juga dengan angka kematian pada saat pindah tanam
(transplanting) juga dapat ditekan. Setiap tunas (sulur) yang muncul dari bibit,
sebaiknya segera diikat pada tiang atau tonggak para-para agar segera memanjat ke
para-para, dan selanjutnya dirambatkan di atas para-para tersebut.

4. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan dengan pengurangan cabang-cabang yang tidak
produktif pada daerah yang naungannya terlalu rimbun, sehingga sinar matahari
dapat masuk ke dalam permukaan tanah pohon induk.

5. Hama dan Penyakit

Sampai saat ini hama yang ditemui adalah semut merah. Hama semut di
semprot dengan insektisida Decis konsentrasi 2% (2 cc/Liter air), dengan rotasi 1
kali 1 minggu.

6. Pemeliharaan Bunga dan Buah

M.bracteata mulai berbunga pada umur 3 bulan setelah tanam. Bungabunga


yang diserbuki dan telah membentuk polong, sering gugur dan busuk (aborsi). Hal
ini terjadi akibat kelopak bunga selalu lengket pada polong buah, sehingga
membuat polong lembab dan busuk. Untuk menghindari hal tersebut segera setelah
terbentuk polong, kelopak bunga dibuang/ditarik dengan pinset.

7. Panen dan Pasca Panen

Tanaman ini mulai berbunga pada umur ± 3 bulan setelah tanam. Bunga
muncul pada ketiak daun dan bunga-bunga pada musim kemarau biasanya lebih
banyak bertahan menjadi biji dibandingkan pada musim penghujan. Dari mulai
munculnya bunga sampai membentuk biji dan siap dipanen membutuhkan waktu ±
80-100 hari. Biji yang siap di panen berwarna coklat kehitaman, polong dan bulu-
bulu halusnya mengering. Polong berwarna coklat sampai hitam mengkilap.
Pemanenan dilakukan dengan memotong tangkai utama rangkaian polong dengan
gunting stek, dan selanjutnya polong-polong tersebut dikumpulkan di dalam
keranjang/tampah yang kering dan bersih. Polong utuh kemudian dijemur di
bawah sinar matahari selama 2-3 hari, jika sinar matahari kurang terik maka
penjemuran dapat dilanjutkan hingga polong kering dan mudah untuk dikupas
serta dibersihkan dari sampah-sampah yang menyertai.

E. Perbanyakan M.bracteata

Pada umumnya terdapat dua metode untuk memperbanyak suatu jenis


tanaman yaitu secara vegetatif dan secara generatif begitu juga dengan kacangan
M.bracteata kedua metode itu juga dapat digunakan (Harahap dkk, 2008).
Sedangkan dalam buku Bakrie Sumatera Plantations dijelaskan bahwa terdapat dua
cara perbanyakan M.bracteata secara vegetatif, yaitu :

1. Stek Batang

Stek diambil dari batang M.bracteata yang telah tumbang dilapangan


sepanjang dua ruas/buku dengan gunting yang tajam.
2. Stek Susuan

Pembuatan stek dengan sistem susuan dapat di ambil dari sulur M.bracteata
yang panjangnya minimal 2 cm.

Tes Formatif!

1. Jelasakan defenisi tanaman penutup tanah!


2. Tuliskan peran tanaman penutup tanah!
3. Sebutkan tanaman jenis kacang-kacangan yang dijadikan sebagai tanaman
penutup tanah!
4. Tuliskan dan jelaskan taksonomi dan morfologi M. Bracteata!
5. Sebutkan keunggulan dan manfaat M. Bracteata
6. Jelaskan syarat tumbuh M. Bracteata!
7. Deskripsikan cara bercocok tanam dari M. Bracteata!
8. Sebutkan metode perbanyakan M. Bracteata!

Anda mungkin juga menyukai