Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 1 SEJARAH ASIA TENGGARA

 Resume :
 Dian Roza (1805110975)
 Siti Khairiyah (1805110704)
 Video :
 Andrizal Syaputra (1805111278)
 Liza Kusnilawati (1805124564)
 Dini Islami (1805113677)
 Januardo Sitorus (1805124796)

PRASEJARAH DI ASIA TENGGARA

1. KEBUDAYAAN DAN KONDISI MASYARAKAT

1. Homo Erectus Di Asia Tenggara : Bukti Kultural


a. Industri Alat-alat batu kala Plestosen
Mavius menguraikan sejumlah tipe alat alat-alat yang dibuat pada batu
kerakal, pecahan memanjang, dan serpihan. Ia membaginya lagi atas tipe yang
dipangkas dua sisi dan satu sisi. Yang termasuk tipe dua sisi adalah kapak penetak
dan kapak genggam. Satu sisi adalah pahat grnggam, pro-to kapak genggam,
kapak perimbas, dan serut.

b. Industri Batu yang Mungkin Dibuat oleh Homo Erectus di Malaysia


Ditemukan alat-alat batu di Kota Tampan yang digali dari lapisan kerikil
di Lembah Perak Malaysia. Situs itu dipakai sebagai lantai tempat membuat alat
serpih, diperkirakan dibuat pada 30.000 tahun yang lalu, lebih tua dari letusan
Danau Toba.
2. Manusia Indo-Malaysia Pada 40.000 Tahun Terakhir
Australia dan Nugini mula-mula dihuni oleh manusia dari Kepulauan Indo-
Malaysia, diduga bertolak dari ujung zonaWallace, paling tidak sekitar 50.000 tahun yang
lalu. Sejak saat itu terdapat pebedaan-perbedaan mandiri, tetapi masih tetap memiliki
sifat-sifat nenek moyang yang sama.
Sejak tahun 3000 SM dan seterusnya kawasan Indo-Malaysia mulai dihuni oleh
Populasi Mongoloid Selatan dan menyebar luas dari utara dan saling mempunyai
keterkaitan bahasa, yaitu bahasa Austronesia.

3. Hoabin Dan Budaya Yang Sejaman


Kala Pleistosen akhir dan Holosen Awal yaitu ketika belum ada tembikar.
Sebelum munculnya tembikar, kebanyakan peralatan dibuat dari batu yang diserpih dan
pada umumnya tidak diasah. Meskipun demikian, alat-alat yang berakal batu (pebble)
yang hanya diasah tajamnya juga terdapat dibeberapa situs (seperti Niah di Serawak dan
Kota Tampan di Malaysia). Batu yang diasah tajamnya ini terbukti berasal dari kala
Pleistosen Akhir dan didapatkan juga di Australia, Nugini, Vietnam,dan Jepang.
Aktifitas kehidupan lebih bergantung pada aktifitas perburuan dan pengumpulan
makanan.Selama kala Holosen industri alat batu lebih berkembang diantaranya tembikar
dan beliung batu yangdiasah halus.

4. Semenanjung Malaka Dan Asia Tenggara Daratan : Hoabinhian Dan Pendahulunya


Istilah Hoabinhian dipakai sejak tahun 1920-an untuk merujuk pada suatu Industri
alat batu yang dicirikan oleh alat batu berakal yang khas dengan ciri dipangkas pada satu
atau dua sisi permukaannya. Situs-situs Hoabinhian ditemukan diseluruh daratan Asia
Tenggara, hingga Burma di Barat hingga Cina dan Taiwan. Tampaknya , situs-situs
Hoaabinhian tersebut paling padat dihuni pada kala Holosen Awal, terutama di kawasan
selatan seperti Muangthai dan Malaysia.
a. Pendahulu Hoabinhin
Ditemukan terutama di Vietnam Utara, Muang Thai Selatan, dan
Malaysia. Di Vietnam terdapat industry alat batu berakal yang disebut Sonviian.
Sonviian berbeda dengan Hoabinhian karena mempunyai alat batu berakal yang
dipangkas ujung dan sisi-sisinya, bukan seluruh permukaan, dan ada tumpang
tindih yang jelas antara dua industry tersebut dalam hal teknologi an waktu.
Di Malaysia, sejak 1987 Kota Tampan telah diteliti oleh Zuraina Majid
mengemukakan bahwa tempat itu menjadi bengkel pembuatan peralatan batu
berakal dan serpih dari batu kwarsa. Situs ini terletak di dekat bekas danau yang
mungkin lama terbendung oleh tanah lonsor di lembah sungai Perak.

b. Beberapa Ciri Pokok Hoabinhian


Ciri khas alat batu Hoabinhian adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi
permukaan kerakal sungai yang lebih kurang berukuran satu kepalan,seringkali
seluruh tepiannya menjadi bagian tajamnya. Hasil penyerpihan menunjukkan
beragam bentuk, dari lonjong, segi empat, sampai segi tigadan bentuk
berpinggang.
Alat batu yang dikerjakan dua sisi rupanya banyak terdapat di situs Muang
Thai dan Malaysia. Semetara alat batu satu sisi kebanyakan terdapat di situs
Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam.
Di Vietnam terdapat aneka ragam industry alat batu, di Gua Xom Trai.
Tembikar juga tersebar luas Vietnam setidaknya 6.500 tahunyang lalu dan
tampaknya bertumpang tindih dengan peralatan Hoabinhian/Bacsonian dalam
bukit sampah kerang Da But di Provinsi Thanh Hoa.
c. Semenanjung Malaysia

Di Malaysia, sejumlah gua dan seruk peneduh dengan temuan Hobinhian


dipedalaman telah di gali dibukit-bukit kapur yang tersebar di Perlis, Kedah,
Perak, Pahang, Terengganu, dan Kelantan. Hoabinhian cenderung mempunyai
perekonomian yang menekankan pada perburuan, dan pengumpulan makanan di
pantai dan pedalaman.

5. Kepulauan Asia Tenggara :Industri Alat Batu Kerakal Dan Alat Serpih Dengan Beberapa
Variasinya
1. Mulut Barat, Niah, Serawak
Mulut barat adalah salah satu lorong gua yang amat luas di kompleks gua
Niah di Serawak. Situs gua ini mengandung lapisan tanah yang mencatat
peghunian manusia yang paling lama di Asia Tenggara.
2. Artefak di Niah
Industri alat batu Niah terutama terbuat dari batuan berbutiran kasar dan
terdiri atas pecahan dan serpihan yang tidak diretus, tanpa bentuk batu inti yang
jelas, dan hanya beberapa serpih dan berbulbus.
3. Ekonomi Niah
Tulang-tulang hewan menunjukkan pola-pola perburuan di berbagai
lingkungan. Medway mencatat 58 jenis mamalia yang ditemukan di gua itu.
4. Penguburan Manusia
Sisa penguburan dari lapisan pratembikar lainnya terdiri atas sisa-sisa
jenazah manusia dalam posisi terlipat atau duduk dengan bantalan dari tulang
paha badak, lancipan tulang, dan kerang muara sungai, dan pecahan-pecahan
tulang telah rusak, seperti ditemukan di situs Hoabin.

6. Teknokompleks Alat Serpih Bilah Pada Pertengahan Kala Holosen


a. Filipina dan Talaud
Di Gua Duyong, dekat Gua Tabon di Palawan, Filipina Fox (1970)
berhasil menggali industry alat batu dengan “alat serpih mirip bilah”. Peralatan ini
terdapat dalam bukit sampah kerang laut dan muara sungai yang bertarikh
millennium keenam sebelum masehi.
Hal ini juga di temukan di ceruk peneduh Lereng Tuwo Mane’e , di Pulau
Karakellang, Kepulaua Talaud, di Selatan Mindanao. Lapisan paling bawah di
ceruk peneduh ini menghasilkan indutri yang terdiri dari bilah dan serpih mirip
bilah, bersama dengan beberapa batu inti pengerucut yang agak sederhana, yang
dibuat dari batu rijang abu-abu..

7. Asal-Usul Pertanian
Teori sauer (1952) menyebutkan bahwa munculnya pertanian diawali dengan
penanaman umbi-umbian dan tanaman lain yang berguna secara vegetative di kawasan
monsun di Asia Tenggara daratan, khususnya didaerah pantai yang kaya sumber daya dan
didaerah aliran sungai yang mempunyai berbagai jenis tanaman baik untuk keperluan
pangan maupun keperluan lain.
Pertama, di Asia Tenggara pertanian dengan penanaman pohon buah dan umbi-
umbian secara vegetative telah lama mendahului pertanian biji-bijian. Kedua, pertanian
dimulai dilingkungan masyarakat pengumpul makanan yang berkelimpahan sehingga
tidak ada waktu bagi mereka untuk bereksperimen.

2. PENINGGALAN-PENINGGALAN DI ASIA TENGGARA


Tahap logam awal dimulai dengan pengenalan artefal dari tembaga,perunggu,
dan besi serta teknologi

1. Vietnam Utara
Dimulai sekitar pertengahan millennium kedua SM. Bersama Muang thai
tengah dan Timur laut, kawasan ini memiliki bukti paling awal tentang pembuatan
perunggu di Asia Tenggara. Budaya ini mempunyai peran utama dalam
membentuk masyarakat yang berlapis-lapis dan sebagian berciri perkotaan.
Masyarakat ini mempunyai perekonomian yang bergantung terutama pada hasil
padi yang intensif, mungkin lading tadah hujan yang dibajak oleh kerbau.
Intensifikasi ini mendorong munculnya lapisan sosial atas sebagai penguasa dan
pengrajin. Kebudayaan besi di Vietnam banyak terdapat di Budaya Sa Huynh Di
Vietnam Bagian Selatan.
a. Kebudayaa Logam yaitu situs Ma Dong (Honai)
b. Kebudayaan Perunggu ditemukan gendang dong son, dan artefak lead
bronze serta peninggalan patung Ganesha dari batu.

2. Malaysia
Benda-benda besi member kesan adanya corak yang khas untuk setiap
industry setiap kawasan tertentu, dan arena itu dibuat langsung ditempat itu untuk
dipakai sebagai peralatan sehari-hari dan senjata, sehingga nilainya sebagai
barang dagangan atau lambing kedudukan sosial tertentu amat terbatas

3. Thailand
a. Ban Chieng ( Kebudayaan zaman Logam )yaitu gelang tangan, gelang kaki
yang ditemukan bersamaan dengan kerangka manusia dan tembok dengan
pegangan bentuk corong.
b. Non Nok Tha (kebudayaan zaman besi ) merupakan situs kuburan yang
menemukan kerangka manusia
c. Kebudayaan zaman batu yaitu wang bhodi atau pekakas batu.
Ban Don Ta Phet adalah sebuah situs arkeologi di Distik Phanom Thuan.
Banyak artefak yang ditemukan di pemakaman abad ke-4. Artefak tersebut
termasuk akik berbentuk heksagonal datar, patung batu kecil singa dan
harimau dan berbagai bejana logam

4. Kamboja
Pada zaman batu ditemukan hoabinhian yang dicirikan dengan ditemukannya
artefak batu yang dipipihkan

5. Myanmar (birma)
Bukti-bukti peradaban zaman besi meliputi praktik penguburan bayi dalam
bejana-bejana dengan ukuran yang menandakan status social dari keluarga si bayi.

6. Timor leste
Pahatan yang mengambarkan wajah-wajah manusia prasejarah. Salah satunya
dengan hiasan kepala unik yang mempersentasikan matahari. Pahatan jenis tersebut
merupakan pertama dan satu-satunya di timor leste yang berasal dari masa
Pleistocene.

Para ilmuan memperkirakan pahatan itu berasal dari masa Pleistocene, lebih
kurang 12.000 tahun yang lalu.

3.ASAL USUL PENDUDUK ASIA TENGGARA.


Menurut A. L Kroeber, suku bangsa yang tinggal di kasan Asia Tenggara
merupakan keturunan dari dua ras, yaitu sebagai berikut
1. Ras Negroid yang menempati Semenanjung Melayu dan wilayah Negara Filipina.
2. Ras Mongoloid, yang menempati Kepulauan, Malaysia, dan Filipina.

Ras Mongoloid dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Proto Melayu (Melayu Tua),


2. Deutro Melayu (Melayu Muda),

Adapun suku-suku yang jumlahnya besar di Asia Tenggara antara lain sebagai berikut:

1. Suku bangsa Lao Yao dan Thai di Laos dan Thailand


2. Suku bangsa Semang dan Sakai di Malaysia.
3. Suku bangsa Khmer di Kamboja
4.  Suku bangsa Man, Tho, Muong ,dan Vietnam di Vietnam.
5.  Suku bangsa Jawa, Sunda, Bali, Batak, dan Dayak di Indonesia.
6. Suku bangsa Cina, India, Melayu, dan Pakistan di Singapura

Refrensi:
Bellwood.P.2000.”Prasejarah di Kepulauan Indo – Malaysia”.Jakarta.PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai