Anda di halaman 1dari 9

Tugas Pendahuluan

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
INFUS & DEKOK

OLEH

Nama : Andi Nabirah Asriastuti


Nim : 821419066
Kelompok : III (Tiga)
Kelas : S1 - D FARMASI 2019
Asisten : Eka Pratama Yusran Gusti Hemu, S. Farm

LABORATORIUM BAHAN ALAM


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
Maping 1
Judul Praktikum Infus & Dekok
Kelompok III (Tiga)
Anggota : 1. Mohamad Djulfikar Rivai (821419009)
2. Kartika VanyLiputo (821419047)
3. Andi Nabirah Asriastuti (821419066)
4. Taufiq Hidayatullah Balu (821419089)
5. Suci Safira Ramdhani Dude (821419097)
6. Putri Fauzia Datunsolang (821419100)
7. Nadina Rahma Melo Otolomo (821419108)
8. Miftahul Janna Mohi (821419116)
9. Ninda Aulia Latama Poetri (821419121)
10. Fadli Eka Putra (821419127)

Penulis, Judul Ida Kristianingsih, Anang Setyo Wiyono ; PENGGUNAAN


Jurnal, Volume INFUSA DAUN ALPUKAT (Perseaamericana Mill.)
dan Halaman DAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus
amarryllifoliusRoxb) SEBAGAI PELURUH KALSIUM
BATU GINJAL SECARA IN VITRO ; Vol. 2 ; Halaman
93-101
Teori Persea americana Mill. atau alpukat dapat dimanfaatkan
sebagai obat tradisional terutama buah dan daunnya. Daun
alpukat oleh masyarakat dimanfaatkan untuk memperlancar
pengeluaran air kencing dan menghancurkan batu saluran
kencing. Hasil percobaan farmakologi menunjukkan bahwa
infus daun alpukat mempunyai daya inhibitor kristalisasi
kalsium oksalat pada ginjal. Infusa daun pandan wangi
mampu melarutkan kalsium batu ginjal. Beberapa hasil
skrining fitokimia tanaman pandan wangi mengandung
alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan zat warna 11.
Flavonoid ini dapat diekstraksi dengan etanol 70%. Pelarut
etanol dapat digunakan untuk menyari zat yang kepolaran
relatif tinggi sampai relatif rendah.
Metode Prosedur penelitian terdiri atas pengolahan simplisia,
Penelitian pembuatan infusa daun alpukat, ekstrak daun pandan wangi,
pengolahan batuginjal, dan pembuatan larutan pembanding.
Uji identifikasi kalsium batu ginjal secara in vitro dengan
metode analisisan organik kualitatif secara kimiawi. Serbuk
batu ginjal dimasukkan tabung reaksi dan direaksikan
dengan reagen-reagen pendeteksi. Uji kualitatif
menggunakan metodet Wilstatter. Instrumen yang digunakan
berupa spektrofotometer serapan atom untuk penetapan kada
rkalsium. Analisis kualitatif kandungan flavonoid dilakukan
dengan Wilstatter Test. Kandungan kalsium batu ginjal
dianalisis secara kualitatif dengan reagen-reagen pendeteksi
unsur-unsur batu ginjal.
Hasil Penelitian - Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan kualitatif
diketahui bahwa batu ginjal yang digunakan pada
penelitian ini positif mengandung karbonat, kalsium,
dan oksalat, namun tidak mengandung fosfat
- Hasil uji kualitatif ektrak daun pandan wangi dan
daun alpukat menunjukkan bahwa kedua ekstrak
tersebut positif mengandung flavonoid.
- Hasil dari pembacaan kalsium yang terlarut oleh
Spektofotometri Serapan Atominfusa daun alpukat
menunjukkan konsentrasi 20%b/v dan 25%b/v
memiliki kemampuan melarutkan kalsium batu ginjal
lebih besar daripada kontrol negatif, infusa daun
alpukat 5%b/v, 10%b/v dan 15%b/v serta kontrol
positif Calcusol 1,2%b/v. Potensi infus daun alpukat
25%b/v untuk melarutkan kalsium batu ginjal paling
tinggi, hal ini ditunjukkan dengan jumlah kalsium
terlarut tertinggi, yaitu sebesar 1,801425 ppm. Hasil
tersebut kemudian dianalis secara statistic dengan
One Way Anova untuk mengungkap perbedaan efek
dari tiap konsentrasi infusa terhadap kelarutan batu
ginjal.
- Rata-rata jumlah kalsium yang terlarut dalam kontrol
negatif aquadeskontrol positif Calcusol 1,2%b/v,
infusa daun alpukat 5%b/v, 10%b/v, 15%b/v,
20%b/v, dan 25%b/v yaitu sebesar 0,399000 ±
0,0056120 ppm; 1,290225 ± 0,0085181 ppm;
0,761950 ± 0,0056581 ppm; 0,867400 ± 0,0095747
ppm; 1,022975 ± 0,0190562 ppm; 1,295125 ±
0,0223043 ppm dan 1,801425 ± 0,0426223 ppm, dari
analisisOne Way Anova.
Keterkaitan Antar Pengobatan suatu penyakit menggunakan bahan alami
Jurnal (simplisia)
Rangkaian Pada jurnal ini digunakan infusa daun alpukat (Persea
Rancangan Yang americana Mill.)
Membedakan dan ekstrak daun pandan (Pandanus amarryllifolius Roxb)
Dengan Jurnal sebagai peluruh kalsium batu ginjal, sedangkan pada jurnal
Yang Lain ke-2 menggunakan dekok daun sirih hijau (piper betle l.)
untuk menghambat bakteri streptococcus agalactiae
penyebab matitis pada sapi perah.
Maping 2

Judul Praktikum Infus & Dekok


Kelompok III (Tiga)
Anggota : 1. Mohamad Djulfikar Rivai (821419009)
2. Kartika Vany Liputo (821419047)
3. Andi Nabirah Asriastuti (821419066)
4. Taufiq Hidayatullah Balu (821419089)
5. Suci Safira Ramdhani Dude (821419097)
6. Putri Fauzia Datunsolang (821419100)
7. Nadina Rahma Melo Otolomo (821419108)
8. Miftahul Janna Mohi (821419116)
9. Ninda Aulia Latama Poetri (821419121)
10. Fadli Eka Putra (821419127)
Penulis, Judul Oki Selfiana Marsono, Tri Eko Susilo rini dan Puguh
Jurnal, Volume Surjowardojo ; PENGARUH LAMA PENYIMPANAN
dan Halaman DEKOK DAUN SIRIH HIJAU (PIPER BETLE L.)
TERHADAP AKTIVITAS DAYA HAMBAT BAKTERI
STREPTOCOCCUS AGALACTIAE PENYEBAB
MATITIS PADA SAPI PERAH ; Vol. 12 ; Hal. 47-60
Teori Daun sirih hijau (Piper betle L.) biasa digunakan sebagai
antibakteri, bakteri yang dapat dicegah dengan Daun sirih
hijau (Piper betle L.) adalah Bakteri Streptococcus
agalactiaedan Staphylococcus aureus, Bakteri Streptococcus
agalactiaedan Staphylococcus aureus merupakan bakteri
yang sering menyebabkan mastitis pada sapi perah karena
dapat menurunkan produksi dan kualitas susu yang
dihasilkan. Pencegahan mastitis dapat dilakukan dengan cara
pencelupan puting (teat dipping) menggunakan antibakteri
yang berasal bahan kimia maupun alami. Antibakteri yang
biasa digunakan oleh peternak yaitu iodip. Penggunan iodip
memiliki kekurangan yaitu harga yang relative mahal. Oleh
karena itu, dibutuhkan antibakteri alami dengan cara
memanfaatkan kandungan zat aktif yang terdapat pada bahan
alam. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai anti
bakteri alami yaitu daun sirih hijau (Piper betle L.) yang
memiliki kemampuan antibakteri sesuai dengan kadar bahan
aktif yang terkandung di dalamnya.
Dekok adalah perebusan pada suhu pada titik didih air
yaitu suhu 90-1000C dengan waktu yang lebih lama.
Metode Prosedur pembuatan dekok daun sirih hijau (Piper betle
Penelitian L.) adalah sebagai berikut:
1. Dimasukan air ke dalam panci sebanyak 1000 mL.
2. Ditimbang simplisia sebanyak 20gram.
3. Dimasukkan simplisia kedalam beaker glass.
4. Ditambahkan aquades 100 mL ke dalam beaker glass.
5. Diaduk simplisia dan aquades sampai homogen.
6. Ditutup beaker glass menggunakan aluminium foil.
7. Dimasukkan beaker glass yang sudah berisi larutan
simplisia dan aquades ke dalam panci yang sudah berisi air
mendidih selama 15 menit.
8. Dikeluarkan beaker glass dari panci.
9. Dibiarkan dekok sampai dingin.
10. Disaring dekok menggunakan kertas saring whatman
nomor 40 (larutan dekok menjadi 55 mL).
11. Dituang dekok (hasil saringan) ke dalam botol sampel.
12. Ditutup botol sampel menggunakan tutupnya.
13. Disimpan dekok konsentrasi 20% dari simplisia dengan
bahan kering 20% pada suhu ruang.
Hasil Penelitian - Hasil yang didapat dari perhitungan luas zona
hambat yang terbentuk dari dekok daun sirih hijau
(Piper betle L.) terhadap bakteri Streptococcus
agalactiae adalah bervariasi pada setiap lama
penyimpanan dekok. Hasil rata-rata perhitungan
tersebut menunjukkan, rata-rata diameter zona
hambat dekok daun sirih hijau (Piper betle L.)
dengan lama penyimpanan hari ke-0 sampai hari ke-
7. Pemberian perlakukan lama penyimpanan terhadap
dekok daun sirih hijau (Piper betle L.) dalam
penelitian ini dapat mempengaruhi diameter zona
hambat pertumbuhan bakteri Streptococcus
agalactiae. Masing-masing perlakukan memiliki
pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus
agalactiae.
- Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
penyimpanan dekok daun sirih hijau (Piper betle L.)
berpengaruh sangat nyata (P< 0,01) terhadap daya
hambat bakteri Streptococcus agalactiae. Daya
hambat terluas diperoleh pada perlakuan P0 tidak
berbedadengan P1 yang disimpan selama 1 hari,
penyimpanan dekok daunsirih hijau (Piper betle L.)
pada perlakuan P3 sampai P7 memiliki daya hambat
berbeda sangatn yatadengan P0 dan P1, sedangkan
pada perlakuan P2 berbeda dengan perlakuan P0, P1,
P3, P4, P5, P6 dan P7. Artinya, daya hambat dekok
daun sirih hijau (Piper betle L.) yang disimpan 3 hari
sampai 7 hari menghasilkan daya hambat yang tidak
berbeda.
- Penyimpanan dekok dalam penelitian dilakukan pada
suhu ruang yaitu sekitar 26-270C, hal ini
menunjukkan suhu ruang yang digunakan dalam
penyimpanan dekok daun sirih hijau (Piper betle L.)
tidak terlalu tinggi sehingga proses kerusakan zat
aktif terjadi secara lambat. Kerusakan zat aktif dekok
yang terjadi secara cepat merupakan kerusakan yang
diakibatkan adanya suhu penyimpanan yang terlalu
tinggi. Suhu yang tinggi mampu mendegradasi
senyawa fenolik yang terdapat pada. Senyawa
bioaktif akan mengalami kerusakan apabila disimpan
pada suhu ruang yang terlalu panas.
Keterkaitan Antar Pengobatan suatu penyakit menggunakan bahan alami
Jurnal (simplisia)
Rangkaian Pada jurnal ini digunakan menggunakan dekok daun sirih
Rancangan Yang hijau (piper betle L.) untuk menghambat bakteri
Membedakan streptococcus agalactiae penyebab merican pada sapi perah.
Dengan Jurnal Sedangkan pada jurnal pertama menggunakan infusa daun
Yang Lain alpukat (Persea mericana Mill.) Dan ekstrak daun pandan
(Pandanus amarryllifolius Roxb) sebagai peluruh kalsium
batu ginjal.
DAFTAR PUSTAKA

Kristianingsih. I., Wiyono A.S . 2015. Penggunaan Infusa Daun Alpukat (Persea
Americana Mill.) Dan Ekstrak Daun Pandan (Pandanus
Amarryllifolius Roxb) Sebagai Peluruh Kalsium Batu Ginjal
Secara In Vitro. Jurnal Wiyata. 2(1) : 93-101

Marsono O.S, Susilorini T.E., Surjowardojo P. 2017. Pengaruh Lama


Penyimpanan Dekok Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.) Terhadap
Aktivitas Daya Hambat Bakteri Streptococcus Agalactiae Penyebab
Matitis Pada Sapi Perah. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Hasil Ternak.
12(1) : 47-60

Anda mungkin juga menyukai