Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEDIMENTOLOGI

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sedimentologi Laut

Disusun oleh:

MUHAMAD REYHAN AZIZ 230210140040

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai “SEDIMENTOLOGI” dalam rangka
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai sedimen laut dan untuk memenuhi
tugas mata kuliah “SEDIMENTOLOGI LAUT” di semester keempat ini dalam Program
Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi pembaca dan umumnya bagi kita
semua. Penyusun memohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.

Jatinangor, 15 Mei 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1 Sedimen, Sedimentasi dan Sedimentologi.....................................................................2
2.2 Batuan, Jenis Batuan dan Siklus Batuan.......................................................................3
2.3 Klasifikasi dan Transport / Persebaran Sedimen...........................................................4
2.4 Batuan Sedimen.............................................................................................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laut dunia merupakan ciri fisik utama dari planet bumi. Laut dunia menutupi hampir
71% permukaan bumi dan melambangkan bentangan besar terakhir pada planet ini untuk
dipetakan dan dieksplorasi. Ciri fisik dari massa air secara langsung dan tidak langsung
mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari, dan organisme hidup yang menempati massa air
tersebut merupakan sumber makanan dan produk alami yang penting.
Lautan berperan sebagai mesin tenaga matahari super besar yang menggerakkan
berbagai pola cuaca dan mempengaruhi lingkungan daratan serta persebaran sedimen dari
daratan. Fenomena seperti El Niño Southern Oscillation (ENSO), yang dapat menyebabkan
kekeringan di Peru, banjir di Texas, dan musim salju yang relatif ringan di Midwest,
merupakan hasil perubahan yang berasal dari Samudra Pasifik. Kekuatan ombak dan pasang
surut merubah bentuk benua dan mempengaruhi kehidupan manusia yang tinggal di daerah
pesisir.
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di daratan
ataupun lautan), yang telah mengalami proses pengangkutan (transportasi) dari satu tempat
(kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama.
Sedimen ini apabila mengeras (membatu) akan menjadi batuan sedimen. Ilmu yang
mempelajari batuan sedimen disebut dengan sedimentologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sedimen?
2. Apa itu sedimentasi?
3. Bagaimana persebaran sedimen dan siklus batuan?
4. Bagaimana klasifikasi sedimen?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Agar mahasiswa mengetahui apa itu sedimen.
2. Mahasiswa mengetahui asal mula, jenis-jenis sedimen dan persebarannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sedimen, Sedimentasi dan Sedimentologi
Sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organik yang
melayang-layang di dalam air, udara, maupun yang dikumpulkan di dasar sungai atau laut
oleh pembawa atau perantara alami lainnya. Sedimen pantai dapat berasal dari erosi pantai,
dari daratan yang terbawa oleh sungai, dan dari laut dalam yang terbawa oleh arus ke daerah
pantai. Dalam ilmu teknik pantai dikenal istilah pergerakan sedimen pantai atau transpor
sedimen pantai. Bambang Triatmodjo (1999) menjelaskan bahwa definisi dari transpor
sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang
dan arus yang dibangkitkannya. Transpor sedimen pantai inilah yang akan menentukan
terjadinya sedimentasi atau erosi di daerah pantai.
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media
air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai
adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai,
sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah
pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.
Dalam kaitannya dengan sedimen dan sedimentasi beberapa ahli mendefinisikan
sedimen dalam beberapa pengertian. Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah
pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan
diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh airdan juga termasuk didalamnya material
yang diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia.
Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-
mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang
dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang
terjadi di laut. Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebgai proses pembentukan
sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk
atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai,
muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.
Beberapa definisi mengenai Sedimentologi :
1. Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan (Wadell,
1932). Sedangkan sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai
hasil dari proses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian

2
mengalami erosi, tertansportasi oleh air, angin, dll, dan pada akhirnya
terendapkan atau tersedimentasikan.
2. Sedimentologi adalah studi tentang proses-proses pembentukan, transportasi
dan pengendapan material yang terakumulasi sebagai sedimen di dalam
lingkungan kontinen dan laut hingga membentuk batuan sedimen.
3. Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan lapisan tanah
karena pengendapan tanah yang mengalami perpindahan dari tempat lain.
4. Sedimentologi adalah salah satu cabang dari ilmu geologi yang membahas
secara khusus batuan sedimen atau mempelajari batuan sedimen/ endapan-
endapan dengan segala prosesnya.
5. Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan lapisan tanah
karena pengendapan tanah yang mengalami perpindahan dari tempat lain.
Contohnya adalah sedimentasi di delta sungai dan daerah sekitar gunung
berapi. Ilmu ini berkaitan erat dengan pembentukan bahan galian seperti
batubara, minyak bumi, emas, perak dsb
2.2 Batuan, Jenis Batuan dan Siklus Batuan
Dalam geologi, batu (tunggal) dan batuan (jamak) adalah benda padat yang tebuat
secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari
batuan. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Penelitian ilmiah batuan disebut petrologi, dan petrologi merupakan komponen penting dari
geologi.
Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia, dengan
tekstur partikel unsur dan oleh proses yang membentuk mereka. Ciri - ciri ini
mengklasifikasikan batuan menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih
diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka. Transformasi dari satu
jenis batuan ke batuan yang lain digambarkan oleh model geologi.
Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:
1. kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
2. tekstur batuan, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu.
3. struktur batuan, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4. proses pembentukan
Batuan secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan
dengan itu dibagi kepada tiga kumpulan yang besar yaitu:
1. batuan beku

3
2. batuan sedimen
3. batuan metamorf.
Batuan beku adalah batu yang terbentuk dari magma cair, batuan sedimen terbentuk
dari endapan sedimen dan tekanan bahan tertentu, dan batuan metamorf melalui salah satu
dari dua cara yang disebut terdahulu yang kemudian berubah akibat suhu dan tekanan. Dalam
kasus-kasus di mana bahan organik meninggalkan jejak dirinya pada batuan, hasil ini dikenali
sebagai fosil.

2.3 Klasifikasi, dan Transport / Persebaran Sedimen


Klasifikasi Berdasarkan Ukuran:
Sedimen cenderung untuk didominasi oleh satu atau beberapa jenis partikel, akan
tetapi mereka tetap terdiri dari ukuran yang berbeda-beda (Hutabarat dan Evants, 1985).
Ukuran butir sedimen diwakili oleh diameternya yang biasa disimbolkan dengan d, dan
satuan yang lazim digunakan untuk ukuran butir sedimen adalah millimeter (mm) dan
micrometer (µm) (Poerbandono dan Djunasjah, 2005).
Sedimen pantai diklasifikasikan berdasar ukuran butir menjadi lempung, lumpur,
pasir, butiran, kerikil, kerakal, dan bongkahan. Tabel 1 menunjukkan klasifikasi menurut
Wentworth, yang banyak digunakan dalam bidang teknik pantai (CERC, 1984). Material

4
sangat halus seperti lumpur dan lempung berdiameter dibawah 0,063 mm dapat dikategorikan
sebagai sedimen kohesif (Triatmodjo, 1999).
Tabel 1. Skala Wentworth dalam millimeter (mm)

Klasifikasi Berdasarkan Lingkungan Pengendapan:


1. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomite, napal, dan
lain sebagainya.
2. Sedimen darat (teristris/terrigenous/kontinen), proses terjadinya di daratan misalnya
endapan sungai (alluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan
sebagainya.
3. Sedimen transisi, lokasi pembentukannya terletak antara darat dan laut misalnya delta.

Klasifikasi sedimen laut berdasarkan lokasi (sebaran sedimen laut) dapat dibagi
menjadi beberapa tipe sedimen yaitu:
a. Neritic sediments, yang tersebar pada paparan benua, lereng benua kaki benua yang
memiliki sumber material dari lithogenous, biogenous, hidrogeous dan kosmogenous.
Komposisi utamanya berasal dari material terrigenous yang dibawa kelaut dengan aliran
sungai maupun aliran permukaan. Ukuran butirnya yang besar sehingga dapat dijumpai
endapan dari yang berbutir kasar sampai yang terhalus.
b. Pelagic sediments (Terrigen pelagis, biogenic pelagis) yang tersebar pada perairan laut
dalam dengan memiliki sumber material dai lithogeous, biogenous, hidrogeous dan
kosmogenous. Variasi ukuran butirnya sangat kecil sehingga hanya dapat dijumpai
material yang berbutir halus dan tersebar secara merata pada perairan laut dalam.
c. Deep Sea Sediments :

5
-Bathyal, sedimen yang tersebar pada perairan dengan kedalaman 200-3700 m dengan
sumber material sumber matarial berasal dari terrigenous, biogenous hydrogenous dan
cosmogenous.
-Abyssal, sedimen yang berada pada kedalaman 3700-6000 m dengan sumber matarial
yang berasal dari terrigenous, biogenous, hydrogenous dan cosmogenous.
-Hadal, sedimen yang berada pada kedalaman 6000 m dengan sumber material yang
berupa lempung dan debu.

Sedimen yang di jumpai di dasar lautan / ocean floor dapat diklasifikasikan


berdasarkan asalnya menurut Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat
yaitu :
1. Lithogenous / Terrigenous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan
material hasil erosi daerah daratan. Jenis sedimen ini berasal dari pelapukan (weathering)
batuan dari daratan, lempeng kontinen termasuk yang berasal dari kegiatan vulkanik. Hal
ini dapat terjadi karena adanya suatu kondisi fisik yang ekstrim (pemanasan dan
pendinginan) terhadap batuan yang terjadi secara berulang-ulang di padang pasir, oleh
karena adanya embun-embun es dimusim dingin, atau oleh karena adanya aksi kimia dari
larutan bahan-bahan yang terdapat di dalam air hujan atau air tanah terhadap permukaan
batu. Sedimen ini memasuki kawasan laut melalui drainase air sungai. Material ini dapat
sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau
arus laut dan akan terendapkan jika energi ter-transforkan telah melemah.
2. Biogenous sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup
seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami
dekomposisi. Sedimen ini berasal dari organisme laut yang telah mati dan terdiri dari
remah-remah tulang, gigi-geligi, dan cangkang-cangkang tanaman maupun hewan mikro.
Komponen kimia yang sering ditemukan dalam sediment ini adalah CaCO 3 dan SiO2.
Sedangkan partikel-partikel yang sering ditemukan dalam sedimen calcareous terdiri dari
cangkang-cangkang Foraminifera, Coccolithophore, yang disebut globerigina ooze dan
Pteropods, yang disebut pteropod ooze. Cangkang Diatomae dan Radiolaria merupakan
kontributor yang paling penting dari partikel Siliceous. Oleh karena itu berdasarkan dua
komposisi utama penyusunnya, sedimen biogenous dibagi ke dalam dua kelompok yaitu:
o Calcareous Oozes (CaCO3) dan;
o Silicieous Oozes (SiO2)

6
3. Hydrogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam
air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam
ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan
glaukonit. Sedimen ini berasal dari komponen kimia yang larut dalam air laut dengan
konsentrasi yang kelewat jenuh sehingga terjadi pengendapan (deposisi) di dasar laut.
Contohnya endapan Mangan (Mn) yang berbentuk nodul, dan endapan glauconite (hydro
silikat yang berwarna kehijauan dengan komposisi yang terdiri dari ion-ion K, Mg, Fe, dan
Si).
4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan masuk ke laut
melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa ,
aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang berasal
dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut.
Sedimen yang berasal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu
volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang berasal dari
partikel di darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses
aeolian (transport oleh angin) dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah
sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya sedimen
tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan sumber-sumber yang lain. Sedimen ini
berasal dari luar angkasa di mana partikel dari benda-benda angkasa ditemukan di dasar
laut dan mengandung banyak unsur besi sehingga mempunyai respon magnetik dan
berukuran antara 10 – 640 m (Wibisono, 2005).

Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara (sediment transport), yaitu :


1. Suspension:
ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya (seperti lempung)
sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.
2. Bed load:
ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil, kerakal, bongkah)
sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan pertikel-
partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya
aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan
sedimen tersebut bisa menggelinding (rolling), menggeser (sliding), atau bahkan bisa
mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.
3. Saltation :

7
yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada sedimen berukuran pasir
dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai
akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke
dasar.

Distribusi / Persebaran Sedimen di Dunia:


Lithogenous / Terrigenous

Biogenous

8
Hydrogenous

9
Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah :
 Iklim
 Topografi
 Vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan.
Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah :
 Air
 Angin, dan juga gaya gravitasi.
Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju/gletser.
Mekanisme pengangkutan sedimen (sediment transport) oleh air dan angin sangatlah
berbeda.
 Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah
mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran
sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir.

10
 Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined)
seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah
yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.

Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam membawa
sedimensedimen yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau mungkin tertahan akibat
gaya grafitasi yang ada. Setelah itu proses sedimentasi dapat berlangsung sehingga mampu
mengubah
sedimen-sedimen tersebut menjadi suatu batuan sedimen.

2.4 Batuan Sedimen


Batuan Sedimen adalah batuan yang terjadi sebagai hasil pengendapan, pemadatan
dan litifikasi hancuran batuan lain (detritus/klastik) atau pemadatan dan litifikasi dari hasil
reaksi kimia dan organik (non detritus/non klastik).
Sebelum mengetahui bagaimana sedimen terangkut dan terendapkan dalam suatu
cekungan mungkin ada baiknya kita dapat memahami prinsip apa saja yang bisa kita temukan
dalam batuan sedimen.
Prinsip-prinsip tersebut sangatlah beragam diantaranya prinsip uniformitarianism.
Prinsip penting dari uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang terjadi sekarang
juga terjadi di masa lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di tahun 1830.
Dengan menggunakan prinsip tersebut dalam mempelajari proses-proses geologi yang
terjadi sekarang, kita bisa memperkirakan beberapa hal seperti kecepatan sedimentasi,
kecepatan kompaksi dari sediment, dan juga bisa memperkirakan bagaimana bentuk geologi
yang terjadi dengan proses-proses geologi tertentu.
Material yang menyusun batuan sedimen adalah lumpur, pasir, kelikir, kerakal, dan
sebagainya. Sedimen ini akan menjadi batuan sedimen apabila mengalami proses pengerasan.
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui :
 proses pengerasan atau pembatuan (lithifikasi) yang melibatkan proses pemadatan
(compaction)
 sementasi (cementation) dan diagenesa dan lithifikasi.
Ciri-ciri batuan sedimen adalah:
(1) Berlapis (stratification)
(2) Umumnya mengandung fosil

11
(3) Memiliki struktur sedimen, dan
(4) Tersusun dari fragmen butiran hasil transportasi.
Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu:
1. Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan pengendapan atau dengan kata lain
tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen ini dikenal sebagai sedimen autochthonous.
Yang termasuk dalam kelompok batuan autochhonous antara lain adalah batuan evaporit
(halit) dan batugamping.
2. Batuan sedimen yang mengalami proses transportasi, atau dengan kata lain, sedimen
yang berasal dari luar cekungan yang ditransport dan diendapkan di dalam cekungan.
Sedimen ini dikenal dengan sedimen allochthonous. Yang termasuk dalam kelompok
sedimen ini adalah Batupasir, Konglomerat, Breksi, Batuan Epiklastik.

Selain kedua jenis batuan tersebut diatas, batuan sedimen dapat dikelompokkan pada
beberapa
jenis, berdasarkan cara dan proses pembentukkannya, yaitu :
1. Terrigenous (detrital atau klastik). Batuan sedimen klastik merupakan batuan yang berasal
dari suatu tempat yang kemudian tertransportasi dan diendapkan pada suatu cekungan.
Contoh:
(a). Konglomerat atau Breksi
(b). Batupasir
(c). Batulanau
(d).Lempung.

2. Sedimen kimiawi/biokimia (Chemical/biochemical). Batuan sedimen kimiawi / biokimia


adalah batuan hasil pengendapan dari proses kimiawi suatu larutan, atau organism
bercangkang atau yang mengandung mineral silika atau fosfat. Batuan yang termasuk dalam
kumpulan ini adalah:
(a). Evaporit
(b). Batuan sedimen karbonat (batugamping dan dolomit)
(c). Batuan sedimen bersilika (rijang)
(d). Endapan organik (batubara)
3. Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik yang berasal
daripada aktivitas gunungapi. Debu dari aktivitas gunungapi ini akan terendapkan seperti

12
sedimen yang lain. Adapun kelompok batuan volkanoklastik adalah: Batupasir tufa dan
Aglomerat.

Secara garis besar, genesa batuan sedimen dapat dibagi menjadi dua, yaitu : Batuan
Sedimen Klastik dan Batuan Sedimen Non-klastik. Batuan sedimen klastik adalah batuan
yang terbentuk dari hasil rombakan batuan yang sudah ada (batuan beku, metamorf, atau
sedimen) yang kemudian diangkut oleh media (air, angin, gletser) dan diendapkan disuatu
cekungan.
Proses pengendapan sedimen terjadi terus menerus sesuai dengan berjalannya waktu
sehingga endapan sedimen semakin lama semakin bertambah tebal. Beban sedimen yang
semakin tebal mengakibatkan endapan sedimen mengalami kompaksi. Sedimen yang
terkompaksi kemudian mengalami proses diagenesa, sementasi dan akhirnya mengalami
lithifikasi (pembatuan) menjadi
batuan sedimen. Adapun kelompok sedimen non-klastik adalah kelompok batuan sedimen
yang
genesanya (pembentukannya) dapat berasal dari proses kimiawi, atau sedimen yang berasal
dari
sisa-sisa organisme yang telah mati.
Tabel 2. Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik

Tabel 3. Klasifikasi Batuan Sedimen Non-Klastik

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organik yang
melayang-layang di dalam air, udara, maupun yang dikumpulkan di dasar sungai atau laut
oleh pembawa atau perantara alami lainnya.
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media
air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan.
Sebagian besar dasar laut terselimuti oleh sedimen terutama yang lapisannya paling tebal
adalah di continental margin sedangkan yang paling tipis berada di mid-oceanic ridge. Sedimen
disebarkan oleh aliran sungai, angin, gletser, dan arus air laut. Tumpukan sedimen lithogenous dan
terrigenous paling dominan terutama di continental margin dan laut dalam sedangkan biogenous di
daerah produktivitas tinggi seperti daerah upwelling.
Siklus batuan yaitu magma membeku menjadi batuan beku kemudian terjadi pelapukan
menjadi sedimen dan karena proses litifikasi menjadi batuan sedimen, kemudian akibat suhu tinggi
dan tekanan berubah menjadi batuan metamorf sampai akhirnya kembali menjadi magma karena
meleleh.
Sedimen bisa diklasifikasikan berdasarkan ukuran dengan skala wentworth, berdasarkan
asalnya menjadi 4 yaitu lithogenous, biogenous, hydrogenous dan cosmogeous serta berdasarkan
lokasinya dapat dibagi menjadi marine sediments (neritic, pelagic, deep sea), terrigenous/terrestris
(alluvium, aeolis), dan sedimen transisi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Australian Museum - http://www.amonline.net.au/geoscience/ , diakses tanggal 15 Mei pukul


18.30 WIB

Badan Riset Kelautan Dan Perikanan: Jakarta.

Eko Sujatmiko, Kamus IPS , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014 halaman 315 :
Pengertian Sedimen adalah Benda padat yang diendapkan oleh air atau es.

Sugeng widada, 2002, Modul Mata Kuliah. Universitas Diponegoro : Semarang

Umi Muawanah dan Agus supangat. 1998. Pengantar Kimia dan Sedimen Dasar Laut. Badan
Riset Kelautan Dan Perikanan: Jakarta.

Waluya, Bagja. 2009. Memahami Geografi SMA untuk Kelas X Semester 1 dan 2. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

University of Tulane – http://www.tulane.edu , diakses tanggal 15 Mei 2016 pukul 18.37


WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Batu , diakses tanggal 15 Mei 2016 pukul 18.33 WIB

http://welehwelehichwan.blogspot.co.id/2013/04/sedimen-dasar-laut.html , diakses tanggal


15 Mei 2016 pukul 18.41 WIB

http://kelompok4geologia.blogspot.co.id/2011/10/definisi-sedimentologi-dan-batuan.html ,
diakses tanggal 15 Mei 2016 pukul 18.46 WIB

http://afirmankaryono.blogspot.co.id/2011/03/klasifikasi-sedimen.html , diakses tanggal 15


Mei 2016 pukul 18.50 WIB

http://oseanografer.blogspot.co.id/2011/08/definisi-sedimentologi.html , diakses tanggal 15


Mei 2016 pukul 18.58 WIB

15
http://belajarmenjadigeograf.blogspot.co.id/2010/12/sedimentasi-laut.html , diakses tanggal
15 Mei 2016 pukul 19.00 WIB

http://adaadalah.blogspot.co.id/2015/07/sedimen-sedimentasi-adalah.html , diakses tanggal


15 Mei 2016 pukul 19.05 WIB

16

Anda mungkin juga menyukai