Dosen Pengampuh :
Effi Aswita
Rini Herliani
Disusun Oleh
Kelompok 6 :
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas CBR mata kuliah media
pembelajaran Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh darikata sempurna.
Oleh karena itu kami minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi
pembaca.
Kelompok 6
i
IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA
BUKU PEMBANDING
Audio Visual
Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra,
penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak
mengungkapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat di mana fi lm itu sendiri
tumbuh (http://ayonana.tumblr.com)
Berikut adalah gambar proyektor atau alat yang digunakan untuk memutar fi lm dari
generasi awal hingga dewasa ini yang berbasis pada media digital.
video adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar
sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakikat video adalah mengubah suatu
ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara yang proses perekamannya dan
penayangannya melibatkan teknologi tertentu. Media video ini memiliki persamaan dan
perbedaan dengan media fi lm. Persamaannya antara lain keduanya termasuk kelompok media
pandang-dengan (Audio visual aids), karena memiliki unsur yang dapat dilihat sekaligus
didengarkan. Adapun di antara perbedaannya dalam konteks pembahasan ini adalah media fi lm
memiliki alur cerita baik yang bersifat non fi ksi atau fi ksi, kalau video tidak memiliki alur
cerita.
Media film dan video memiliki kelebihan dan kekurangan. Di antara kelebihannya
(Azhar Arsyad, 2003: 49) adalah:
1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik
ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam
sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara
kerja jantung ketika berdenyut.
2) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan
secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya, langkah-langkah dan cara yang benar
dalam berwudhu, praktik shalat fardhu, dan sebagainya.
4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan
pembahasan dalam kelompok peserta didik. Bahkan, fi lm dan video, seperti slogan yang sering
didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas.
5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara
langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.
6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil,
kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
7) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, fi lm yang
dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua
menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya kembang mulai dari lahirnya kuncup bunga
hingga kuncup itu mekar.
1) Pengadaan fi lm dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang
banyak.
3) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar
yang diinginkan; kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan
sendiri.
Bila kita ingin menggunakan media video untuk pembelajaran, akan lebih baik kalau kita
memproduksinya sendiri, karena sebagai pengajar, kitalah yang mengerti topik dan ranah
kompetensi yang dituju, sehingga media video sesuai dengan yang diinginkan. Berikut ini
ditampilkan tips mudah membuat sendiri video pembelajaran yang termuat di
http://gora.edublogs.org/2007/12/27/ayo-produksi-sendiri-video- :
(1) Buat skenario (skrip) sederhana untuk menggambarkan alur cerita dan gambar yang
nantinya tampil dalam video pembelajaran.
(2) Sediakan perangkat keras berupa: peralatan video camera (camcorder) lengkap
dengan media penyimpanannya (MiniDV, Hi-8, Digital 8, DVD atau HDD), laptop/notebook
atau komputer untuk mengolah dan mengedit video hasil perekaman, kabel FireWire (IEEE1394)
atau USB sebagai media transfer video dari kamera ke komputer.
(4) Berikutnya set kamera pada mode Play, kemudian hubungkan kamera ke komputer
menggunakan kabel FireWire ataupun USB. Pastikan komputer telah mendeteksi kamera yang
kita sambungkan.
(5) Gunakan aplikasi video editing seperti Windows Movie Maker untuk melakukan
pengolahan video. Baca tutorialnya di: http://gora.edublogs.org/my-e-books/.
b. Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup
bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah
cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya
yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar (Azhar Arsyad, 2003: 50).
1) Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam,
fi lm, objek, spesimen, dan drama.
2) Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi peserta didik.
3) Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas, seperti orang,
tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau rekaman.
4) Televisi dapat memberikan kepada peserta didik peluang untuk melihat dan
mendengar diri sendiri.
5) Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh peserta didik
dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
6) Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia
nyata; misalnya ekspresi wajah, dental operation, dan lain-lain.
7) Televisi dapat menghemat waktu guru dan peserta didik, misalnya dengan merekam
siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses
itu kembali. Di samping itu, televisi merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah
besar peserta didik pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian yang bersamaan.
2) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk
memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual peserta didik.
5) Kekhawatiran muncul bahwa peserta didik tidak memiliki hubungan pribadi dengan
guru, dan peserta didik bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.
Kelebihan
Kelemahan
- jika dilihat terlalu banyak pembahasan mengenai apa itu itu film apa itu video apa itu
TV yang sebenarnya intinya harusnya media itu bagaimana dipergunakan oleh seorang guru dan
bagaimana juga lebih petunjuk kepada guru bukan lebih ke media tersebut bagaimana sejarahnya
bagaimana perkembangannya nya.
Ringkasan Buku Pembanding
MEDIA AUDIO
2. Langkah Penyajian a. Sajikan dalam waktu yang tepat dengan kebiasaan atau cara
mendengarkan. b. Atur situasi ruangan, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pembelajaran. c.
Berikan semangat untuk mulai mendengarkan dan mulai konsentrasi terhadap permasalahan
yang akan dihadapi.
3. Tindak Lanjut Merupakan langkah untuk melakukan koreksi dan perbaikan secara
menyuruh terhadap kegiatan, baik yang berhubungan dengan langkah persiapan maupun
kegiatan yang terdapat dalam langkah pengajian.
Pengembangan media audio sama halnya dengan media lainnya, yang secara garis
besarnya meliputi kegiatan perencanaan (penentuan tujuan, menganalisis keadaan sasaran,
penentuan materi, format yang akan dipergunakan dan penulisan skrip), kegiatan produksi
(perekaman seluruh materi), dan kegiatan evaluasi (menilai program dan merevisi).
Media Audio Visual adalah seperangkat media yang secara serantak dapat menampilkan
gambar dan suara dalam waktu yang bersamaan, yang berisi pesan-pesan pembelajaran. Media
pembelajaran ini mempunyai lebih dari satu komponen sehingga merupakan integrasi dari
beberapa unsur sehingga dapat menampilkan suara dan gambar bergerak secara serantak telah
direncanakan secara matang, sistematis dan logis sesuai dengan tujuan dan tingkat kesiapan
siswa yang menerimanya. Beberapa jelas media audio visual di antaranya yang disebutkan di sini
adalah: 1. Televisi 2. VTR (Video Tape Recorder) 3. VCD (Video Compact Disc) 4. DVD
(Digital Versatile Disc) 5. Film
2. Jika digarap dengan baik, gambar bergerak amat balk untuk tujuan afektif
(mempengaruhi siswa untuk mengubah sikap).
5. Narasi tidak boleh menceritakan apa yang terlihat di layar, kecuali kalau untuk
menginterpretasikan atau untuk memperjelas, atau untuk menekankan hal yang penting.
6. Semua media gambar bergerak harus mengandung isi yang sudah dibakukan, serta
harus disunting dan diujicobakan sebelum dipergunakan dalam kegiatan pengajaran. Sebelum
dicetak, konsultasikan dulu materinya pada orang yang ahli dalam bidang itu. Anda juga perlu
mencobakan kemantapan media ini pada sekelompok siswa.
7. Karena film dan video sebetulnya adalah media gambar bergerak, narasinya hendaklah
dikembangkan berdasarkan naskah visual yang didisain dengan teliti. Penulis naskahnya
haruslah berpikir secara visual (berpikir dalam tata gambar (tan bukan dalam tata kalimat).
8. Ingat, penonton Anda tak terikat. Mereka bisa saja mengalihkan perhatian pada hal-hal
lain kalau tontonan itu tidak menarik baginya. Oleh karena itu dalam perencanaan naskah media
ini, harus dipertimbangkan juga sikap penonton, Tatar-belakang budaya, umur, jenis kelamin,
serta gagasan dan harapan mereka.
9. Gambar yang disajikan hendaklah bervariasi, dan diambil dari sudut pengambilan yang
berbeda-beda, supaya penonton tidak cepat bosan. Usahakan lama masa putarnya seminimum
mungkin.
10. Memproduksi media gambar bergerak adalah suatu pekerjaan yang rumit. Kegiatan
ini melibatkan banyak ahli dari berbagai disiplin serta teknisi yang terampil. Sistem kerja yang
diatur oleh suatu kepanitiaan tidak cocok untuk kegiatan produksi ini, bahkan hanya akan
menambah biaya frustrasi dan kesimpangsiuran. Tanggung jawab pengaturan kerja pada
berbagai tingkat produksi, dan tanggung jawab atas persetujuan hasil akhir, secara terus--
menerus harus ada di tangan satu orang. Jadi siapa pun orangnya, la harus ditunjuk sebagai
produser dan harus selalu siap, untuk mengkoordinasikan kerja berbagai kelompok yang terlibat
dalam produksi.
a. Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita dapat menunjukkan
kembali gerakan tertentu. Gerak yang ditunjukkan itu dapat berupa rangsangan yang serasi, atau
berupa respon yang diharapkan dan siswa. Umpamanya: program pendek (vignette) yang
memperlihatkan interaksi orang-orang. Dengan melihat program ini siswa dapat melihat apa
yang "harus atau jangan" dilakukan.
b. Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau
dievaluasi. Caranya adalah dengan jalan merekam kegiatan yang terpilih, misalnya saja kegiatan
yang berhubungan dengan pengembangan keterampilan interpersonal, seperti teknik
mewawancarai, memimpin sidang, memberi ceramah dan sebagainya. Semua ini dimaksudkan
untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap suatu keterampilan sebelum terjun ke dalam
arena yang sebenarnya.
c. Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun nilai
hiburan dari penyajian itu. Beberapa jenis efek visual yang bisa didapat dengan video antara lain:
penyingkatan/perpanjangan waktu, gambaran dari beberapa kejadian yang berlangsung
bersamaan "split /multiple screen image" (pada layar terlihat dua atau lebih kejadian),
perpindahan yang lembut dari satu gambar/ babak ke gambar/babak berikutnya, dan penjelasan
gerak (diperlambat atau dipercepat).
d. Anda akan mendapatkan isi dan susunan yang utuh dari materi pelajaran/latihan, yang
dapat digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk,'-buku teks, alat atau benda
lain yang biasanya untuk di lapangan.
e. Informasi yang dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di lokasi (kelas)
yang berbeda, dan dengan jumlah penonton atau peserta yang tak terbatas, dengan jalan
menempatkan monitor (pesawat televisi) di kelaskelas.
f. Suatu kegiatan belajar mandiri di mana siswa belajar sesuai dengan kecepatan masing-
masing dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang mandiri ini biasanya dilengkapi atau
dikombinasikan dengan bantuan komputer atau bahan cetakan.
a. Ketika akan digunakan, peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat
penggunaan; dan harus cocok ukuran dan formatnya dengan pica video yang akan digunakan.
b. Menyusun naskah atau skenario video bukanlah pekerjaan yang mudah dan menyita
waktu.
c. Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu
mengerjakannya. d. Apabila gambar pada pica video ditransfer ke film hasilnya jelek.
e. Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor
dan sistem proyeksi video diperbanyak.
f. jumlah huruf pada grafis untuk video terbatas, yakni separoh dari jumlah huruf grafis
untuk film/gambar di-am.
g. Bila Anda menggunakan grafis yang berwarna pada TV hitam putih haruslah berhati-
hati sekali. Contoh: warnawarna merah dan hijau dengan kepekatan tertentu akan terlihat sama
pada layar TV hitam putih. Sedapat mungkin usahakan membuat grafis dengan warna hitarn
putih atau kelompok abu-abu.
Dalam pembuatan media audio visual pembelajaran terdapat beberapa komponen yang
harus ada selayaknya pembuatan sebuah film biasa. Komponen-komponen tersebut adalah:
1. Naskah
2. Sutradara
3. Kameramen
4. Pemain film
- Pada buku ini materi audio dan audio visual dibuat menjadi 2 bab.
- Buku ini kurang menerapkan adanya penjelasan dari para ahli sehingga kurang bagi
pembaca untuk memahami materi tersebut.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa media audio dalah media yang
memiliki unsur pendengaran diaman isi pesan yang disampaikan melalui media audio lambing
lambing auditif verbal dan non verbal, sedangkan audio-visual adalah media yang mempunyai
unsur suara dan unsur gambar. Jenis Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media yaitu media audio dan media visual.
SARAN
Sebagai seorang calon guru hendaknya kita mengetahui media – media yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang akan kita sampaikan, salah satunya
adalah media audio dan media audio-visual. Diharapkan kita juga tidak hanya mengetahuinya
tapi kita juga harus bisa memanfaatkannya dengan baik dan tepat guna.