Dalam hidroponik tidak digunakan lagi tanah, hanya dibutuhkan air yang ditambah nutrisi
sebagai sumber makanan bagi tanaman. Zat hara atau larutan nutrisi dapat dibuat sendiri atau
menggunakan larutan nutrisi yang sudah diproduksi, seperti pupuk gandasil dan margaflour.
Limbah hasil produksi hdroponik ini dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, baik
pencemaran air maupun udara. Tercemarnya lingkungan dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan masyarakat.
Aeroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanam untuk tumbuhnya
akar. Tanaman digantung pada suatu tempat dengan akar dibiarkan terbuka dan menggantung.
Nutrisi diberikan dengan cara disemprotkan. Agar tanaman dapat tumbuh maksimal maka
kelembapan udara tempat tanaman budi daya harus dijaga.
Cara bertanam aeroponik
Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut : Helaian styrofoam diberi lubang-lubang tanam
dengan jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa atau rockwool, anak semaian sayuran
ditancapkan pada lubang tanam. Akar tanaman akan menjuntai bebas ke bawah. Di bawah
helaian styrofoam terdapat sprinkle aeroponik (pengabut) yang memancarkan kabut larutan hara
ke atas hingga mengenai akar. Aeroponik sebenarnya merupakan salah satu modifikasi dari
hidroponik terbaru
Pemberian Nutrisi Pada Tanaman Hidroponik - kali ini saya berbagi artikel pemberian nutrisi
pada tanaman hidroponik. Asupan nutrisi atau unsur hara untuk pemupukan tanaman hidroponik
harus diformulasikan sesuai kebutuhan tanaman..Biasanya , larutan sederhana yang dapat dibuat
berupa kombinasi dari pupuk yang berisi nutrisi penting untuk tanaman. jumlah yang diberikan
pun harus di sesuaikan dengan kebutuhan optimal tanaman. Nutrisi berupa pupuk yang diberikan
pada tanaman tentunya harus dapat menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan
tanaman.
Penggolongan pupuk sebagai nutrisi bertanam organik umumnya didasarkan pada sumber bahan
yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan kandungan unsur harannya. Namun, jika dilihat dari
sumber bahannya, pupuk dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan jenis pupuk yang terbuat dari bahan organik atau zat yang berasal dari
mahluk hidup yang telah mati. bahan organik ini mengalami pembusukan oleh mikroorganisme
sihingga sifat fisiknya akan berbeda dari sifat semula. Berdasarkan bentuknya pupuk organik
dibagi menjadi 2, yaitu cair dan padat.
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang
berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, manusia yang kandungan unsur haranyalebih
dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi
defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara
secara cepat. Saat ini penggunaan pupuk organik cair dalam teknik hidroponik juga
semakin luas. Hal ini karna pupuk organik cair dapat dipakai sebagai pengganti larutan
hara dengan harga yang lebih murah. Untuk membuat larutan nutrisi organik sama sekali
tidak menggunakan bahan kimia. Formula dasar Nutrisi ini berupa bahan organik, yaitu
bahan dari pengguraian sisa tumbuhan atau hewan. semua bahan di fermentasi menjadi
bokashi, selanjutnya bokashi di ekstrak. Hasil ekstraksi bokashi inilah yang diencerkan
dengan air menjadi larutan nutrisi organik siap pakai.
Pupuk organik Padat berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
berbentuk padat, seperti pupuk kandang,pupuk hijau, kompos dan humus.
pupuk anorganik adalah pupuk yang tidak alami. yakni, terbuat dengan proses fisika, kimia atau
biologis. Pada umumnya pupuk anorganik di buat oleh pabrik. bahan2 dalam pembuatan pupuk
anorganik berbeda2, tergantung kandungan yang dinginkan , Misal nya unsur hara fosfor terbuat
dari batu fosfor, unsur hara nitrogen terbuat dari urea. pupuk anorganik sebagian besar bersifat
higroskopis. Higroskopis adalah kemampuan menyerap air di udara, sehingga semakin tinggi
higroskopis semakin cepat pupuk mencair.
Sekian tentang artikel Pemberian nutrisi pada tanaman hidroponik..terimakasi ..mohon maaf
apabila ada kesalahan penulisan. salam gemar hidroponik.
arutan Nutrisi Organik Tanaman Hidroponik – Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke
dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan
pupuk umumnya didasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan
kandungan unsur haranya. Namun jika dilihat dari sumber bahan yaitu organik dan anorganik.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau makluk hidup yang telah mati.
Bahan organic ini mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat fisik akan
berbeda dari semula. Pupuk organik termasuk pupuk majemuk lengkap karena kandungan unsur
haranya lebih dari satu unsur dan mengandung unsure mikro. Berdasarkan bentuknya pupuk
organik dibagi menjadi dua, yakni pupuk cair dan padat. Pupuk cair adalah larutan yang mudah
larut berisi satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman. Kelebihan dari pupuk cair
adalah dapat memberikan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman. Selain itu, pemberiannya
dapat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Pupuk organik padat berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang berbentuk
padat, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan humus. Pupuk organik cair adalah
larutan dari hasil pembusukan bahanbahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran
hewan, manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk
organic ini adalah dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam
pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Saat ini penggunaan pupuk organik
cair dalam teknik hidroponik juga semakin luas. Hal ini karena pupuk organik cair dapat dipakai
sebagai pengganti larutan hara dengan harga yang lebih murah. Untuk membuat larutan nutrisi
organik sama sekali tidak menggunakan bahan kimia. Formula dasar nutrisi ini berupa bahan
organik, yaitu bahan dari penguraian sisa tumbuhan atau hewan. Semua bahan difermentasi
menjadi bokhasi (kompos super), selanjutnya bokashi diekstrak. Hasil ekstraksi bokashi inilah
yang diencerkan dengan air menjadi larutan nutrisi organic siap pakai.
Larutan hara dengan konsentrasi tertentu digunakan untuk menyiram tanaman. Penyiraman
secara manual biasanya menggunakan gayung atau gembor. Pada awal pertumbuhan setiap
polibag disiram dengan 100 ml larutan hara. Frekuensi penyiraman dilakukan 1-2 kali/hari. Jika
tanaman mulai membesar, setiap tanaman memerlukan sekitar 200 ml larutan hara dan dilakukan
2-3 kali/hari (Karsono et al., 2002). Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan
berupa dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, maupun sampah. Membuat
kompos berarti merangsang perkembangan bakteri (jasad-jasad renik) untuk menghancurkan
atau menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan sehingga terurai menjadi senyawa lain.
Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara terikat dalam senyawa organik sukar larut
menjadi senyawa organik larut sehingga berguna bagi tanaman. Pengomposan pada dasarnya
proses dekomposisi limbah organik. Proses dekomposisi dilakukan oleh berbagai
mikroorganisme terutama bakteri dan actinomycetes. Selama proses pengomposan,
mikroorganisme menguraikan bahan organik dan menghasilkan berbagai produk seperti
Karbondioksida, air, pelepasan panas dan produksi senyawa organik (humus). Komunitas
mikroorganisme berbeda pada setiap fase pengomposan. Dekomposisi awal dilakukan oleh
mikroorganisme mesofilik. Pelepasan panas menyebabkan peningkatan suhu yang cepat. Ketika
suhu naik di atas 400C, mikroorganisme mesofilik menjadi kurang kompetitif dan digantikan
oleh organisme termofilik. Pada suhu di atas 550C, banyak mikroorganisme yang mengurai.
Selama fase termofilik, suhu tinggi mempercepat pemecahan protein, lemak dan karbohidrat
kompleks seperti selulosa dan hemiselulosa. Mikroba menguraikan bahan organik dan
menghasilkan produk seperti Karbon, Nitrogen dan energi serta nutrisi lainnya.
Tapak liman (Elephantophus scaber L.) tumbuh di atas dataran rumput, di pinggir jalan, tanggul
dan di pinggir hutan hingga di ketinggian 1200 m dari permukaan laut. Tapak liman merupakan
tanaman jenis rumput-rumputan yang tumbuh sepanjang tahun, berdiri tegak, berdaun hijau tua.
Daun berkumpul membentuk karangan di dekat akar-akar, dengan tangkai yang pendek,
bentuknya panjang sampai bundar telur, berbulu.
Pemanfaatan pupuk kandang atau pupuk organik padat menyulitkan aplikasinya di lapang,
karena jumlah yang diberikan harus banyak sehingga membutuhkan banyak tenaga. Dengan
teknologi, kotoran ternak dapat diproses menjadi pupuk organik cair yang mengandung hara
tinggi serta lebih mudah dan murah dalam aplikasinya di lapang. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kandungan hara pada pupuk kandang adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk
cair. Inovasi teknologi pupuk cair dengan kandungan hara tinggi berbahan limbah kandang
ternak terbagi atas pupuk cair dari urine (biourine) dan pupuk cair dari kotoran ternak yang padat
(biokultur).
Salah satu ternak yang cukup berpotensi sebagai sumber pupuk organic adalah kambing. Kotoran
kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat hara bagi tanaman melalui
proses penguraian (dekomposisi). Proses ini terjadi secara bertahap dengan melepaskan bahan
organik yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman. Feses kambing mengandung sedikit air
sehingga mudah diurai. Tekstur dari kotoran kambing adalah khas, karena berbentuk
butiranbutiran yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh pada proses
dekomposisi dan proses penyediaan haranya, nilai rasio C/N pupuk kambing umumnya masih
diatas 30. Pupuk yang baik harus mempunyai rasio C/N < 20, sehingga pupuk kambing lebih
baik bila dikomposkan terlebih dahulu. Kadar air pupuk kandang kambing lebih rendah dari
pupuk kandang sapi dan sedikit lebih tinggi dari pupuk kandang ayam.
Kandungan hara pupuk kandang kambing mengandung Kalium yang relative lebih tinggi dari
pupuk kandang lainnya. Sementara kadar N dan P hampir sama dengan pupuk kandang lainnya.
Selain unsur hara makro, kotoran kambing juga menyediakan unsur-unsur mikro seperti Mn, Zn
dan Cu yang dibutuhkan oleh tanaman.[tk]
Sistem Kerja Bercocok Tanam Hidroponik – Ide untuk bercocok tanam mellaui system
hidroponik sudah lama ada, sejarah mencatat bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah
sudah ada sejak zaman dahulu kala. Laju pertumbuhan tanaman hidroponik bisa mencapai 50%
lebih cepat dibanding tanaman yang ditanam di tanah pada kondisi yang sama. Alasan untuk ini
merupakan sebab tanaman hidroponik langsung memperoleh makanan dari air yang kaya nutrisi.
Keadaan ini juga membikin tanaman tak butuh akar besar untuk mencari nutrisi. Dan sebab
energi yang diperlukan untuk pertumbuhan akar lebih sedikit, sisa energi bisa disalurkan ke
tahap lain dari tanaman. Tanaman hidroponik tumbuh sehat, kuat, dan bersih. Hidroponik juga
ramah lingkungan sebab tak membutuhkan air setidak sedikit berkebun dengan cara
konvensional. Ini sebab hidroponik tak memerlukan penyiraman sama sekali. Tanaman
hidroponik membutuhkan pestisida lebih sedikit. Erosi tanah juga tak menjadi persoalan sebab
hidroponik hanya memakai media air. Lantas bagaimana tanaman hidroponik memperoleh
nutrisi yang biasanya didapatkan dari tanah? Semua nutrisi terdapat dalam cairan alias bubuk
yang dicampur dalam air.
Ya system bercocok tanam hisroponik memang sedang digandrungi saat ini karena keuntungan
bercocok tanam hidroponik memang banyak, disamping itu kita akan mendapatkan hasil
dengan berlimpahnya sayur mayur dan buah-buahan yang kita produksi sendiri disekitar
lingkungan kita tanpa harus membeli sayur dan buah-buahan di supermarket.
Sistem hidroponik bisa dikategorikan menjadi dua yaitu sistem aktif dan pasif. Sistem
hidroponik aktif mensirkulasi larutan nutrisi dengan pompa. Sedang sistem hidroponik pasif
bergantung pada gaya kapiler dari media tumbuh. Dalam sistem pasif, larutan kaya nutrisi
diserap oleh medium dan disemakinkan ke akar tanaman. Sisi negatif dari metode ini merupakan
ketidakmampuan untuk memberbagi lumayan oksigen melewati akar untuk mendukung
pertumbuhan paling baik tanaman. Sistem hidroponik juga bisa dibedakan menjadi bisa di-
recovery dan tak bisa di-recovery (non-recovery). Dalam sistem recovery, larutan nutrisi
disirkulasikan untuk dipakai kembali. Dalam sistem non-recovery, larutan nutrisi tak dipakai
kembali. Apabila tak yakin hendak membeli alias membangun sistem hidroponik tipe apa, Kamu
bisa membeli yang menurut Kamu paling tepat untuk membiasakan terlebih dahulu dengan
tutorial bertanam ini. [tk]
A. PENDAHULUAN
Air sebagai kebutuhan pokok kehidupan adalah komponen vital bagi kualitas kehidupan suatu
kelompok masyarakat. Sebagai salah satu negara agraris, Indonesia memiliki daya konsumsi air yang
cukup besar pada bidang pertanian, terutama dalam hal irigasi. Namun sayangnya pada kondisi
geografis Indonesia, seringkali beberapa daerah merupakan daerah berbukit-bukit dan pegunungan
yang terkadang menjadi kendala untuk memenuhi suplai air bagi pertanian di daerah hulu.
Sesuai dengan hukum gravitasi, air selalu mengalir dari tempat tinggi menuju yang lebih tempat
rendah. Sepertinya mustahil kalau harus menaikkan air dari sumber atau alirannya menuju tempat yang
lebih tinggi, tanpa bantuan energi listrik atau bahan bakar minyak (BBM).
Karena itulah berbagai metode dilakukan oleh kelompok-kelompok petani di berbagai daerah di
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan air di hulu misalnya dengan membuat sumur bor. Namun hal ini
menimbulkan permasalahan baru. Selain memerlukan modal dan biaya operasional yang cukup besar
saat dibuat, secara ekologis sumur bor tidak menguntungkan dalam jangka panjang.
Melihat kondisi tersebut dikembangkanlah suatu model teknologi sistem irigasi yang tepat guna
dan tentunya akrab dengan lingkungan. Sistem irigasi ini menggunakan pompa tanpa mesin yang biasa
disebut pompa Hidrolik Ram atau dikenal dengan pompa Hidram.
Pompa hidrolik ram (pompa hidram) adalah teknologi pompa air yang bekerja dengan
menggunakan memanfaatkan gaya grafitasi. Teknologi pompa automatis hidrolik ram sendiri sudah ada
sejak tahun 1772 yang ditemukan oleh John Whitehurst dari Inggris. Pompa ini kemudian dikembangkan
pada tahun 1796 saat Joseph Michel Montgolfier memasang pompa ram otomatis ini di VoironPerancis.
Penemuan ini kemudian dipatenkan pada tahun 1797 . Di Indonesia sendiri teknologi pompa hidram
ini juga sudah dikembangkan termasuk dilakukan modifikasi desain untuk meningkatkan efisiensinya.
Penerapan konsep konsep fisika sangat terlihat pada penggunaan Pompa Hidrolik Ram ini.
Diantaranya adalah sebagai berikut
Cairan dan gas disebut fluida, sebab zat cair tersebut dapat mengalir.
Untuk mengerti aliran fluida maka harus mengetahui beberapa sifat dasar fluida.
Adapun sifat – sifat dasar fluida yaitu; kerapatan (density), berat jenis (specific
Kerapatan (density)
Kerapatan adalah dinyatakan dengan 𝜌 (bahasa yunani disebut “rho”), didefenisikan sebagai
massa per satuan volume.
Kerapatan adalah suatu sifat karakteristik setiap bahan murni. Benda tersusun atas bahan
murni, misalnya emas murni, yang dapat memiliki berbagai ukuran ataupun massa, tetapi kerapatannya
akan sama untuk semuanya.
Pada hal ini fluida yang digunakan adalah air murni, yang memiliki kerapatan / Massa jenis 1
g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3.
Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air
murni.
Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dengan gaya F dianggap bekerja secara
tegak lurus terhadap luas permukaan A, maka :
P = tekanan
Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan
maupun tegangan. semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida
tersebut. Pada fluida cair, viskositas disebabkan oleh gaya kohesif antara molekul-molekulnya. Viskositas
didefinisikan sebagai koefisien kekentalan dengan persamaan sebagai berikut :
dimana :
F = gaya (𝑁)
Besarnya kecepatan akan mempengaruhi besarnya fluida yang mengalir dalam suatu pipa.
Jumlah dari aliran fluida mungkin dinyatakan sebagai volume,berat atau massa fluida dengan masing-
masing laju aliran ditunjukkan sebagai laju aliran volume (m3/s), laju aliran berat (N/s) dan laju aliran
massa (kg/s).
Aliran garis lurus adalah aluran fluida yang mengikuti garis (lurus atau melengkung) yang jelas
ujung pangkalnya.
Aliran turbulen
Aliran turbulen ditandai oleh adanya aliran berputar akibat partikel-partikel yang arah geraknya
berbeda bahkan berlawanan dengan arah gerak keseluruhan.
Pengukuran laju aliran laju alir dengan masing-masing laju aliran an Q merupakan fungsi
luas pipa A dan kecepatan v dari cairan yang mengalir lewat pipa, yakni:
tetapi dalam praktek, kecepatan tidak merata, lebih besar di pusat. Jadi kecepatan terukur rata-rata
daricairan atau gas dapat berbeda dari kecepatan rata-rata sebenarnya. Gejala ini dapat
dikoreksi sebagai berikut:
Q = K.A.v
di mana K adalah konstanta untuk pipa tertentu dan menggambarkan hubungan antara kecepatan rata-
rata sebenarnya dan kecepatan terukur. Nilai konstanta ini bisa didapatkan melalui eksperimen.
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida dalam dari
satu tempat ke tempat lain. persamaan kontinuitas dituliskan sebagai berikut :
apabila luas penampang lintang besar maka kecepatan kecil, dan apabila luas penampang kecil maka
kecepatan besar. Sehinga untuk mendapatkan kalor yang maksimal maka luas penampang dibuat besar
dan debit air yang kecil.
e. Energi
Energi didefenisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi dinyatakan dalam
satuan N.m (Joule). Setiap fluida yang sedang bergerak selalu mempunyai energi. Dalam menganalisa
masalah aliran fluida yang harus dipertimbangkan adalah mengenai energi potensial, energi kinetik nya
dan energi tekanan.
Energi potensial
Energi otensial adalah energi akibat dari ketinggian. Pada fluida, energi potensial adalah energi
yang dimiliki fluida dengan tempat jatuhnya. Didefinisikan sbb :
Energi kinetik
Energi kinetik menunjukkan energi yang dimiliki oleh fluida karena pengaruh kecepatan yang
dimilikinya.
Energi aliran
Energi aliran adalah jumlah kerja yang dibutuhkan untuk memaksa elemen fluida bergerak menyilang
pada jarak tertentu dan berlawanan dengan tekanan fluida yang bersatuan joule (J).
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada
suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada
aliran tersebut. Ada 2 aliran yaitu :
Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan
adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-
termampatkan adalah sebagai berikut:
di mana:
v = kecepatan fluida
p = tekanan fluida
= densitas fluida
Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran kerapatan
massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas
alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
di mana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka
Catatan: , di mana adalah energi termodinamika per satuan massa, juga disebut sebagai energi internal spesifik.
Berikut ini adalah uraian dan prinsip kerja pompa hidram,
Secara singkat, prinsip kerja pompa hidram ini adalah dengan memanfaatkan tenaga aliran air
yang mengalir dari ketinggian kemudian diubah dengan mekanisme penutupan katup yang cepat
sehingga timbul tenaga hentakan balik (water ham-mer). Hentakan air yang mendadak tersebut
kemudian dimanfaatkan sebagai tenaga pendorong untuk bisa mengalirkan air ke tempat yang lebih
tinggi. Pompa ini bekerja seperti transformator hidrolik dimana air yang masuk ke dalam pompa, yang
mempunyai hydraulic head (tekanan) dan debit tertentu, menghasilkan air dengan hydraulic head yang
lebih tinggi namun dengan debit yang lebih kecil. Pompa ini memanfaatkan Water hammer effect untuk
menghasilkan tekanan yang memungkinkan sebagian dari air yang masuk memberi tenaga kepada
pompa, diangkat ke titik lebih tinggi dibandingkan head awal dari air tersebut. Pompa Hydram ini sangai
sesuai untuk digunakan di daerah terpencil, dimana terdapat sumber air yang mempunyai head rendah,
serta diperlukan memompa air kelokasi pemukiman yang mempunyai elevasi lebih tinggi dari sumber
air tersebut. Pada kondisi seperti inilah pompa hydram menjadi sangat bermanfaat sekali, karena pompa
ini tidak membutuhkan sumber daya lain selain energi kinetik dari air yang mengalir itu sendiri.
Gambar 1.1
Proses itu terjadi berulang sehingga terbentuk semacam siklus dan pompa bisa bekerja tanpa
perlu tambahan tenaga dari luar. Air mengalir dari suatu sumber atau sebuah tangki air melalui pipa
pemasukan dan keluar melalui katup limbah. Aliran air yang melalui katup limbah bergerak cukup cepat,
maka tekanan dinamik yang merupakan gaya ke atas mendorong katup limbah sehingga tertutup secara
tiba-tiba sambil menghentikan aliran air dalam pipa pemasukan. Aliran air yang terhenti mengakibatkan
tekanan tinggi terjadi seketika dalam ram.
Jika tekanan cukup besar akan mengatasi tekanan dalam ruang udara pada katup pengantar dan
dengan demikian membiarkan air mengalir ke dalam ruang udara dan seterusnya ke tangki
penampungan. Gelombang tekanan (hammer) dalam ram sebagian dikurangi dengan lolosnya air ke
dalam ruang udara dan denyut tekanan melompat kembali ke pipa pemasukan yang mengakibatkan
hisapan di badan ram. Hal ini menyebabkan katup pengantar menutup kembali dan menghalangi
mengalirnya air kembali ke dalam ram. Katup limbah turun atau terbuka dan air dari sumber kembali
mengalir melalui pipa pemasukan. Kemudian siklus itu akan berulang lagi secara otomatis.
Energi yang dibangkitkan (bisa juga disebut energi yang dibutuhkan) pada
pompa hidram berasal dari energi potensial fluida itu sendiri karena air yang mengalir dari tangki melalui
pipa masuk dari ketinggian h mengalami percepatan. Selain itu akan timbul gaya yang disebabkan
percepatan yang dialami air, yang besarnya sama dengan hasil kali massa fluida yang mengalir dan
percepatan yang dialami fluida (Hukum Newton) 𝐹 = 𝑚𝑎.
Gaya tersebut yang mendorong fluida terus bergerak, sehingga timbul kecepatan v dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan kontinuitas, dimana harga debit (Q) bernilai konstan (kondisi
awal semua fluida yang masuk langsung keluar melalui katup limbah). Sehingga energi yang
dibangkitkan hidram merupakah energi kinetik dari masa fluida yang mengalir memalui pipa masuk dan
juga kecepatan fluida tersebut saat mengalir.
Prinsip kerja pompa hidram adalah membuat air yang mengalir melalui pipa masuk berhenti
secara tiba-tiba, yang akan mengakibatkan terjadinya kenaikan tekanan pada air. Kenaikan tekanan
tersebut akibat dari adanya Water hammer effect” dan menekan air kebawah sehingga delivery valve
tertutup dan air terdorong keluar, menuju pipa yang dialirkan ke daerah yang lebih tinggi.
Jika pada persamaan bernoulli h1dianggap sama dengan h2 maka untuk daerah aliran fluida yang
kecepatannya kecil mempunyai tekanan besar. Sedangkan daerah aliran fluida yang kecepatannya besar
mempunyai tekanan kecil (Hanum Uratmi dkk, 2009 : 90).
Karakteristik pompa hidrolik ram yang bekerja pada keadaan tertentu dimana jarak antara
lubang dan katup limbah konstan, tinggi vertikal tangki pemasukan tetap tinggi sedangkan tinggi
pemompaan berubah-ubah, ternyata bahwa jumlah denyutan katup limbah tiap menit bertambah pada
setiap penambahan tinggi pemompaan. Pompa hidrolik ram yang dirancang dengan baik dapat bekerja
baik pada semua keadaan dengan pemeliharaan yang minimum.
Pompa yang terbuat dari bahan besi cor yang kuat dapat bekerja dengan baik hingga sampai
bertahun-tahun. Hal ini merupakan penghematan investasi yang luar biasa bagi kelompok petani.
Ukuran pompa hidrolik ram ditentukan oleh kapasitas yang dikehendaki dan juga dibatasi oleh jumlah
air yang tersedia untuk menggerakkan pompa. Pompa harus di pasang serata mungkin untuk
meyakinkan bahwa katup limbah yang diberi beban dapat jatuh tegak lurus ke bawah dengan gesekan
sekecil mungkin. Pemasangan pipa juga harus diperhatikan agar tidak ada belokan-belokan tajam atau
sudut yang mengurangi kekuatan aliran air. Hasil eksperimen juga menunjukkan bahwa adanya ruang
udara pada pompa hidram semakin meningkatkan efisiensi pompa dalam mengalirkan air ke tempat
yang lebih tinggi. Pemasangan ruang udara meningkatkan efisiensi pompa hidram dari 0,7 % menjadi
19,45 %.
Secara spesifik, menurut Direktorat Pengelolaan Air Departemen Pertanian, daerah yang bisa
untuk memanfaatkan teknologi irigasi pompa hidram adalah memiliki ciri sebagai berikut :
1. Merupakan daerah sentra produksi pertanian yang memiliki potensi luas lahan untuk dijadikan
sebagai lahan pertanian beririgasi.
2. Di sekitar lokasi pengembangan, terdapat sumber air permukaan seperti sungai dengan jumlah dan
kualitas air yang memadai, terutama pada musim kemarau.
5. Penentuan / penetapan lokasi berdasarkan kesepakatan kelompok dan tidak menuntut ganti rugi atas
pemanfaatan lahan.
Syarat tersebut dimaksudkan agar sistem irigasi tersebut dapat digunakan dan terpelihara
dalam jangka panjang. Jika suatu daerah sudah memenuhi syarat umum tersebut, maka pembangunan
sistem irigasi dengan menggunakan pompa hidram bisa dimulai.
Selain syarat utama tadi, pembuatan pompa Hidram perlu memperhatikan perbandingan tinggi
terjunan dan tinggi pemompaan air yaitu 1:5. Tiap beda tinggi terjunan 1 meter akan mampu memompa
air setinggi 5 meter dari rumah pompa ke tempat tandon air. Jadi bukan hal yang mustahil ketika beda
tinggi terjunan air 12 meter di perkebunan teh mampu memompa air hingga ketinggian lebih dari 50
meter dengan jarak lebih dari 500 meter.
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah penyesuaian diameter pompa dengan debit air.
Untuk mengoptimalkan tekanan semakin besar debit air, diameter pompa semakin besar pula. Berikut
ini tabel diameter pompa dan debit air :
Dalam tataran yang lebih makro, dengan semakin banyak pompa hidram dioperasikan, dapat
mengurangi resiko banjir. Kemudian dengan semakin meratanya penggunaan air, maka tanaman keras
di perbukitan akan lebih mudah tumbuh, ini berarti konservasi lahan dan air tanah juga semakin terjaga,
ditambah dengan manfaat berkurangnya tanah longsor dan erosi di perbukitan yang semakin rimbun
tanaman keras.
Pulau Negros di Filipina pada awalnya penuh dengan lahan tanaman tebu dan masyarakat
menggantungkan hidupnya dari pertanian tebu. Namun sejak harga gula jatuh di tahun 1980 banyak
orang kehilangan mata pencarian dan mulai timbul berbagai konflik sosial. Kemudian terjadi reformasi
agraria dan penduduk beralih untuk menanam padi. Laju penebangan hutan yang cukup tinggi di masa
lalu telah menjadikan parapetani di pulau Negros kesulitan air di musim kemarau dan petani yang tidak
sanggup menghadapi hal ini memilih meninggalkan lahan pertaniannya untuk berpindah mata
pencarian. Kondisi geografis pulau Negros adalah berbukit-bukit dan masyarakat/petani harus turun ke
lembah untuk mendapatkan air dari sungai. Kegiatan itu dilakukan dua kali sehari dengan cara
memanggul jerry can di punggungnya. Kegiatan tersebut tidak hanya melelahkan dan memakan waktu,
namun juga berbahaya sehingga hanya bisa dilakukan oleh anggota masyarakat yang bertubuh kuatsaja.
Oleh karena itu, di saat musim kemarau, air hanya diambil secukupnya untuk memenuhi kebutuhan
pokok seperti minum dan memasak.
Irigasi untuk pertanian dan sanitasi keluarga sudah tidak dihiraukan lagi saat musim kemarau
sehingga tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat juga menurun .Kondisi yang buruk ini
kemudian diubah oleh yayasan AIDFI, sebuah lembaga nirlaba di Filipina yang peduli terhadap nasib
petani didaerah terpencil. Program yang dilakukan adalah menyelesaikan permasalahan pokok
masyarakat setempat tentang suplai air di musim kemarau dengan cara memasang pompa hidram
disungai untuk memompa air dari sungai ke desa di atas bukit. Pompa hidram yang dipasang oleh
yayasan AIDFI di desa-desa di pulau Negros mampu mengangkatair dari permukaan sungai hingga
ketinggian 200 meter ke atas bukit dengan debitantara 1.500 sampai 72.000 liter air per hari.
Untuk menyesuaikan dengan kondisi geografis setempat, yayasan AIDFI melakukan modifikasi
desain pompa hidram, ( lihat gambar 3 ), sehingga pompa dapat diletakkan di dekat aliran sungai.
Sebelum memasuki pompa, air sungai terlebih dahulu dilewatkan ke bak pengendap agar air tidak
membawa pasir dan kerikil saat masuk ke pipa pemasukan. Modifikasi desain ini dilakukan dengan
maksud agar kelompok tani yang bertugas memelihara pompa ini di masa depan, bisa melakukan
perbaikan-perbaikan kecil pada pompa dengan peralatan bengkel sederhana seandainya terjadi
kerusakan pada pompa. Pompa hidram yang dipasang oleh yayasan AIDFI terbuat dari besi dan bebera-
pa bagian penting seperti katup yang bergerak dibuat dari stainless steel agar masapakai pompa itu bisa
sangat lama. Diharapkan satu pompa hidram yang sudah terpasang bisa beroperasi untuk minimal
selama 20 tahun.
Biaya operasional pompa hidram tersebut juga sangat rendah. Data dari kelompok masyarakat
di pulau Negros yang sudah mendapatkan instalasi menyebutkan bahwa mereka bisa menghemat
antara 7.500 sampai 9.000 peso (sekitar 1.200.000 sampai 1.500.000 rupiah) setiap bulan saat
menggunakan pompa hidram dibandingkan saat mereka menggunakan pompa air listrik atau diesel. Jika
dana yang diperoleh dari penghematan biaya tiap bulan tersebut dikumpulkan, maka biaya investasi
awal untuk pembangunan sistem irigasi menggunakan pompa hidram ini dapat dilunasi dalam waktu
dua tahun. Dengan adanya instalasi air menggunakan pompa hidram, kebutuhan air masya-rakat sekitar
dapat dipenuhi tanpa mereka harus turun ke lembah. Suplai air yang terus menerus menyebabkan
mereka bisa meningkatkan kesehatan karena mereka dapat mandi dengan mudah dan yang lebih
penting lagi lahan pertanian dan ternak mereka bisa mendapatkan suplai air di saat musim kemarau
.Kunci keberhasilan proyek pembangunan sistem irigasi pompa hidram yang dilakukan oleh yayasan
AIDFI di pulau Negros adalah peran serta aktif kelompok masyarakat di lokasi proyek. Keterlibatan
masyarakat tersebut dimulai sejak proses survey, proses pembangunan hingga pada pemeliharaan rutin
setelah pompa beroperasi.
Dari setiap kelompok masyarakat ada beberapa orang yang dilatih ketrampi-lan teknis dasar
agar mereka bisa melakukan perbaikan sendiri dan juga mampu membuat sendiri spare part pompa
yang dibutuhkan. Tanpa keterlibatan kelompok masyarakat ini merupakan kunci sukses dari
keberlanjutan sistem irigasi pompa hidram.
Pemanfaatan di Indonesia
Setelah melihat keberhasilan pembangunan sistem irigasi dengan pompa hidramdi Filipina,
metode yang sama perlu lebih ditingkatkan penerapannya di Indonesia sebagai solusi dari
permasalahan pemenuhan kebutuhan air di kawasan terpencil. Meskipun pembangunan instalasi irigasi
pompa hidram ini juga membutuhkan investasi awal yang cukup besar, namun biaya investasi tersebut
akan bisa tertutup setelah 2 tahun pompa itu beroperasi. Jadi dalam jangka panjang hal pompa hidram
lebih menguntungkan jika dibandingkan pompa sumur akuifer dalam.
Banyak faktor yang harus dibenahi agar teknologi pompa hidram yang sudah ada lebih dari 30
tahun di Indonesia menjadi teknologi yang popular dan banyak digunakan di daerah - daerah
terpencil. Modifikasi dan inovasi desain pompa harus terus dilakukan oleh para ahli agar pompa lebih
mudah digunakan oleh petani danagar efisiensinya semakin meningkat. Modifikasi juga perlu dilakukan
agar pompa tetap bisa bekerja walaupun tekanan masukan air rendah seperti yang dilakukan di Filipina.
Publikasi dan sosialisasi tentang kelebihan penggunaan pompa hidram dan manfaat positifnya
bagi lingkungan harus lebih aktif dilakukan dan merata di berbagai lapisan masyarakat, hingga
teknologi pompa hidram bisa menjadi alternatif pertama yang muncul di benak masyarakat Indonesia
saat mereka dihadapkan pada permasalahan pemenuhan kebutuhan air di wilayahnya. Pedoman teknis
dari Departemen Pertanian serta pengalaman yayasan AIDSI di Filipina jelas menunjukkan bahwa
tahapan pertama yang harus dilakukan dalam proyek pembangunan sistem irigasi ini adalah
mengorganisir kelompok masyarakat setempat.
Crowley, C.A. (August 1937). Hydraulic Rams Furnish Water Supply To Country Homes. Popular
Mechanics: 306-311.
Crowley, C.A. (September 1937). “Hydraulic rams furnish water supply to country homes”. Popular
Mechanics: 437-477.
Hanum Uratmi dkk, tim penyusun. 2009. Fisika untuk SMA XI-A . Jawa Timur : Sagufindo Kinarya.
Hanum Uratmi dkk, tim penyusun. 2009. Fisika untuk SMA XI-B . Jawa timur : Sagufindo Kinarya.
I Gede Astra Gunawan. 2012. Peningkatan Akses Air Untuk Masyarakat di Daerah Terpencil Dengan
Teknologi Pompa Hidrolik Ram (HidRam Pump). Jogyakarta : Fakultas Teknologi Industri Institut Sains &
Teknologi Akprind Yogyakarta
Leonardo, El. 2002. Design and Construction of a Hydraulic Ram Pump.Universitas of Nigeria. Nigeria.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang : Universitas
Negeri Malang.
Widarto, L. & FX. Sudarto C. Ph. (2000). Teknologi Tepat Guna: Membuat Pompa Hidram. Kanisius.
Yogyakarta.
Iversen, H.W. 1975. An Analysis of The Hydraulic Ram. Journal of Fluids Engineering: 191-196.
Hydraulic Ram: Fixing & Working. Spons’ Workshop Receipts. vol II. London: Spon. 1921. pp. 457-465
http://id.wikipedia.org/wiki/Pompa_hidram
http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli
http://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis
http://id.wikipedia.org/wiki/Viskositas
http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli
http://teknikpraktis-teknik.blogspot.com/2009/03/prinsip-kerja-pompa-hidram-hirdolic-rum.html
http://mulyantogoblog.wordpress.com/2010/07/27/membuat-pompa-hydram-hidraulic-ram-pump/
http://www.slideshare.net/khatulistiwa/membuat-pompa-hidram
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34411/4/Chapter%20II.pdf
http://aya-snura.blogspot.com/2012/01/aliran-fluida-dalam-pipa.html
http://www.pustakafisika.com/2013/02/fluida-bergerak-persamaan-kontinuitas.html
http://id.scribd.com/doc/119255023/Sensor-Aliran-Fluida
Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana prinsip kerja termos? Bagaimana termos dapat
menyimpan minuman panas dan mempertahankan panasnya dalam waktu yang cukup lama?
Termos merupakan sebuah wadah berbentuk botol memanjang yang dilengkapi dengan tutup
yang biasa digunakan untuk media penyimpanan air. Akan tetapi penyimpanan termos bukan
hanya sekedar untuk menyimpan air biasa melainkan dapat menyimpan air bersuhu panas
ataupun dingin dan menjaga suhunya agar dalam kondisi tetap.
Gambar Termos
Bagaimana termos bisa menjaga suhunya dalam kondisi yang lama?
Beginilah prinsip kerja termos. Termos bukan merupakan wadah biasa melainkan sudah didesain
tertentu agar dapat berfungsi demikian. Perkenalkan nama beliau adalah James Dewar. Penemu
dan pemegang hak cipta akan prinsip kerja termos yang kita gunakan saat ini.
Beliau merupakan seorang ahli fisika dan kimi asal Skotlandia. Beliau lahir pada tahun 1842 dan
berpulang ke pangkuan Tuhan pada tahun 1923.
Usut punya usut, James Dewar merupakan orang yang pertama kali menemukan oksigen dan
nitrogen dalam bentuk cair.
Pada tahun 1902, ketika James Dewar ingin memberikan susu pada anaknya. Ia mengalami suatu
problematika dimana susu hangat yang beliau simpan, cepat sekali mengalami penurunan suhu.
Beliau berpikir mengenai suatu alat yang dapat digunakan untuk mempertahankan suhu hangat
dalam suatu minuman tanpa melibatkan suatu energi apapun. Baik panas maupun listrik.
Akhirnya beliau berhasil menciptakan sebuah wadah yang bernama “Bejana Dewar”. Sebuah
wadah cikal bakal termos.
Antara lapisan dalam dan lapisan luar, terdapat sebuah ruangan kosong dan dalam kondisi
vacuum. Yaitu kondisi dimana udara tidak dapat masuk dan keluar. Akibat dari adanya ruangan
hampa seperti inilah yang dapat mencegah dan mengurangi perambatan kalor/suhu panas dari air
keluar dinding. Sehingga kondisi suhu pada air dapat dipertahankan selama beberapa hari.
Dengan kata lain radiasi panas yang dipancarkan oleh air dapat dicegah. Itulah sebabnya
mengapa jika kalian menyentuh dinding termos yang berisi air panas tidak terasa panas. Berbeda
jika halnya ketika kalian menyentuh dinding gelas yang berisi air panas akan terasa panas.
Begitulah prinsip kerja dari termos. Hebat bukan idenya Bapak James Dewar...?? Terimakasih
telah membaca
Saat hendak memulai berkebun hidroponik (hydroponic gardening), salah satu hal paling penting
yang harus dilakukan adalah memilih tipe lampu tumbuh (grow light) yang dibutuhkan.
Anda dapat memilih lampu tumbuh LED, HID, Metal Halide, neon, lampu natrium, dan banyak
lagi.
Banyak orang yang telah berkebun di dalam ruangan selama bertahun-tahun menggunakan
lampu intensitas tinggi (HID: high-intensity light) dan tidak memiliki keinginan untuk beralih ke
LED.
Tapi bagi pemula, lampu tumbuh LED akan menjadi salah satu pilihan paling mudah dan
ekonomis.
Lampu LED ideal digunakan untuk tanaman yang baru tumbuh. Lampu yang memiliki spektrum
warna biru merupakan pilihan sempurna untuk digunakan pada tanaman yang masih dalam fase
pertumbuhan.
Spektrum warna yang berbeda dapat dipilih tergantung dari fase tumbuh, jenis tanaman, dan
berbagai faktor lainnya.
Tidak semua jenis lampu memiliki spektrum warna berbeda seperti yang dimiliki lampu LED.
Lampu LED menyediakan fleksibilitas pilihan spektrum yang amat cocok bagi pemula.
LED tidak menyebabkan suhu ruangan menjadi terlalu panas. Hal ini tentu bagus bagi kesehatan
tanaman.
Kelebihan ini tidak dimiliki oleh lampu HID, misalnya. Lampu HID dapat membuat kering
udara dan tanah di sekitar tanaman karena panas yang mereka hasilkan.
Akibat hal ini, diperlukan kerja tambahan untuk menjaga udara tetap lembab dan tidak terlalu
kering.
Lampu tumbuh LED juga menghabiskan biaya lebih rendah dibanding jenis lampu lainnya. Ini
disebabkan LED memerlukan energi lebih sedikit dibanding lampu pijar atau neon.
Karena menggunakan energi yang lebih sedikit, lampu LED juga berumur lebih lama sehingga
mengurangi biaya penggantian.
Hal penting sebelum menggunakan lampu LED adalah memastikan spektrum cahaya yang
dibutuhkan sesuai fase dan jenis tumbuhan.
Salah memilih jenis spektrum bisa menyebabkan tanaman tumbuh tidak sehat bahkan mati.[]
PERPINDAHAN KALOR
a. Perpindahan Kalor
Dalam kehidupan sehari-hari perpindahan kalor sangat diperlukan, namun dalam hal tertentu kita
justru memerlukan alat yang dapat memcegah perpindahan kalor. Disaat kita memasak air, sudah
pasti kita memerlukan perpindahan kalor dari api ke panci sehingga dapat memanaskan air daalm
panci tersebut. Sebaliknya, untuk dapat mempertahankan panas air, kita memerlukan alat yang
bisa mencegah perpindahan kalor dari air ke udara, yaitu termos.
Secara alamiah, kalor selalu berpindah dari tempat atau benda yang bersuhu lebih tinggi ke
tempat atau benda yang bersuhu lebih rendah. Kalor tidak pernah berpindah dalam arah
sebaliknya dengan sendirinya atau secara spontan. Kalor dapat berpindah dari tempat atau benda
yang bersuhu lebih rendah ke tempat atau benda yang bersuhu lebih tinggi jika menggunakan
alat tertentu, misalnya lemari es (refrigerator). Dengan bantuan freon, sebuah lemari es dapat
memindahkan kalor dari benda yang bersuhu lebih rendah, seperti daging, buah-buahan, sayuran
dan air ke benda yang bersuhu lebih tinggi, yaitu udara. Perpindahan kalor dapat terjadi dengan
tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Kalor berpindah dari bena yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kita
memegang es, maka panas dari tangan akan berpindah ke es, sehingga es mencair.
Salah satu cara perpindahan kalor adalah kondoksi. Konduksi merupakan perpindahan kalor
melalui bahan dengan kontak langsung. Kalor dipindahkan ketika partikel-partikel bahan
bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Ketika partikel yang bergerak cepat bertumbuhkan
dengan partikel-partikel yang bergeraka lambat, maka akan terjadi perpindahan kalor dari
partikel yang bergerak cepat ke partikel yang bergerak lambat.
Konduksi kalor dapat terjadi pada zat padat, cair dan gas, tetapi zat padat lebih baik dalam
mengkonduksi kalor dari pada zat cair dan gas. Meskipun demikian zat padat mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam mengkonduksi kalor. Logam mempunyai elektron bebas yang
dapat bergerak bebas, yang dapat memindahkan energi kinetik ke partikel tetangganya. Perak
tembaga dan aluminium merupakan konduktor panas yang baik, sedangkan kayu, plastik, kaca
dan serat gelas merupakan konduktor kalor yang buruk.
A.1 Konduksi pada Zat Padat
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel
penyusummya.
Perpindahan kalor secara konduksi berlangsung pada benda padat. Misalnya, jika kamu
memegang penggaris besi yang salah satu ujungnya dipanaskan, maka ujung penggaris besi yang
kamu pegang lama-kelamaan terasa panas(gambar a). Ini berarti kalor berpindah melalui
penggaris besi dari ujung yang panas ke ujung yang dingin. Selama perpindahan kalor terjadi,
tidak ada partikel besi yang ikut berpindah. Api mula-mula memberikan energi panas kepada
bagian penggaris besi yang terkena api sehingga partikel-partikel besi pada bagian itu bergetar
dengan hebat dan membentur partikel lain di sekitarnya. Tumbukan antar partikel terus berlanjut
ke seluruh bagian penggaris besi. Tumbukan itu menghasilkan energi panas yang kamu rasakan
pada bagian penggaris besi yang kamu pegang.
(gambar a)
Hantaran kalor hanya terjadi jika ada perbedaan suhu. Kecepatan aliran kalor melalui benda
tersebut sebanding dengan perbedaan suhu antara ujung-ujungnya bergantug pada ukuran benda
dan jenis benda. Secara kuantitatif aliran kalor melalui uniform dinyatakan oleh persamaan
Dengan
A= luas penampang lintang, l= jarak antara kedua ujung yang mempunyai suhu T1 dan T2, k =
konstanta pembanding yang disebut konduktivitas termal
Pada umumnya logam merupakan penghantar kalor yang baik, seperti terlihat pada tabel berikut:
Bahan yang memiliki nilai konduktivitas panas rendah menunjukkan hantaran kalornya rendah,
dengan kata lain bahan tersebut merupakan isolator kalor.
Contoh soal
Hitung kecepatan aliran kalor melalui jendela kaca dengan luas kaca 2,0 m x 1,5 m dan tebal 3,2
mm, jika temperatur pada permukaan dalam dan luar 15,0*C dan 14,0*C. Nilai konstanta
pembanding (k = 0,884 J/s K)
Diketahui:
dinyatakan Q = ?
jawab:
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel zat
tersebut.
Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi bila suatu zat mengalami pemanasan.
Pemanasan pada zat menyebabkan perbedaan massa jenis antara bagian zat yang panas dan
bagian zat yang dingin. Bagian zat yang panas mengalami pemuaian sehingga memiliki massa
jenis lebih kecil dibandingkan bagian zat yang dingin. Perpindahan kalor secara konveksi dapat
terjadi pada zat cair dan gas. Laju aliran kalor
Ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida sekitarnya secara konveksi adalah
sebanding dengan luas permukaan A yang bersentuhan dengan fluida dan beda suhu ∆T antara
benda dan fluida secara matematis dinyatakan oleh persamaan
Dengan h adalah koefisien konveksi yang besarnya bergantung pada bentuk dan kedudukan
permukaan. Nilai h diperoleh dari percobaan.
Contoh soal
Permukaan dalam suatu dinding rumah dijaga bersuhu tetap 30*C pada saat udara luar 20*C.
Berapa banyak kalor yang hilang karena konveksi alami pada dinding berukuran 8,00 m x 4,00
m selama sehari. Di anggap koefisien kinveksi rata-rata 3,5 J/s m*2 K.
Diketahui :
Ditanyakan: Q ?
Jawab:
Peristiwa konveksi lebih cepat terjadi dalam gas dibandingkan dalam zat cair. Dengan demikian,
konveksi pada udara lebih cepat terjadi daripada konveksi pada air. Hal ini disebabkan gas
mengalami pemuaian yang lebih besar apabila dipanaskan. Walaupun gas termasuk penghantar/
konduktor kalor yang buruk, tetapi gas masih dapat menghantarkan kalor secara konveksi.
Konveksi udara bisa dijumpai pada angin laut, angin darat, cerobong asap pabrik, dan ventilasi.
1. Angin laut adalah angin yang bergerak dari laut ke darat. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada
siang hari, udara di atas daratan lebih cepat panas daripada di atas lautan. Akibatnya, massa jenis
udara di atas daratan menjadi lebih kecil dibandingkan udara di atas lautan. Udara di atas daratan
naik digantikan udara di atas laut. Akhirnya udara mengalir dari laut ke darat.
2. Angin darat adalah angin yang bergerak dari darat menuju laut. Angin darat terjadi pada malam
hari. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, pada siang hari, udara di atas daratan lebih panas
daripada di atas lautan. Namun, karena air laut lebih sulit melepaskan panas yang diterima
dibandingkan daratan, maka pada malam hari udara di atas lautan lebih panas. Akibatnya, udara
di atas daratan mengalir ke laut.
A.3 Radiasi
Perpindahan panas matahari hanya terjadi dengan cara radiasi. Perpindahan panas dengan cara
radiasi bisa melalui ruang hampa udara, artinya berlangsung tanpa perlu zat perantara. Pancaran
kalor radiasi ini berupa pancaran gelombang elektromagnetik. Perpindahan kalor secara radiasi
ini dapat dihalangi oleh tabir. Misalnya, ketika tubuh kita terpapar terik sinar matahari kita
berusaha menghalangi oaoaran radiasinya dengan payung atau topi.
Bagaimana cara mengetahui daya pancar kalor suatu benda? Daya pancar kalor suatu benda
dapat diketahui dengan alat yang disebut termoskop. Dengan alat ini dapat dibuktikan bahwa
benda yang permukaannya hitam memancarkan dan menyerap kalor radiasi lebih baik daripada
benda yang permukaannyaputih mengkilap. Permukaan hitam dan kusam merupakan penyerap
dan pemancar kalor radiasi yang baik. Itulah sebabnya pada siang hari yang terik sebaiknya kita
tidak memakai pakaian berwarna gelap karena warna gelap menyerap kalor lebih banyak
sehingga tubuh kita kepanasan. Sebaliknya, permukaan yang putih dan mengkilap merupakan
penyerap dan pemancar kalor radiasi yang buruk sehingga pada siang hari yang panas lebih
nyaman jika kita mengenakan pakaian berwarna terang, misalnya warna putih.
Energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu permukaan per satuan waktu luas, bergantung pada
sifat permukaan serta suhunya. Pada suhu rendah radiasi yang dipancarkan kecil.
Kecepatan sebuah benda meradiasikan energi sebanding dengan perangkat empat suju Kelvin T .
Kecepatan radiasinya juga sebanding dengan luas A dari benda yang memancarkannya. Secara
matematis ditulis:
Benda hitam sempurna adalah benda yang dapat memacarkan atau menyerap kalor secara
sempurna. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak ada benda hitam sempurna. Oleh karena itu,
persamaan radiasi dapat ditulis:
Dengan
E = laju pancaran kalor tiap satuan luas
Q = kalor yang dipancarkan
t = waktu (lama pancaran)
T = suhu mutlak
σ= konstanta Stefan-Boltzman
e= emisivitas, merupakan bilangan yang menyatakan karakteristik materi memiliki nilai 0 sampai 1.
Permukaan yang sangat hitam mempunyai e mendekati 1, sementara permukaan yang mengkilat
mempunyai e mendekati 0. Jika nilai e=0, benda tidak dapat memancarkan atau menyerap kalor
sama sekali. Permukaan mengkilat memncarkan radiasi yang lebih kecil, tetapi juga menyerap
sedikit radiasi yang mengenainya (sebagian besar dipantulkan). Benda hitam dan yang sangat
gelap menyerap hampir seluruh radiasi yang menimpanya. Maka dapat kita katakan bahwa
penyerap yang baik juga merupakan pemancar yang baik.
Apabila sebuah benda dengan emisivitas e dan luas A berada pada temperatur T1 dan benda
tersebut dikelilingi oleh lingkungan yang bertemperatur T2 dan emisivitas tinggi, kecepatan
radiasi energi oleh sekitarnya sebanding dengan suhu pertama dan kecepatan total aliran kalor
radiasi dari benda dinyatakan oleh persamaan
Dengan: A = luas permukaan, e = emisivitas benda pada suhu T1, T2 = suhu sekelilingnya.
Karena kedua benda dan sekelilingnya meradiasikan energi, ada transfer energi total dari satu
benda ke benda yang lainnya kecuali keduanya mempunyai suhu sama.
Dari persamaan di atas jika T1 lebih besar dari T2 (dari benda ke sekelilingnya atau
lingkungannya), maka benda menjadi dingin. Sebaliknya yang akan terjadi jika T1 lebih keil dari
T2.
Pemanasan benda dengan radiasi Matahari tidak dapat dihitung dengan rumus di atas, tetapi
dihitung dengan menggunakan fakta bahwa sekitar 1350 j energi Matahari menimpa Bumi per
detik per meter persegi luas yang membentuk sudut siku-siku terhadap berkas sinar Matahari.
Angka 1350W/m*2 disebut konstanta Matahari, atmosfer menyerap 70% energi ini sebelum
sampai ke permukaan Bumi, saat udara sangat cerah bisa mencapai 1000 W/m*2.
Sebuah benda yan emisivitasnya e dengan luas permukaan A yang menghadap Matahari
menyerap kalor dengan kecepatan:
Di mana ϴ adalah sudu antara berkas sinar Matahari dan garis yang tegak lurus permukaan.
Untuk itulah mka radiasi Matahari lebih banyak memanasi Bumi pada waktu tengah hari, di
mana posisi Matahari persis di atas kepala kita.
Contoh soal
Sebuah benda hitam sempurna mempunyai suhu 27*C. Jika luas permukaanya 3 m*2 berapakah
kalor yang dipancarkan selama sat menit?
Diketahui T = 27* C = 300 K
A = 3 m*2
t = 1 menit = 60 sekon
Ditanyakan Q = ?
Jawab:
Konduktor
Konduntor panas adalah benda-benda yang baik dalam menghantarkan kalor. Contoh bahan
konduktor panas antara lain tembaga, aluminium, besi dan silikon.
Contoh pemanfaatan sifat konduktor dalam kehidupan sehari-hari:
a) Konduktor yang baik seperti aluminium, tembaga, dan besi digunakan untuk membuat perabot
dapur (seperti panci, penggorengan, ceret, dll), setrika dan radiator. Pada alat-alat ini kalor
dipindahkan dengan cepat.
b) Solder dibuat dari bahan tembaga atau aluminium dengan maksud agar saat diberi kalor , kalor
tersebut berpindah dengan cepat sehingga timah solder segera meleleh dan tidak perlu menunggu
lama untuk mendapatkan panas ke batang timah.
c) Alat pemanggang roti dan tempat pembakar sate terbuat dari bahan tembaga atau aluminium.
Isolator
Isolator (penyekat) panas adalah benda-benda yang tidak baik dalam mengahantarkan kalor.
Contoh isolator adalah plastik, karet, gelas, air, wol, udara dan gabus.
Contoh pemanfaatan bahan isolator antara lain:
a) Tangkai pegangan pada peralatan memasak atau pegangan setrika dibuat dari kayu atau plastik
yag sukar menghantarkan kalor. Dengan demikian, pegangan itu tidak terasa panas ketika
dipegang.
b) Penutup poci teh diisi dengan kapuk atau karet busa guna menahan kalor dari luar poci.
c) Saat kita tidur di lantai beralaskan tikar atau permadani, kalor dari tubuh kita tertahan oleh
rongga-rongga udara pada tikar atau permadani sehungga kita tidak merasa dingin.
d) Hewan-hewan di daerah dingin mempunyai bulu tebal yang mengandung banyak rongga udara
di dalamnya sehingga tubuh hewan itu tetap hangat.
3) Pada waktu hari panas, benda-benda yang terbuat dari logam terasa lebih panas jika
dibandingkan dengan benda-benda yang terbuat bukan dari logam, dalam hal ini terjadi aliran
kalor ke tangan kita. Karena logam merupakan konduktor panas yang baik, maka kalor juga
mengalir dari bagian-bagian yang tidak disentuh. Jadi, kalor yang sampai ke tangan kita cukup
banyak sehingga terasa panas. Tetapi kalau yang disentuh itu bukan logam, kalor yang mengalir
ke tangan kita hanya dari bagian-bagian yang disentuh saja sehingga terasa tidak sepanas logam.
4) Pada waktu hari dingin, benda-benda yang terbuat dari logam terasa lebih dingin daripada
benda bukan logam, padahal jika diukur suhunya ternyata sama. Ini karena saat logam itu kita
sentuh, kalor mengalir dari tangan kita ke logam. Logam segera menyebarkan kalor itu ke
seluruh bagiannya sehingga lebih banyak lagi kalor dari tangan kita yang mengalir ke logam.
Karena itulah tangan kita merasakan dingin. Tetapi, jika kita sentuh benda bukan logam, maka
kalor yang berpindah dari tangan kita ke benda akan memanaskan bagian bagian benda yang kita
sentuh saja, kalor tersebut tidak menyebar. Segera suhu benda yang kita sentuh akan sama
dengan suhu badan kita sehingga tangan kita merasa tidak begitu dingin.
5) Pada tungku-tungku pemanas yang menggunakan kayu bakar selalu dibuat cerobong yang
tinggi. Selain untuk mengeluarkan asap, cerobong itu berfungsi juga untuk mengalirkan udara.
Karena pembakaran di bawah cerobong maka udara di dalamnya menjadi panas dan memuai.
Pemuaian menyebabkan massa jenis udara menjadi kecil sehingga udara naik ke atas. Udara
yang di panaskan di bagian bawah mudah naik ke atas melalui cerobong. Selanjutnya, bagian
atas cerobong menjadi hangat kembali sehingga udara panas dari bawah lebih mudah untuk naik
ke bagian atas cerobong. Dengan demikian, udara lebih cepat mengalir dalam cerobong dan
udara yang masuk ke cerobong bagian bawah juga menjadi lebih cepat.
Tanaman tomat (Lycopersicum esculemum Mill) merupakan komoditas pertanian yang memiliki nilai jual
yang cukup tinggi sehingga untuk meningkatkan produksi dan kualitas panen, petani semakin banyak
yang melakukan budidaya tomat secara hidroponik. Pada sistem hidroponik, air dan nutrisi merupakan
satu-satunya sumber makanan bagi tanaman, karena dalam sistem ini tidak digunakan tanah sebagai
media tanam (soilless). Untuk daerah tropis seperti indonesia. suhu udara sering menjadi kendala
produksi. Peningkatan suhu udara didalam greenhouse juga dapat meningkatkan suhu larutan nutrisi
sehingga akan mengurangi kemampuan tanaman dalam menyerap nurrisi. Untuk itu, telah
dikembangkan konsep zone cooling dimana merupakan suatu cara untuk mendinginkan suhu pada
daerah yang terbatas yaitu pada daerah perakaran. Penurunan suhu pada daerah perakaran dapat
dilakukan dengan cara mendinginkan larutan nutrisi yang akan dialirkan ke tanaman. Makalah ini
menjelaskan pemodelan pindah panas pada pendinginan siang malam larutan nutrisi. Model
matematika yang digunakan didasarkan atas prinsip pindah panas dan Keseimbangan termal pada
sistem siklus aliran larutan nutrisi. Perpindahan panas yang diperhitungkan hanya melalui proses
konduksi dan konveksi. Suhu larutan nutrisi di tangki dan bedeng berada pada keadaan unsteady state,
yang berarti perubahan suhu yang terjadi bergantung pada waktu. Analisis keseimbangan termal dan
pindah panas terhadap model yang dikembangkan diselesaikan dengan metode numerik beda hingga
Euler (finite difference method). Hasil validasi model diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) pada
tangki larutan nutrisi sebesar 0.748 dan pada bedeng tanaman sebcsar 0.733.
Khusus untuk memilih bahan bathtub, Anda perlu ajukan pertanyaan: seberapa sering Anda akan
memakainya dan bagaimana preferensi gaya personal Anda? Beberapa material di bawah ini
lazim digunakan untuk bathtub dengan berbagai kelebihannya.
Akrilik
Lembaran akrilik yang dipanaskan, dibentuk dalam cetakan, dan diperkuat dengan fiberglass.
Biasanya diberi penguat berupa kayu atau logam. Bathtub berbahan akrilik ini menawarkan
berbagai pilihan gaya dan bentuk, warnanya awet, tahan benturan, mudah gores, ringan, tahan
panas jika posisinya terisolasi, dan relatif lebih murah. Harganya Rp1,5 juta – Rp7 juta.
Cast Polymer
Dengan warna yang padat khas bahan polimer, bathtub ini mirip onyx atau granit. Meski
tampilannya seperti batu, namun lebih fleksibel ala bahan sintetis. Selain tebal, bahan ini juga
mempertahankan panas dengan baik, cocok jika Anda ingin berendam air hangat. Namun, jika
dibandingkan dengan akrilik, bahan cast polymer yang berlapis gel ini kurang tahan lama.
Kisaran harganya Rp6 juta – Rp12 juta.
Cultured Marble
Ini bahan yang dibuat secara manual (tangan manusia) yang terdiri dari batu kapur yang
dihancurkan, dicampur dengan resin poliester, serta dengan finishing lapisan gel. Kelebihan
bahan ini adalah pilihan warna dan pola yang beragam, serta lebih ramping dan stylish.
Kekurangannya, yakni: sedikit rapuh, mudah tergores, membutuhkan perawatan lebih, serta lebih
mahal. Harganya di kisaran Rp2 juta – Rp12 juta.
Enameled Cast Iron
Besi cor dibentuk menjadi bentuk bathtub dan di-finishing dengan enamel. Umumnya lebih tebal
dari bahan lainnya. Kelebihannya, antara lain: tahan lama dan padat; tersedia dalam berbagai
warna; mempertahankan panas dengan baik; keras; dan berat. Harganya kisaran Rp4 juta – Rp12
juta.
Enameled Steel
Bathtub jenis ini terbuat dari bahan yang mirip besi cor yang diproduksi dengan menyemprotkan
enamel pada baja cetak. Lalu, tub ini pun dipanaskan dalam suhu tinggi. Harganya memang lebih
murah dari cast iron, namun pilihan warnanya lebih sedikit dan akan terdengar bising saat kran
airnya dibuka. Harganya rata-rata di atas Rp15 juta.
Fiberglass
Untuk finishing material ini, digunakan poliester gel. Penguat berupa kayu dan logam pun kerap
ditambahkan. Kelebihannya adalah ekonomis (harga paling murah), pilihan gaya dan bentuk
yang beragam, tahan karat, ringan, namun tidak bisa mempertahankan panas dengan baik.
Harganya Rp1 jutaan.
Solid Surface
Bahan bathtub yang satu ini dibuat dari akrilik dan atau resin poliester yang kemudian
dipanggang jadi lembaran-lembaran. Resin akan membuat bahan ini lebih fleksibel, sementara
poliester membuatnya menghasilkan warna-warna yang dramatis. Tak heran jika bahan ini tetap
awet warna dan teksturnya, mampu mempertahankan panas dengan baik, tersedia dalam aneka
warna, serta antinoda. Rentang harganya Rp 6,7 juta – Rp18 juta.
Bertani dalam rumah kaca atau green house sudah diadopsi para petani, terutama agribisnis
sayuran dan tanaman hias. Meski demikian, perubahan cuaca yang dihadapi membuat hasil
panen tidak maksimal sehingga pertanian dengan cara ini menjadi mahal.
Rumah kaca atau green house merupakan bangunan yang terbuat dari bahan kaca atau plastik
tebal yang menutupi seluruh permukaan bangunan, baik atap atau dindingnya. Di dalamnya
dilengkapi pengatur suhu dan distribusi air.
Pertanian dalam ruangan tertutup semacam itu memang memudahkan petani mengontrol
lingkungan, tetapi biaya yang dikeluarkan sangat mahal karena adanya biaya membangun rumah
kaca dan biaya operasional.
Salah satu metode pertanian yang kini sedang dikembangkan oleh Panasonic Eco Solutions
adalah rumah kaca hidroponik. Menurut Shingo Nagatomo, Senior Coordinator Agri Engineering
Project Panasonic, rumah kaca hidroponik pada dasarnya menggabungkan antara pertanian
tradisional dengan pertanian rumah kaca.
"Kami mengembangkan sistem rumah kaca yang sangat terkontrol, mulai dari pencahayaan,
pengaturan kelembaban, sampai pengairan," katanya saat ditemui di laboratorium pengembangan
rumah kaca di Osaka, Jepang, Jumat (28/11/14).
Bahan-bahan yang dipakai untuk bangunan rumah kaca ini sama seperti pada rumah kaca
konvensional. Salah satu hal yang membedakan rumah kaca hidroponik ini adalah tersedianya
dua sensor, satu di dalam dan satu di luar rumah kaca untuk menyediakan lingkungan yang
optimal bagi tanaman.
"Sensor di luar bisa mengecek suhu dan kelembaban udara. Berdasarkan informasi tersebut
sistem secara otomatis akan mengatur berapa banyak air yang harus disemprot, atau perlu
tidaknya tirai atap ditutup," kata Nagatomo.
Pada sistem pencahayaan, misalnya pada pagi hari saat cahaya matahari dari arah timur lebih
terang, maka bagian atap akan ditutup untuk mengurangi pancaran cahaya. Sementara itu di
musim panas, tirai akan memberikan efek bayangan sehingga tanaman lebih kuat. Pada rumah
kaca konvensional, Nagatomo menilai energi yang terpakai cenderung boros.
"Normalnya rumah kaca akan mengendalikan kelembaban dan suhu, tapi banyak energi jadi
terpakai. Dengan cara baru ini, pengaturan dan penggunaan air akan disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan tanaman, sehingga lebih hemat energi," katanya.
Sistem yang serba otomatis tersebut juga akan membuat jumlah tenaga kerja bisa dihemat dan
jam kerja yang dihabiskan di satu rumah kaca lebih sedikit. Rumah kaca hidroponik tersebut
sejauh ini sudah diuji coba untuk menanam bayam.
"Dengan kondisi lingkungan di Osaka, kami bisa memanen bayam 8 kali dalam setahun, dua kali
lipat dari pertanian tradisional," ujarnya.
Selain bayam, saat ini juga sedang diuji coba penanaman stroberi, tomat, dan beberapa tanaman
herbal dari Jepang. Sistem pertanian tersebut pertama kali diluncurkan pada April 2014 dan akan
dipasarkan secara bertahap.
Untuk pembangunan rumah kaca dengan plastik seluas 50 meter persegi, dibutuhkan biaya
sekitar 55 juta rupiah, dengan biaya operasional listrik pertahun mencapai sekitar 85 juta rupiah.
"Tentu saja tidak bisa dibandingkan secara langsung dengan pertanian tradisional karena ada
biaya pembangunan rumah kaca dan juga biaya listrik. Namun pertanian tradisional juga butuh
biaya yang tidak sedikit untuk tenaga kerja," katanya.
Ia menambahkan, salah satu keunggulan sistem pertanian green house adalah tanaman bisa terus
ditaman secara berkesinambungan sepanjang tahun.
"Kami juga memilih bayam karena para petani di sini mengeluh sulit menanam bayam di musim
panas," katanya.
Hidroponik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pertanian
Umum
Agribisnis
Agroindustri
Agronomi
Ilmu pertanian
Jelajah bebas
Kebijakan pertanian
Lahan usaha tani
Mekanisasi pertanian
Menteri Pertanian
Perguruan tinggi pertanian
Perguruan tinggi pertanian di Indonesia
Permakultur
Pertanian bebas ternak
Pertanian berkelanjutan
Pertanian ekstensif
Pertanian intensif
Pertanian organik
Pertanian urban
Peternakan
Peternakan pabrik
Wanatani
Sejarah
Sejarah pertanian
Sejarah pertanian organik
Revolusi pertanian Arab
Revolusi pertanian Inggris
Revolusi hijau
Revolusi neolitik
Tipe
Akuakultur
Akuaponik
Hewan ternak
Hidroponik
Penggembalaan hewan
Perkebunan
Peternakan babi
Peternakan domba
Peternakan susu
Peternakan unggas
Peladangan
Portal:Pertanian
l
b
s
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah
dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada
hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik
menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan
air yang terbatas.
Daftar isi
1 Etimologi
2 Metode dasar
3 Sejarah
4 Awal mula
o 4.1 Budidaya tanpa tanah
5 Macam-macam hidroponik
o 5.1 Static solution culture
o 5.2 Aeroponik
6 Media tanam
7 Keuntungan teknik hidroponik
8 Lihat juga
9 Referensi
10 Bacaan lebih Lanjut
Etimologi
Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan
ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya
tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan
tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless.
Metode dasar
Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti
kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan
menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari
bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam
secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan
pupuk bagi tanaman.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi
(unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk
penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap
tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, di
mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Sejarah
Pada mulanya, kegiatan membudidayakan tanaman yang daratan tanpa tanah ditulis pada buku
Sylva Sylvarum oleh Francis Bacon dibuat pada tahun 1627, dicetak setahun setelah
kematiannya. Teknik budidaya pada air menjadi penelitian yang populer setelah itu. Pada tahun
1699, John Woodward menerbitkan percobaan budidaya air dengan spearmint. Ia menemukan
bahwa tanaman dalam sumber-sumber air yang kurang murni tumbuh lebih baik dari tanaman
dengan air murni.
Pada tahun 1842 telah disusun daftar sembilan elemen diyakini penting untuk pertumbuhan
tanaman, dan penemuan dari ahli botani Jerman Julius von Sachs dan Wilhelm Knop, pada
tahun-tahun 1859-1865, memicu pengembangan teknik budidaya tanpa tanah.[1] Pertumbuhan
tanaman darat tanpa tanah dengan larutan yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi
mineral bagi tanaman. Dengan cepat menjadi standar penelitian dan teknik pembelajaran, dan
masih banyak digunakan saat ini. Sekarang, Solution culture dianggap sebagai jenis hidroponik
tanpa media tanam inert, yang merupakan media tanam yang tidak menyediakan unsur hara.
Pada tahun 1929, William Frederick Gericke dari Universitas California di Berkeley mulai
mempromosikan secara terbuka tentang Solution culture yang digunakan untuk menghasilkan
tanaman pertanian.[2][3] Pada mulanya dia menyebutnya dengan istilah aquaculture (atau di
Indonesia disebut budidaya perairan), namun kemudian mengetahui aquaculture telah diterapkan
pada budidaya hewan air. Gericke menciptakan sensasi dengan menumbuhkan tomat yang
menjalar setinggi duapuluh lima kaki, di halaman belakang rumahnya dengan larutan nutrien
mineral selain tanah.[4] Berdasarkan analogi dengan sebutan Yunani kuno pada budi daya
perairan, γεωπονικά,[5] ilmu budidaya bumi, Gericke menciptakan istilah hidroponik pada tahun
1937 (meskipun ia menegaskan bahwa istilah ini disarankan oleh WA Setchell, dari University
of California) untuk budidaya tanaman pada air (dari Yunani Kuno ὕδωρ, air ; dan πόνος,
tenaga[5]).[1]
Pada laporan Gericke, dia mengklaim bahwa hidroponik akan merevolusi pertanian tanaman dan
memicu sejumlah besar permintaan informasi lebih lanjut. Pengajuan Gericke ditolak oleh pihak
universitas tentang penggunaan greenhouse dikampusnya untuk eksperimen karena skeptisme
orang-orang administrasi kampus. dan ketika pihak Universitas berusaha memaksa dia untuk
membeberkan resep nutrisi pertama yang dikembangkan di rumah, ia meminta tempat untuk
rumah kaca dan saatnya untuk memperbaikinya menggunakan fasilitas penelitian yang sesuai.
Sementara akhirnya ia diberikan tempat untuk greenhouse, Pihak Universitas menugaskan
Hoagland dan Arnon untuk menyusun ulang formula Gericke, pada tahun 1940, setelah
meninggalkan jabatan akademik di iklim yang tidak menguntungkan secara politik, dia
menerbitkan buku berjudul Complete Guide to Soil less Gardening.
Teknik hidroponik banyak dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat
Indonesia. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus
diperhatikan, karena tidak semua hasil pertanian bernilai ekonomis. Jenis tanaman yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi untuk dibudidayakan di hidroponik yaitu:
Paprika
Tomat
Timun Jepang
Melon
Terong Jepang
Selada
Awal mula
Budidaya tanpa tanah
Pada awalnya Gericke mendefinisikan pertumbuhan tanaman hidroponik dengan larutan nutrien
mineral. Hidroponik merupakan bagian dari budidaya tanpa tanah. Banyak budidaya tanpa tanah
namun dengan larutan untuk hidroponik.
Peneliti NASA (National Aeronautics and Space Administration) memeriksa bawang dan selada
hidroponik disebelah kirinya dan lobak di depannya
Tanaman yang tidak ditumbuhkan dengan cara pada umumnya, akan dapat untuk tumbuh
menggunakan sistem lingkungan yang dapat dikendalikan seperti hidroponik. Tampaknya NASA
juga memanfaatkan hidroponik pada program luar angkasanya. Ray Wheeler, seorang ahli
fisiologi tanaman di Laboratorium Space Center Space Life Science, Kennedy, percaya bahwa
hidroponik akan berkontribusi membuat kemajuan dalam perjalanan luar angkasa. Dia
menyebutnya sebagai sistem bioregenerative life support.[6]
Macam-macam hidroponik
Static solution culture memiliki pengertian budidaya hidroponik dengan air statis yang mana
airnya diam dan tidak mengalir, merupakan teknik hidroponik yang akarnya secara terus-
menerus akarnya tercelup air yang diletakkan pada wadah berisi larutan nutrien.
Namun Di Indonesia, Static solution culture lebih dikenal dengan istilah teknik apung (atau
disebut rakit apung) dan sistem sumbu (atau disebut wick system). Merupakan jenis paling
sederhana dari semua jenis hidroponik.
Untuk ukuran wadah larutan dapat berbeda tergantung pada penggunaan dan ukuran tanaman.
Dalam skala kecil (skala rumah tangga maupun hobby berskala kecil), hidroponik dapat dibuat
dengan wadah yang biasanya dipakai di dalam rumah seperti gelas, toples, ember, ataupun bak
air.
Wadah bening dapat di bungkus dengan Aluminium foil, plastik, cat, atau material lain yang
menolak cahaya (membuat cahaya tidak bisa masuk) agar tidak tumbuh lumut.
Penutup wadah air dilubangi dan diisi tanaman, disitu dapat diisi satu atau beberapa netpot
tanaman untuk setiap wadah air. Dalam teknik sumbu sendiri setiap net pot diisi media tanam
dan potongan kain yang menjulur ke bawah yang berfungsi menyerap larutan ke akar tanaman
melalui pipa-pipa kapiler pada kain. Sedangkan dalam teknik apung dapat menggunakan
lembaran gabus yang dilubangi dan disisi pot-pot kecil yang diisi (media tanam) untuk tanaman
yang akarnya tercelup langsung pada wadah air.
Agar larutan nutrien dapat bersirkulasi secara merata, maka perlu diberi blekutukan dengan
mesin penggelembung udara atau disebut aerator (aerator kecil bisa didapat di toko ikan) ataupun
dengan penggunakan pompa air yang biasa dipakai di aquarium. dalam skala komersial dapat
menggunakan pompa bertenaga medium (yang biasa dipakai untuk pancuran kolam dan taman).
Tanpa aerator pun masih bisa, namun jika tidak di beri aerator, akan membuat larutan yang
berada di bagian bawah menjadi tidak terserap lantaran posisi akar berada di atas larutan yang
tidak terserap (lantaran air tidak bersirkulasi), dan juga, akar-pun kurang mendapat asupan
oksigen.
Larutan nutrien dapat diganti sesuai jadwal atau sesuai prosedur. Setiap kali larutan berkurang
hingga di bawah tingkat tertentu, maka perlu menambahkan air atau larutan nutrisi segar sesuai
dengan kebutuhan masing-masing tanaman yang dinyatakan dengan satuan TDS (Total Solid
Dissolved) atau PPM (Part per Million) yang diperlukan.
Dalam budidaya teknik sumbu (wick system) memiliki kendala pada penurunan volume larutan,
untuk mencegah ketinggian larutan nutrien turun di bawah akar ataupun sumbu, dapat digunakan
keran dengan katup pelampung bola (yang biasa dipakai di tandon) untuk menjaga ketinggian
larutan secara otomatis. Dalam budidaya larutan rakit apung, tanaman ditempatkan dalam celah
pada lembaran gabus / stereofoam yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi. Dengan
teknik apung, ketinggian larutan tidak akan turun di bawah akar dan akarpun selalu tercelup pada
larutan nutrien.
Aeroponik
Aeroponik merupakan sistem yang akarnya secara berkala dibasahi dengan butiran-butiran
larutan nutrien yang halus (seperti kabut). Metode ini tidak memerlukan media dan memerlukan
tanaman yang tumbuh dengan akar yang menggantung di udara atau pertumbuhan ruang yang
luas yang secara berkala, akar dibasahi dengan kabut halus dari larutan nutrisi. Aerasi secara
sempurna merupakan kelebihan utama dari aeroponik.
Teknik aeroponik telah terbukti sukses secara komersial untuk perkecambahan biji, produksi
benih kentang, produksi tomat, dan tanaman daun.[7] Karena penemu Richard Stoner
mengkomersialkan teknologi aeroponik pada tahun 1983, Aeroponik telah dilaksanakan sebagai
alternatif untuk sistem pengairan hidroponik secara intensif di seluruh dunia.[8] Kelebihan
aeroponik yang lain yang berbeda dari hidroponik adalah bahwa setiap jenis tanaman dapat
tumbuh (dalam sistem aeroponik yang benar), karena lingkungan mikro dari aeroponik benar-
benar dapat dikontrol. Keunggulan aeroponik adalah bahwa tanaman aeroponik yang di jeda
pembasahannya akan dapat menerima 100% dari oksigen yang ada, dan karbon dioksida pada
bagian akar, batang, serta daun,[9] sehingga mempercepat pertumbuhan biomassa dan mengurangi
waktu perakaran.
Penelitian NASA menunjukan teknik aeroponik, bahwa tanaman dapat mengalami peningkatan
pertumbuhan sebesar 80% dalam massa berat kering (mineral penting) dibandingkan dengan
tanaman yang tumbuh pada hidroponik lain. Aeroponik menggunakan 65% air dari kebutuhan air
hidroponik. NASA juga menyimpulkan bahwa tanaman yang tumbuh dengan aeroponik,
membutuhkan ¼ nutrisi yang digunakan dibandingkan dengan hidroponik lain [10]. Bercocok
tanam dengan Aeroponik menawarkan kemampuan petani untuk mengurangi penyebaran
penyakit dan patogen. Aeroponik juga banyak digunakan dalam penelitian laboratorium fisiologi
tanaman dan patologi tanaman. Teknik aeroponik mendapat perhatian khusus oleh NASA karena
kabut lebih mudah untuk ditangani daripada menangani cairan di tempat tanpa gravitasi [11].
Kelebihan lain dari aeroponik ini, kentang dapat dipanen tanpa merusak jaringan akar pada
tanaman sehingga sebuah tanaman dapat dipanen berkali-kali[12] dan dapat memilih umbi kentang
yang siap panen.
Media tanam
Media tanam inert adalah media tanam yang tidak menyediakan unsur hara. Pada umumnya
media tanam inert berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman. Beberapa contoh di
antaranya adalah:
Arang sekam
Spons
Expanded clay
Rockwool
Sabut (Coir)
Perlite
Batu apung (Pumice)
Vermiculite
Pasir
Kerikil
Serbuk kayu atau disebut serbuk gergaji
Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan relatif lebih bersih. Sehingga untuk merancang
interior ruangan dalam rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan pot-pot hidroponik.
Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna
yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut
nutrisinya.
Lihat juga
Nutrien
PPM (Part Per Million atau Bagian Per Juta)
Aerator - mesin penghasil gelembung Udara
Oksigen terlarut
Lingkungan dan bangunan pertanian
Referensi
1. ^ a b Douglas, James S., Hydroponics, 5th ed. Bombay: Oxford UP, 1975. 1-3
2. ^ Dunn, H. H. (October 1929). "Plant "Pills" Grow Bumper Crops". Popular Science
Monthly: 29.
3. ^ G. Thiyagarajan, R. Umadevi & K. Ramesh, "Hydroponics," Science Tech Entrepreneur,
(January 2007), Water Technology Centre, Tamil Nadu Agricultural University, Coimbatore, Tamil
Nadu 641 003, India.
4. ^ Bambi Turner, "How Hydroponics Works," HowStuffWorks.com. Retrieved: 29-05-2012
5. ^ a b Liddell, H.G. & Scott, R. (1940). A Greek-English Lexicon. revised and augmented
throughout by Sir Henry Stuart Jones. with the assistance of. Roderick McKenzie. Oxford:
Clarendon Press.
6. ^ Anna Heiney, "Farming for the Future", nasa.gov, 8-27-04
7. ^ Research News. "Commercial Aeroponics: The Grow Anywhere Story," In Vitro Report
(Society for In Vitro Biology), Issue 42.2 (April - June 2008)
8. ^ "Stoner, R., "Aeroponics Versus Bed and Hydroponic Propagation", Florist Review, Vol
173 no.4477, September 22, 1983".
9. ^ Stoner, R.J (1983). Rooting in Air. Greenhouse Grower Vol I No. 11
10. ^ (Inggris) nasa.gov (2006). "Spinoff 2006" (PDF). diterbitkan oleh nasa.gov. pp. 65–67,
Detail info biomassa aeroponik. Diakses tanggal Agustus, 2015.
11. ^ (Inggris)"Progressive Plant Growing is a Blooming Business". Diterbitkan oleh Nasa
gov. 23 April 2007.
12. ^ (Indonesia) Dianawati, M1), Ilyas, S2), Wattimena, GA2), dan Susila, AD2) (20 Februari
2013). "Produksi mini umbi kentang" (PDF). diterbitkan oleh LitBang pertanian. p. 47. Diakses
tanggal Agustus, 2015.
Rumah Si Hidroponik
Hai… Hai…! Jumpa lagi denganku, Ponik. Dua minggu lalu, kita sudah berkenalan, bukan? Ya,
ini aku, Si Hidroponik. Kali ini, aku ingin bercerita tentang rumahku. Karena aku adalah sebuah
sistem, aku juga sama denganmu: rumah menjadi bagian penting untuk menopang
keberlangsungan kerjaku sebagai sebuah sistem tanam, agar tanaman-tanaman yang
mendapatkan penerapan hidroponik bisa tumbuh dan berkembang maksimal.
Aku biasanya dikembangkan dalam sebuah rumah yang lebih dikenal umum sebagai rumah kaca
atau greenhouse. Kamu bingung, ‘kan, mengapa ‘rumah kaca’ bisa disamakan dengan
greenhouse? Biar kujelaskan secuplik sejarah tentang rumah kaca a.k.a greenhouse ini.
‘Rumah kaca’ yang aku maksud merupakan salah satu bangunan tanam yang dikonstruksi untuk
mempertahankan lingkungan tumbuh tanaman dari kondisi lingkungan yang sangat ekstrem.
Bisa jadi, pada saat tertentu, suhu lingkungan sangat rendah atau sangat tinggi, atau sedang
mengalami hujan badai dengan angin puting beliung, atau intensitas menerima cahaya matahari
yang sangat tinggi. Kondisi-kondisi ini tidak disukai oleh beberapa tanaman. Karenanya,
dibutuhkan sebuah rumah tempat mereka berlindung dan supaya dapat tumbuh di luar musimnya
(out-of-season). Seperti yang kita tahu, faktor utama yang membuat tanaman tumbuh dengan
baik adalah cahaya. Maka, rumah tersebut harus tembus cahaya sehingga tanaman tetap
menerima asupan energi matahari. Kaca adalah salah satu bahan yang cocok. Itulah mengapa
kemudian orang-orang menyebutnya ‘rumah kaca’. Akan tetapi, kaca bukanlah satu-satunya
bahan yang bisa tembus cahaya. Sudah ada banyak penemuan bahan-bahan yang bisa ditembus
cahaya. (Sabar, akan kujelaskan nanti…!)
Perlu juga kamu ketahui bahwa bangunan atau ruang yang diistilahkan sebagai botanical
gardens—tempat untuk merawat dan menumbuhkembangkan tanaman untuk tujuan tertentu—
disebut-sebut sudah ada jauh sebelumnya, contohnya yang dibuat di Italia oleh Anthony
Castor[2] dengan kesadaran tentang pentingnya penelitian mengenai tanaman (The Literary
Chronicle and Weekly Review, 1821). Konon, kebun si Castor itu kira-kira baru ada empat ratus
tahun setelah Lyceum[3] yang terkenal itu (Sarton, 1952). Sementara, Sunil D. Purohit (2013,
hal. 272) menyatakan bahwa bangunan-bangunan yang dikenal dengan nama Giardini botanici
(bahasa Italia untuk botanical gardens), yang dibangun pada abad ke-13 M untuk melestarikan
tanaman eksotis dari daerah tropis, cukup identik dengan model rumah kaca modern zaman
sekarang. Kemudian, Botanical Gardens (Orto Botanico) di Padua, Italia, dibangun tahun 1545,
yang pada masa-masa selanjutnya melakukan penelitian tanaman dengan menerapkan teknologi
rumah kaca a.k.a greenhouse (Botanical Garden (Orto Botanico), Padua, n.d.).
Annals of the Joseon Dynasty (Foto adalah milik the National Institute of Korean History.
Diakses dari http://www.korea.net/NewsFocus/Culture/view?articleId=90790)
Tapi, penemuan rumah kaca ternyata telah berlangsung di Korea pada masa 1450-an, loh…!
Adalah Sangayorok, sebuah manuskrip asal pertengahan abad ke-15, yang memberitahukan itu
semua. Menurut Sang Jun Yoon dan Jan Woudstra (Yoon & Woudstra, 2007), dalam naskah tua
yang ditulis oleh Soon ui Jeon ini, tercatat keterangan bahwa pada masa itu, Korea—yang pada
masa kepemimpinan Dinasti Joseon (1392-1910) gencar mengembangkan teknologi dan
pengetahuan hortikultural yang sangat baik, sebagaimana diungkapkan dalam buku berjudul
Annals of the Joseon Dynasty (1893)—telah memiliki sistem rumah kaca yang maju. Jeon
bahkan mencantumkan di dalam naskahnya tersebut petunjuk-petunjuk yang dapat membantu
menjelaskan referensi mengenai “tanaman di luar musim” dalam naskah-naskah kontemporer
lainnya. Yoon dan Woudstra menegaskan bahwa rumah kaca ala Jeon ini lebih tua
keberadaannya dibandingkan rumah-rumah kaca yang dibangun di Florence[4] dan
Fontainebleau[5] (yang selama ini dianggap sebagai rumah-rumah kaca pertama di dunia).
Namun, Purohit (2013, hal. 273) menyebutkan bahwa rumah kaca modern pertama justru
dikembangkan oleh ahli botani Prancis, Charles Lucien Bonaparte, di Leiden, Belanda, untuk
menumbuhkembangkan tanaman obat tropis dalam suatu sistem yang dapat mengatur kadar
panas dan dingin di lingkup area tanam. Menurut Purohit, perkembangan itu terjadi karena
adanya persebaran pengetahuan tentang alam dari Italia. Seiring kemajuan ilmu botani dan
ditemukannya bahan kaca berkualitas tinggi, maka di abad ke-17 infrastruktur rumah kaca
modern pun menjadi populer di Eropa.
Dari sejarahnya, rumah kaca ternyata banyak ditemukan di negara-negara empat musim, yakni
lokasi-lokasi dengan kondisi iklim yang dapat menghalangi kegiatan menanam karena memiliki
suhu yang dingin ketika salju turun. Pada musim ini, tanaman-tanaman akan mengalami
pembekuan sehingga sulit tumbuh dengan baik. Penemuan rumah kaca memecahkan masalah itu.
Di dalam rumah kaca, tanaman nggak akan kena salju dan suhu dalam rumah kaca pun dapat
diatur menjadi lebih hangat dibandingkan dengan di luar rumah. Sifat rumah kaca yang dapat
ditembus cahaya matahari memungkinkannya memerangkap kehangatan cahaya tersebut di
interior bangunannya. Jadi, di saat semuanya menjadi serba putih pada musim salju, rumah kaca
tidak demikian, karena ada tumbuhan hijau yang bergembira di dalamnya. Itulah alasannya,
mengapa rumah kaca sering juga dikenal dengan sebutan “rumah hijau” atau “green house”.
Cieee… cieee…!
***
Lah, terus kenapa aku dikembangkan di rumah kaca…?
Jadi, begini…! Ternyata, rumah kaca memiliki banyak kelebihan selain dapat memerangkap
hangatnya cahaya matahari di musim dingin. Menurut informasi dari Agricultural Western
Australia tahun 2000, rumah kaca juga memiliki dua keunggulan. Pertama, tanaman dapat
ditanam dan berproduksi sepanjang tahun karena rumah kaca dapat memberikan lingkungan
yang optimum untuk tanaman. Kedua, risiko tanaman terserang hama dan penyakit menjadi lebih
kecil karena lingkungannya terisolasi dari lingkungan luar yang gampang terserang penyakit.
Karena aku adalah sebuah sistem yang menjunjung tinggi penggunaan air dan hara yang efisien,
rumah kaca adalah tempat yang paling tepat agar aku bisa berlindung dari hujan, selain
menghangatkan tanaman di musim dingin dan berlindung dari serangan hama dan penyakit.
Soalnya, sistemku ini harus waspada terhadap air hujan karena zatnya dapat berpengaruh pada
larutan hara yang diserap tanaman. Misalnya, jika menggunakan sistem hidroponik, demi
tumbuh maksimal, tanaman hanya membutuhkan satu sendok makan hara yang telah dilarutkan
dalam secangkir air. Maka, apa jadinya jika air hujan yang banyak itu menimpa tanaman-
tanaman yang sedang tumbuh? Bercampurnya air hujan menyebabkan volume secangkir air
menjadi bertambah sehingga satu sendok makan hara akan menjadi lebih encer. Dengan kata
lain, tanaman tersebut akan mengalami kekurangan unsur hara. Konstruksi rumah kaca dapat
mencegah sistemku mengalami insiden menyedihkan semacam itu.
Kalau musim dingin adalah alasan ditemukannya rumah kaca, apakah daerah tropis seperti
Indonesia tetap memerlukan rumah kaca…? ‘Kan butuh biaya yang lebih besar…!?
Betul sekali!
Membangun rumah kaca memang tidak murah. Memang perlu biaya extra di awal
pengerjaannya. Akan tetapi, dalam konteks ekonomi, langkah itu bisa dibilang sebagai sebuah
investasi demi keuntungan yang tidak kalah besar. Indonesia memang negara tropis. Tapi ingat!
Hujan di Indonesia juga bisa datang kapan saja dan dalam waktu yang lama, plus dengan angin
yang kencang. Karenanya, rumah kaca dapat menjadi jalan keluarnya.
Biaya mahal…? Hm…! Itu tergantung desain dan cara instalasinya. Nyatanya, model rumah
kaca tidak hanya satu jenis. Ada banyak, dan bisa disesuaikan dengan konteks ruang daerahnya.
Jenis-jenis rumah kaca tergantung dari bahan pembentuknya. Ada yang namanya rumah plastik
(plastic house), berbahan atap yang terbuat dari plastik UV. Ada rumah kasa (screen house),
yang mengarah pada konsep protektif dari serangan hama dan penyakit. Ada rumah naungan
(shade house), yang lebih dominan digunakan untuk pembibitan atau untuk tanaman yang tidak
terlalu memerlukan cahaya matahari secara langsung (untuk nurseri-tanaman hias). Ada juga
rumah bilah (lath house), yang fungsinya sama dengan rumah naungan, hanya saja bahan
naungannya dari bilah-bilah kayu.
Rumah kaca atap plastik (Foto diakses dari
http://www.albertahomegardening.com/images/greenhouse13.jpg)
Rumah kaca beratap kasa (Foto diakses dari http://www.angelfire.com/biz/shadecanopies/shade-king-
screen.jpg)
Shade greenhouse (Foto diakses dari https://luoichenangvn.wordpress.com/2016/02/22/ban-luoi-
chong-nang-tai-ha-noi-gia-tot/)
Lath greenhouse (Foto diakses dari http://blackhillsgarden.com/index.php?p=1_133_AUGUST)
Ada pula pembagian jenis rumah kaca berdasarkan jumlah atapnya, seperti rumah kaca atap
tunggal (lean-to greenhouse) yang beratap satu sisi, atau rumah kaca dua atap (even-span
greenhouse). Kalau berdasarkan bentuk atapnya, ada yang berbentuk melengkung (quonset) dan
lurus (gable). Yang terakhir, rumah kaca juga dapat dibedakan berdasarkan cara penyusunannya.
Ada rumah kaca unit tunggal (detached hosue) dan rumah kaca aneka unit (ridge and furrow
greenhouse) atau rumah kaca unit tunggal gabungan.
Rumah kaca atap tunggal (Foto diakses dari https://www.greenhousestores.co.uk/Elite-Titan-K800-
8×12-Lean-To-Greenhouse-4mm-Toughened-Glazing.htm)
Rumah kaca beratap lengkung (Foto diakses dari http://goo.gl/edhXEB)
Rumah kaca aneka unit beratap lengkung (Foto diakses dari http://goo.gl/4saszy)
Indonesia atau negara-negara dengan iklim tropis, lebih cocok menggunakan tipe rumah kaca
unit tunggal beratap lurus karena konstruksinya dapat menyediakan ventilasi dan pencahayaan
yang baik. Ya, rumah kaca di Indonesia memang harus membutuhkan sistem ventilasi yang baik
agar suhu di dalam rumah kaca tidak terlalu panas. Sedangkan untuk daerah subtropis, rumah
kaca aneka unit beratap lengkung lebih disarankan karena lebih efisien dalam pemanfaatan
energi matahari.
***
Baiklah kalau begitu! Lalu, bagaimana membangun rumah kaca untuk keberlangsungan
sistemku, hidroponik?
Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah memilih lokasi yang tepat! Coba ingat lagi, selain
cahaya matahari, tanaman membutuhkan apa lagi…?
Ya…! Air!
So…?
Sebelum membangun rumah kaca untukku, pastikan terlebih dahulu apakah lokasi untuk rumah
kaca itu dapat menyediakan pasokan air yang baik, yakni dengan ukuran pH 5-6.5, dan dalam
jumlah yang cukup banyak. Selanjutnya, tinjau ketersediaan instalasi listrik—jika kamu
memerlukannya. Sistemku ini bisa menggunakan listrik, bisa juga tidak. Itu tergantung skala
usaha yang akan kamu lakukan, hanya untuk hobi, kah, atau bisnis…? Terakhir, camkan ini baik-
baik, jangan pernah membangun rumah kaca di tempat yang ternaungi oleh pohon karena akan
mengurangi cahaya yang masuk ke rumah kaca. Selain itu, jangan membangun rumah kaca di
area yang dekat dengan tempat penimbunan sampah, ya! Soalnya, itu bisa jadi sarang hama dan
penyakit bagi tanaman.
Jika ketersediaan lokasi dan air sudah oke, silahkan membangun rumah untukku! Hehehe…!
Oh, iya…! Ada satu hal lagi yang perlu kamu ketahui: energy exchange…! Keseimbangan aliran
energi antara rumah kaca dan lingkungan di luarnya. Kondisi aliran energi ini perlu
diperhitungkan demi mempertahankan agar lingkungan tumbuh menjadi optimal bagi tanaman.
Di daerah tropis, suhu hangat di rumah kaca harus dikeluarkan, sedangkan di daerah subtropis
suhu hangat perlu dipertahankan. Nah, cara untuk mengeluarkan dan mempertahankan suhu
tersebut, salah satunya, dengan memperhatikan ventilasi. Disadari atau tidak, ventilasi
merupakan cara yang paling ekonomis, loh…! Atau, kamu juga bisa menggunakan evaporative
cooling system. Prinsip dari sistem ini ialah menurunkan suhu udara dalam ruangan
menggunakan sejumlah uap air. Bisa dengan kipas angin yang ada es nya, atau menggunakan air
conditioner, atau hanya sekedar meletakkan baskom-baskom yang berisi air, atau menyiramkan
air ke rumah kaca pada jam-jam tertentu.
Apa…?! Kamu mau membuat rumah kaca agar aku bisa bekerja dengan baik, tetapi kamu tidak
memiliki cukup modal untuk itu…?
Tenaangg…!!! Mahal atau murahnya rumah kaca untukku, itu tergantung dari tujuannmu. Toh
pada prinsipnya, rumahku hanya untuk melindungi sistemku dari hujan yang dapat merusak
konsentrasi larutan hara untuk tanaman, serta untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan
penyakit. Cuma itu, kok! Serius, deh! Yang penting, kamu nyaman dan bahagia melihat sistemku
berkembang di rumah kaca yang kamu bangun. Apa pun bentuk dan jenisnya. Aku percaya,
kamu sebenarnya jauh lebih kreatif dari apa yang bisa kamu bayangkan, demi menyediakan
rumah kaca itu untukku. Hehehe…!
Fungsi rumah itu, semuanya sama: memberikan kenyamanan untuk tumbuh dan berkembang
bagi setiap anggota rumahnya. Begitu juga dengan rumah untukku. Iya, rumah yang dibangun
agar sistemku—hidroponik—bekerja dengan baik dan menghasilkan tanaman yang baik pula.
Hm, begitulah kira-kira.
Jadi, apa lagi yang masih kamu khawatirkan untuk mulai menanam…???!!! Yuk, mari kita mulai
menanam…!!!
Salam,
Sayurankita
Endnotes
[1] Menurut situs web Oxford Reference, orang yang kita singgung ini bernama asli Gaius Plīnius Secundus (23 – 79 M). Dia adalah seorang penunggang kuda
terkemuka Romawi kala itu, seorang paman dari Pliny the Younger, terkenal sebagai pengarang 37 volume buku, berjudul Natural History, sebuah ensiklopedia
pengetahuan kontemporer pada masanya (Lihat “Pliny the Elder”, diakses tanggal 13 Maret 2016). Situs web Encyclopædia Britannica menyebutkan bahwa meskipun
akurasi informasi dalam buku Pliny the Elder masih diperdebatkan, dia tetap dianggap sebagai pembuat ensiklopedia pertama di dunia (lihat “Natural History:
Encyclopedic scientific work by Pliny the Elder”, diakses tanggal 13 Maret 2016).
[3] Sebuah gimnasium di dekat Athena, yang kemudian menjadi lokasi bagi sebuah ruang belajar filsafat yang didirikan oleh Aristoteles di era 300-an SM. Di daerah
itu, diketahui bahwa Theophrastos, penerus Aristoteles, membangun kebun. Lihat William Morison (2006), “The Lyceum“, Internet Encyclopedia of Philosophy.
Diakses tanggal 14 April 2016. Beberapa sumber lainnya didapatkan dari Wikipedia Bahasa Inggris.
[5] Sebuah komune di area metropolitan Paris. Di daerah ini, misalnya, King François I pernah memiliki kebun jeruk di depan kastilnya pada tahun 1520-an. Lihat
Pierre Laszlo, Citrus: A History (Chicago: University of Chicago Press: 2008), catatan di hal. 208.
Bibliografi
Botanical Garden (Orto Botanico), Padua. (n.d.). Dipetik April 14, 2016, dari World Heritage
Convention, UNESCO: http://whc.unesco.org/en/list/824
Purohit, S. D. (2013). Introduction to Plant Cell, Tissue and Organ Culture. Delhi: PHI.
Sarton, G. (2011). Ancient Science Through the Golden Age of Greece. New York: Dover
Publications, Inc.
The Literary Chronicle and Weekly Review. (1821, September 22). The Botanic Gardens of
Europe. Dalam The Literary Chronicle and Weekly Review, For 1821: Formin an Analysis and
General Repository (hal. 602-603). London: Limbird, 355, Strand, two doors east of Exeter
Change.
Yoon, S. J., & Woudstra, J. (2007). Advanced Horticultural Techniques In Korea: The Earliest
Documented Greenhouses. The Garden History Society, 35(1), 68-84. Diakses dari
http://doi.org/10.2307/25472355
Baca juga
Orang yang memulai berkebun hidroponik (hydroponic gardening) biasanya akan menggunakan
ruang tak terpakai dalam rumah untuk tempat bercocok tanam.
Faktor-faktor penting seperti pencahayaan, aliran udara, dan suhu akan lebih mudah
dikendalikan saat menggunakan sistem hidroponik rumah kaca.
Sistem rumah kaca juga menyediakan ruang cukup untuk memasang semua peralatan (sistem
irigasi dan pencahayaan) yang diperlukan.
Manfaat paling penting dari sistem rumah kaca hidroponik berkaitan dengan pasokan cahaya.
Agar tumbuh optimal, tanaman hidroponik memerlukan jumlah cahaya yang cukup.
Namun, penting untuk diingat bahwa terlalu banyak cahaya langsung dapat menyebabkan
tumbuhnya ganggang. Itu sebab, cahaya matahari di siang hari perlu disaring dan dikurangi
intensitasnya.
Anda juga dapat mengatur jumlah dan sudut cahaya matahari yang masuk menggunakan tirai dan
jendela.
Menggunakan sistem rumah kaca, sistem untuk menyediakan nutrisi tanaman akan lebih mudah
diatur dan dijaga.
Hal ini sangat penting untuk menjamin tumbuh kembang tanaman. Karena tanaman hidroponik
tidak tumbuh di tanah, tingkat pH lebih rentan terhadap variasi.
Akan ada variasi yang besar pada tingkat basa dan asam karena sistem hidroponik tergantung
pada air. Dengan rumah kaca, akan sederhana untuk memasang sistem kontrol otomatis pH,
sehingga Anda tidak perlu terus-menerus memantaunya.
Pengaturan suhu juga merupakan faktor penting. Bahkan dalam cuaca dingin, rumah kaca yang
dibangun dengan benar akan mempertahankan suhu pada tingkat yang tepat tanpa perlu
pemanas.
Kipas juga dapat dipasang untuk membantu mengatur suhu di dalam rumah kaca.
Ada banyak pilihan hidroponik rumah kaca tersedia di pasar, Anda juga dapat membangun
sendiri dari awal.
Jika skala kebun hidroponik Anda semakin besar, menggunakan sistem rumah kaca akan
menjadi pilihan yang bijaksana.[]