An Kel 1 (Def Zinc - B1)
An Kel 1 (Def Zinc - B1)
Kelompok 1:
• Wuladari Kezia
• Sannya Christy
• Gisela Winata
• Hana Aditya
• Junius Kurniawan
• Nada Fadila Kinantya
• Gabrielle Lidwina
• Gautami
• Thurain Leo
PEMBAHASAN :
1. Bagaimana status gizi dan adakah masalah gizi pada anak perempuan
ini?
JK = Perempuan
BB=9 kg
TB=78cm
Usia= 1 tahun 8 bulan
BBs = 11,4 kg
TBs = 82 cm
BBi = 10,6 kg
Kesan:
WHO à status gizi normal dengan perawakan normal
CDC à Status gizi kurang dengan perawakan normal
KURVA WHO
KURVA CDC
2. Bagaimana status gizi anak perempuan ini dan mengapa bisa terjadi
seperti keadaan sekarang ini (cari faktor penyebabnya)
Anak berperawakan normal dan status gizi normal. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
mengetahui penyebabnya. Anamnesa yang diperlukan yaitu:
Berdasarkan gejala dan status gizinya, anak ini diduga menderita defisiensi vitamin B2 dan zinc.
Pada neonatus dan bayi, defisiensi seng dapat timbul akibat suplementasi yang tidak adekuat
dalam nutrisi parenteral total atau dalam kadar ASI. Kadar Seng pada ASI yang rendah dihasilkan
dari defisiensi seng pada ibu. Kekurangan seng pada bayi yang lebih tua, anak sekolah SD , dan
remaja juga dapat terjadi dari asupan yang tidak memadai. Bayi usia 7 sampai 12 bulan yang
mendapat ASI eksklusif mungkin tidak mendapatkan jumlah zinc yang dibutuhkan dari ASI. Gizi
buruk atau diet makanan rendah seng (misalnya, vegetarian) dapat dipertimbangkan. Adanya
kekurangan nutrisi lainnya juga bisa menunjukkan pola makan yang buruk. Penyebab defisiensi
ribofalvin (B2) terkait dengan keadaan malnutrisi dan malabsorpsi, termasuk infeksi GI.
• Dalam kasus ini anak sulit makan mungkin karena terdapat luka pada sudut mulut
àCheilosis à stomatitis angularis ( karena defisiensi vitamin B2) dan angular cheilitis
(defisiensi Zinc)
- Angular cheilitis : merupakan suatu lesi mulut yang ditandai dengan adanya fisura
kemerahan atau deskuamasi pada sudut mulut disertai rasa sakit, kering, rasa terbakar
dan terkadang disertai rasa gatal
• Anak sering menutup mata bila ada sinar àfotofobia à berkurangnya produksi airmata
dan perubahan pada epitel konjuntiva karena defisiensi Vitamin B2
Faktor faktor yang mempengaruhi adanya gangguan pertumbuhan pada anak ini adalah :
• Faktor intake nutrisi
Sumber:
Corbo MD, Lam J. Zinc deficiency and its management in the pediatric population: a literature
review and proposed etiologic classification. Journal of the American Academy of Dermatology.
2013 Oct 1;69(4):616-24.
Gao H, Dai W, Zhao L, Min J, Wang F. The role of zinc and zinc homeostasis in macrophage
function. Journal of immunology research. 2018 Dec 6;2018.
Susu
Menu makan pagi
URT Berat Total energy Protein (g) KH (g) Lemak (g) Vitamin B2 Zinc (mg)
(g) (kkal) (mg)
Susu Dancow balita ½ gelas belimbing 100cc 85 3 13 2,5 0,12 0
Total 100cc 85 3 13 2,5 0,12 0
Menu makan siang Bubur + Tempe iris goreng kecap
Bubur nasi ½ mangkok kecil 85 61,2 1,1 13,6 0,1 0 0
Tempe iris 2 ptg sedang 50 80 9,2 6,4 2 0,2 0,8
Kecap manis 2 sdm 20 45 1 11 0,1 0 0
Minyak ½ sdt 2,5 22,5 0 0 2,5 0 0
Total 122,5 208,7 11,3 31 4,7 0,2 0,8
Menu selingan siang Singkong rebus
Singkong rebus 1 potong kecil 50 73 0,6 17,4 0,1 0,02 0,17
Total 50 73 0,6 17,4 0,1 0,02 0,17
Menu makan malam Bubur + Tempe iris goreng kecap + Susu dancow
Bubur nasi ½ mangkok kecil 85 61,2 1,1 13,6 0,1 0 0
Tempe iris 2 ptg sedang 50 80 9,2 6,4 2 0,2 0,8
Kecap manis 2 sdm 20 45 1 11 0,1 0 0
Minyak ½ sdt 2,5 22,5 0 0 2,5 0 0
Susu Dancow balita ½ gelas belimbing 100cc 85 3 13 2,5 0,12 0
Total 327,5 293,7 14,3 44 7,2 0,14 0,8
Energi (kkal) Protein (g) Karbohidrat (g) Lemak (g) Vitamin B2 (mg) Zinc (mg)
Asupan 660,4 29,2 105,4 14,5 0,48 1,77
Kebutuhan 723,93 21,2 96,46 28,15 0,5 3
Selisih -63,53 +8 +8,94 -13,65 -0,02 -1,23
BB ideal : 10,6
BB aktual : 9
BB/U = 9/10,6 x 100% = 84,91
TB ideal : 82,7
TB aktual : 78
TB/U = 78/82,7 x 100% = 94,32
Rumus Schofield 0-3 tahun perempuan = (16,252 x BB) + (10,232 x TB) – 413,5
Kebutuhan Makronutrien
• Protein = 2 g/kgBB/hari
= 2 x 10,6
= 21,2 g/hari
• P/E Ratio
= (21,2 x 4) /723,93 x 100%
= 84,8/723,93 x 100%
= 11,7%
• Lemak 35%
= 35/100 x 723,93
= 253,38 : 9 kkal
= 28,15 g/hari
• Karbohidrat
= 100% - (11,7% + 35%)
= 100% - 46,7%
= 53,3% x 723,93
= 385,85 : 4 kkal
= 96,46 g/hari
3. Bagaimana mengatasi masalah gizi pada anak ini berikan urainan
dan tahapannya sesuai apa yang saudara ketahui berdasarkan teori?
VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN)
Riboflavin (RF) pertama kali didokumentasikan pada tahun 1879 oleh Blythto sebagai pigmen
kuning yang ditemukan dalam susu. Riboflavin atau vitamin B2 adalah anggota kelompok vitamin
yang disebut vitamin B kompleks, larut dalam air, dan juga stabil terhadap panas, tetapi dapat
dengan mudah dihancurkan oleh alkali dan paparan iradiasi ultraviolet.3 Bentuk aktif biologis
terpentingnya, flavin adenine dinucleotide (FAD) dan flavin mononucleotide (FMN).
Fungsi :
Riboflavin penting untuk metabolisme karbohidrat, asam amino, dan lipid, serta mendukung
perlindungan antioksidan.
Sumber :
Susu dan produk susu memberikan kontribusi terbesar untuk asupan riboflavin dalam makanan
Barat, membuat riboflavin menjadi salah satu vitamin yang larut dalam air. Sereal, daging
(terutama jeroan), dan ikan berlemak juga merupakan sumber riboflavin yang baik, dan buah serta
sayuran tertentu, terutama sayuran berwarna hijau tua, mengandung konsentrasi yang cukup tinggi.
Dosis :
Angka kecukupan vitamin yang dianjurkan untuk orang Indonesia menurut PMK no.75 tahun 2013
tentang Angka Kecukupan Gizi Bangsa Indonesia :
0 – 6 bulan : 0,3 mg
7 – 11 bulan : 0,4 mg
1 – 3 tahun : 0,7 mg
4 – 6 tahun : 1,0 mg
7 – 9 tahun : 1,1 mg
Defisiensi :
Penyebab defisiensi ribofalvin terkait dengan keadaan malnutrisi dan malabsorpsi, termasuk
infeksi GI. Pengobatan dengan beberapa obat, seperti probenesid, fenotiazin, atau kontrasepsi oral,
juga dapat menyebabkan defisiensi. Kekurangan riboflavin adalah endemik pada populasi yang
menjalani pola makan yang kekurangan produk susu dan daging.
Gambaran klinis dari defisiensi riboflavin termasuk cheilosis, glositis, keratitis, konjungtivitis,
fotofobia, lakrimasi, vaskularisasi kornea, dan dermatitis seboroik. Cheilosis dimulai dengan pucat
di sudut mulut dan berkembang menjadi penipisan dan maserasi epitel, menyebabkan fisura
meluas secara radial ke dalam kulit. Pada glositis, lidah menjadi licin, dengan hilangnya struktur
papiler. Anemia normokromik dan normositik juga dapat terlihat karena eritropoiesis yang
terganggu. Kandungan riboflavin yang rendah dari makanan ibu telah dikaitkan dengan kelainan
jantung bawaan, tetapi buktinya lemah.
Tatalaksana
Penting untuk mengonsumsi suplemen riboflavin saat makan karena tingkat penyerapan
meningkat seiring dengan makanan.
Sumber :
1. Peechakara BV. Vitamin B2 (Riboflavin) [Internet]. 2020 [cited 2020Oct7]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525977/
2. Powers HJ. Riboflavin (vitamin B-2) and health [Internet]. 2003 [cited 2020Oct7]. Available
from: https://academic.oup.com/ajcn/article/77/6/1352/4689829
3. Kliegman RM, Stanton BF, W. SGJ, Schor NF, Behrman RE, Nelson WE. Nelson textbook of
pediatrics. Philadelphia: Elsevier; 2016.
4. Navid M, Aakriti B, Stephen WB. Riboflavin deficiency. StatPearls Publishing LLC. 2020
(cited 2020 Oct 7): Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470460/#!po=43.7500
ZINC
Zinc merupakan mineral esensial yang ditemukan pada hampir setiap sel. Berfungsi untuk
merangsang aktivitas banyak enzim, guna mendorong reaksi biokimia dalam tubuh.
Sumber
Zinc ditemukan dalam berbagai macam makanan, sumber seng terbaik adalah dari daging dan
makanan laut:
- Tiram (oysters)
- Daging merah
- Unggas
- Kacang-kacangan
- Makanan laut tertentu
- Biji-bijian (whole grains)
- Produk susu
Gejala Defisiensi
Diagnosis dugaan defisiensi zinc dapat ditegakkan jika terdapat gejala defisiensi zinc, tanda-tanda
malnutrisi (misalnya, berat badan kurang), atau kondisi yang umumnya terkait dengan defisiensi
zinc. Tanda-tanda klinis defisiensi zinc pertama kali digambarkan sebagai perawakan pendek,
hipogonadisme, anemia ringan, dan kadar seng plasma rendah. defisiensi ini disebabkan oleh diet
yang tinggi pada unrefined cereals dan roti tidak beragi, yang mengandung serat dan phytate
tingkat tinggi, yang chelate dengan zinc di dalam usus dan mencegah terjadinya penyerapan.
Gejala tambahan defisiensi zink termasuk hipogeusia (penurunan ketajaman rasa), penyembuhan
luka yang tertunda, alopecia, dan berbagai bentuk lesi kulit. Defisiensi zinc yang terjadi dapat
diakibatkan karena malabsorpsi, kelaparan, atau kehilangan zinc melalui urin yang meingkat,
pankreas, atau sekresi eksokrin lainnya. Defisiensi zinc menyebabkan berbagai gangguan
imunologi. . Defisiensi zinc yang ringan dapat menurunkan fungsi kekebalan, seperti gangguan
produksi interleukin-2. . Defisiensi seng sedang dikaitkan dengan anergi dan aktivitas sel NK yang
berkurang. Defisiensi berat yang disertai dengan atrofi timus, limfopenia, respons proliferasi
limfosit berkurang terhadap mitogen, penurunan sel T-helper, penurunan aktivitas sel NK, anergi,
dan defisiensi aktivitas hormon.
Tatalaksana defisiensi
Kira-kira 70% pasien dengan defisiensi zinc memiliki respon positif terhadap suplementasi zinc
jika dimulai dalam waktu 6 bulan setelah onset. Terapi dapat diberikan hingga 3 sampai 4 bulan
pada defisiensi reversibel, tetapi dapat juga diberikan selama lebih dari 6 bulan pada pasien yang
hanya menunjukkan perbaikan sedang. Anak-anak dengan defisiensi zinc yang didapat harus
menerima zinc elemental pada 0,5 -1 mg / kg / hari untuk mengisi simpanan. Dengan suplementasi
yang adekuat, gejala mulai membaik setelah 1 atau 2 hari. Perhatian harus diberikan agar tidak
melebihi batas toksik suplementasi seng. Toksisitas seng dapat terjadi baik dalam bentuk akut
maupun kronis. Efek samping akut dari asupan zinc yang tinggi termasuk mual, muntah,
kehilangan nafsu makan, kram perut, diare, dan sakit kepala. Asupan 150-450 mg seng per hari
telah dikaitkan dengan efek kronis seperti kadar tembaga rendah, dan penurunan lipoprotein
densitas tinggi .
Sumber :
1. Mahan, L K., and Janice L. Raymond. Krause's food & the nutrition care process. 13th ed.
2. Mahan, L K., and Janice L. Raymond. Krause's food & the nutrition care process. 14th ed. St.
Louis, Missouri: Elsevier, 2017.
3. Saper R, Rash R. Zinc: An Essential Micronutrient [Internet]. Aafp.org. 2009 .Available from:
https://www.aafp.org/afp/2009/0501/p768.html#:~:text=Mild%20zinc%20deficiency%20shou
ld%20be,should%20last%20for%20six%20months.
4. Corbo, M. D., & Lam, J. (2013). Zinc deficiency and its management in the pediatric
population: A literature review and proposed etiologic classification. Journal of the American
Academy of Dermatology, 69(4), 616–624.e1.
5. Office of Dietary Supplements - Zinc [Internet]. Ods.od.nih.gov. [cited 7 October 2020].
Available from: https://ods.od.nih.gov/factsheets/Zinc-HealthProfessional/
Makan pagi 25 %
Menu : ubi jalar merah + telur rebus + keju leleh à Cara pembuatannya atau pengolahannya! à
karena anak ada lua disudut mulut
Bahan URT Berat Energi Protein Lemak KH (g) Zinc Vitamin
(kkal) (g) (g) (mg) B2 (mg)
Ubi 1/2 buah 40 g 60,3 0,64 0,12 14,16 0,2 0,032
jalar kecil
merah
Telur ½ butir 25 39,5 3,2 2,875 0,175 0,26 0,08
rebus
Keju 2 sdm 20 65,2 4,56 4,06 2,62 0,626 0,08
leleh
TOTAL 165 8,4 7,055 16,955 1,086 0,192
Selingan 1 (7,5%)
Selingan 2( 7,5%)