Anda di halaman 1dari 33

PENERAPAN SISTEM PARKIR PINTAR DENGAN

LAHAN TERBATAS PADA KAWASAN WISATA


UBUD

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian

Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat

Guna Memperoleh Sebutan Sarjana Terapan Transportasi Darat

NI KADEK DIAH MEILYANTI


1701056
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TRANSPORTASI
DARAT
BEKASI
2021
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

PENERAPAN SISTEM PARKIR PINTAR DENGAN


LAHAN TERBATAS PADA KAWASAN WISATA
UBUD

disusun oleh:

NI KADEK DIAH MEILYANTI

1701056

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TRANSPORTASI


DARAT

BEKASI

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya lah pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
secara daring ini hingga penyusunan laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
yang berjudul “Penerapan Sistem Parkir Pintar Dengan Lahan Terbatas Pada
Kawasan Wisata Ubud” dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) diantaranya :

1. Bapak Hindro Surahmat, ATD., M.Si. selaku Direktur Politeknik


Transportasi Darat Indonesia-STTD.

2. Ibu Dessy Angga A, MSc. selaku Kepala Program Studi Sarjana Terapan
Transportasi Darat.

3. Bapak Dr. I Made Arka, MT. selaku dosen pembimbing dalam


penyusunan laporan KKL ini.

4. Bapak Dr. Syafrin Liputo, A.T.D., M.T. selaku Kepala Dinas


Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

5. Bapak Massdes Arouffy selaku Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi


DKI Jakarta.

6. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu dari pelaksanaan KKL


hingga tersusunnya laporan ini.

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan suatu metode perkuliahan yang


dilakukan pada Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat (semester VII)
yang dilakukan melalui teknik branchmarking lokasi studi area yang ada, dan
pengamatan studi area yang menjadi dasar branchmarking tersebut dilakukan
secara daring, lalu taruna akan membandingkan atau melakukan komparasi
dengan pengamatan langsung pada suatu obyek di lapangan sesuai lokasi
masingmasing taruna sebagai bentuk kesinambungan kurikulum dan silabus yang
berkaitan dengan perkuliahan pada semua program studi yang tersedia di
Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD. Laporan Kunjungan Kerja
Lapangan ini disusun sebagai tugas akhir guna melengkapi program belajar
Program Sarjana Terapan Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat
Indonesia-STTD. Laporan ini merupakan hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang
dilaksanakan secara daring dengan menjadikan Provinsi DKI Jakarta sebagai
brancmarking terhitung tanggal 4 Februari 2021. Dalam penyusunan laporan ini,
kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi susunan serta cara
penulisan laporan ini, karenanya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga laporan ini
bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan juga bermanfaat bagi
penulis pada khususnya.

Gianyar, 12 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

DAFTAR TABEL................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR............................................................................................vi

BAB I..............................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Maksud dan Tujuan............................................................................2

C. Ruang Lingkup.......................................................................................3

BAB II.............................................................................................................4

GAMBARAN UMUM...........................................................................................4

A. Kondisi Geografis...................................................................................4

B. Kondisi Penduduk...............................................................................5

C. Kondisi Ekonomi.....................................................................................5

D. Kondisi Transportasi............................................................................7

E. Kondisi Parkir.........................................................................................8

BAB III..........................................................................................................11

PELAKSANAAN KKL.........................................................................................11

A. Perkembangan Transportasi Ibu Kota....................................................11

B. Manajemen Parkir di Kawasan Wisata Ubud Gianyar...........................14

C. Perbandingan Kebijakan Parkir di Jakarta dengan Ubud..........................16

D. Kebijakan Masa Pandemi...................................................................18

iii
E. Usulan Penanganan..............................................................................19

BAB IV...........................................................................................................21

PENUTUP.......................................................................................................21

A. Kesimpulan..........................................................................................21

B. Saran...............................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................24

iv
DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Gambaran Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten


Gianyar...............................................................................................................................4
Tabel II. 2 Jumlah Penduduk Hasil Registrasi, Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk
Di Kabupaten Gianyar Dirinci Per Kecamatan Akhir Tahun 2020...............................5
Tabel II. 3 Data transportasi umum Kabupaten Gianyar tahun 2005-2013.............7
Tabel II. 4 Jumlah Kendaraan Parkir di Badan Jalan, Ubud Tahun 2016.................9

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 grafik laju pertumbuhan ekonomi Kab. Gianyar dan Provinsi Bali,
2015-2019 (%)................................................................................................6
Gambar II. 2 Bus Trans Metro Dewata..............................................................8
Gambar II. 3 Kondisi Jalan Raya Ubud...............................................................9
Gambar II. 4 Kondisi Jalan Dewi Sita.................................................................9
Gambar II. 5 Kondisi Jalan Hanoman...............................................................10
Gambar II. 6 Kondisi Jalan Monkey Forest.......................................................10
YGambar III. 1 Fasilitas Pedestrian Terowongan Kendal....................................11
Gambar III. 2 Jalur Khusus Sepeda di Jakarta..................................................12
Gambar III. 3 Transportasi Umum Terpadu.....................................................13
Gambar III. 4 Implemantasi parkir pintar.........................................................14
Gambar III. 5 Jalan Raya Ubud February, 2019................................................15
Gambar III. 6 Jalan Raya Ubud February, 2021................................................15
Gambar III. 7 Larangan Parkir di Depan Pasar Seni Ubud.................................16

vi
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah program rutin setiap tahun yang
dilaksanakan oleh taruna dan taruni Politeknik Transportasi Darat
Indonesia- STTD untuk memenuhi mata kuliah di semester VII pada
program Diploma IV Transportasi Darat.
Metode kegiatan ini dilakukan secara Daring melalui teknik
berdasarkan pengamatan branchmarking dengan Provinsi DKI Jakarta
sebagai lokasi studi areanya yang kemudian taruna/i membandingkan
keadaan lapangan sesuai lokasi taruna/i yang dilakukan berdasarkan
bidang pada Transportasi Darat.
Pengamatan tersebut dilakukan didaerah Kabupaten Gianyar sebagai
lokasi pengamatannya yang kemudian diimplementasikan berdasakan
kebijakan serta perkembangan transportasi di Provinsi DKI Jakarta.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati Manajemen Lalu Lintas di Ibu
Kota untuk selanjutnya diimplementasikan di Kabupaten Gianyar.
Hasil Kuliah Kerja Lapangan harus memenuhi standar yang telah
ditetapkan dari jurusan Diploma IV Transportasi Darat sebagai bentuk
penulisan ilmiah dilihat dari pengumpulan data, pengolahan data,
penyajian data, serta presentasi hasil penelitian yang dikaji dalam bidang
perencanaan transportasi.
Dari hasil pengamatan ini akan mempermudah para taruna/i untuk
menambah pengetahuan serta keilmuan terutama kemajuan bidang
transportasi darat di negara lain baik itu master plan maupun
perencanaan yang berkelanjutan, tata guna lahan yang saling
terkoordinasi, sistem lalu lintas yang terpadu, sistem angkutan umum
yang terintegrasi dan perilaku masyarakat yang disiplin.

1
B. Maksud dan Tujuan
Maksud Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Daring ini adalah untuk
memberikan pandangan terhadap transportasi darat kepada taruna/i,
yang dapat dilihat dari Manajemen Rekaya Lalu Lintas berdasarkan
adanya kebijakan PPKM Jawa-Bali yang sudah diterapkan serta dapat
mengimplementasikan pembangunan transportasi Ibu Kota dimasa
mendatang dengan lokasi masing-masing taruna/i.
Tujuan pelaksanaan serta penyusunan laporan KKL daring ini antara lain
sebagai berikut:
1. Sebagai syarat memenuhi mata kuliah semester VII pada program
Diploma IV Transportasi Darat.
2. Memberikan wawasan mengenai bidang transportasi darat sebagai
modal ilmu yang diterima taruna/i, sebagai dasar pandangan atas
pengambilan keputusan terhadap masalah yang muncul pada bidang
transportasi khususnya Transportasi di Provinsi DKI Jakarta dan
Kabupaten Gianyar.
3. Mendapatkan data serta mengetahui perkembangan dan
pembangunan mendatang transportasi di Provinsi DKI Jakarta.
4. Mendapatkan informasi mengenai kebijakan yang sudah terlaksana
serta dampaknya terhadap Transportasi khususnya transportasi di
Provinsi DKI Jakarta
5. Mengetahui serta dapat mengimplementasikan kebijakan serta
perkembangan transportasi dimasa mendatang dengan daerah study
pada kondisi saat ini.
6. Serta diharapkan dari penyusun laporan ini nantinya dapat diwujudkan
sebagai induk data transportasi yang berguna bagi instansi dalam
bidang perhubungan dan dunia akademis.

2
C. Ruang Lingkup
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) berupa kegiatan pengamatan
dan seminar yang dilakukan secara daring dengan menjadikan Provinsi
DKI Jakarta sebagai brancmarking dengan menghadirkan narasumber dari
Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, diantaranya:

1. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Bapak Dr. Syafrin


Liputo, A.T.D., M.T.

2. Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Bapak


Massdes Arouffy.

3 Strategi dan kebijakan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dalam


menyediakan sarana dan prasarana transportasi serta mengatasi
masalah transportasi yang ada dapat dijadikan referensi ataupun
pembanding dalam penentuan kebijakan di daerah lain.

Dalam hal tersebut penulis memilih Kota asal penulis yaitu


Kabupaten Gianyar khususnya Kecamatan Ubud sebagai pembanding
kebijakan yang diterapkan di Provinsi DKI Jakarta. Dalam laporan ini
penulis membandingkan penerapan kebijakan penyediaan prasarana jalur
sepeda yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan jalur sepeda yang
terdapat di Kabupaten Gianyar sehingga tercipta kesinambungan dalam
upaya penerapan Sistem Parkir Pintar Dengan Lahan Terbatas di Kawasan
Wisata Ubud .

3
BAB II

GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografis
Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten dari sembilan
Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Bali. Kabupaten Gianyar
memiliki luas wilayah 368 Km2 atau sekitar 6,53 % dari luas wilayah
Provinsi Bali. Secara geografis Kabupaten Gianyar terletak diantara 80 18’
48” – 80 38’ 58” Lintang Selatan, 1150 13’ 29” – 1150 22’ 23” Bujur
Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kabupaten Bangli


 Sebelah Timur : Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli
 Sebelah Selatan : Selat Badung dan Samudera Indonesia
 Sebelah Barat : Kabupaten Badung dan Kota Denpasar

Dibanding dengan wilayah Provinsi Bali yang luasnya : 563.286 Ha,


luas Kabupaten Gianyar hanya 6,53% dari luas wilayah Provinsi Bali. Dan
jika dirangking antar Kabupaten yang ada di Provinsi Bali dari sisi luas
wilayahnya Kabupaten Gianyar menempati urutan ke-7 (tujuh) berada
diatas Kota Denpasar dan Kabupaten Klungkung. Berikut merupakan table
luas wilayag per-Kecamatan di Kabupaten Gianyar

Tabel II. Gambaran Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten


Gianyar

Letak Geografis Luas % Dari


Wilayah Luas Kab.
Kecamatan Lintang Selatan Bujur Timur (Ha)

Sukawati 80 30’ 59” – 80 38’ 1150 14’ 12,7” – 1150 19’ 55,02 14,95
58” 3,97”

Blahbatuh 80 31’ 09” – 80 35’ 1150 16’ 59,7” – 1150 21’ 39,7 10,79
58” 21,7”

4
Letak Geografis Luas % Dari
Wilayah Luas Kab.
Kecamatan Lintang Selatan Bujur Timur (Ha)

Gianyar 80 26’ 23” – 80 35’ 1150 18’ 57,9” – 1150 22’ 50,59 13,75
01” 23,7”

Tampaksiring 80 22’ 09” – 80 31’ 1150 16’ 40,7” – 1150 22’ 42,63 11,58
28” 23,7”

Ubud 80 27’ 17” – 80 34’ 1150 13’ 45,7” – 1150 16’ 42,38 11,52
43” 51,7”

Tegallalang 80 19’ 40” – 80 29’ 1150 15’ 18,8” – 1150 19’ 61,8 16,79
38” 49,8”

Payangan 80 18’ 48” – 80 29’ 1150 13’ 29,0” – 1150 17’ 75,88 20,62
40” 36,7”

Kabupaten 80 18’ 48” – 80 29’ 40” 1150 13’ 29” - 1150 22’ 23” 368 100

Sumber : Gianyar Dalam Angka 2020

B. Kondisi Penduduk
Jumlah Penduduk di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2019 yakni
sebanyak 512,2 ribu Jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk dari 2018-
2019 mencapai sebesar 0,81% . Berikut merupakan jumlah penduduk
hasil registrasi, sex ratio dan kepadatan penduduk di Kabupaten Gianyar
dirinci per kecamatan akhir tahun 2019:

Tabel II. Jumlah Penduduk Hasil Registrasi, Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk
Di Kabupaten Gianyar Dirinci Per Kecamatan Akhir Tahun 2020

Kecamatan Jumlah Sex/ Ratio Kepadatan per Km2


Penduduk

Sukawati 24,50 102,7 2280

Blahbatuh 14,10 101,5 1817

Gianyar 18,50 101,9 1870

5
Tampaksiring 9,50 103,2 1143

Ubud 14,50 101,9 1754

Tegallalang 10,50 100,9 870

Payangan 8,40 100,1 569

Jumlah 100,00 101,9 10.303

Sumber : Gianyar Dalam Angka 2020

C. Kondisi Ekonomi
Suatu daerah dinyatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila
terjadi peningkatan PDRB rill pada suatu daerah tersebut. Pada kurun
waktu 2015 sampai 2019, laju pertumbuhan ekonomi Kab. Gianyar
mengalami fluktuasi yang cenderung melambat. Hal ini dikarenakan
adanya krisis ekonomi global yang dapat berdampak pada perekonomian
dunia jadi melambat. Berikut merupakan gambar grafik laju pertumbuhan
ekonomi Kab. Gianyar dan Provinsi Bali, 2015-2019 (%):

Gambar II. grafik laju pertumbuhan ekonomi Kab. Gianyar dan Provinsi Bali,
2015-2019 (%)

Sumber : Gianyar Dalam Angka 2020

6
Melambatnya perekonomian Gianyar pada tahun 2017, disebabkan
oleh menurunnya kunjungan wisatawan akibat terjadinya erupsi Gunung
Agung di tahun tersebut. Tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Gianyar
tampak bangkit kembali mencapai 6,01 serupa dengan pertumbuhan
ekonomi yang dicapai Bali yakni 6,35. Pemulihan kondisi ekonomi tahun
2018 disebabkan karena kondisi pariwisata di Bali khususnya Gianyar
sudah mulai membaik. Selain itu, di tahun yang sama, telah terselenggara
pula event Internasional yakni pertemuan tahunan International Monetary
Fund (IMF) dengan World Bank di Nusa Dua, Bali. Kemudian di tahun
berikutnya, pertumbuhan ekonomi di Bali khususnya Kabupaten Gianyar
kembali melamban hingga 5,6%. Perlambatan ini salah satunya
disebabkan oleh pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali
dari 6,54% pada tahun 2018, menjadi 3,37% pada tahun 2019 akibat
semakin kompetitifnya destinasi wisata dunia.

Perlambatan pariwisata di Bali juga dapat dilihat dari pertumbuhan


ekonomi sektor penyedia akomodasi dan makan minum yang menurun
dari 7,66 % menjadi 6,50%. Pengerjaan proyek konstruksi yang tidak
semasif tahun 2018 seiring dengan adanya penyelenggaraan IMF-World
Bank Annual Meeting 2018, juga menjadi kontributor yang memperlambat
pertumbuhan sektor Konstruksi dari 7 persen tahun 2018 menjadi 6%
tahun 2019, yang pada akhirnya juga memperlambat pertumbuhan
ekonomi di Bali. Hingga akhirnya dikarenakan adanya pandemi Covid-19
Kab. Gianyar mengalami penurnan ekonomi yang sangat drastis
dikarenakan adanya pandemi ini seluruh sektor pariwisata yang ada di Bali
ditutup. Hingga sampai saat ini perekonomian di Bali sedang ditata
kembali namun belum bisa tumbuh seutuhnya dikarenakan penutupan
jalur penerbangan internasional yang merupakan salah satu factor
pertumbuhan ekonomi di Bali khususnya di Kabupaten Gianyar.

7
D. Kondisi Transportasi
Menurut Wibawa (1996) terdapat kecenderungan bahwa
berkembangnya suatu kota/daerah akan bersamaan dengan
berkembangnya masalah transportasi yang terjadi. Implikasi negatif yang
ditimbulkan oleh adanya perkembangan transportasi salah satunya
disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk yang berpengaruh
terhadap meningkatnya permintaan sarana dan prasarana dalam bidang
transportasi. Karakteristik wilayah Ubud memiliki ruas jalan yang sempit,
namun dengan tingginya volume kendaraan menyebabkan terjadinya
kemacetan lalu lintas. Hal ini disebabkan karena kurangnya prasarana
tambahan seperti tempat parkir umum, fasilitas untuk pejalan kaki yang
kurang luas serta garasi milik masyarakat lokal yang minim. Berikut
merupakan data transportasi umum Kabupaten Gianyar tahun 2005-2013.

Tabel II. Data transportasi umum Kabupaten Gianyar tahun 2005-2013

Sumber: BPS Kab Gianyar 2015


Saat ini transportasi yang sedang berkembang ialah adanya trayek
Trans Metro Dewata yang melintas di beberapa ruas jalan Ubud. Trayek
ini sedang dikembangkan lebih lanjut agar kedepannya masyarakat hingga
wisatawan yang akan mengunjungi kawasan Ubud dapat menggunakan
transportasi umum ini sehingga pengunjung dapat terlayani untuk menuju
pusat-pusat utama. Serta fasilitas seperti halte penumpang perlu
dibangun karena semakin baik fasilita yang diberikan maka kemauan
masyarakat untuk naik transportasi umum akan meningkat.

8
Gambar II. Bus Trans Metro Dewata

E. Kondisi Parkir
Banyaknya kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat yang
parkir dibadan jalan menyebabkan kemacetan pada lalu lintas kawasan
Ubud. Pengelolaan manajemen parkir yang tidak baik serta minimnya
pengawasan dari pihak berwajib menyebabkan semua orang memarkir
kendaraan dengan bebas. Sehingga menyebabkan adanya kemacetan
dikarenakan beban jalan yang betambah serta kapaasitas jalan menjadi
berkurang. Berikut merupakan table jumlah kendaraan yang parkir
dibeberapa ruas jalan Ubud.

Tabel II. Jumlah Kendaraan Parkir di Badan Jalan, Ubud Tahun 2016

Sumber : Jurnal Destinasi Pariwisata, 2016

Dari Tabel II.4 apabila dilakukan perbandigan maka dapat diketahui


bahwasannya daerah rawan macet di kawasan Ubud memiliki pola yang

9
sama dibeberapa titik parkir dibadan jalan. Dapat diperkirakan korelasi
kemacetan terhadap tingginya volume kendaraan yang sedang terjadi
dengan banyaknya kendaraan yang parkir dibadan jalan.

Gambar II. Kondisi Jalan Raya Ubud

Gambar II. Kondisi Jalan Dewi Sita

Gambar II. Kondisi Jalan Hanoman

10
Gambar II. Kondisi Jalan Monkey Forest

Gambar diatas merupakan kondisi parkir badan jalan pada masa


pandemic Covid 19 tahun 2021. Terjadi penurunan volume lalu lintas pada
masa pandemic, turunnya jumlah wisatawan sehingga terjadi
pengurangan beban pada ruas jalan. Namun hal tersebut tidak berdampak
pada parkir badan jalan. Hal inilah yang merupakan factor utama pemicu
kemacetan pada lalu lintas di Kawasan Ubud.

11
BAB III

PELAKSANAAN KKL
A. Perkembangan Transportasi Ibu Kota
Jakarta merupakan kota besar yang menjadi salah satu pusat bisnis
pemerintahan. Sebagai ibu kota suatu negara, Provinsi DKI Jakarta tidak
henti-hentinya berkembang terkhusus pada bidang transportasi. Tingginya
penduduk tidak seimbang dengan infrastruktur public yang tersedia.
Kondisi ini menyebabkan tingginya jumlah kendaraan pribadi tidak
seimbang dengan adanya ketersediaan dari ruas jalan sehingga
menimbulkan kemacetan. Namun tersedianya sarana dan prasarana
transportasi tentu tidak akan berdiri sendiri tanpa diterapkannya
kebijakan. Kebijakan ini tentu akan melepaskan masyarakat dari
penggunaan pribadi, selain dapat memaksimalkan penerapan adanya
angkutan transportasi umum juga untuk mengurangi permasalahan pada
ruas jalan.

Prioritas pada pembangunan transportasi yang ada di Jakarta yakni


ada pejalan kaki. Pejalan kaki merupakan prioritas paling utama dalam
pembangunan berbasis transportasi di Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta telah membangun fasilitas pejalan kaki dengan pembangunan
serta pembenahan trotoar sepanjang -/+ 200km di Jakarta pada periode
2018-2019.

12
Gambar III. Fasilitas Pedestrian Terowongan Kendal

Sumber gambar: Detik.com


Priorias pembangunan fasilitas berbasis transportasi yang kedua
yakni kendaraan ramah lingkungan. Penggunaan sepeda saat ini masih
sedang menjadi trend dimasyarakat. Sering kali pengguna sepeda dengan
pengguna kendaraan bermotor terjadi konflik atas penggunaan fasilitas
jalan. Maka dari itu pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan serta
memberi fasilitas kepada masyarakat pengguna kendaraan ramah
lingkungan dengan adanya jalur hijau atau jalur khusus sepeda. Dengan
ini diharapkan masyarakat dapat beralih menggunakan sepeda untuk
bepergian ataupun berangkat kerja selain menyehatkan juga dapat
mengurangi polusi serta penumpukan volume kendaraan dijalan.

Gambar III. Jalur Khusus Sepeda di Jakarta

Sumber gambar: detik.com


Ada beberapa upaya yang di lakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta
guna mengurangi permasalahan yang terjadi pada ruas jalannya yakni
berupa suatu peraturan terhadap batas usia kendaraan serta kelaikan
kendaraan bermotor. Cara ini juga disejajarkan dengan jumlah
kepemilikan kendaraan lebih dari satu maka pajak yang harus dibayar
makin tinggi. Prioritas berikutnya berupa penyediaan sarana dan
prasarana transportasi umum yang nyaman, efektif, mudah di jangkau,
seemless (terpadu) serta murah. Transportasi Umum yang telah

13
berkembang di Jakarta yakni Busway, Jaklingko, KRL,MRT serta LRT.
Adanya transportasi umum tersebut di terapkan pemerintah guna
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Dengan diterapkannya
transportasi umum terpadu, masyarakat dapat lebih mudah menjangkau
tujuan dengan angkutan umum hingga sampai ditujuan.

Gambar III. Transportasi Umum Terpadu

Prioritas pembangunan terakhir yakni kendaraan pribadi. Fasilitas


yang diberikan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal
pengurangan kemacetan terhadap kendaraan pribadi ialah dengan
menetapkan kebijakan tarif parker yang tinggi serta penyediaan parkir off
street. Dengan lahan yang terbatas beberapa perusahaan menerapkan
parkir pintar. Badan Teknologi Mesin Perkakas, Produksi dan Otimasi
sedang mengembangkan system otomasi parkir vertical dangan system
rotary. Parkir pintar yakni pengembangan system parkir pintar dengan
desain rotary. Parkir ini merupakan sebuah system parkir yang bertingkat
kemudian diopersikan secara otomatis yang bertujuan untuk
meningkatkan daya tampung kendaraan yang lebih besar dibandingkan
parkir konvensional yang memerlukan lahan yang luas. Parkir pintar ini
mengatur susunan kendaraan menggunakan palet bertingkat yang dapat
meminimalisir ruang kosong serta dapat diterapkan pada suatu bangunan
yang memerlukan lahan parkir namun dengan lahan yang terbatas.

14
Namun system parkir pintar ini masih dalam pengembangan lebih lanjut
yang kedepannya akan terus di uji dan diteliti guna memberikan solusi
dari sebuah permasalahan manajemen parkir serta dapat mengikuti

teknologi yang lebih maju kedepannya.

Gambar III. Implemantasi parkir pintar

B. Manajemen Parkir di Kawasan Wisata Ubud Gianyar


Ubud merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Gianyar
berupa kawasan wisata yang banyak di kunjungi wisatawan karena
merupakan salah satu destinasi unggulan yang dimiliki Bali. Sebagai suatu
desa yang sudah dikenal luas di mancanegara, bahkan dijuluki diberbagai
kalangan sebagai desa internasional menjadikan Ubud suatu penggerak
utama industri pariwisata di Bali. Ubud dikenal oleh banyak wisatawan
karena keindahan alamnya berupa adanya kontur alam persawahan,
kawasan hutan yang diapit oleh jurang dan sungai, serta seni dan budaya
Bali yang masih sangat kental. Dibalik keindahan alamnya, Ubud tak luput
dari permasalahan lalu lintas yang sering terjadi pada umumnya.
Permasalahan infrastruktur dan transportasi merupakan penyebab
kemacetan lalu lintas disekitar kawasan Ubud. Banyaknya kendaraan yang
melintas, kurangnya kantong parkir di wilayah ubud serta penggunaan

15
badan jalan sebagai tempat parkir merupakan faktor utama penyebab
kemacetan dititik titik tertentu wilayah ubud.

Adanya pandemi Covid 19 ini terjadi penurunan wisatawan yang


datang ke Bali. Penurunan wisatawan ini berdampak pada situasi serta
kondisi lalu lintasnya. Dapat di lihat pada gambir dibawah merupakan
situasi Jalan Raya Ubud sebelum terjadinya pandemic dengan setelah
terjadinya pandemic Covid 19. Gambar III. 5 merupakan kondisi Jalan
Raya Ubud pada Bulan Februari 2019 disaat virus belum menyebar dan
belum berpengaruh terhadap wisatawan yang datang ke Bali khususnya
yang berkunjung di Ubud, Gianyar. Kemudian Gambar III.6 menunjukan
kondisi Jalan Raya Ubud disaat adanya pandemic Covid 19. Keadaaan
jalan saat ini masih sepi banyak pertokoan yang masih tetap buka namun
masalah yang masih ada yakni parkir on street dimana masalah utama
dari lalu lintas di ubud yakni minimnya lahan parkir pada kawasan wisata
sehingga masyarakat serta wisatawan yang masih tinggal di wilayah Ubud
parkir dibadan jalan walaupun sudah terdapat rambu larangan parkir.

16
Gambar III. Jalan Raya Ubud February, 2019

Gambar III. Jalan Raya Ubud February, 2021

Dari perbandingan gambar diatas, dipastikan pemerintah


memerlukan alternatif untuk menanggulangi permasalahan terutama
masalah lalu lintas yang terjadi. Saat ini permasalahan yang terjadi selain
parkir dibadan jalan, juga trend bersepeda menjadi masalah dikarenakan
banyaknya pengguna sepeda dengan pengguna kendaraan bermotor serta
kurang ramahnya fasilitas pedestrian pada daerah ini juga memicu adanya
konflik yang terjadi dijalan. Ruang jalan yang sempit, lahan parkir yang
terbatas dan tingginya volume kendaraan yang melintas serta budaya

17
wisatawan asing yang senang berjalan kaki merupakan konflik yang ada
saat ini di kawasan wisata Ubud. Jika hal ini terus dibiarkan maka, ada
maupun tidak adanya wisatawan yang masuk tetap akan mempengaruhi
masalah transportasi yang ada saat ini. Jika dibiarkan dalam kurun waktu
5-10 tahun mendatang, kemacetan diwilayah ini akan terus terjadi bahkan
tidak terkendali lagi dan pada akhirkan akan merugikan pihak-pihak yang
terkait.

Gambar III. Larangan Parkir di Depan Pasar Seni Ubud

C. Perbandingan Kebijakan Parkir di Jakarta dengan Ubud


1. Kebijakan parkir di Jakarta Menurut Perda No 5 Tahun 2014 tentang
Transportasi pasal 95 menyatakan bahwa :
a. Pemerintah daerah dapat memberikan sanksi tegas terhadap
pelanggar Lalu Lintas angkutan jalan
b. Penindakan dapat dilakukan apabila , pelanggar memasuki jalur
khusus angkutan umum, pelanggar memarkir kendaraan di
ruangmilik jalan yang bukan merupakan tempat untuk parkir,
menyalah gunakan fasilitas pedestrian, melanggar ketentuanan
lalu lintas yang sudah diterapkan.
c. Pemberian sanksi terhadap pengguna kendaraan bermotor yang
berhenti/parkir ditempat yang bukan merupakan fasilitas parkir
tersebut dapat dilalukan penindakan penguncian ban kendaraan,
pemindahan kendaraan dengan alat bantu derek serta pencabutan
pentil ban.
d. Sanksi yang di terapkan untuk menimbulkan efek jera bagi
pelanggar , pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan 2 sanksi
yakni dikenakan denda sesuai dengan kebijakan UU No. 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan yakni sebesar  Rp.
500.000,- yang diberikan oleh kepolisian dengen menerapkan
tilangan slip biru. Kemudian kendaraan yang melanggar kemudian
kendaraannya dipindahkan menggunakan alat bantu derek
tersebut sesuai kebijakan Perda No. 3 Tahun 2012 tentang

18
Retribusi Daerah yaitu biaya penderekan dan penyimpanan
kendaraan yang diderek karena parkir sembarangan sebesar Rp.
500.000,-/hari/kendaraan.
2. Rekomendasi kebijakan parkir di Kawasan Wisata Ubud dalam
efektivitas manajemen parkir menurut Peraturan Bupati Gianyar
Nomor 57 Tahun 2018 di Kelurahan Ubud menyatakan :
a. Pemerintah Kab. Gianyar melalui Dinas Perhubungan selaku
pelaksana Peraturan Bupati dapat menindak secara tegas adanya
pelanggaran demi kelancaran serta kenyamanan lalu lintas.
b. Perlu diadakannya sosialisasi bersekala besar kepada masyarakat
serta wisatawan terhadap pentingnya disiplin berlalu lintas serta
parkir pada tempat yang telah ditentukan.
c. Pemerintah Kab. Gianyar wajib melakukan penertiban serta
pengawasan secara berkala agar peraturan bupati dapat
diselenggarakan dan mencapai tujuan yang diharapkan,
d. Perlu adanya komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat
agar pemerintah dapat menampung aspirasi dari masyarakat.

D. Kebijakan Masa Pandemi


Dalam pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
wilayah Jawa-Bali menerapkan kebijakan berupa pembatasan kegiatan,
pembatasan jam operasional angkutan umum dalam trayek serta adanya
pembatasan jumlah penumpang angkutan umum sesuai Pergub No. 3
Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2020 tentang Penanggulangan Corona Virus Disease 2019. Adanya
kebijakan ini diharapkan dapat menanggulangi adanya cluster baru dalam
pandemic Covid 19 ini. Segala jenis kebijakan telah di terapkan oleh
pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Implementasi kebijkan di Jakarta tidak jauh dengan penerapannya


di Bali. Namun ada beberapa perbedaan yang mungkin belum diterapkan
oleh pemerintah Provinsi Bali khususnya pada Kabupaten Gianyar.

19
Kebijakan yang belum dapat terlaksana ialah pelaksanaan pembatasan
kegiatan pada titik titik tertentu yang menimbulkan kerumunan
masyarakat. Pantai merupakan salah satu objek yang sering didatangi
oleh masyarakat baik untuk rekreasi maupun sebagai tempat wisata. Di
Kabupaten Gianyar terdapat kurang lebih 15 pantai yang sering di
kunjungi masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat akan protocol
kesehatan serta tidak adanya pihak yang mengawasi adanya kegiatan
dipantai tersebut juga merupakan salah satu faktor meningkatnya pasien
Covid 19 di Kabupaten Gianyar. Akses jalan yang mudah dilalui membuat
masyarakat memilih pantai sebagai tempat rekreasi disaat sore hari.

E. Usulan Penanganan
Dari permasalahan yang terjadi pada kawasan Wisata Ubud usulan
penanganan untuk mengatasi permasalahan ini ialah pemerintah
menyediakan tempat parkir off street yang memadai.

Dari perbandingan kebijakan dari Provinsi DKI Jakarta dengan


Peraturan Bupati Gianyar dalam mewujukan kawasan yang tertib dan
teratur maka rekomendasi kebijakan Provinsi DKI Jakarta yang dapat
diterapkan pada Kawasan Wisata Ubud yakni Dinas Perhubungan Gianyar
dapat melakukan penindakan berupa pemindahan kendaraan dengan
menggunakan alat bantu derek. Yang kemudian pelanggar diberikan
sanksi berupa denda maksimal Rp. 500.000 sebagai efek jera. Sehingga
dengan kebijakan tersebut diharapkan tidak ada lagi pelanggaran
terhadap parkir pada tempat yang bukan merupakan fasilitas parkir itu
sendiri.

Pemerintah juga diharapkan memberikan fasilitas pada pengguna


kendaraan bermotor yakni berupa central parkir yang kedepannya dapat
menampung kendaraan dari masyarakat maupun wisatawan yang
berkunjung atau liburan ke Kawasan Wisata Ubud.

20
Dengan minimnya lebar jalan serta terbatasnya lahan parkir,
pemerintah juga dapat menerapkan system parkir pintar yang telah
dikembangkan oleh Badan Teknologi Mesin Perkakas, Produksi dan
Otimasi yang mengembangkan design otomasi parkir vertical dangan
system rotary yang sudah diimplementasikan di daerah Jakarta. Dengan
lahan yang terbatas, parkir pintar ini dapat di bangun dalam ruang kosong
yang terbatas namun dapat menampung lebih banyak kendaraan
terkhusus untuk kendaraan roda empat. System ini kedepannya
diharapkan dapat diterapkan di kawasan wisata lainnya yang memiliki
keterbatasan lahan untuk parkir. Kemudian dengan menjamin serta
memberikan kenyamanan bagi parawisatawan maupun masyarakat,
pemerintah diharapkan menyediakan jalur khusus sepeda agar
trasnportasi ramah lingkungan disini dapat berkembang sehingga
mengurangi kemacetan akibat tingginya volume kendaraan yang tidak
sembanding dengan luas jalannya. Pengembangan fasilitas pedestrian
juga perlu diperbaiki agar dapat menjadi kawasan ramah pedestrian.
Dengan membangun fasilitas trotoar yang nyaman serta menarik untuk
digunakan maka diharapkan dapat meningkatkan budaya berjalan kaki di
kawasan ini.

Adanya pandemic Covid 19 ini, penyelarasan kebijakan yang


diterapkan oleh pemerintah yakni kebijakan PPKM Jawa-Bali seharusnya
dapat dilaksanakan dengan baik. Namun, banyaknya masyarakat yang
kurang peduli akan protocol kesehatan mengakibatkan jumlah pasien
Covid 19 tetap meningkat. Usulan kebijakan yang dilakukan di Kabupaten
Gianyar ialah diambil dari implementasi daerah Provinsi Jakarta yakni
peniadaan kegiatan. Penutupan akses jalan masuk menuju pantai pada
saat jam operasional yang telah ditentukan merupakan salah satu cara
agar masyarakat sadar akan pemberlakuan kebijakan PPKM ini.

21
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan Daring banyak yang
kebijakan serta materi yang didapat dalam pembelajaran ini. Kebijakan
yang diterapkan oleh pemerintah dalam menanggulangi pandemic Covid
19 ini dirasa sudah bijak dan dapat diterapkan. Kondisi perkembangan
transportasi Ibu Kota sudah berada dalam tahap pengembangan. Dari
pelaksanaan KKL daring ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:

1. Pejalan kaki merupakan prioritas paling utama dalam pembangunan


berbasis transportasi di Jakarta. Maka dari itu pemerintah membangun
fasilitas pedestrian yang nyaman dana man untuk dilewati.
2. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi fasilitas kepada masyarakat
pengguna kendaraan ramah lingkungan dengan adanya jalur hijau
atau jalur khusus sepeda sebagai salah satu kiat dari pemerintah
mendorong masyarakat untuk bersepeda selain sehat juga kebiasaan
ini juga akan menurunkan masalah kemacetan lalu lintas karena
tingginya volume kendaraan bermotor di Jakarta.
3. Transportasi Umum yang telah berkembang di Jakarta yakni Busway,
Jaklingko, KRL,MRT serta LRT. Adanya transportasi umum tersebut di
terapkan pemerintah guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
.Dengan diterapkannya transportasi umum terpadu, masyarakat dapat
lebih mudah menjangkau tujuan dengan angkutan umum hingga
sampai ketujuan.
4. Fasilitas yang diberikan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam
hal pengurangan kemacetan terhadap kendaraan pribadi ialah dengan

22
menetapkan kebijakan tarif parker yang tinggi serta penyediaan parkir
off street.
5. Pengembangan Parkir Pintar oleh Badan Teknologi Mesin Perkakas,
Produksi dan Otimasi sedang mengembangkan system otomasi parkir
vertical dangan system rotary.
6. Parkir pintar yakni pengembangan system parkir pintar dengan desain
rotary.
7. Permasalahan infrastruktur dan transportasi merupakan penyebab
kemacetan lalu lintas disekitar kawasan Ubud.
8. Banyaknya kendaraan yang melintas, kurangnya kantong parkir di
wilayah ubud serta penggunaan badan jalan sebagai tempat parkir
merupakan faktor utama penyebab kemacetan dititik titik tertentu
wilayah Ubud.
9. Adanya trend bersepeda menjadi masalah dikarenakan banyaknya
pengguna sepeda dengan pengguna kendaraan bermotor serta kurang
ramahnya fasilitas pedestrian pada daerah ini juga memicu adanya
konflik yang terjadi dijalan.
10. Ruang jalan yang sempit, lahan parkir yang terbatas dan tingginya
volume kendaraan yang melintas serta budaya wisatawan asing yang
senang berjalan kaki merupakan konflik yang ada saat ini di kawasan
wisata Ubud.
11. Penerapan system Parkir Pintar diwilayah Ubud dapat dikembangkan
karena minimnya lahan parkir dikawasan ini.
12. Perlu adanya study lebih lanjut terkait penerapan system Parkir Pintar
tersebut.
13. Kemudian dengan menjamin serta memberikan kenyamanan bagi
parawisatawan maupun masyarakat, pemerintah diharapkan
menyediakan jalur khusus sepeda agar transportasi ramah lingkungan
sehingga mengurangi kemacetan.
14. Pengembangan fasilitas pedestrian juga perlu diperbaiki agar dapat
menjadi kawasan ramah pedestrian. Dengan membangun fasilitas

23
trotoar yang nyaman serta menarik untuk digunakan maka diharapkan
dapat meningkatkan budaya berjalan kaki.

B. Saran
Dari hasil penyusunan Laporan Kuliah Kerja Lapangan daring ini
saran yang dapat disampaikan baik kepada pemerintah maupun
masyarakat dalam mewujudkan Ubud sebagai Kawasan Wisata yang
nyaman dan aman ialah sebagai beriut:

1. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat serta wissatawan


tentang pemahaman berkendara yang baik.
2. Adanya sosialisasi terhadap kebijakan pelarangan parkir dibadan
jalan. Baik itu berupa perbaikan rambu yang sudah tidak layak
maupun penegasan sanksi kepada masyarakat ataupun
wisatawan yang masih melanggar.
3. Perlunya penegasan dari pihak yang berwenang terkait protocol
kesehatan pada masyarakat.

Dengan demikian diharapkan dapat dilaksanakan agar masalah yang


terjadi dapat diminimalisir serta mewujudkan Ubud sebagai kawasan
wisata yang aman dan nyaman.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Ubud Kawasan Pariwisata. Diakses melalui web


rentalmobilbali.net pada 27 Maret 2019
BPS Kab. Gianyar, ed.2020.Kabupaten Gianyar Dalam
Angka2020(ID):BPS Kabupaten Gianyar.
Disparda.baliprov.go.id Data Statistic Sementara Desember
2019/2020/01
Kompas.com . 2020. Diakses pada 24 Desember 2020 melalui web
(https://travel.kompas.com/read/2020/11/24/192600527/jelang-akhir-
tahun-2020-ini-estimasi-jumlah-wisatawan-di-indonesia)
Peraturan Bupati Gianyar Nomor 57 Tahun 2018 tentang
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Serta
Perparkiran di Kawasan Pariwisata Ubud.
Peraturan Daerah Nomor  5 Tahun 2014 Tentang Transportasi
pasal 95
Wikipedia. 2020. Diakses pada 21 Januari 2021 melalui
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gianyar)

25

Anda mungkin juga menyukai