Laporan KKL - Ni Kadek Diah Meilyanti - 1701056
Laporan KKL - Ni Kadek Diah Meilyanti - 1701056
disusun oleh:
1701056
BEKASI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya lah pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
secara daring ini hingga penyusunan laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang
berjudul “Penerapan Sistem Parkir Pintar Dengan Lahan Terbatas Pada Kawasan
Wisata Ubud” dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu
dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
diantaranya :
2. Ibu Dessy Angga A, MSc. selaku Kepala Program Studi Sarjana Terapan
Transportasi Darat.
3. Bapak Dr. I Made Arka, MT. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
laporan KKL ini.
4. Bapak Dr. Syafrin Liputo, A.T.D., M.T. selaku Kepala Dinas Perhubungan
Provinsi DKI Jakarta.
6. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu dari pelaksanaan KKL hingga
tersusunnya laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
BAB II .......................................................................................................... 4
iii
E. Usulan Penanganan ........................................................................... 19
BAB IV ........................................................................................................ 21
PENUTUP .................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ....................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................ 23
iv
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Gambaran Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Gianyar
............................................................................................................................................. 4
Tabel II. 2 Jumlah Penduduk Hasil Registrasi, Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk
Di Kabupaten Gianyar Dirinci Per Kecamatan Akhir Tahun 2020 ............................... 5
Tabel II. 3 Data transportasi umum Kabupaten Gianyar tahun 2005-2013 ............. 7
Tabel II. 4 Jumlah Kendaraan Parkir di Badan Jalan, Ubud Tahun 2016 ................. 9
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 grafik laju pertumbuhan ekonomi Kab. Gianyar dan Provinsi Bali,
2015-2019 (%).............................................................................................. 6
Gambar II. 2 Bus Trans Metro Dewata............................................................. 8
Gambar II. 3 Kondisi Jalan Raya Ubud ............................................................. 9
Gambar II. 4 Kondisi Jalan Dewi Sita ............................................................... 9
Gambar II. 5 Kondisi Jalan Hanoman............................................................. 10
Gambar II. 6 Kondisi Jalan Monkey Forest ..................................................... 10
Gambar III. 1 Fasilitas Pedestrian Terowongan Kendal.................................... 11
Gambar III. 2 Jalur Khusus Sepeda di Jakarta ................................................ 12
Gambar III. 3 Transportasi Umum Terpadu.................................................... 13
Gambar III. 4 Implemantasi parkir pintar ....................................................... 14
Gambar III. 5 Jalan Raya Ubud February, 2019 .............................................. 15
Gambar III. 6 Jalan Raya Ubud February, 2021 .............................................. 15
Gambar III. 7 Larangan Parkir di Depan Pasar Seni Ubud ................................ 16
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah program rutin setiap tahun yang
dilaksanakan oleh taruna dan taruni Politeknik Transportasi Darat
Indonesia- STTD untuk memenuhi mata kuliah di semester VII pada
program Diploma IV Transportasi Darat.
Metode kegiatan ini dilakukan secara Daring melalui teknik
berdasarkan pengamatan branchmarking dengan Provinsi DKI Jakarta
sebagai lokasi studi areanya yang kemudian taruna/i membandingkan
keadaan lapangan sesuai lokasi taruna/i yang dilakukan berdasarkan bidang
pada Transportasi Darat.
Pengamatan tersebut dilakukan didaerah Kabupaten Gianyar sebagai
lokasi pengamatannya yang kemudian diimplementasikan berdasakan
kebijakan serta perkembangan transportasi di Provinsi DKI Jakarta.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati Manajemen Lalu Lintas di Ibu
Kota untuk selanjutnya diimplementasikan di Kabupaten Gianyar.
Hasil Kuliah Kerja Lapangan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan
dari jurusan Diploma IV Transportasi Darat sebagai bentuk penulisan ilmiah
dilihat dari pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, serta
presentasi hasil penelitian yang dikaji dalam bidang perencanaan
transportasi.
Dari hasil pengamatan ini akan mempermudah para taruna/i untuk
menambah pengetahuan serta keilmuan terutama kemajuan bidang
transportasi darat di negara lain baik itu master plan maupun perencanaan
yang berkelanjutan, tata guna lahan yang saling terkoordinasi, sistem lalu
lintas yang terpadu, sistem angkutan umum yang terintegrasi dan perilaku
masyarakat yang disiplin.
1
B. Maksud dan Tujuan
Maksud Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Daring ini adalah untuk
memberikan pandangan terhadap transportasi darat kepada taruna/i, yang
dapat dilihat dari Manajemen Rekaya Lalu Lintas berdasarkan adanya
kebijakan PPKM Jawa-Bali yang sudah diterapkan serta dapat
mengimplementasikan pembangunan transportasi Ibu Kota dimasa
mendatang dengan lokasi masing-masing taruna/i.
Tujuan pelaksanaan serta penyusunan laporan KKL daring ini antara lain
sebagai berikut:
1. Sebagai syarat memenuhi mata kuliah semester VII pada program
Diploma IV Transportasi Darat.
2. Memberikan wawasan mengenai bidang transportasi darat sebagai
modal ilmu yang diterima taruna/i, sebagai dasar pandangan atas
pengambilan keputusan terhadap masalah yang muncul pada bidang
transportasi khususnya Transportasi di Provinsi DKI Jakarta dan
Kabupaten Gianyar.
3. Mendapatkan data serta mengetahui perkembangan dan pembangunan
mendatang transportasi di Provinsi DKI Jakarta.
4. Mendapatkan informasi mengenai kebijakan yang sudah terlaksana
serta dampaknya terhadap Transportasi khususnya transportasi di
Provinsi DKI Jakarta
5. Mengetahui serta dapat mengimplementasikan kebijakan serta
perkembangan transportasi dimasa mendatang dengan daerah study
pada kondisi saat ini.
6. Serta diharapkan dari penyusun laporan ini nantinya dapat diwujudkan
sebagai induk data transportasi yang berguna bagi instansi dalam
bidang perhubungan dan dunia akademis.
2
C. Ruang Lingkup
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) berupa kegiatan pengamatan
dan seminar yang dilakukan secara daring dengan menjadikan Provinsi DKI
Jakarta sebagai brancmarking dengan menghadirkan narasumber dari
Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, diantaranya:
Dalam hal tersebut penulis memilih Kota asal penulis yaitu Kabupaten
Gianyar khususnya Kecamatan Ubud sebagai pembanding kebijakan yang
diterapkan di Provinsi DKI Jakarta. Dalam laporan ini penulis
membandingkan penerapan kebijakan penyediaan prasarana jalur sepeda
yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan jalur sepeda yang terdapat di
Kabupaten Gianyar sehingga tercipta kesinambungan dalam upaya
penerapan Sistem Parkir Pintar Dengan Lahan Terbatas di Kawasan Wisata
Ubud .
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografis
Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten dari sembilan
Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Bali. Kabupaten Gianyar memiliki
luas wilayah 368 Km2 atau sekitar 6,53 % dari luas wilayah Provinsi Bali.
Secara geografis Kabupaten Gianyar terletak diantara 80 18’ 48” – 80 38’
58” Lintang Selatan, 1150 13’ 29” – 1150 22’ 23” Bujur Timur, dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
4
Letak Geografis Luas % Dari
Lintang Selatan Bujur Timur Wilayah Luas Kab.
Kecamatan (Ha)
Ubud 80 27’ 17” – 80 34’ 43” 1150 13’ 45,7” – 1150 16’ 42,38 11,52
51,7”
Tegallalang 80 19’ 40” – 80 29’ 38” 1150 15’ 18,8” – 1150 19’ 61,8 16,79
49,8”
Payangan 80 18’ 48” – 80 29’ 40” 1150 13’ 29,0” – 1150 17’ 75,88 20,62
36,7”
Kabupaten 8 18’ 48” – 8 29’ 40” 1150 13’ 29” - 1150 22’ 23”
0 0 368 100
B. Kondisi Penduduk
Jumlah Penduduk di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2019 yakni
sebanyak 512,2 ribu Jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk dari 2018-
2019 mencapai sebesar 0,81% . Berikut merupakan jumlah penduduk hasil
registrasi, sex ratio dan kepadatan penduduk di Kabupaten Gianyar dirinci
per kecamatan akhir tahun 2019:
Tabel II. 2 Jumlah Penduduk Hasil Registrasi, Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk
Di Kabupaten Gianyar Dirinci Per Kecamatan Akhir Tahun 2020
C. Kondisi Ekonomi
Suatu daerah dinyatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila
terjadi peningkatan PDRB rill pada suatu daerah tersebut. Pada kurun waktu
2015 sampai 2019, laju pertumbuhan ekonomi Kab. Gianyar mengalami
fluktuasi yang cenderung melambat. Hal ini dikarenakan adanya krisis
ekonomi global yang dapat berdampak pada perekonomian dunia jadi
5
melambat. Berikut merupakan gambar grafik laju pertumbuhan ekonomi
Kab. Gianyar dan Provinsi Bali, 2015-2019 (%):
Gambar II. 1 grafik laju pertumbuhan ekonomi Kab. Gianyar dan Provinsi Bali,
2015-2019 (%)
6
tahun 2018 seiring dengan adanya penyelenggaraan IMF-World Bank
Annual Meeting 2018, juga menjadi kontributor yang memperlambat
pertumbuhan sektor Konstruksi dari 7 persen tahun 2018 menjadi 6%
tahun 2019, yang pada akhirnya juga memperlambat pertumbuhan
ekonomi di Bali. Hingga akhirnya dikarenakan adanya pandemi Covid-19
Kab. Gianyar mengalami penurnan ekonomi yang sangat drastis
dikarenakan adanya pandemi ini seluruh sektor pariwisata yang ada di Bali
ditutup. Hingga sampai saat ini perekonomian di Bali sedang ditata kembali
namun belum bisa tumbuh seutuhnya dikarenakan penutupan jalur
penerbangan internasional yang merupakan salah satu factor pertumbuhan
ekonomi di Bali khususnya di Kabupaten Gianyar.
D. Kondisi Transportasi
Menurut Wibawa (1996) terdapat kecenderungan bahwa
berkembangnya suatu kota/daerah akan bersamaan dengan
berkembangnya masalah transportasi yang terjadi. Implikasi negatif yang
ditimbulkan oleh adanya perkembangan transportasi salah satunya
disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk yang berpengaruh
terhadap meningkatnya permintaan sarana dan prasarana dalam bidang
transportasi. Karakteristik wilayah Ubud memiliki ruas jalan yang sempit,
namun dengan tingginya volume kendaraan menyebabkan terjadinya
kemacetan lalu lintas. Hal ini disebabkan karena kurangnya prasarana
tambahan seperti tempat parkir umum, fasilitas untuk pejalan kaki yang
kurang luas serta garasi milik masyarakat lokal yang minim. Berikut
merupakan data transportasi umum Kabupaten Gianyar tahun 2005-2013.
7
Sumber: BPS Kab Gianyar 2015
Saat ini transportasi yang sedang berkembang ialah adanya trayek
Trans Metro Dewata yang melintas di beberapa ruas jalan Ubud. Trayek ini
sedang dikembangkan lebih lanjut agar kedepannya masyarakat hingga
wisatawan yang akan mengunjungi kawasan Ubud dapat menggunakan
transportasi umum ini sehingga pengunjung dapat terlayani untuk menuju
pusat-pusat utama. Serta fasilitas seperti halte penumpang perlu dibangun
karena semakin baik fasilita yang diberikan maka kemauan masyarakat
untuk naik transportasi umum akan meningkat.
E. Kondisi Parkir
Banyaknya kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat yang
parkir dibadan jalan menyebabkan kemacetan pada lalu lintas kawasan
Ubud. Pengelolaan manajemen parkir yang tidak baik serta minimnya
pengawasan dari pihak berwajib menyebabkan semua orang memarkir
kendaraan dengan bebas. Sehingga menyebabkan adanya kemacetan
dikarenakan beban jalan yang betambah serta kapaasitas jalan menjadi
berkurang. Berikut merupakan table jumlah kendaraan yang parkir
dibeberapa ruas jalan Ubud.
8
Tabel II. 4 Jumlah Kendaraan Parkir di Badan Jalan, Ubud Tahun 2016
9
Gambar II. 5 Kondisi Jalan Hanoman
10
BAB III
PELAKSANAAN KKL
A. Perkembangan Transportasi Ibu Kota
Jakarta merupakan kota besar yang menjadi salah satu pusat bisnis
pemerintahan. Sebagai ibu kota suatu negara, Provinsi DKI Jakarta tidak
henti-hentinya berkembang terkhusus pada bidang transportasi. Tingginya
penduduk tidak seimbang dengan infrastruktur public yang tersedia. Kondisi
ini menyebabkan tingginya jumlah kendaraan pribadi tidak seimbang
dengan adanya ketersediaan dari ruas jalan sehingga menimbulkan
kemacetan. Namun tersedianya sarana dan prasarana transportasi tentu
tidak akan berdiri sendiri tanpa diterapkannya kebijakan. Kebijakan ini tentu
akan melepaskan masyarakat dari penggunaan pribadi, selain dapat
memaksimalkan penerapan adanya angkutan transportasi umum juga
untuk mengurangi permasalahan pada ruas jalan.
11
Priorias pembangunan fasilitas berbasis transportasi yang kedua yakni
kendaraan ramah lingkungan. Penggunaan sepeda saat ini masih sedang
menjadi trend dimasyarakat. Sering kali pengguna sepeda dengan
pengguna kendaraan bermotor terjadi konflik atas penggunaan fasilitas
jalan. Maka dari itu pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan serta
memberi fasilitas kepada masyarakat pengguna kendaraan ramah
lingkungan dengan adanya jalur hijau atau jalur khusus sepeda. Dengan ini
diharapkan masyarakat dapat beralih menggunakan sepeda untuk
bepergian ataupun berangkat kerja selain menyehatkan juga dapat
mengurangi polusi serta penumpukan volume kendaraan dijalan.
12
Dengan diterapkannya transportasi umum terpadu, masyarakat dapat lebih
mudah menjangkau tujuan dengan angkutan umum hingga sampai
ditujuan.
13
sebuah permasalahan manajemen parkir serta dapat mengikuti teknologi
yang lebih maju kedepannya.
14
Adanya pandemi Covid 19 ini terjadi penurunan wisatawan yang
datang ke Bali. Penurunan wisatawan ini berdampak pada situasi serta
kondisi lalu lintasnya. Dapat di lihat pada gambir dibawah merupakan situasi
Jalan Raya Ubud sebelum terjadinya pandemic dengan setelah terjadinya
pandemic Covid 19. Gambar III. 5 merupakan kondisi Jalan Raya Ubud pada
Bulan Februari 2019 disaat virus belum menyebar dan belum berpengaruh
terhadap wisatawan yang datang ke Bali khususnya yang berkunjung di
Ubud, Gianyar. Kemudian Gambar III.6 menunjukan kondisi Jalan Raya
Ubud disaat adanya pandemic Covid 19. Keadaaan jalan saat ini masih sepi
banyak pertokoan yang masih tetap buka namun masalah yang masih ada
yakni parkir on street dimana masalah utama dari lalu lintas di ubud yakni
minimnya lahan parkir pada kawasan wisata sehingga masyarakat serta
wisatawan yang masih tinggal di wilayah Ubud parkir dibadan jalan
walaupun sudah terdapat rambu larangan parkir.
15
Dari perbandingan gambar diatas, dipastikan pemerintah memerlukan
alternatif untuk menanggulangi permasalahan terutama masalah lalu lintas
yang terjadi. Saat ini permasalahan yang terjadi selain parkir dibadan jalan,
juga trend bersepeda menjadi masalah dikarenakan banyaknya pengguna
sepeda dengan pengguna kendaraan bermotor serta kurang ramahnya
fasilitas pedestrian pada daerah ini juga memicu adanya konflik yang terjadi
dijalan. Ruang jalan yang sempit, lahan parkir yang terbatas dan tingginya
volume kendaraan yang melintas serta budaya wisatawan asing yang
senang berjalan kaki merupakan konflik yang ada saat ini di kawasan wisata
Ubud. Jika hal ini terus dibiarkan maka, ada maupun tidak adanya
wisatawan yang masuk tetap akan mempengaruhi masalah transportasi
yang ada saat ini. Jika dibiarkan dalam kurun waktu 5-10 tahun mendatang,
kemacetan diwilayah ini akan terus terjadi bahkan tidak terkendali lagi dan
pada akhirkan akan merugikan pihak-pihak yang terkait.
16
b. Penindakan dapat dilakukan apabila , pelanggar memasuki jalur
khusus angkutan umum, pelanggar memarkir kendaraan di
ruangmilik jalan yang bukan merupakan tempat untuk parkir,
menyalah gunakan fasilitas pedestrian, melanggar ketentuanan lalu
lintas yang sudah diterapkan.
c. Pemberian sanksi terhadap pengguna kendaraan bermotor yang
berhenti/parkir ditempat yang bukan merupakan fasilitas parkir
tersebut dapat dilalukan penindakan penguncian ban kendaraan,
pemindahan kendaraan dengan alat bantu derek serta pencabutan
pentil ban.
d. Sanksi yang di terapkan untuk menimbulkan efek jera bagi
pelanggar , pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan 2 sanksi
yakni dikenakan denda sesuai dengan kebijakan UU No. 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan yakni sebesar Rp.
500.000,- yang diberikan oleh kepolisian dengen menerapkan
tilangan slip biru. Kemudian kendaraan yang melanggar kemudian
kendaraannya dipindahkan menggunakan alat bantu derek tersebut
sesuai kebijakan Perda No. 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah
yaitu biaya penderekan dan penyimpanan kendaraan yang diderek
karena parkir sembarangan sebesar Rp. 500.000,-/hari/kendaraan.
2. Rekomendasi kebijakan parkir di Kawasan Wisata Ubud dalam
efektivitas manajemen parkir menurut Peraturan Bupati Gianyar Nomor
57 Tahun 2018 di Kelurahan Ubud menyatakan :
a. Pemerintah Kab. Gianyar melalui Dinas Perhubungan selaku
pelaksana Peraturan Bupati dapat menindak secara tegas adanya
pelanggaran demi kelancaran serta kenyamanan lalu lintas.
b. Perlu diadakannya sosialisasi bersekala besar kepada masyarakat
serta wisatawan terhadap pentingnya disiplin berlalu lintas serta
parkir pada tempat yang telah ditentukan.
17
c. Pemerintah Kab. Gianyar wajib melakukan penertiban serta
pengawasan secara berkala agar peraturan bupati dapat
diselenggarakan dan mencapai tujuan yang diharapkan,
d. Perlu adanya komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat
agar pemerintah dapat menampung aspirasi dari masyarakat.
18
E. Usulan Penanganan
Dari permasalahan yang terjadi pada kawasan Wisata Ubud usulan
penanganan untuk mengatasi permasalahan ini ialah pemerintah
menyediakan tempat parkir off street yang memadai.
19
volume kendaraan yang tidak sembanding dengan luas jalannya.
Pengembangan fasilitas pedestrian juga perlu diperbaiki agar dapat menjadi
kawasan ramah pedestrian. Dengan membangun fasilitas trotoar yang
nyaman serta menarik untuk digunakan maka diharapkan dapat
meningkatkan budaya berjalan kaki di kawasan ini.
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan Daring banyak yang
kebijakan serta materi yang didapat dalam pembelajaran ini. Kebijakan
yang diterapkan oleh pemerintah dalam menanggulangi pandemic Covid 19
ini dirasa sudah bijak dan dapat diterapkan. Kondisi perkembangan
transportasi Ibu Kota sudah berada dalam tahap pengembangan. Dari
pelaksanaan KKL daring ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
21
5. Pengembangan Parkir Pintar oleh Badan Teknologi Mesin Perkakas,
Produksi dan Otimasi sedang mengembangkan system otomasi parkir
vertical dangan system rotary.
6. Parkir pintar yakni pengembangan system parkir pintar dengan desain
rotary.
7. Permasalahan infrastruktur dan transportasi merupakan penyebab
kemacetan lalu lintas disekitar kawasan Ubud.
8. Banyaknya kendaraan yang melintas, kurangnya kantong parkir di
wilayah ubud serta penggunaan badan jalan sebagai tempat parkir
merupakan faktor utama penyebab kemacetan dititik titik tertentu
wilayah Ubud.
9. Adanya trend bersepeda menjadi masalah dikarenakan banyaknya
pengguna sepeda dengan pengguna kendaraan bermotor serta kurang
ramahnya fasilitas pedestrian pada daerah ini juga memicu adanya
konflik yang terjadi dijalan.
10. Ruang jalan yang sempit, lahan parkir yang terbatas dan tingginya
volume kendaraan yang melintas serta budaya wisatawan asing yang
senang berjalan kaki merupakan konflik yang ada saat ini di kawasan
wisata Ubud.
11. Penerapan system Parkir Pintar diwilayah Ubud dapat dikembangkan
karena minimnya lahan parkir dikawasan ini.
12. Perlu adanya study lebih lanjut terkait penerapan system Parkir Pintar
tersebut.
13. Kemudian dengan menjamin serta memberikan kenyamanan bagi
parawisatawan maupun masyarakat, pemerintah diharapkan
menyediakan jalur khusus sepeda agar transportasi ramah lingkungan
sehingga mengurangi kemacetan.
14. Pengembangan fasilitas pedestrian juga perlu diperbaiki agar dapat
menjadi kawasan ramah pedestrian. Dengan membangun fasilitas
trotoar yang nyaman serta menarik untuk digunakan maka diharapkan
dapat meningkatkan budaya berjalan kaki.
22
B. Saran
Dari hasil penyusunan Laporan Kuliah Kerja Lapangan daring ini saran
yang dapat disampaikan baik kepada pemerintah maupun masyarakat
dalam mewujudkan Ubud sebagai Kawasan Wisata yang nyaman dan aman
ialah sebagai beriut:
23
DAFTAR PUSTAKA
24