DWIBAHASA
BUGIS-INDONESIA
EDISI PERTAMA
Penanggung Jawab:
Dr. Syarifuddin, M.Hum.
(Kepala Kantor Bahasa NTB)
Penyusun:
Tim Analis Kata dan Istilah
Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat
Ketua Penyusun
Hartini, S.Pd.
Anggota
Nuryati, S.S., Ni Made Yudiastini, S.Pd., Desi Rahmawati,
S.Pd.
Diterbitkan oleh:
Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat
Jalan Dokter Sujono, Kelurahan Jempong Baru,
Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, NTB
Telepon: (0370) 623544, Faksimili: (0370) 623539
KATA PENGANTAR
EDISI PERTAMA
1. Pengantar
Penyusunan Kamus Dwibahasa, bahasa pendatang (Bugis-
Indonesia) ini merupakan salah satu usaha pelestarian dan
pendokumentasian bahasa daerah yang dilakukan oleh Kantor
Bahasa Nusa Tenggara Barat. Penyusunan kamus ini merupakan
langkah awal yang perlu disempurnakan pada tahap-tahap
penyusunan berikutnya.
Dalam batang tubuhnya, kamus ini menghimpun khazanah
kata dalam bahasa Bugis yang meliputi kata-kata umum hasil
inventarisasi yang masih sangat terbatas. Kata-kata tersebut
mencakup kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, kata majemuk,
frasa, atau singkatan, yang dalam ilmu leksikografi disebut entri
atau lema. Mengenai kondisi kebahasaannya, bahasa Bugis di
Pulau Sumbawa secara umum mempunyai lima dialek, yaitu dialek
Mapin, dialek Alas, dialek Jontal, dialek Teluk Santong, dan dialek
Jambu.
Kamus Bugis-Indonesia v
1) Dikarenakan fonem /e/ dan /é/ taling merupakan
fonem yang berbeda dan banyak memiliki pasangan
minimal, maka kedua fonem tersebut dibedakan satu
dengan yang lainnya. Penulisan kedua bentuk fonem
tersebut adalah [è] untuk e dan [é] untuk taling,
sementara fonem /o/ dan / / tidak ditulis berbeda,
karena keduanya adalah alofon dari fonem [o] yang
tidak membedakan makna.
2) Bunyi glotal stop dilambangkan dengan huruf /q/
bukan dengan lambang (‘) seperti yang digunakan
oleh Van Ophuysen dan Suwandi.
c. Lema
Keanekaragaman bahasa Bugis sebagai salah
satu kekayaan bahasa daerah di Indonesia tercermin
dalam kamus ini, dan disajikan dalam bentuk lema.
Setiap lema mempunyai lema, yang berupa kata dasar,
kata berimbuhan, kata berulang, kata majemuk. frasa
(gabungan kata), atau akronim menjadi judul tiap lema,
dan itulah yg dijelaskan dalam batang tubuh kamus.
1. Tiap-tiap lema dicetak dengan huruf tebal dan
penjelasannya disusun ke samping membentuk
paragraf menggantung
2. Sesuai dengan konteks keperluannya, setiap lema
diberi label berikut.
a. label kelas kata:
a adjektiva, yaitu kata yang menjelaskan
nomina atau pronomina;
adv adverbia, yaitu kata yang menjelaskan
verba, adjektiva, adverbia lain, atau
kalimat;
n nomina, yaitu kata benda;
num numeralia, yaitu kata bilangan;
d. Penyajian Lema
Secara lebih terperinci informasi di atas disajikan di
bawah ini.
1. Kata Dasar
Kata dasar yang menjadi dasar segala bentukan kata
(kata jadian) diperlakukan sebagai lema atau entri,
sedangkan bentuk-bentuk derivasinya diperlakukan
sebagai sublema atau subentri.
3. Gabungan Kata
Gabungan kata atau kelompok kata yang merupakan
frasa yang tidak berderivasi tidak diberlakukan
sebagai lema atau sublema, tetapi diberlakukan
sebagai contoh pemakaian yang berupa frasa dengan
diberi penjelasan. Letaknya langsung di bawah lema
atau sublema yang berkaitan, yaitu kata pertama unsur
pembentukan gabungan kata itu, dan disusun berderet
ke samping secara berurutan menurut abjad apabila
ternyata gabungan kata atau frasa yang dibentuk dari
lema itu lebih dari satu. Patokan yang dipakai adalah
bentuk kata pertama dengan tidak memperhatikan
makna intinya. Unsur pertama gabungan kata itu
dicetak dengan tanda hubung ganda (--) apabila
berupa kata dasar dan dicetak dengan tilde (~) apabila
berupa kata berafiks. Kedua-duanya dicetak tebal.
f. Ejaan
Untuk keperluan kamus ini, digunakan beberapa
ketentuan khusus, antara lain, yang tertera di bawah ini.
1. Garis hubung satu (-)
Tanda hubung satu dipakai untuk menghubungkan
kata dalam bentuk perulangan kata.
3. Tilde (~)
Tilde dipakai untuk menggantikan sublema yang
terdapat di dalam peribahasa, kiasan, gabungan kata,
dan contoh pemakaian.
4. Huruf Miring
Huruf miring dipakai untuk menuliskan label kelas
kata, label ragam bahasa, peribahasa dan kiasan, dan
contoh pemakaian kata atau sublema.
Kamus Bugis-Indonesia ix
5. Huruf Tebal
Huruf tebal dipakai untuk menuliskan lema, sublema,
kata rujukan, dan angka polisemi.
Kamus Bugis-Indonesia xi
g. Singkatan-Singkatan lain
btk bentuk
dl dalam
dll dan lain-lain
dng dengan
dr dari
dsb dan sebagainya
ki kiasan
kpd kepada
krn karena
lkq lelakaq
msl misal
mtr mantera
pb peribahasa
shg sehingga
spt seperti
thd terhadap
tsb tersebut
tt tentang
yg yang
A
afung n embun ad.de.neng n tangga: i Budi
aju n kayu; mannasu mappake meddungngi di --, Budi
--, masak memakai kayu terjatuh dari tangga
ala.fung n kura-kura (bulus) ad.di pron ini: -- kampongna,
nengka -- di kollangnge, ini kampungnya
ada kura-kura di kolam afa’ p karena: -- alena suroi,
alai v ambil: -- jampuẻ aro, karena dia yang suruh
ambil jambu itu afẻ n kapas: Lia lao’i melli --,
ale n hutan belantara: maega Lia pergi membeli kapas
fong aju di -- ke, banyak afi n api: mallua’ni --
pohon di hutan belantara dafurengnge, api dapur
alu n alu: i ne’ mannampu’ki sudah menyala
age mappake --. nenek afung n kabut: kutangnga
menumbuk padi memakai bennini turunni --e, kalau
alu tengah malam sudah mulai
ara’ n arak: minungngi -- taue turun kabut
ro, orang itu sedang minum afu.su’ v hapus: -- ki tulisangnge
arak rodo, hapus tulisan itu
aris.ang n arisan aga pron apa: -- karebatta,
aru’ n rumput: bembe manre -- fuang?, Apa kabar Anda,
di olo bolae, kambing makan Tuan?
rumput di halaman ahu n 1 abu: maega --nna
arua num delapan: engka dafurengnge, dapur banyak
– bembena, ada delapan abunya; 2 debu: mattarumpu
kambingnya; -- di lalengnge, debu
bertebaran di jalanan
aruae num kedelapan
aje n kaki: mafeddi --na, sakit
ase n padi: laoi i Roni maggiling
kakinya
--, Roni pergi menggiling
padi ak.ka.ju n sayur: Mannasui
i Rita akkaju bayam, Rita
ab.be.ang v buang: -- arohoe
memasak sayur bayam
atu, buang sampah itu
Kamus Bugis-Indonesia 1
aku’ • ang.ka.li.na
aku’ pron kalau: -- laoko aja Ibu menggoreng sambal
sipadua, kalau pergi jangan terong
berduaan an.dre.ang n lauk pauk:
al.li.ri n tiang: allirina bolae’ro maega andreang di ase’na
fatappulo, tiang rumah itu mejangnge, banyak lauk
ada empat puluh pauk di atas meja
ale n tubuh: maega tanra di -- an.ting-an.ting n anting-anting:
alena, banyak tahi lalat di -- na masyole, anting-
tubuhnya antingnya bagus
ale’ n hutan: mattama di --ke, an.ad.da.ra n panggilan untuk
masuk hutan gadis remaja: macole-cole
ale.fa n ketiak: i Bado malesi --e ro, cantik sekali gadis
letteng --na, si Bado sering remaja itu
bisul pada ketiaknya ana.sa.lo n anak sungai: maega
alek.ke’ n pinggang; baiccu --, bale di -- ke, banyak ikan di
pinggangnya kecil anak sungai
ale.na pron ia: -- funna, ia ana’ n anak: laoi sempe’ --na
punya amur u, anaknya paman
pergi belayar
al.le.ja v injak: aja mu -- ki
batuĕ, jangan kamu -- batu an.culi n telinga: baiccu --na,
itu. telinganya kecil
am.bing n serambi samping: ang.ing.ang.ing n lubang asap:
i Budi na i ato’ maccurita -- bolana maega, lubang
di ambingnge, Budi dan asap rumahnya banyak
kakek bercerita di serambi ang.ka.lu.lung n bantal: lao
samping maili angkalulung di pasake,
am.me.le n amil Roni membeli bantal ke
pasar
am.pel.lo n kepompong
ang.sa n angsa
am.ba’ v hantam; makeppo’
otoe ro na -- terre’, mobil itu anging n angin: mungngirini
penyok dihantam truk -- dareke, angin darat telah
berhembus
am.be’ n ayah: mateni --na,
sudah meninggal ayahnya ang.ka.li.na v dengar: -- i
pappaseng na tamatoa e,
an.ter.rung n terung: I emma’
dengarkanlah nasihat orang
majjenno sambala anterung,
tua
2 Kantor Bahasa NTB
an.na.bu.ra.ne • at.tel.lo’
an.na.bu.ra.ne n panggilan as.sa.ra n sore; --ni deppiurehe,
untuk lelaki remaja: sudah sore belum pulang
mallopponi -- ke aro, sudah asu n anjing: -- mabburo di
besar lelaki remaja itu tengnga bennie, anjing
ari.seng n kurap: maega -- di menggonggong di tengah
ellongna, banyak kurap di malam
lehernya at.ta.rong n wadah: -- nge
aro pron itu: -- bolana, itu ro diakkebbu fole di kacae,
rumahnya wadah tersebut terbuat dari
aru.su’ n arus: makencang -- ke kaca
di selle alasa, arus kencang ate.ang v larang(me): -- cemme,
di Selat Alas melarang mandi
aru’ n rumput: bembe manre ate’ n hati: manyameng dijenno
--, kambing makan rumput -- manu ke, hati ayam enak
as.sa.drung n tempat pendingin digoreng
nasi: mandre fellae ro di ato pron panggilan untuk lelaki
taro di – nge, nasi panas itu tua: -- maccurita, kakek
ditaruh di tempat pendingin bercerita
nasi ato’ n kakek: mato’ani --ku,
ase.ra num sembilan; kakekku sudah tua
ase.ra.e num kesembilan; at.tel.lo’ n telur: majenno --,
aserfulo num sembilan goreng telur
puluh
aseng n nama: iga --na, siapa
namanya
Kamus Bugis-Indonesia 3
ba.ca.do.ang • ba.lѐ.su
B
ba.ca.do.ang n kenduri: i Budi ba.lim.bing n belimbing:
mabbacadoang di bolana, maega hua balimbing di
Budi sudah melaksanakan dare’na i Roni, banyak buah
kenduri di rumahnya belimbing di kebunnya Roni
ba.co, aco n panggilan untuk ba.lin.jo n melinjo: i emma’
anak laki-laki: -- matindroi, manre akkaju balinjo, ibu
anak laki-kecil itu tidur makan sayur melinjo
ba.gu.li n gundu; kelereng: ba.ta’ n jagung: i Roni
Halil na Rafa maccule --, mappanengngi --, Roni
Halil dan Rafa bermain memanen jagung
gundu ba.tang n batang: -- ngero
ba.hi n babi: maddengngengi -- meli’ di salok’ke, batang itu
tau balie, orang bali sedang hanyut di sungai
berburu babi; bab.bua n perut: maloppo --na,
-- jo.nga n babi rusa perutnya besar
ba.ja.bu’ n abon: bahinena i ba.hi.ne n isteri: macole-cole
Roni makkebbuki bajabu’ --na, cantik isterinya
bale, istri Roni membuat bai.nang n belimbing wuluh:
abon ikan bainang ngero makkecci
ba.ja’ n mengkudu: hua --ke rasana, belimbing wuluh
hedding diala fabbura, buah rasanya kecut sekali
mengkudu bisa menjadi bak.ko n bakau: di fulo Panjang
obat maega --, di Pulau Panjang
ba.le n ikan; banyak pohon bakau
-- le.le n ikan lele: ~na aloni di ba.le n ikan; massebo na -- tunu,
balu, ikan lelenya sudah siap sarapan dengan ikan bakar
di jual; -- sa.lo ikan gabus: ba.lek v balik
~ ke aro mahale, ikan gabus
itu sangat gurih; -- u.la.heng
ikan mas: masuli ellina ~, ba.lѐ.su n tikus; maega --
ikan mas mahal harganya digudangnge, di gudang itu
banyak tikus;
4 Kantor Bahasa NTB
ban.ci-ban.ci • bi.lang
-- bi.ccu tikus kecil: engka ~ be.be’ n itik manila (entog):
difeppeng meong, ada tikus makkateloni --na, entog
kecil dikejar kucing; -- lo.po sudah bertelur
tikus besar: ~e aro engkai di bec.ce, ec.ce n panggilan untuk
lemarie, tikus besar itu ada gadis kecil; --terriki, anak
di lemari perempuan kecil menangis
ban.ci-ban.ci n kapak: i Budi be.re-be.re n semut: golana
mangngasai --, Budi sedang nakatulung --, gulanya
mengasah kapak dikerumuni semut
ban.da n nanas: i Fani be.ssi n besi: angesong hajuna
makkebbuki es --, Fani di kebbu fole di --, jemuran
membuat es nanas bajunya dibuat dari besi
bang.ko.ang n bengkoang bek.ku n burung: engka -- luttu,
bang.kung n golok ada burung terbang
bang.kung n parang: i Budi bep.pa n kue: i emma’ macca
mappolo aju mappake makkebbu’ --, ibu pintar
--, Budi memotong kayu membuat kue
menggunakan parang ber.re n beras: sippulo arua
ba.ngi n pipi: boro --nna nataro sebbu sikilo harga barre’
feddi isi, pipinya bengkak di fasa’ke, harga beras di
karena sakit gigi pasar delapan belas ribu per
ba.ngi.heng n ikan hiu: engka kilonya
-- di runtu, ada ikan hiu be.re v beri: -- angi doina, beri
ditemukan uangnya
ba.ong a busung: babuana bi.jak.sa.na a bijaksana
maloppe nataro --, perut bi.la.la a rakus: ana’ke aro --,
besar karena busung anak itu rakus
ba.ra.ni a berani: -- naeha bi.ne n bibit; benih: i Budi
talolange, berani melawan nanggampo’ki bine di
pencuri dare’ke, Budi menebar bibit
ba.ro-ba.ro n dada cabai di kebun
ba.tu n batu: masusung --, bi.se n dayung: engka bise di
menyusun batu sampange, ada dayung di
sampan
bi.lang v hitung;
Kamus Bugis-Indonesia 5
bim.ba.la • bu.hu
ma.bi.lang v menghitung: maccule diolo bola, anak-
lao i ~ aju, pergi menghitung anak bermain di halaman
kayu bo.ro a kembung: maega
bim.ba.la n domba: ambe nainung -- babuan, banyak
mappilihara --, ayah minum jadi kembung
memelihara domaba bo.sang n tempat ikan: ala
bi.ne n benih; furani mattaneng mengna nataro di –nge, hasil
-- faggalungnge, petani pancingannya disimpan di
sudah menanam benih tempat ikan
bing.kung n cangkul: i Budi bo.si n hujan;
lao mabingkung di dareke, -- fella esso hujan panas: --
Budi pergi mencangkul ke di kampunge, hujan panas di
sawah; kampung
-- bic.cu n cangkul kecil: ~ bo.ko’ n punggung: mafeddi
nafake’ makkae kalibbong, --na, punggungnya sakit
cangkul kecil dipakai
bo.la-bo.la ga.lung n dangau
menggali lubang
bom.bang n ombak: maloppo
bis.sa v cuci: i Sitti ma’ --i fenne,
--e, ombaknya besar
Sitti sedang mencuci piring
bo.ro a bengkak: -- ulunna
bi.to’ n cacing: hettunna
taggappo di tange ke,
baissu i Bado melessi --ng,
kepalanya bengkak terantuk
waktu kecil si Bado sering
di pintu
cacingan
bo.si n hujan: maloppo --e,
bit.ta.ra n bintang: masyora --
hujan besar
di langitke, terang bintang di
langit bo.sia.nging adv hujan angin:
hettu --, musim hujan angin
bo.jo’ n ketimun: i Budi
mabbaluki -- di fasa’ke, Budi bu.a.ja n buaya: aja musyeme di
menjual ketimun di pasar tasik engka --, jangan mandi
di laut nanti ada buaya
bo.la n rumah: makessing --na
i Roni, rumah Roni bagus bu.hu n bubu: i Roni
mappasangngi buhu di
-- ade’ rumah adat: datue
salo’ke, Roni memasang
mondro di bola ade’ke, raja
bubu di sungai
tinggal di rumah adat; di.o.lo
-- halaman rumah: ananake
Kamus Bugis-Indonesia 7
ca.ni’ • cuk.ka
C
ca.ni’ n madu: sarang uhanie cim.bu.lo n hijau: -- warna
ro maega –na, sarang lebah aruke aro, warna rumput itu
itu banyak madunya hijau
cak.ke n ranting: -- fongnge cin.cau n cincau: -- e macole
aro syeddi meddung, ranting diakkebbu es, cincau bagus
pohon itu hampir jatuh untuk dibuat es
cang.go.reng n kacang: i Andi cin.do.lo n cendol: huleng
melliki canggoreng, Andi appuasang maega makkebbu
membeli kacang --, bulan puasa banyak orang
cang.ki.ri n cangkir yang membuat cendol
cek.kong n tengkuk: matengeng cip.po a ompong: -- isina,
--ku, pegal tengkukku giginya ompong
cem.me’ n pelimbahan: nakku cop.po’ n atap
kebbong --na. pelimbahannya cuk.ka n cuka: makkeci rasana
sangat busuk –e, cuka rasanya asam
cem.pa n asam: -- di bulu’ke
fejje difasie, asam di gunung
garam di laut
D
da.fo’ n tungku: -- kero fole di de.na’ adv tidak: -- elo maccoe,
tana litae di akkebbu, tungku tidak mau ikut
itu terbuat dari tanah liat den.ni.ari n dini hari: moto --
1
da.fu.reng n tempat tungku: manre saur, bangun dini hari
mattunu bale di –e, bakar makan sahur
ikan di tungku di p pada: -- ga makutana, pada
2
da.fu.reng n dapur siapa bertanya
da.re n lading: mattaneng fong di.ba.jae n lusa (dua hari
utti di --ke, menanam pisang sesudah hari ini): -- eloka
di lading lao di bolanu, lusa saya akan
da.ging n daging: lao melli ke rumah mu
-- sikilo, pergi beli daging di.fa.si.a.la v bertunangan: i
sekilo Roni— sibaha i Reni, Roni
de.na adv tidak; bertunangan dengan Reni
-- adele n tidak adil: jurina di.a.ha n bawah: --na kaderae,
~, jurinya tidak adil; -- di bawah kursi
ma.huta tidak buta; ~ di.a.hang; se.la.tang n selatan:
matana, matanya tidak bulu‘ ke ro mondro di --,
buta; -- masiri tidak gunung itu berada di selatan
malu:--- makebbu asolang, dia.sѐ adv di atas: -- na
tidak membuat kesalahan; gentengnge engka tokke, di
-- sabbara tidak sabar: -- atas genteng ada tokek
diareng facoba, tidak sabar
dit.ti a miring: laffina -- nataro
mendapat ujian
anging, perahu miring
dek.de’ n kerak: i Ardi dekke karena angin
nandre mi matterru naruntu,
do.ang n udang: lita manrei
Ardi selalu mendapatkan
-- tunu, lita makan udang
kerak nasi
bakar;
den.deng n dendeng: i emma’
-- taka n udang galah: -- e
melliki dendeng di fasa’ke,
aro maloppo ladde, udang
ibu membeli dendeng di
galah itu besar sekali
pasar
Kamus Bugis-Indonesia 9
do.do • dua
do.do n anak; putih: -- safi anak sapi; --
-- asu n anak anjing: terlong loppo anak kerbau
malotong warna hulu-huluna tanggung: engka tellu ~,
~, hitam warna bulu anak ada tiga ekor anak kerbau
anjing; -- angsa anak angsa: tanggung; -- tѐdong biccu
manrai bata ~ero, anak anak kerbau: engka dua ~,
angsa itu makan jagung; -- ada dua ekor anak kerbau
bale salo anak ikan gabus: do.ngi n derep: maega -- di
~ ke aro baiccu mufi, anak galungnge, banyak derep di
ikan gabus itu masih kecil; -- sawah
bebe anak entog: engka fitu do.ngo a bodoh: ana’ke aro ma
~, ada tujuh anak entoqku; -- dongo, anak itu bodoh
bimbala anak domba: hulu-
dud.du n capung: maega --
huluna ~ ke mahorong, bulu
delo bolae, banyak capung
anak domba sangat lebat;
di depan rumah
-- bѐmbѐ n anak kambing:
malopponi ~ ke, anak du.ri.ang n durian: i Budi
kambingnya sudah besar; nafuji mandre duriang, Budi
-- iti n anak itik;engka ~ di suka makan durian
kandange, ada anak itik di dua num dua: manu’ ke rodo --
kandang; -- jarang anak attello’na, ayam itu memiliki
kuda; -- jangang- jangang dua telur;
anak merpati; -- manu anak -- pulo dua puluh: engka
ayam: engka tellu ~, ada tiga ~ safina, ada duapuluh
anak ayam; -- meong anak sapinya; -- pulo lima dua
kucing: ~ aro warna futeh, puluh lima
anak kucing itu berwarna
E
efa v dukung (gendong): Rafa en.neng.e num keenam
di--, Rafa digendong en.nep.pu.lo.na num enam
ele’ n pagi: -- ni faseddnno, puluh
bangun tidur sudah pagi ep.pa’ num empat: i Bado --
ele’, ke.le’ n pagi buta: nappai ana na, si Bado punya empat
-- faseddingni, masih pagi anak;
buta sudah bangun tidur ep.pa.ke num keempat
el.long n leher: mageno --na, ep.po n cucu: mamesang ruane
lehernya pakai kalung --na, cucunya laki-laki
elong v menyanyi: makesing semua
--na, menyanyinya bagus es.so’ n 1 siang; -- fi naengka,
em.mĕ v telan: -- ki faburana, siang baru datang; 2 hari:
telan obatnya --e addi narehe, hari ini dia
em.pe.re n serambi: i Roni pulang;
tudangngi di --’ke, Roni -- eddi hari ini: ~ liburu, hari
sedang duduk di serambi ini adalah hari libur
en.neng num enam;
Kamus Bugis-Indonesia 11
fa.a • fa.lip.pa.ling
Kamus Bugis-Indonesia 15
ga.ding • gum.bang
Kamus Bugis-Indonesia 17
ha.ju • hua
Kamus Bugis-Indonesia 19
i • iya’
Kamus Bugis-Indonesia 21
jeng.go’ • ju.ru. tu.lis.si
jeng.go’ n janggut: ato malampe jo.gĕ v tari: Bila laoi maguru
--na, jenggotnya kakek ma --, Bila pergi latihan tari
panjang jom.pang n lumbung: i
ji.na n musang: jina kero Roni mattaro ase di –ge,
mandrei manu, musang itu Roni menyimpan padi di
memakan ayam lumbung
jo.nga n rusa: laoi madengnge ju.ru. tu.lis.si n juru tulis: i
-- i roni, roni pergi berburu Budi mancaji -- difa beseke,
rusa Budi menjadi juru tulis di
pabrik
Kamus Bugis-Indonesia 25
la.bu • lem.mang
Kamus Bugis-Indonesia 27
ma.seb.bu • du.we
M
ma.seb.bu num ribu: -- doina, ma.fan.dre a cerdas: lena --
ribuan uangnya disekolange, lena cerdas
ma.ba.ra.ni a pemberani: -- berusaha
moha, pemberani melawan ma.fer.ri a sulit: -- disura
mab.bi.lang v hitung (dalam berubah, sulit disuruh
hati) berubah
ma.bu.lu-hu.lu v berbulu: -- ma.fin.ta.ra a pintar: i fani -- di
alefana, ketiaknya berbulu sikolangnge, fani pintar di
sekolah
ma.bѐ.ngo a dungu: ana’ke aro
--, anak itu dungu ma.fo.re a sakti: -- fakena i
roni, roni ilmunya sakti
mac.cek.keng v jongkok:
Fatir tudang --, Fatir duduk ma.fѐt.teng a gelap: --
jongkok kamarane, kamarnya gelap
mac.cem.me v mandikan (me): ma.ga.re.meng v senandung
-- tau mate, memandikan (ber): jappa na --, jalan
jenazah sambil bersenandung
mad.da.ga n sepak raga ma.gat.ti a cepat: -- jappa,
cepat jalannya
mad.da.re v ladang (ber); lao
--, pergi berladang mag.go.lo n sepak bola:
maccule -- di lappake, main
mad.da.tu num ratusan:
sepak bola di lapangan
-- doina, ratusan lembar
uangnya ma.hau a harum: -- hajuna,
baju harum
ma.do.dong a lambat: wae
ledengnge -- massu, air ma.hel.lung a mendung:
keran lambat mengalirnya tellungessoni --, sudah tiga
hari mendung
ma.dѐk.ka a haus: -- fole
majama, haus habis bekerja ma.hu.ta.hu.ta a rabun:
ato fakkitana --ni, kakek
ma.fai a pahit: -- sedding
penglihatannya sudah rabun
syigeroku, tenggorokan
terasa pahit ma.jel.ling v delik(me)
Kamus Bugis-Indonesia 31
mak.kun.drai • meng
mak.kun.drai n perempuan: map.pi.tum.pu.leng v menujuh
engka dua --, ada dua bulan: tampu’na bahinena
perempuan i Roni --ni, kandungan istri
mal.lem.me’ v menguburkan: Roni sudah menujuh bulan
tau -- bakke pasu di cappana ma.rak.ko a kering: --ni bale
kampong nge, orang-orang ke, sudah kering ikannya
menguburkan bangkai ikan ma.ro.ta’ a kotor: -- safatunna,
paus di ujung kampung kotor sepatunya
ma.lam.pe a panjang: -- mar.ru’ a muntah: menre lofi
haluana, rambutnya panjang --, naik kapal muntah
ma.leb.ba a lebar: -- rufanna, ma.sing.kang adj sehat: ma --
mukanya lebar ni ku ditai, sudah kelihatan
ma.lem.pu’ a lurus: -- lalengna, sehat
jalannya lurus mat.tam.pu v mengandung:
ma.leng.ngo’ a licin: -- lalenge, bahinena I Roni --
jalannya licin anak bunge’, istri Roni
man.dre v makan: -- ele, makan mengandung anak pertama
pagi ma.ta n mata: boro --na,
ma.net.tu n menantu: dua matanya bengkak
--kunraina, dua menantu ma.ta.es.so n matahari: omponi
perempuannya --e, matahari sudah muncul
mang.gi.si’ n manggis: hettu ma.te a mati: --i manuku,
--ki di kampongnge’, di ayamku mati
kampung sedang musim ma.tua n mertua: manyereng
manggis --na, mertuanya kejam
ma.ni.fi a tipis: -- kaengna, ma.um.pe a tebal: -- haluana,
kainnya tipis rambutnya tebal
map.pi.tung.nges.so v menujuh mek.ke a demam panas: Lisa
hari: --ni matena ambe’na --, Lisa demam panas
i Budi, sudah menujuh hari
meng n 1 kail: i Roni melliki
ayahnya Budi meninggal
-- di pasake, Roni membeli
map.po.sya a basah: --hajunna kail di pasar: 2 pancing:
nakenna bosi, bajunya basah i Budi melliki meng baru,
terkena hujan Budi membeli pancing baru
me.ong • mu.sal.la
me.ong n kucing: engka -- mi.sya.ha v tertawa: syaleke
mapopong balasu, ada leke --, tertawa terbahak-
kucing mengejar tikus bahak
me.sĕ n bengek (asma): nakenai mi.tau’ a takut: --ki di talolange,
doko --, terkena penyakit takut sama pencuri
asma mop.pang v telungkup: anri
med.dung a jatuh: --i di hondae, tinro --, adik tidur telungkup
jatuh di honda mo.re a batuk: maitani alena
men.cak n pencak silat: engka --, sudah lamadia batuk;
lomba --, ada lomba pencak -- rakko batuk kering:
silat mapedi lalo ku --, sakit
men.nyeng v henti (ber): otona sekali kalau batuk kering
--i, mobilnya berhenti mol.li v panggil: -- ki anrinu,
mi.nu.mang n minuman: i panggil adikmu
Roni melliki minumang, mu.lam.pen.ni n larut malam:
Roni membeli minuman -- deppa natinro, larut malam
mi.syai a marah: aja mumalessi belum tidur
--, jangan suka marah mu.sal.la n surau: i Roni
mi.tau a takut: -- tagappo bolae mengngajike di –e, Roni
di temboke, takut terbentur mengaji di surau
di tembok
mic.cu n ludah: aja mu -- ktu,
jangan meludah di situ
mi.ja’ a buruk: -- sifa’na i Rizal,
Rizal sifatnya buruk
Kamus Bugis-Indonesia 33
na • nya.ha
N
na p dan: i Siti -- i Lena laoi babbuane, nasi yang belum
massikola, si Siti dan si Lena matang membuat sakit perut
pergi bersekolah ne.ne n 1 panggilan untuk
na.na n nanah: belekanya wanita tua: -- mannasu,
ber--, lukanya bernanah nenek memasak; 2 nenek;
nan.dre n nasi: mataseni syipponi i --, nenek sudah
nandre’ke, nasinya sudah ompong
masak; ne.no v turun: akkatenni ku – ko
-- fasaui n nasi kukus: -- di addenengge, pegangan
di-- dolo na maryammeng, kalau turun tangga
nasinya dikukus dulu supaya nga.ung-ngau.neng v igau
enak; -- hari nasi basi: eloki (meng): diheni fani --,
di beang ~e, nasi basinya semalam Fani mengigau
mau dibuang; -- mata nasi nya.ha n nafas: dena --, tidak
belum matang: ~e nafeddiri bernafas
O
olok.ko.lo’ n binatang: engka on.drong n tempat
-- nafelihara, ada binatang ora.nye n oranye: hajunna
dipelihara warna --, oranye warna
om.poq hu.leng n bulan sabit bajunya
Kamus Bugis-Indonesia 35
pe.la.fong • pok.ka
P
pe.la.fong n langit-langit: pej.je n garam: -- di tasie,
pelafong bolana i Budi syempa di bulue, garam di
mappake tariple’, langit- laut, asam di gunung
langit rumah Budi memakai pok.ka a borok: ajena --,
triplek kakinya borok
R
ra.ta a datar ra.ung n daun: sokko kero
rab.bang n kandang; didoko -- utti, nasi ketan
ketan itu dibungkus daun
-- bembe kandang kambing: pisang
maloppo ~na i Roni, kandang
kambing Roni sangat besar; re.a n alang-alang: mahorang
-- jarang kandang kuda: --e di aje bulu’ke Tambora,
~ ro di boko’ bola, kandang alang-alang sangat lebat di
kuda itu ada di belakang kaki gunung Tambora
rumah; -- jangang kandang re.nge’ v bopong: -- ki i Halil,
merpati: ~ dikebbu fole di bopong si Halil
ferringe, kandang merpati rem.pe’ v lempar: -- golona,
terbuat dari bambu; -- manu lempar bolanya
kandang ayam: folo dibambo ren.dreng v gandeng: Halil na
~ke ro diakkebbu, kandang rafa si --, Halil dan rafa
ayam itu terbuat dari bambu; digandeng
-- safi kandang sapi: nakku
ret.tĕ v potong: Fika -- halua,
rota ~na, kandang sapi
Fika potong rambut; --ki
sangat kotor; -- tedong
atuke, potong rumput
kandang kerbau: ~ ngero di
dare’ke, kandang kerbau itu ri.ngeng a ringan: kalo dua tau
berada di kebun majama macaji ma --, kalau
kerja berdua jadi ringan
rak.ka.la n bajak
ric.ci-ric.ci n gerimis: malele
ram.bu.tang n rambutan:
mufi ----ni, masih pagi sudah
maega bere berena --nge
gerimis
ro, rambutan itu banyak
semutnya rom.bong n bakul: -- onrong
nanre engka di lemarie,
ran.jo n ranjau: maega -- di
bakul tempat nasinya ada di
geddena bulai’ke, banyak
lemari;
ranjau di dekat gunung
-- biccu’ bakul kecil: ~
ra.u.kang n rotan: i Budi
onrong mattaro lading, bakul
makkebbu fassio fole di
kecil tempat menyimpan
--, Budi membuat tali dari
cabe
rotan
Kamus Bugis-Indonesia 37
ron.da • rum.pu
ron.da n ronda; -- sambala rujak sambal:
-- henni ronda malam: nakku nyameng ~ke, rujak
i Budi na i Ronimarronda sambalnya sangat enak
henniki, Budi dan Roni ru.je a belek (klara, sejenis
sedang ronda malam sakit mata): mafeddi mata’i
ru.ang n ruang; maega --na, sakit mata
-- diolo ruang depan: tau banyak beleknya
foleke tudang di ~, tamu ru.a.ne n lelaki: -- magengke,
duduk di ruang depan; -- lelaki ganteng
tengnga ruang tengah: rui’ v tarik: -- ki tuluna, tarik
mandrei tane di ~. kami talinya
makan di ruang tengah rum.pu n asap: masyella
ru.ja’ n rujak: nakku fesse – mafanna nataro --, matanya
kalikie, rujak pepayanya memerah karena asap
sangat pedas;
S
sab.ba.ra a sabar: -- di areng sa.ri.ka.ja n sirsak;
faccoba, sabar ketika -- tedong n sirsak:
mendapat ujian makkebbuki jus ~ i emma’,
sa.fa.tu n sepatu: --na marota, ibu membuat jus sirsak
sepatunya kotor sa.wi n sawi: i emma’ manasu
sa.fi n sapi: engka -- malama di akkaju --, ibu masak sayu
dare batake, ada sapi masuk sawi;
ke kebun jagung -- uhae n seladah
sa.la a salah: -- anu nafaue, sa.dang n dagu: masyole --na,
yang dibicarakan itu salah dagunya bagus
sa.len.dang n selendang: warna sa.lang.kang n pundak: mafeddi
unyi --na, warna kuning --na natendre aju, pundaknya
selendangnya sakit tertindih kayu
sa.li.fi n sabuk: salora malega sa.lo’ n sungai: lao cemme di --
mappake --, celana longgar ke, pergi mandi di sungai
memakai sabuk sam.ba.la n sambal: i Roni
sa.li.mu’ n selimut: i Budi manre bale jenno mapake
matindro mappake --, Budi sambala, Roni makan ikan
tidur memakai selimut goreng pakai sambal
sa.lo.ra n celana; sam.pang n sampan: tellengngi
-- dilaleng celana dalam: --na di tenganga fasi,
Fatir mappakai ~, Fatir Sampannya tenggelam ke
memakai celana dalam; tengah laut
-- lampe celana panjang: san.dre’ v sandar: -- di
Ika laoi melli --, Ika pergi salangkangku, sandar di
membeli celana panjang; -- bahuku
ponco’ celana pendek: Alif san.dro n dukun: lao di -- e
mafuji mappake ~, Alif suka mabura, ke dukun berobat;
memakai celana pendek
-- ana’ dukun anak: matoani
sa.me.lang n tuma (kutu ~e aro, sudah tua dukun bayi
pakaian) itu
Kamus Bugis-Indonesia 39
san.dru ak.ka.ju • sip.pu.lo
san.dru ak.ka.ju n centong si.ner n main galah: assara
sap.po n pagar hettuna mancule --, sore hari
sa.u.la’ v urut: --ki ajena tasiuke, waktunya main galah
urut kakinya yang keseleo si.ra.tu num seratus;
sel.lo’ n terompah: daeng -- lima pulo lima seratus
mappakai --, kakek memakai lima puluh lima; -- sebbu
terompah seratus ribu; -- sippulo
se.mo.ko n bubungan seratus sepuluh
se.ro’ n 1 gayung: i Roni si.seb.bu num seribu
mattihe -- di buhungge, Roni sis.si n nyamuk: Emil mokkoki
membawa gayung ke sumur; sissi, Emil digigit nyamuk
2 timba: reppaki -- na sik.ku’ n siku: engka bokka di
nasaba meddung, timbanya --na, ada luka di sikunya
pecah karena jatuh si.long.ngi adv dengan: iga --
sed.di pron satu: -- anakna, lao, dengan siapa dia pergi
anaknya satu sin.ci v main galah: assara
1
sel.lu v lotot(me): masyai-- hettuna mancule --, sore hari
matana, marah matanya waktunya main galah
melotot sin.dru n sendok: i Roni
²sel.lu v selam: -- di kolange, maggaru teng mappake --,
selam di kolam Roni mengaduk teh memakai
sem.me n gerhana: sihenni sendok
--ki hulengge, tadi malam sip.pu.lo num 1 belas; 2
gerhana bulan sepuluh;
sem.pe v tending: --ki goloke -- enneng enam belas;
atu, tendang bola itu -- fitu tujuh belas; -- sebu
se.o’ v ikat: taroi ma -- tulu ke sepuluh ribu; -- seddie ke
ro, ikat dengan erat tali itu sebelas; -- tellu tiga belas;
sep.po.ro’ v simpuh (ber): -- duae kedua belas; --
meddung --, jatuh arua delapan belas: engka
bersimpuh – attelo manu, ada delapan
belas telur ayam; -- asera
si.ko.laq n coklat: bolana warna sembilan belas; -- aserae ke
--, rumahnya warna coklat sembilan belas; -- dua dua
belas: -- umurana, dua belas
umurnya; -- eppa’ empat
40 Kantor Bahasa NTB
som.pe’ • syup.pang
belas; -- limae kelimabelas; syep.pa v kunyah: --i anu
-- seddi sebelas: -- umurna muanroke, kunyah yang
i Halil, sebelas umurnya kamu makan
Halil syed.di a sedikit: -- silongna,
som.pe’ n layar: --na lofie ro sedikit temannya
mallebba’ni, layar perahu syel.la’ n merah: -- tasena,
itu sudah dikembangkan tasnya merah
song.ko’ n kopiah: ato sye.ra n darah: maega --na
naseppakei -- na, kakek jarinna nakenna fiso, banyak
mencari kopiahnya darah di jarinya kena pisau
sop.po v pikul: ambe – aju, ayah syic.ca n cicak: engka --
pikul kayu maddeke di renringe, ada
so.rong v dorong: sippada cicak nempel di dinding
oto mogok di --, seperti syi.cing n cincin: maega –na,
mendorong mobil mogok banyak sekali cincinnya
su.ling n suling: i Budi macca syi.ger.ro’ n kerongkongan:
maccule suling, Budi pintar more mafeddi --ku, batuk
bermain suling sakit tenggorokan
su.ra.beng n serabi syim.pu.ru.kang n burut
su.ro v suruh: -- fani melli (hernia): Doni nakena doko
akkaju, suruh fani belisayur --, Doni terkena penyakit
su.a.sa n perak hernia
sum.pi n sumpit: i Budi mandre syi.ung v cium; --ngi ana lolo’e
mie mappake sumpi, Budi aro, cium anak bayi itu
makan mie memakai sumpit syo.be n cobek
sya.fu’, fas.sya.fu’ n ikat kepala syom.mo’ a gemuk: -- fahada
(destar) bembe’ ke ro, kambing itu
sya.fu-sya.fu v usap: --i bokena, gemuk sekali
usap belakangnya syu.mi n cumi: majonno --,
syap.pa a ujung: monro di -- menggoreng cumi-cumi
kampong, tinggal di ujung syup.pang n kodok: hettu bosi
kampung maega --, musim hujan
sya.wa n cawat: masyella warna banyak kodok
– na Halil, merah warna
cawat Halil
Kamus Bugis-Indonesia 41
sѐr.ra
sѐr.ra n burung hantu: saddana
-- ke mosumereng, suara
burung hantu menyeramkan
T
ta.do’ v jerat: i Roni mat --ibekku tak.ke n cabang: mallopo --na
di galungnge. Roni menjerat fong ajuero, cabang pohon
burung di sawah itu besar sekali
ta.ha.ro n sagu: mabbaluki i tal.leng.ngeng n jendela
Rita cindolo --, Rita menjual tan.dru n tanduk: matanreni
cindol sagu --na bembeke, tanduk
ta.hal.le.le v tahlilan: i budi kambing itu sudah tinggi
laoi ma-- di bolana i Roni, tan.jong n tanjung: kappala
Budi pergi tahlilan ke rumah kero mallabu di cappa --,
Roni kapal itu berlabuh di ujung
tak.ki.ni a terkejut: -- tanjung
mangkaalinga karebae aro, ta.na n tanah: maloang --na,
terkejut mendengar berita tanahnya luas
itu
tang.ga n tengah;
ta.nge n pintu
-- beni tengah malam:
ta.ra.hul.le n pelangi: masyole asue mabburo ~, anjing
--ke aro, pelangi itu sangat menggonggong tengah
indah malam; -- so 1 tengah hari:
ta.ri.ma v terima: furan di- ~ nappai rehe massikolah,
-fasenna, sudah diterima tengah hari baru pulang
pesanannya sekolah; 2 siang: ~ni deppa
ta.ro v simpan: -- hajue tu, natou, sudah siang belum
simpan baju itu bangun
ta.roi v letakkan: -- buku’e atu, tap.pe.re n tikar: i roni
letakkan buku itu mappallebbaki -- di olna
tivie, Roni menggelar tikar
ta.si n tali pancing: makofai
di depan televisi
--nna, tali pancingnya kusut.
tap.pa.reng n danau: maega
taj.jo.li-jo.li a mencret (diare)
bale di --, banyak ikan di
tak.ka.lu.fa v lupa: alena --, dia danau
yang lupa
Kamus Bugis-Indonesia 43
ta.si’ • te.te.me
ta.si’ n laut: talao di --, pergi ke tel.leng v tenggelam: --ngi
laut lofinna i Ahmad di tagi’e,
tau n orang: degaga -- di bolana, perahu Ahmad tenggelam di
tidak ada orang di rumahnya laut
ta.u.e.ro pron mereka: -- lao tem.bo n tembok
fasa, mereka yang pergi ke tem.pe.ye’ n rempeyek: i Lia
pasar majjonal --, Lia menggoreng
ta.ung n tahun: -- fainge na rehe, rempeyek
dia pulang tahun depan te.neng a benar: -- kareba’e
teb.bing n tebing: menre di ase aro, benar berita itu
--, naik ke atas tebing te.teng v pegang: --i jarina,
teb.bu n tebu: nakku syenningn pegang tangannya
wae --e aro, air tebu itu ti.mo n timur: liaui di --, dia
sangat manis pergi ke arah timur
te.dong n perut: maloppo tim.pu v suap (me): anri manre
babuana --nge aro, perut di--, adik makan disuap
kerbau itu sangat besar ti.mu n mulut: makebbong --,
tel.lu num tiga: -- bolana, bau mulut
rumahnya tiga; tin.dro v tidur: maredde --na,
-- pulo lima tiga puluh lima; nyenyak tidurnya
-- pulo tiga puluh toj.jo v tusuk: ajana mu --
te.me v kencing: Danu – di balonke atu, jangan ditusuk
kaderae, Danu kencing di balon itu
kursi tok.ke n tokek: engka sadda
te.ngaq n tengah: di -- anrongna, --, ada suara toke
di tengah tempatnya toa a tua: kaluku -- maega
te.nang a terang: -- keadaangnge, santanna, kelapa tua banyak
keadaan sudah terang santannya
te.teng v sentuh: aja mu -- te.te.me na.na n raja singa
meong enge atu, jangan (gipilis)
sentuh kucing itu te.te.me v kencing: danu -- di
te.tong a tegak kadera’e, danu kencing di
tek.keng n tongkat: -- nge ro kursi
fole di bessi e diakkebbu,
tongkat itu terbuat dari besi
44 Kantor Bahasa NTB
te.ter.ri • tuo
te.ter.ri v tangis (me): -- dena tu.dang v duduk: aja mu -- di
mecceng, tangisnya tak sumpangnge!, jangan duduk
henti-henti di depan pintu!
tu.a’ n tuak: anabburaneke ro tu.nu v bakar: bale’--andreanna,
minungngi --, pemuda itu lauknya ikan bakar
sedang minum tuak tuo a hidup: i Bado mabbalu’ ki
tu.ba n tuba bale --, si Bado menjual ikan
tu.kang n tukang hidup
tu.li.si v tulis: -- di buku, tulis
di buku
Kamus Bugis-Indonesia 45
uhae • ute’
U
uhae n air: -- salo’ke mahi uli’ n kulit: mafute --na, kulitnya
nasuba lempe’, air sungai putih
keruh akibat banjir ulu n kepala: gondola --na,
uha.se n beliung: i budi botak kepalanya
mattebbang fongaju uny.nyi n kunyit: i roni
mappake --, Budi menebang makkebbuki jamu fole di
pohon memakai beliung –ke, Roni membuat jamu
uha.ni n lebah: engka sarang dari kunyit
-- di fong jampue, ada sarang uny.yi’ n kuning: -- warna
lebah di pohon jambu hajunna, warna bajunya
ula n ular; kuning
-- daung-daung ular hijau: ure’ n 1 akar: -- kiloro hedding
engka ~ di dareke, ada ular diakkebbu fabbura, akar
hijau di kebun; -- saha ular kelor dapat dijadikan obat;
sawah: syedini alakokko ~, 2 urat: takita --na, uratnya
hamper digigit ular sawah terlihat
ula.heng n emas: mapakai --, uri n pantat: engka letteng di
memakai emas --na, ada bisul di pantatnya
ule.neng n lalab using n arang: maega --
ulѐ n ulat: engka -- di hua faoe dafurengna, banyak arang di
aro, ada ulat di buah manga dapurnya
itu ut.ti n pisang;
uring n periuk: --na folo di fana -- batu pisang batu:
litae di akkebbu, periuknya Mattedde –e, pisang batu
terbuat dari tanah liat sangat keras
ula’ n ular: engka -- di dareke, utu n kutu: malampu haluana
ada ular di sawah maega --na, rambutnya
ula.ngo n geraham panjang banyak kutu
ulis.sa’ n telur kutu: mate uluna ute’ n otak: masolang --na,
maega --na, kepala gatal otaknya rusak
banyak telur kutu
46 Kantor Bahasa NTB
ut.ta.ra • ut.tu
ut.ta.ra n utara: angingnge ut.tu n lutut: mafeddi --ku, sakit
mangngiri tole --, angin lututku
berhembus dari utara
Kamus Bugis-Indonesia 47
wak.ke.le
W
wak.ke.le n wakil;
-- kafala desa wakil kepala
desa
Y
ya.ma.neng adv semua: -- di
laleng bola, semua yang di
dalam rumah
Kamus Bugis-Indonesia 49