1. Apa yang membedakan antara pengecatan sederhana dengan
pengecatan negatif (min 2 literatur) Jawaban: a) Pewarnaan sederhana hanya menggunakan pereaksi tunggal, dimana pada pengamatan dapat dijumpai warna yang kontras antara sel bakteri dengan latar belakang. Pada pewarna basa dengan kromogen negatif lebih cocok untuk bakteri karena dapat terikat kuat pada asam nukleat dan komponen dinding sel tertentu. Pewarna yang sering digunakan antara lain metilen biru, kristal violet, dan karbon fuksin. Berbeda dengan pewarnaan sederhana yakni pada pewarnaan negatif yang digunkan adalah pewarna asam. Pewarna tidak dapat mewarnai sel bakteri, melainkan mewarnai latar belakangnya. Pewarna yang digunakan pada pewarnaan negatif adalah tinta India atau nigrosine. (Yulianto Ade Prasetya, S.Si., M.Si, 2019) b) Pewarnaan sederhana hanya menggunakan pereaksi tunggal tetapi berbeda dengan pewarnaan sederhana yakni pada pewarnaan negatif yang digunakan adalah pewarna asam. Pewarna asam tidak dapat mewarnai sel bakteri, melainkan mewarnai latar belakangnya. Pewarna yang digunakan pada pewarnaan negatif adalah tinta India atau nigrosin. (Yulianto Ade Prasetya, S.Si., M.Si, 2019) 2. Jelaskan alasan dilakukan proses fiksasi pada pengecatan bakteri Jawaban: Dengan fiksasi diharapkan olesan spesimen melekat kuat pada objek glass dan mikroorganisme yang akan diwarnai mati tanpa merusak strukturnya. (Sri Murwani, 2015) 3. Jelaskan fungsi cat safranin dan larutan mordan Jawaban: a) Safranin digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utamanya setelah perlakuan dengan alkohol. b) Mordan, yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan cat utama (kompleks antara cat utama dengan senyawa yang dicat lebih baik), misal larutan iodine. (Lily Arsanti Lestari, dkk, 2018) 4. Jelaskan mengapa digunakan alkohol asam dalam proses pencucian Jawaban: Alkohol asam digunakan sebagai peluntur. Kompleks kristal violet-iodin pada sel bakteri Gram-negatif akan luntur sehingga sel bakteri tidak berwarna (trasparan), sedangkan kompleks kristal violet-iodin pada sel bakteri Gram-positif yang memberikan warna violet tidak luntur. (Dr. Sri Darmawati, M. Si, 2019) 5. Mengapa bakteri gram positif berwarna ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah, jelaskan Jawaban: Bakteri gram positif menahan pewarna pertama (ungu), sehingga tidak terpengaruh dengan penambahan pewarna pembanding, sedang gram negatif menjadi berwarna merah. Perbedaan bakteri dalam bereaksi dengan bakteri dikarenakan perbedaan susunan dinding sel yang menyebabkan perbedaan dalam kemampuan menahan kombinasi dari crystal violet-iodine (CV-I) complex. Perbedaannya adalah kandungan dari peptidoglikan (disakarida dan asam amino) dalam dinding sel bakteri gram positif lebih tebal dibanding gram negatif. Pada dinding sel bakteri gram negatif terdapat lapisan LPS yang tersusun dari lipid dan polisakarida. CV- I mempunyai ukuran yang lebih besar, sehingga tidak dapat keluar pada saat pelunturan menggunakan alkohol. Pada gram negatif, saat pelunturan dapat melarutkan lapisan luar LPS, sehingga CV-I dapat keluar dari lapisan tipis peptidoglikan saat pelunturan. Hasilnya bakteri yang tidak berwarna menjadi merah saat diberi pewarna pembanding. (Sri Murwani, 2015) DAFTAR PUSTAKA
Darmawati, Sri. 2019. Monograf Sistematika Polifasik untuk Deteksi
Keanekaragaman Genetik Salmonella typhi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Lestari, Lily Arsanti, dkk. 2018. Dasar-Dasar Mikrobiologi Makanan di Bidang Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Murwani, Sri. 2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi Veteriner. Malang: UB Press. Prasetya, Yulianto Ade. 2019. Bakteriologi 1: Penuntun Praktikum Teknologi Laboratorium Medik. Jawa Timur: Qiara Media. Prasetya, Yulianto Ade. 2019. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi. Jawa Timur: Qiara Media.