Anda di halaman 1dari 16

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

D DENGAN CHRONIC KIDNEY D


ISEASE STAGE V
PRA, INTRA, DAN POST HEMODIALISA
DI RUANG INSTALASI HEMODIALISA
RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun untuk memenuhi tugas pada Stase Keperawatan Medikal Bedah


Program Profesi Ners Angkatan XXXVI

Disusun oleh:
RT. ZULFA NUR AZZAH

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
KAJIAN PUSTAKA

A. Chronic Kidney Disease


Chronic kidney disease (CKD) atau gagal ginjal kronis merupakan
perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat pada setiap nefron
(biasanya berlangsung beberapa tahun dan ireversible). Dalam kasus ini,
ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan
komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal (Price &
Wilson, 2006).

Pada kondisi gagal ginjal kronik, penyakit ini tidak dapat dipulihkan
karena dampak yang merusak pada ginjal disebabkan oleh diabetes mellitus,
hpertensi, glomerulonefritis, infeksi HIV, infeksi kronis, penyakit ginjal
polycystic atau nephropathy ischemic (DiGiulio, 2014)
Gagal ginjal kronik ditinjau dengan melihat gubungan antara bersihan
kreatinin dengan laju filtrasi glomerulus (GFR) sebagai presentase dari
keadaan normal, terhadap kreatinin serum dan kadar nitrogen urea darah
(BUN) karena massa nefron dirusak secara progresif oleh penyakit CKD
(Price & Wilson, 1999).
Menurut Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012
yang mengacu pada National Kidney Foundation-KDQOL (NKF-KDQOL)
tahun 2002, PGK diklasifikasikan menjadi lima stadium atau kategori
berdasarkan penurunan GFR, yaitu : Klasifikasi penyakit ginjal kronik
berdasarkan GFR
Stadium Penjelasan GFR
(ml/min/1,73m2)
I Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau ≥ 90
Meningkat
II Kerusakan ginjal dengan penurunan ringan 60-89
IIIa Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR ringan 45-59
sampai sedang
IIIb 3b Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR 30-44
sedang
hingga berat
IV Kerusakan ginjal dengan penurunan berat GFR 15-29
V Gagal ginjal < 15
Dalam kondisi gagal ginjal kronis, cairan dan elektrolit, serta limbah dapat
menumpuk dalam tubuh. Gejala dapat terasa lebih jelas saat fungsi ginjal
sudah semakin menurun. Jika GGK sudah memasuki tahap akhir, maka terapi
pengganti ginjal merupakan pilihan yang bisa dilakukan untuk menjaga
keberlangsungan hidup penderita (Haryono, 2013).

B. Definisi Hemodialisa
Hemodialisa merupakan suatu proses menggunakan mesin hemodialisis
dan berbagai aksesorisnya dimana terjadi difusi partikel terlarut (salut) dan air
secara pasif melalui darah menuju kompartemen cairan dialisat melewati
membran semi permeabel dalam dializer (ginjal buatan) (Price & Wilson,
2006).

C. Tujuan Hemodialisa

Salah satu pilihan terapi untuk penderita CKD adalah hemodialisis (HD).
Hemodialisis dilakukan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun
tertentu dari peredaran darah manusia, seperti kelebihan ureum, kreatinin,
asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semipermiabel (Rahman & Elim,
2016; Bayhakki & Yessi, 2017). Selain itu HD juga bertujuan untuk
menggantikan fungsi ginjal mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urin (Nuari, 2017). Pasien CKD menjalani proses HD
sebanyak dua sampai tiga kali dalam seminggu dimana setiap satu kali HD
rata-rata memerlukan waktu 4-5 jam

D. Indikasi Hemodialisa

Indikasi dialisis ialah (Bakta & Suastika, 1999):


a. Indikasi Klinis
 Sindrom uremik yang berat, misal: mual, muntah hebat, kesadaran
menurun, kejang-kejang dan lainnya
 Overhidrasi yang tidak bisa diatasi dengan pemberian diuretik
 Edema paru akut yang tidak bisa diatasi dengan cara lain

b. Indikasi Biokimiawi
 Ureum plasma lebih atau sama dengan 150mg/dL
 Kreatinin plasma sama atau lebih dari 10mg/dL
 Bikarbonat plasma kurang atau sama dengan 12meq/L

E. Peralatan hemodialisa
a. Mesin hemodialisa
Mesin hemodialisa merupakan perpaduan antara koputer dan pompa
yang memiliki fungsiuntuk mengatur dan memonitor. Pompa dalam mesin
hemodialisa berfungsi untuk mengalirkan darah dari tubuh ke dialiser dan
megembalikan kembali ke tubuh (Thomas, 2003)

b. Dializer / ginjal buatan


Dializer adalah tempat dimana proses hemidalisa berlangdung, tempat
terjadinya pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Dialiser
merupakan kunci utama proses hemodialisis, karena yang dilakukan oleh
dialiser sebagian besar dikerjakan oleh ginjal yang normal. Dialiser terdiri
dari 2 kompatemen masing-masing untuk cairan dialisat dan darah, kedua
kompartemen dipisahkan membran semipermeabel yang mencegah cairan
dialisat dan darah bercampur menjadi satu (Lemone & Burke, 2008)

c. Dialisat
Dialisat adalah cairan yang terdiri atas air dan elektrolit utama dari
serum normal yang dipompakan melewati dialiser ke darah pasien (Thomas
& Smith, 2003).

F. Komplikasi
Komplikasi dilakukannya hemodialisa melalui dua akses, yaitu (Price &
Wilson, 1999):
a. Akses Vaskular Internal (Fistula AV dan Tandur AV)
 Trombosis
 Infeksi
 Nyeri pada pungsi vena
 Kesulitan homeostasis pascadialisis
 Pembentukan aneurisma
 Iskemik pada tangan (steal syndrom)

b. Akses Vaskular Eksternal (Pirau AV atau Kateterisasi)


 Pneumothoraks
 Robeknya arteri subklavikula
 Perdarahan
 Trombosis
 Embolus
 Hematoma
 Infeksi

RESUME PRE HEMODIALISA


I. IDENTITAS
A. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. D
b. Umur : 42 tahun
c. Tempat Tanggal lahir : Padalarang, 14 Mei 1976
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Suku bangsa : Sunda
g. Pendidikan terakhir : SLTA
h. Alamat : Kopo Sukaleueur, Babakan Asih, Bandung
i. No. Medrek : 000991394
j. Diagnosa medis : CKD St.V ec HRD (Hipertensi Renal Disease)
k. HbSAg : Non Reaction
l. Anti HCV : Reaction

B. Identitas Penanggung Jawab


a. Nama : Yang Bersangkutan
b. Pekerjaan :-
c. Alamat :-
d. Suku :-
e. Hubungan dg pasien :-

C. Anamnesa
a. Keluhan utama:
Tubuh merasa berat

b. Riwayat penyakit sekarang:


Tubuh terasa berat dirasakan karena penyakit ginjal setiap pre HD.

c. Riwayat penyakit dahulu :


Pada mulanya pasien menderita hipertensi. Karena makanan dan minuman
yang dikonsumsinya tidak terkontrol, pada 2007 pasien terdiagnosa gagal
ginjal kronik.
d. Riwayat penyakit keluarga:
Pasien memiliki riwayat keturunan Hipertensi

e. Riwayat Psikososial
Tidak ada kendala komunikasi, kondisi saat ini tenang, yang merawat pasien
dirumah ialah keluarga

D. Pemeriksaan Fisik
Tanggal dan jam pengkajian : 1 Oktober 2018 jam 07.50 WIB
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : Reguler, 80x/menit
Respirasi : Normal, 18x/menit
Suhu : 36,8oC
Konjungtiva : Tidak anemis
Ekstremitas : Tidak edema
Berat Badan : Pre HD : 57,5 kg
Post HD yang lalu : 53,5 kg
Kering : 53,5 kg
Post HD : 53 kg
IDWG :7,54
Akses Vaskular : AV-fistula

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Hbs-Ag : (-)
2. Anti HCV : (+)
3. Anti HIV : (-)
4. Hemoglobin : 7,8 g/dL LL (14 – 17,4)
5. Ureum : 188 mg/dL HH (15,0 – 39)
6. Kreatinin : 14,23 mg/dL HH (0,8 – 1,3)
7. Kalium : 4,6 meq/L (3,5 – 5,1)
8. Natrium : 144 meq/L (135 – 145)
9. Gula darah : 91 mg/dL (<140)
F. Target Pengobatan
HD rutin : 2x/minggu (Senin dan Kamis)
UF Volume : 4500 ml
Waktu : 4,5 Jam

G.Masalah Keperawatan
Kelebihan volume cairan
RESUME INTRA HEMODIALISA

A. Persiapan HD
1. Type Dializer : L0 PS 15
2. Reuse ke : Non reuse
3. Jenis dialisat : Bikarbonat
4. Akses sirkulasi : Cimino
5. Lama Dialisis : 4,5 jam
6. Conductivity : 14,2

7. Suhu mesin : 37oC


8. Aliran dialisat : 230
9. UF Goal : 4500 ml
10. BB Kering : 53 kg
11. Blood Flow (Qb) : 250 ml/h
12. Quick Dialisat (Qd): 500 ml/h
13. Antikoagulan : Heparine continue 1000 U
10. Jenis Acces : Av-fistula
11. Total Blood Volume : 4000 ml

B. Data Fokus
1. Data Subyektif : Pasien tampak tenang
2. Data Obyektif : Kesadaran compos mentis
Vital sign : TD 130/80 mmHg Nadi 78x/menit

Suhu 36oC RR 17x/menit

C. Masalah Keperawatan
Kelebihan volume cairan
D. Monitoring Selama HD

Jam Qb UF TD Nadi Suhu Resp Out-


Rate (mmHg) x/mnt (oC) put
Pre 07.50 250 900 130/80 80 36,2 18 Mulai
Intra 09.00 250 900 160/90 76 36,5 18 900
10.00 250 900 130/80 78 36 17 1820
11.00 250 900 150/80 76 36 17 2900
Post 12.30 - - 160/90 54 36 18 4500

2. Pengobatan selama HD
Obat yang diberikan : Epodion 3000 U subcutan, Asam folat PO, Bicnat PO

4. Penyulit selama HD
Shunt problem
Perdarahan : tidak ada
Mual muntah : tidak ada
Kejang : tidak ada
Kram : tidak ada
Panas/Menggigil : tidak ada
Koma : tidak ada
Sakit dada : tidak ada
Gatal-gatal : tidak ada
Hipotensi : tidak ada
Hipertensi : ada
Alergi Dializer : tidak ada
RESUME POST HEMODIALISA

Tgl & jam pengkajian : 1 Oktober 2018, pukul 12.50 WIB


Planning HD selanjutnya : 4 Oktober 2018

A. DATA FOKUS
1. Data Subyektif : BB pasien kembali ke BB kering yakni 53kg
2. Data Obyektif : Kesadaran : composmentis GCS : E4M6V5

Vital Sign : TD 160/90 mmHg, Nadi 54x/menit , Suhu 36oC ,RR: 18x/menit
3. Lama Dialisis : 4,5 jam Mulai jam : 07.50 WIB Selesaii: 12.20 WIB
4. Ultra Filtrasi : 4500 liter Qb : 250ml/mnt
5. Pemberian Heparine : Kontinyu Bolus 3000 IU, Dosis maintenance 1000 IU/h
6. Jenis Dializer : L0 PS 15
7. Jenis Dialisat : Bicarbonate
8. Jenis akses vaskuler : AV Fistula
10. Tindakan /pengobatan selama HD :
a. Transfusi darah : -
b. D 40% : -
c. Ca. Gluconas :- ampul
d. KCL : -vial
e. Renxamin : -
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan & Kriteria


Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Kelebihan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji TTV selama intra 1. Selama proses
cairan keperawatan selama 1x4 HD tiap jam HD,
berhubungan jam, kelebihan volume keseimbangan
dengan mekanisme cairan pasien dapat teratasi 2. Monitor berat badan vital sign dalam
pengaturan ginjal dengan kriteria hasil: pasien dan bandingkan tubuh terus
melemah ditandai - Terbebas dari rasa berat dengan BB kering berubah-ubah,
dengan pada tubuh untuk
DS: - BB post HD 3. Monitor patensi fistula menghindari
dengan memposisikan terjadinya syok,
- Pasien mendekati BB kering
lengan pasien yang di HD evaluasi setiap
mengeluh badan
agar tidak berubah-ubah jam selama intra
terasa berat
dari posisi paten HD diperlukan
DO:
untuk
- BB preHD: mengetahui
4. Kolaborasi: hemodialisa
57,5kg, berapa banyak
- BB kering: 53 kg cairan yang
telah keluar
2. Retensi cairan
pada pasien
ginjal dapat
meningkatkan
BB. Pada pasien
ginjal dikenal
istilah BB
kering, yaitu BB
ketika pasien
tidak merasakan
keluhan apapun
seperti edema,
sesak, dan lain
sebagainya. BB
pasien sekarang
harus
dibandingkan
dengan BB
kering untuk
dapat
memperkirakan
banyak cairan
yang tertumpuk
di dalamnya
3. Jika posisi
lengan pasien
berubah, maka
proses HD akan
terganggu dan
mesin akan
berbunyi jika
proses HD
terhambat.
4. Karena fungsi
ginjal klien
sudah tidak
berfungsi lagi,
maka terapi
hemodialisa
menjadi salah
satu pilihan
terapi pengganti
ginjal.
Hemodialisa
merupakan
terapi pengganti
ginjal dimana
darah akan
ditarik masuk ke
dalam dialiser
dan di sana akan
terjadi
perpindahan zat
sisa
metabolisme
melalui
membran
semipermeabel.
Kelebihan
cairan dapat
teratasi melalui
hemodialisa

C. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN


NO.DX TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON PARAF
1 Oktober 20 1. Mengkaji TTV setiap j Pre HD
C
18 am selama intra HD TD : 130/80 mmHg
2. Menimbang BB pre H HR :80 x/menit
D dan Post HD RR : 18 x/menit
3. Menganjurkan klien ag S : 36,2 oC
ar lengannya tidak berg
erak untuk menghindar IntraHD
1
i penghambatan proses TD : 160/90 mmHg
HD dan mesin berbuny HR : 76 x/menit
i RR : 18 x/menit
4. Telah dilakukan HD sel S : 36,5 oC
ama 4,5 jam dengan ou
tput cairan 4500ml TD : 130/80 mmHg
HR : 78 x/menit
RR : 17 x/menit
S : 36 oC

TD : 150/80 mmHg
HR : 76 x/menit
RR : 17 x/menit
S : 36 oC

PostHD
TD : 160/90 mmHg
HR : 54 x/menit
RR : 18 x/menit
S :36 oC

2. BB PreHD: 57,5kg
BB Post HD dulu : 53,5kg
BB Kering : 53kg
BB Post HD : 53kg
IDWG : 7,54

3. Klien memahami intruksi dan


menjadi tenang
4. Pasien merasa lebih ringan sete
lah di HD

D. CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL
NO.DX EVALUASI PARAF
/JAM
1 Oktober 2018 /
1 S:
07.50 – 12.20 S : Pasien mengatakan tubuh terasa lebih ringan setelah di
hemodialisis.
O : TTV. TD : 160/90 mmHg, HR : 54x/menit, RR :
18x/menit,
T : 36 C
o

BB post HD kembali ke BB kering yakni 53 kg


A : masalah keperawatan kelebihan volume cairan teratasi
sebagian
P : P: Lakukan hemodalisa kembali pada jadwal yang telah
ditentukan

DAFTAR PUSTAKA
Bakta, I Made, I Ketut Suastika. 1999. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta:
EGC.

DiGiulio, Mary. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishing.


Kallenbach, Judith Z. 2012. Review of Hemodialysis for Nurses and Dialysis Personnel 8th
Ed. USA: Mosby Elsevier.
LeMone, P, & Burke.(2008). Medical surgical nursing : Critical thinking in client care.( 4th
ed). Pearson Prentice Hall : New Jersey
Nuari, Nia Afrian. 2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan. Ed.1. Yogyakarta: Deepublish.

Price, Slivia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 1999. Patofisiologi: Konsep klinis proses-
proses penyakit.Ed.3. Jakarta: ECG.

Price, Slivia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep klinis proses-
proses penyakit.Ed.6. Jakarta: ECG.
Smeltzer et al, 2008. Buku Ajar Keperwata Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC

Thomas. (2003). Renal Nursing. London ; Braillere Tindall

Anda mungkin juga menyukai