Agribisnis Kelapa Rakyat Di Indonesia Kendala Dan Prospek
Agribisnis Kelapa Rakyat Di Indonesia Kendala Dan Prospek
Abstrak
19
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, ta- nanaman, pengolahan dan pemasaran hasil pertani-
naman kelapa dikenal -sebagai tanaman rakyat, an, merupakan suatu mata rantai yang tidak boleh
akan tetapi berbeda dengan komoditas pangan terputus (Arsyad, L., dkk. 1985). Terpeliharanya
rakyat lainnya. Kelapa rakyat secara fungsional hubungan mata rantai dalam suatu kesatuan usaha
lebih berperan sebagai komoditas perdagangan akan menjamin kelancaran dan pertumbuhan yang
daripada komoditas subsistem. Hal ini disebabkan lebih tinggi di masing-masing bidang usaha, di-
karena produk tanaman kelapa terkait erat dengan bandingkan apabila penanganan secara sendiri-
industri sebagai bahan baku olahan lanjutan. Oleh sendiri/berpisah.
sebab itu petani produsen kelapa dituntut untuk Dilihat dan dasar pemikiran timbulnya agti-
dapat menghasilkan suatu produk dengan mutu ter- bisnis dan cakupan kegiatannya, maka titik sentral
tentu untuk dapat memperoleh harga pasar yang dan kegiatan agribisnis sebenarnya terletak pada
layak. kegiatan pertanian itu sendiri. Kegiatan pertanian
Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa pe- ini memancing bagi tumbuhnya usaha industri di
tani kelapa pada umumnya tidak dapat memper- arah hulu, menjadi jantung bagi kehidupan usaha
oleh harga jual sesuai dengan harga pasar yang ber- agribisnis dan sekaligus menjadi perangsang bagi
laku. Hal ini disebabkan selain faktor extern juga tumbuhnya industri hilir. Dengan demikian jelas-
faktor intern petani sendiri, seperti produk kopra nya bahwa perkembangan agribisnis dipengaruhi
yang bermutu rendah dan petani selalu berada da- oleh banyak faktor, antara lain keseimbangan pe-
l= posisi yang lemah, sehingga mempunyai dam- nawaran dan permintaan, efisiensi dalam seluruh
pak yang luas bagi petani sendiri. Kondisi seperti sub sektor agribinisnis dan efektivitas sistem
ini akan sulit untuk dapat mempertahankan atau penunjang.
meningkatkan usahatani kelapa yang diusahakan.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Bertitik tolak dari permasalahan di atas, tulisan ini
mencoba melihat prospek dan kendala-kendala Penelitian ini dilakukan pada tiga propinsi
yang dihadapi petani dalam melakukan kegiatan yaitu Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Jawa Timur.
usahatani kelapa di pedesaan. Pemilihan ketiga propinsi tersebut didasarkan ke-
pada potensi ketiga propinsi tersebut dalam kelapa
rakyat, baik dilihat dan areal, produksi maupun
METODOLOGI jumlah industri. Dan setiap propinsi ini dipilih
masing-masing dua kabupaten dengan kriteria se-
Pendekatan Masalah perti dalam pemilihan propinsi, yaitu potensi
daerahnya dan variasi pertanaman dan pemanfaat-
Aktivitas agribisnis merupakan suatu sistem ko-
an kelapa dan masing-masing lokasi. Dengan cara
moditas yaitu merupakan suatu kesatuan kegiatan
yang sama juga dilakukan dalam penentuan ke-
usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan
camatan dan desa contoh.
dan mata rantai sub sistem produksi, sub sistem
Penelitian ini dilakukan oleh Pusat Penelitian
pengolahan hasil dan sub sistem pemasaran, yang
Sosial Ekonomi Pertanian tahun anggaran
ada hubungannya dengan pertanian dalam anti luas.
1990/1991. Untuk propinsi Sulawesi Utara, kegiat-
Dengan demikian agribisnis memiliki cakupan yang
an penelitian dibantu oleh Staf Balitka Manado.
luas yang secara garis besar dikelompokkan dalam:
Penelitian dilakukan dalam bulan Juni sampai
(1) Kegiatan usaha penunjang aktifitas pertanian
yaitu yang menghasilkan/menyediakan pra- Agustus 1990.
sarana/sarana bagi pertanian (hilir).
(2) Kegiatan pertanian itu sendiri, mulai dan ke-
POTENSI KELAPA RAKYAT DI INDONESIA
giatan usahatani sebagai proses produksi, sam-
pai pemasaran hasil-hasil pertanian.
Sampai tahun 1989 total luas areal tanaman
(3) Kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan
kelapa di Indonesia mencapai 3 juta hektan lebih.
pertanian, yaitu yang menggunakan hasil-hasil
Dan total tersebut di atas 95 persen lebih diantara-
pertanian sebagai masukan (hilir).
nya merupakan tanaman kelapa rakyat. Dengan de-
Aktivitas agribisnis tumbuh dan berkembang mikian jelas terlihat bahwa petani kelapa rakyat
didasarkan kepada suatu pemikiran bahwa pada mempunyai posisi strategis dalam penyediaan ko-
hakekatnya suatu kegiatan mulai dan proses pe- moditi kelapa di Indonesia.
20
Selama sepuluh tahun terakhir (1980 — 1989) remajaan tanaman tua, perluasan areal tanaman
perkembangan areal tanaman kelapa rakyat menun- melalui bantuan modal yang terjangkau dan yang
jukkan trend yang meningkat (Tabel 1). Pada ta- lebih penting ialah menjaga stabilitas harga.
hun 1980 total areal tanaman kelapa rakyat
3.221.648 atau dengan kata lain mengalami kenaik-
an sebesar 23 persen dalam kurun waktu sepuluh
tahun terakhir. PERMINTAAN PRODUK KELAPA
Dan Tabel 1 juga terlihat selain perkebunan
rakyat, perkebunan besar swasta juga menunjuk- Untuk melihat prospek pengembangan kelapa
kan perkembangan yang cukup pesat. Pengem- rakyat dimasa mendatang dicoba didekati dari
bangan tanaman kelapa oleh perkebunan besar sisi permintaan terhadap komoditas kelapa itu sen-
swasta umumnya menggunakan teknologi tinggi diri. Selain permintaan terhadap kelapa, komoditas
baik dari aspek budidaya maupun processing. Peng- lain seperti sawit merupakan hal penting untuk di-
usahaan tanaman kelapa sebagian besar merupa- lihat peranannya dalam pengadaan bahan baku in-
kan diversifikasi usaha yang ditangani lebih inten- dustri. Tidak dapat dipungkiri bahwa sawit sebagai
sif. Keikutsertaan pengusaha besar dalam peng- komoditas substitusi kelapa semakin menonjol pe-
usahaan tanaman kelapa merupakan salah satu ranannya beberapa tahun terakhir. Hal ini disebab-
terobosan untuk memenuhi permintaan pasar ter- kan karena keunggulan yang dimiliki sawit sebagai
hadap produk komoditi kelapa yang terus mening- bahan baku olahan jika dibandingkan dengan ko-
kat beberapa tahun terakhir. moditas kelapa sendiri. Selain itu peranan peme-
Jika dikaji lebih lanjut Tabel 1 di atas mt- rintah maupun swasta beberapa tahun terakhir
nunjukkan mulai tahun 1985 — 1989 trend areal cukup besar dalam pengembangan komoditas sawit
tanaman kelapa rakyat cenderung menurun dari di Indonesia.
periode sebelumnya yaitu sekitar 1,72 persen/ Secara garis besar produk kelapa dapat dibagi
tahun. Penurunan ini diduga tidak berkaitan menjadi dua yaitu kelapa segar dan kopra. Kelapa
langsung dengan pengembangan perkebunan besar segar umumnya dipergunakan untuk konsumsi
swasta akan tetapi lebih dipengaruhi oleh beberapa rumah tangga seperti pembuatan santan, kelapa
faktor antara lain: (1) keterbatasan lahan yang ter- muda dalam bentuk segar dan bahan pembuatan
sedia, (2) munculnya komoditas pertanian lain yang minyak klentik secara sederhana. Selain konsumsi
dianggap lebih menguntungkan oleh petani, dan (3) rumah tangga, kelapa juga merupakan bahan baku
berkembangnya komoditi substitusi sumber minyak industri seperti pembuatan minyak goreng.
nabati yang lain seperti sawit. Untuk mempertahan- Permintaan terhadap kelapa segar dalam kurun
kan areal tanaman kelapa rakyat tersebut dibutuh- waktu beberapa tahun terakhir terus meningkat.
kan langkah-langkah yang lebih konkrit seperti pe- Dan hasil penelitian LPEM-FEUI (1987) konsumsi
21
kelapa segar meningkat sebesar 40,5 persen dalam dari laju pertumbuhan industri pengolahan. Dari
periode tahun 1969 - 1985. Peningkatan permin- berbagai data yang diperoleh, industri pengolah
taan terhadap kelapa segar terutama disebabkan tumbuh tersebar terutama di daerah-daerah sentra
karena peningkatan jumlah penduduk dan bukan produksi kelapa. Dari alokasi produksi kopra
karena kenaikan konsumsi per kapita (Tabel 2). dalam negeri, konsumsi kopra sebagian besar di
Selain konsumsi rumah tangga, kelapa juga di- daerah produksi, untuk memenuhi kebutuhan in-
pergunakan sebagai bahan baku industri. Penyerap- dustri pengolah setempat.
an bahan baku industri dalam bentuk kelapa juga Kopra sebagai bahan baku industri minyak
terus mengalami peningkatan. Industri yang ter- goreng terus terdesak dari komoditas lain terutama
banyak menyerap komoditi kelapa adalah industri kelapa sawit. Dari komposisi produksi minyak
minyak goreng, tepung tapioka. Pemakaian bahan goreng mulai periode tahun 1969/70 sampai dengan
baku dalam industri itu sendiri terjadi substitusi tahun 1984/85 penggunaan sawit sebagai bahan
penggunaannya seperti antara kelapa dan kopra baku menunjukkan trend yang meningkat (Ta-
atau dengan bahan lain (sawit). bel 4). Sebaliknya penggunaan kelapa sebagai
Dalam produksi kopra, sebelum tahun 70-an bahan baku mengalami penurunan cukup tajam,
Indonesia merupakan pengekspor kedua terbesar dan Baru periode tahun 1988/89 sedikit mengalami
dunia setelah Filipina. Namun demikian pada tahun kenaikan.
1972/1973 terjadi suatu titik balik dan Indonesia Penggunaan sawit sebagai bahan baku industri
menjadi pengimpor kopra. Kekurangan kopra minyak goreng merupakan suatu fakta yang sulit
dalam negeri tidak terlepas dari pesatnya pertum- dihindari, walaupun mempunyai dampak yang
buhan industri dalam negeri selain kondisi tanam- cukup besar terhadap pengembangan perkelapaan
an kelapa itu sendiri. di Indonesia. Sebagai komoditas substitusi, pening-
Permintaan terhadap kopra terutama dari in- katan penggunaan sawit dapat menurunkan (men-
dustri minyak terus meningkat (Tabel 3). Dari Ta- desak) peranan kelapa sebagai bahan olahan in-
bel 3 terlihat bahwa dan periode tahun 1970 -1986 dustri minyak goreng.
produksi mengalami kenaikan sebesar 41 persen se- Untuk menangani permasalahan di atas sebe-
dang konsumsi meningkat 87 persen dalam periode narnya pemerintah telah mengambil langkah-
yang sama. Seperti yang dikemukakan di atas per- langkah kebijakan, seperti kebijaksanaan alokasi
mintaan terhadap komoditi kopra tidak terlepas untuk kebutuhan dalam negeri dan kebutuhan
Tabel 2. Perkembangan konsumsi kelapa segar per kapita dan indeks konsumsi kelapa
segar dan konsumsi kopra, 1975-1985.
22
Tabel 3. Penyediaan kopra di Indonesia (ton).
Tabel 4. Komposisi produksi minyak goreng Indonesia, tahun 1969/70-1988/89 (000 ton).
pasar dunia (export). Walaupun demikian efekti- dengan permintaan, teknologi, permodalan dan
vitas peraturan tersebut sulit terjamin, karena lain-lain. Beberapa altematif dapat dilakukan an-
pemasaran komoditi sawit sangat tergantung ke- tara lain:
pada pasar dunia, yang secara langsung mem-
pengaruhi terhadap pasar dalam negeri.
Diversifikasi Usahatani Kelapa
23
tidak dikelola. Keadaan demikian merupakan salah Dalam rantai pasar kelapa, peran pedagang pe-
satu sebab makin menurunnya produktivitas. ngumpul tingkat desa merupakan lembaga yang
Walaupun pertanaman kelapa umumnya tua, sangat berperan. Secara umum rantai pasar kelapa
upaya peremajaan mengalami hambatan. Beberapa segar cukup sederhana. Di Sulawesi Utara peng-
pertimbangan yang dikemukakan adalah : hubung antara petani dan pabrik pengolah melalui
(a) Walau dalam kondisi yang ada sekarang, ta- pedagang desa/lokal. Dibandingkan di Jawa, rantai
naman kelapa masih menghasilkan. tataniaga kopra di Sulawesi Utara lebih rumit. Apa-
(b) Untuk mengadakan peremajaan diperlukan bila di Jawa penghubung antara petani dan industri
waktu ± 4 tahun untuk berproduksi kembali. minyak hanya pedagang pengumpul atau pembuat
Jangka waktu tersebut terlalu lama sehubungan kopra, di Sulawesi Utara sebelum kopra sampai ke
dengan keperluan dan kontinuitas pendapatan. pabrik minyak kelapa, beberapa lembaga berperan
(c) Situasi pasar kelapa yang cenderung tidak seperti pedagang desa, pedagang komisioner, agen
stabil. pembeli kopra dan pedagang besar. Namun demi-
kian umumnya lembaga tersebut merupakan per-
Dengan situasi harga produk kopra yang terus panjangan dari pihak pabrik dalam upaya mem-
menurun maka upaya mengurangi resiko pendapat- peroleh bahan baku.
an usahatani melalui pengusahaan tanaman sela Semakin besar peran produk kelapa tersebut da-
merupakan pilihan alternatif, terutama pada per- lam pasar makin lebih kompleks rantai pasar dan
tanaman kelapa monokultur. Keadaan ini dimung- makin kecil harga yang diterima petani dibanding
kinkan mengingat berdasarkan penelitian agronomi harga konsumen. Pada kelapa segar, harga yang di-
pada pertanaman monokultur, pemanfaatan lahan terima petani di Sulawesi Utara sebesar 50 persen
hanya 20 persen. Upaya pengembangan tanaman dibanding harga konsumen, sedangkan di Jawa
sela ini telah dilakukan pada beberapa petani di Su- Barat dan Jawa Timur, masing-masing 28 persen
lawesi Utara, baik dengan tanaman pangan, tanam- dan 37,9 persen (Lampiran 1). Sebaliknya pada
an industri dan hortikultura. Budidaya tanaman kopra, harga yang diterima petani 44,4 persen di-
sela disamping menambah pendapatan, juga me- banding konsumen, sedangkan di Jawa Barat dan
lalui pengusahaan yang intensif seperti pengolahan Jawa Timur masing-masing 73 persen dan 70
lahan dan pemberian input teknologi berpengaruh persen.
positif terhadap pertanaman kelapa.
Diversifikasi Pengolahan Kelapa
Pemanfaatan Kelapa dan Tataniaga Kelapa Hasil penelitian dalam bulan September 1990,
menunjukkan harga kelapa butiran di tingkat pe-
Kelapa dikenal sebagai pohon serba guna di- tani antara Rp 35 — Rp 65 per butir. Harga kopra
mana hampir semua bagian tanaman dapat diman- di tingkat produsen Rp 230/kg di Sulawesi Utara,
faatkan. Namun pendayagunaan secara ekonomis Rp 250/kg di Jawa Barat, dan Rp 320/kg di Jawa
dan meluas barulah dalam buah kelapa. Secara tra- Timur. Dalam pembuatan kopra keuntungan per
disional pemanfaatan produk kelapa adalah buah 100 kg kopra berkisar antara Rp 2.250 sampai
kelapa, tempurung, sabut kelapa dan batang Rp 3.000 (Tabel 5).
kelapa. Pada kondisi demikian usaha pembuatan mi-
Di Sulawesi Utara kelapa terutama diperuntuk- nyak kelapa (klentik) oleh rumah tangga akan
kan untuk industri minyak goreng, yang sebagian rugi. Kondisi seperti ini menyebabkan industri pem-
besar menggunakan bahan baku kopra (93 persen) buatan minyak klentik rumah tangga tidak dapat
dan sisanya langsung dari kelapa segar (7%). Se- bertahan (tutup). Umumnya petani membuat hanya
dangkan di Jawa Barat dan Jawa Timur penjualan untuk kepentingan sendiri (Tabel 6).
kelapa dari petani berupa kelapa segar (73% dan Di tingkat perusahaan/industri, pembuatan
65%), dan sisanya dibuat kopra yaitu 17 persen dan minyak goreng dan kelapa masih memberikan
35 persen masing-masing untuk Jawa Barat dan keuntungan antara Rp 30,5 sampai Rp 87,5 per kg
Jawa Timur. Di Jawa Barat dan Jawa Timur pem- minyak kelapa (Tabel 7). Tingkat keuntungan per
buatan kopra dilakukan oleh pedagang kopra guna kg minyak dan industri yang menggunakan bahan
memanfaatkan kelapa kualitas rendah atau kurang baku langsung dan kelapa segar lebih tinggi diban-
laku di pasaran sebagai butiran. ding bahan baku kopra. Permasalahan dalam in-
24
Tabel 5. Analisa pendapatan usaha pengolahan kopra oleh pedagang di kabupaten contoh
(Rp/100 kg kopra).
Tabel 6. Analisa pendapatan pengolahan minyak ldentik untuk rumah tangga (Rp/kg
minyak).
Tabel 7. Analisa pendapatan pengolahan minyak kelapa oleh pabrik (Rp/kg minyak).
25
Tabel 8. Analisa pendapatan pengusahaan gula kelapa dan kelapa butiran (Rp).
dustri minyak kelapa adalah sulitnya ketersediaan sawit yang dilakukan secara intensif telah me-
bahan baku. nekan dan menurunkan permintaan terhadap
Dengan semakin beratnya persaingan dengan produksi kelapa rakyat.
sumber minyak lain di masa mendatang maka di- • Peran serta para pengusaha swasta besar sangat
perlukan diversifikasi produk pemanfaatan kelapa dibutuhkan dalam pengembangan kelapa rakyat
untuk tidak sepenuhnya tergantung kepada hasil baik dari aspek teknologi dan permodalan.
kopra dan minyak kelapa. Upaya diversifikasi Mengingat ketatnya persaingan pasar antara ko-
dapat dilakukan baik dalam pemanfaatan produk moditi kelapa dengan komoditi lain yang sejenis
buah kelapa seperti pembuatan kelapa parut kering, peran swasta dapat membantu terutama untuk
santan awet, juga diversifikasi dalam pemanfaatan meningkatkan kualitas produksi. Dengan demi-
kelapa seperti pengembangan gula kelapa, industri kian produksi kelapa rakyat tidak hanya diarah-
dan gula kayu kelapa, tempurung, sabut dan air kan untuk kebutuhan dalam negeri akan tetapi
kelapa. juga lebih diarahkan untuk komoditi ekspor.
Pembuatan gula kelapa sebagai salah satu • Mengingat terkaitnya dengan jutaan petani ter-
contoh alternatif pemanfaatan kelapa, dapat me- sebut yang berarti mempunyai dampak terhadap
ningkatkan nilai tambah pendapatan dibanding sumber dan distribusi pendapatan serta kesem-
pengusahaan kelapa butiran. Pendapatan per patan kerja maka diperlukan beberapa langkah
pohon kelapa yang diusahakan gula kelapa antara kebijaksanaan untuk menghidupkan kembali ak-
Rp 128 sampai Rp 170,8 per hari atau antara tivitas agribisnis kelapa yaitu antara lain :
Rp 3.840 sampai Rp 5.125 per bulan, dibanding- (1) Diperlukan penataan kembali peran dari
kan pendapatan sebesar Rp 360 — Rp 750/pohon kelapa dan sawit dalam industri minyak go-
per bulan apabila diusahakan kelapa butiran (Ta- reng. Diperlukan segmentasi pasar antara
bel 8). produk kelapa dan sawit dalam penyediaan
pasar domestik dan ekspor. Segmentasi juga
diperlukan dalam kelapa itu sendiri antara
KESIMPULAN asal perkebunan rakyat dan perkebunan
besar.
• Pengembangan kelapa rakyat untuk masa men- (2) Perlunya peningkatan efisiensi industri mi-
datang mendapat tantangan yang cukup berat nyak goreng, hal ini penting sehingga mampu
terutama disebabkan berkembangnya substitusi lebih bersaing. Dalam hal ini menyangkut
komoditas lain khususnya sawit. Pengembangan lokasi industri, keterpaduan antara sisi
26
usahatani dan industri pengolahan dan efi- kelapa, seperti gula kelapa, kelapa parut ke-
siensi dalam tataniaga bahan baku. ring (desicated coconut), santan segar/awet
(3) Di sisi lain juga lebih diperlukan di sektor dan sebagainya.
produksi usahatani kelapa itu sendiri, upaya (6) Sebagai tanaman serba guna pengembangan
yang perlu dilakukan adalah: (a) peremajaan produk selain dari buah kelapa sangat di-
kelapa yang sudah tua dan dirasakan tidak mungkinkan, beberapa produk yang mem-
efisien lagi, dan (b) pengembangan kelapa punyai prospek untuk diusahakan antara
unggul yang mampu berproduksi lebih tinggi lain:
dan lebih cepat. a. Dengan cukup besarnya areal kelapa yang
(4) Pentingnya pengembangan tanaman sela/ berumur tua, dimungkinkan adanya in-
tumpangsari untuk lebih mendayagunakan dustri pengolahan kayu dan meubel. Sifat
lahan, terutama pada kelapa monokultur. khas serat kayu kelapa memungkinkan
Upaya ini penting untuk mengurangi resiko untuk dipasarkan secara luas.
pendapatan petani. Pengembangan tanaman b. Potensi tempurung sebagai arang dan
sela tersebut disesuaikan dengan potensi arang aktif.
daerah dan hendaknya dilakukan dengan ko- c. Pemanfaatan air kelapa sebagai sari ke-
moditi bernilai tinggi seperti tanaman industri lapa (Nata de Coco) dan Coco Vinegar.
atau hortikultura. Perlunya pengembangan d. Pemanfaatan sabut kelapa sebagai cair
tanaman industri atau hortikultura. Perlunya flex, matras dan jok.
pengembangan tanaman sela tersebut dengan
sistem agro industri secara regional dan de-
ngan skala usaha tertentu. Dalam kaitan ini DAFTAR PUSTAKA
penanganan usahatani kelapa tidak hanya di-
tangani oleh perkebunan, tetapi juga dilibat- Arsyad, L. dkk. 1985. Agribisnis, Suatu Pilihan Bagi Upaya
kan lembaga lain yang terkait. Peningkatan Produksi Non Migas di Indonesia. Agro Eko-
nomika No.23 th.XVI, Desember 1985.
(5) Dengan semakin ketatnya persaingan dengan Dirjen Perkebunan. 1989. Statistik Perkebunan.
sumber minyak/lemak substitusi lain, maka
LPEM-FEUI. 1987. Penelitian Potensi, Masalah dan Prospek
pengembangan kelapa haruslah tidak hanya Minyak Nabati di Indonesia tahun 1969 — 2000. Kerjasama
tergantung sepenuhnya kepada tujuan in- FEUI dengan Departemen Perdagangan.
dustri minyak goreng dan kopra. Upaya di- Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian (P/SE). 1980.
versifikasi produk kelapa perlu dikembang- Laporan Bulanan, Bulan Oktober 1990.
kan dalam pemanfaatan kelapa, terutama Suryana, dkk. 1983. Perdagangan Minyak Nabati Indonesia dan
produk yang lebih menonjolkan keunggulan Prospeknya. Pusat Penelitian Agro Ekonomi.
27
Lampiran 1. Analisis biaya dan marjin pemasaran kelapa di Sulawesi Utara, Jawa Barat
dan Jawa Timur.
28