Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PROSES KERJA
A. Teori Dasar
1. Penyemprotan
a. Pengertian Penyemprotan
Penyemprotan adalah pengendalian gulma dengan bantuan bahan kimia.
Bahan kimia yang digunakan adalah herbisida. Umumnya alat semprot yang
dipakai ialah knapsack sprayer dengan nozzle polyjet berwarna merah.
            Item kerja penyemprotan terdiri dari Pengendalian Lalang (sheet, spot,
sporadis dan wipping).
b. Penyemprotan terbagi menjadi 2 yaitu:
- Piringan Pasar Pikul
Piringan sangat penting dilakukan pada budidaya kelapa sawit. Piringan
merupakan tempat jatuhnya brondolan, serta tempat aplikasi beberapa jenis
pupuk dan juga tempat jalannya orang panen. Piringan yang bersih akan
memudahkan proses panen, menghilangkan gulma pesaing, serta
menghindari bersarangnya hama pada areal piringan tersebut. Pada TBM,
harus dihindari penyemprotan piringan menggunakan herbisida sistemik
karena kondisi pelepepah dan buah masih sangat rendah sehingga sangat
memungkinkan terkena semprotan herbisida yang dapat mengakibatkan
partenocarpy. Lebar pada piringan pasar pikul 1,2 – 1,5 m.
- Gawangan
Gawangang merupakan pengendalian semua jenis gulma yang berada
digawangan seperti gulma berdaun lebar dan sempit termasuk gulma anak
kayu, namun tidak termasuk gulma ilalang. Untuk herbisida yang digunakan
jenis Gliposhate dengan tambahan Methyl metsufuron. Untuk dosis yang
digunakan perhektar Gliposhate 1.25 liter dan Methyl metsufuron 50 gr.

7
2. Pemupukan
a. Pengertian Pemupukan
Pemupukan adalah pemberian bahan untuk menambah unsur hara tanaman
pada tanah. Pemupukan dilakukan pada pagi hari agar meresap dan masih ada
embun untuk menyerap unsur hara/meresap ke akar kelapa sawitnya. Pemupukan
dapat dilakukan secara manual, mekanis, maupun dengan pesawat terbang.
Pemupukan dilakukan tergantung usia tanam dan pemupukan biasanya dilakukan 2
meter dari tanaman kelapa sawit. Salah satu sistem untuk mencapai prinsip utama
tersebut adalah dengan sistem untilan atau sistem bungkusan. Untilan adalah pupuk
dalam bungkusan asli ( 40 – 50 kg ) dikeluarkan untuk dibungkus/digonikan
kembali dengan berat yang lebih ringan ( maksimal 16 kg per until ). Biaya
pemupukan menempati porsi yang besar dari total biaya perawatan ( 40 – 60% ).
Dosis, waktu, tempat dan cara pemupukan adalah empat faktor yang terpenting
dalam menentukan efisiensi pupuk. Selanjutnya keberhasilan pemupukan tergantung
pada organisasi ( dan administrasi ) pelaksanaan pemupukan di lapangan.
b. Dosis Pupuk
- Jenis dan dosis pupuk ( program pemupukan per tahun ) disusun oleh
Departemen
- Riset sebelum tahun berjalan.
- Rekomendasi pemupukan ini disusun atas dasar hasil analisa kimia daun,
status
- hara tanah, kondisi tanah dan LCC, serta proyeksi produksi ( balance
sheet ).
c. Cara Penaburan Pemupukan
- Pastikan bahwa takaran yang dibawa sesuai dengan jenis dan dosis yang
akan digunakan dan sesuai dengan jumlah penabur. Asisten agar mengechek
atau memeriksa kembali kebenaran takaran yang akan digunakan.
- Penaburan pupuk pada masing-masing pokok harus dimulai dari batas/
pasar tengah blok ( batas alam ) menuju Collection Road sesuai arah barisan
tanaman.
- Pada TBM dan TM sampai dengan umur 5 tahun, semua pupuk disebar
melingkar dan merata di dalam piringan dan tidak dibenarkan menabur
pupuk terputus-putus (½ atau ⅓ lebar piringan).

8
- Jarak penaburan pupuk dari pohon tergantung dari jenis pupuk yang akan di
tabur.
d. Hal-hal yang harus dilakukan pada pemupukan yaitu:
- Persiapan areal yang akan di pupuk
Piringan tanaman kelapa sawit harus dalam keadaan bersih, lebar 2
meter, dan bebas dari genangan air. Takaran pupuk dibuat per jenis dan
dosis pupukn, luas areal yang dipremikan maksimal 30% areal pemupukan
pada hari itu.
- Persiapan pupuk
Kebutuhan dan dosis pupuk, dan jumlah pohon, tenaga penebar
pupuk, pengecer, pengangkut pupuk, dan transportasi pupuk ke lapangan.
3. Sensus AKP dan Inspeksi Panen
a. Pengertian Sensus
Sensus pokok yang dilakukan secara teliti dan teratur dapat memberikan
gambaran mengenai keadaan blok yang sebenarnya.
Manfaat hasil sensus adalah kemudahan mengelola kebun antara lain :
- Mengetahui jumlah pokok, termasuk keperluan pokok sisipan.
- Pokok sakit/abnormal
- Pokok mati/kosong
- Data parit
- Data sarana fisik (jalan, jembatan, titi panen, piringan, pasar pikul dan TPH)
- Pekerjaan pemupukan
- Pengendalian hama dan penyakit.
Data pokok normal dan abnormal yang didapatkan lebih awal akan sangat
bermanfaat untuk menyusun program penyisipan, sehingga di dapatkan produksi
per hektar yang maksimal.
b. Tujuan Sensus
Sensus dilakukan secara berkala menurut ketentuan dan secara umum
bertujuan untuk mendapatkan data yang lengkap tentang keadaan sebenarnya di
lapangan yang berhubungan dengan produktifitas tanaman agar diperoleh hasil
akhir yang maksimal.
c. Cara Kerja Sensuss
- Petugas sensus berjalan di pasar rintis dan arah berjalan menurut arah barisan.
- Sekali jalan petugas sensus dapat melakukan sensus terhadap :

9
• 4 ( empat ) barisan pokok untuk TBM tahun I dan TM.
• 2 ( dua ) barisan pokok untuk TBM tahun II dan III.
- Satu team ( regu ) sensus terdiri dari 2 ( dua ) orang yaitu 1 ( satu ) petugas
pencatat dan 1 ( satu ) petugas pengecat/penghitung.
- Petugas A mensensus 4 barisan pokok I ( baris 1, 2, 3, 4 ) dan langsung
menuliskan hasil perhitungan pokok di pelepah dengan pensil. Penomoran hasil
perhitungan seperti contoh di bawah ini :
2 Nomor barisan 32 Jumlah pokok hidup 1 Jumlah pokok mati/kosong
- Petugas A melanjutkan sensus pada 4 baris kedua ( baris 5, 6, 7 dan 8 ).
Petugas B berjalan dan mencatat pada 4 pokok terluar lain, pada 4 baris I tadi
dan menunggu hasil sensus petugas A untuk segera mengecat 4 pokok terluar
pada baris II.
- Selain melakukan sensus pokok, petugas sensus melakukan sensus terhadap
sungai, parit dan lain-lain yang terdapat di dalam blok tersebut dan
menggambarkannya pada Peta Detail.
d. Inspeksi Panen
Inspeksi panen adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa secara
efektif dan efisien pekerjaan pemanendan lokasi ancak yang dipanen apakah
sudah layak atau tidak.
Sistem ancak penen bergantung pada keadaan topografi lahan dan
ketersediaan tenaga kerja.
e. Sistem panen terdiri atas dua yaitu:
- Ancak Tetap
Ancak tetap adalah setiap pemanen diberikan ancak pemanen yang sama
dengan luasan tertentu.
- Ancak Giring
Ancak giring adalah setiap pemanen diberikan ancak perbaris tanaman dan
digiring bersama-sama.

f. Tujuan Inspeksi
- Memastikan kegiatan operasional panen telah berjalan secara efektif dan
efesien.

10
4. Transport
a. Pengertian Transport
Transportasi berasal dari kata latin tranpotare, dimana tran berarti seberang
atau sebelah dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi tansportasi
berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) kesebelah lain atau dari satu
tempat ke tempat lainnya .(Kamaludin, 1987 dalam Romli, 2008).Sektor
transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi barang
atau penumpang. Sektor ini telah berkembang sangat dinamis serta berperan
didalam menunjang pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya maupun
pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan
pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai
peranan yang penting dan strategis. Keberhasilan sektor transportasi dapat
dilihat dari kemampuannya dalam menunjang serta mendorong peningkatan
ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas politik termasuk mewujudkan
nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui berbagai indikator
transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas
keterjangkauan, beban publik dan utilisasi. Transportasi sebagai dasar untuk
membangun ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan
industrilisasi dengan adanya transportasi menyebabkan spesialisasi atau
pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai dengan bidang pengangkutan
dalam sektor transportasi masa kini. Transportasi merupakan sarana dalam
menjalankan pengangkutan barang, pemindahan manusia (imigrasi), serta jasa
angkut yang sepenuhnya memberikan pelayanan dalam urusan mengantar.
Peranan transportasi disuatu perusahaan sangat penting, tanpa adanya
transportasi suatu perusahaan tidak akan berjalan dengan normal. Sebagai
contoh perusahaan kelapa sawit yang berdiri di bidang pembibitan dan
penanaman, peranan transportasi dalam pengangkutan sangatlah penting. Perlu
adanya mobilitas yang memadai, yang bertujuan untuk melakukan pemindahan
bibit kelapa sawit, pemindahan material seperti pupuk, serta alat-alat yang
digunakan untuk bekerja karyawan lainnya.

11
b. Jenis – jenis transportasi
- Dump Truck

Gambar 1.1 Dump Truck

- Jhondere

Gambar 1.2 Jhondere


- Landini

Gambar 1.3 Landini

12
- New Holland

Gambar 1.4 New Holland

- Massey Ferguson

Gambar 1.5 Massey Ferguson

13
5. Tebas
a. Pengertian Tebas
Tebas merupakan pekerjaan menebas semak belukar yang tumbuh diareal
pertanaman kelapa sawit karena areal tersebut belum ditanam atau lahan yang
hendak disisip. Gulma yang dominan tumbuh adalah Chromolaema odorata,
Melastoma sp, Ageratum conyzoides, Mikania micrantha. Rotasi tebas adalah 2
kali setahun dengan norma kerja 2 HK/ha. Apabila tanaman kurang perawatan
maka tanaman akan menjadi kerdil,dan apabila gulma memenuhi sawit anakan
maka akan di tebas bagian bawah. Tebas bisa dilakukan pada, tanaman
merambat, anakan kayu, kacang – kacangan dan ilalang. Pada pertumbuhan
tanaman dalam semalam mencapai 5 – 10 cm.
6. Panen
a. Pengertian Panen
Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon sampai dengan
pengangkutan ke pabrik yang meliputi kegiatan pemotongan tandan buah
matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah,pengangkutan hasil ke
TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik Kelapa Sawit (PKS), dan panen
merupakan salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan tanaman kelapa
sawit menghasilkan. Selain bahan tanam (bibit) dan pemeliharaan tanaman,
panen juga  merupakan faktor penting dalam pencapaian produktivitas.
Berdasarkan tinggi tanaman ada 2 cara panen yang umum di lakukan oleh
perkebunan kelapa sawit. Untuk tanaman yang berumur kurang dari 7 tahun
cara panen menggunakan alat dodos dengan lebar 10-27,5 cm menggunakan
gagang pipa besi/tongkat kayu. Sedangkan tanaman yang berumur 7 tahun atau
lebih, pemanenen menggunakan egrek yang disambung dengan pipa
almunium/batang bambu.
b. Standar Kematangan Panen
- Jumlah brodolan yang ada di permukaan tanah
- Lebih dari 10% dalam waktu 5-7 hari
- Untuk tanaman diantara panen tahun pertama sampai ke tiga, paling sedikit 5
brondolan per janjang dengan interval kurang dari 10 hari. Untuk tanaman
yang lebih tua , standar kematangan maksimum adalah 3 – 5 brondolan per
janjang sebelum panen dengan interval kurang dari 10 hari.
c. Ciri – ciri Tandan Matang:
- Warna buah orange kemerahan
- Sudah ada buah yang lepas (memberondol)
d. Cara Panen
- Pelepah yang menyangga (songgo) buah matang dipotong
- Tandan matang dipotong tangkainya
- Brondolan yang ada diketiak pelepah diambil/dikorek
- Tandan dibawa ke jalan pikul, brondolan di piringan dikumpulkan
- Pelepah disusun digawangan mati dan dipotong menjadi 3 bagian.
- Setelah selesai pindah ke pohon berikutnya.
e. Tujuan Panen

14
Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum, yaitu pada
saat tandan buah segar (TBS) mengandung minyak dan kernel tertinggi.
Memanen hanya buah yang matang dan mengutip brondolan. Mengirim TBS ke
pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit kandungan
asam lemak bebas di dalam minyak sawit mentah.

15
B. Hasil Kerja
1. Hasil kerja BKM ( Buku Kerja Mandor )

Gambar 3.1 Hasil BKM

2. Hasil Kerja Perhitungan AKP ( Angka Kerapatan Panen )

Gambar 3.2 Hasil Perhitungan AKP

3. Hasil Kerja IPD ( Inspeksi Panen Detail )

Gambar 3.3 Hasil Kerja IPD

16
C. Proses Produk
1. Membuat BKM ( Buku Kerja Mandor)

Gambar 3.4 Proses BKM

2. Membuat Perhitungan AKP (Angka Kerapatan Panen)

Gambar 3.5 Proses Perhitungan AKP

17
3. Membuat IPD (Inspeksi Panen Detail)

Gambar 3.6 Proses IPD

18

Anda mungkin juga menyukai