Anda di halaman 1dari 7

WONDERFUL PUBLISHING | 2018

Panduan Menulis Artikel

1. Judul Artikel
Berikut adalah panduan umum dalam menulis judul:
a. Setiap kata pada judul dia wali dengan huruf capital atau huruf besar. Akan tetapi ada
pengecualian, silakan lihat poin berikutnya.
b. Gunakan huruf kecil semua pada kata yang sifatnya partikel, yaitu KATA penghubung
(konjungsi), kata depan (preposisi), dan kata seruan perasaan (interjeksi). Contohnya pada
kata berikut: dari, ke, di, pun, pada, kepada, jika, maka, agar, supaya, hingga, sebagai,
terhadap, karena, yang, dll.
c. Gunakan huruf kapital di awal setiap kata ulang yang katanya sama. Contohnya: Undang-
Undang, Orang-Orang, Teman-Teman, dll.
d. Gunakan huruf kapital hanya di awal kata pertama pada kata ulang yang berubah bunyi dan
juga kata ulang berimbuhan.
 Contoh kata ulang berubah bunyi: Sayur-mayur, Lauk-pauk, dll.
 Contoh kata ulang berimbuhan: Terbirit-birit, Kejar-mengejar, Tergopoh-gopoh, Kejar-
mengejar, Berlari-lari, dll.
e. Kata-kata yang perlu ditulis miring di dalam artikel, ditulis miring juga di judul.

2. Penulisan Huruf Kapital


a. Awal kalimat.
b. Nama orang, tempat, hari, bulan, hari besar, nama agama, kitab, nama Tuhan atau dewa.
c. Beberapa kata yang biasa ditulis kecil akan menjadi kapital jika dibarengi dengan kata-kata
tertentu. Contoh: Kota Bandung, Kota Kembang, Danau Toba, Asia Tenggara.
d. Jika nama daerah digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu, maka ditulis kecil dengan nama
daerah yang besar. Contoh:
 Fahmi memelihara harimau Sumatera.
 Dia membeli pempek Palembang.
 Tambahan: Jangan tertukar dengan istilah yang tidak sesuai dengan geografis. Contoh:
kunci inggris, gula jawa, petai cina.
e. Penulisan singkatan memiliki beberapa aturan berbeda.
 Singkatan yang dibentuk dari huruf pertama setiap kata maka ditulis dengan kapital
semua. Contoh: MPR, ITB, PDI.

1
WONDERFUL PUBLISHING | 2018

 Singkatan yang dibentuk dari suku kata dan merupakan nama badan ditulis kapital hanya
di huruf pertama. Contoh: Menkominfo, Bapenas, Pramuka.
 Singkatan yang dibentuk dari suku kata ditulis dengan huruf kecil semua. Contoh: tilang,
pemilu, sosbud.
f. Nama gelar atau jabatan yang diikuti nama orang, pengecualian untuk dokter (dr.). Jika tidak
diikuti nama jangan ditulis kapital. Contoh:
 Saya bertemu Presiden Joko Widodo.
 Setelah lulus S3, dia dipanggil Dr.Risky. -> tanpa spasi
 Squall berobat ke dr.Kadowaki. ->tanpa spasi
 Adikku bercita-cita ingin menjadi presiden.

3. Penggunaan Titik
a. Titik digunakan untuk mengakhiri kalimat.
b. Singkatan yang berupa titel. Jika singkatan berada di akhir kalimat, tidak perlu ditulis titik dua
kali. Contoh: S.H., K.H., B.Sc., Super Mario Bros. (Bros. diberi titik karena singkatan dari
brothers).

4. Penggunaan Koma
a. Ketika mendeskripsikan banyak objek secara berurutan, objek terakhir diawali dengan kata
“dan” yang sebelumnya diiringi koma. Kata “dan” tidak perlu diberi koma jika menunjukkan
sesuatu yang merupakan satu-kesatuan (paket). Contoh:
 Merah, kuning, hijau, dan biru.
 Teman-teman yang datang ke pernikahanku antara lain adalah Joni, Doni, Tina dan
adiknya, Fahmi dan orang tuanya, Bento, dan juga Andri.
b. Untuk memisahkan sebuah kalimat yang memiliki dua makna berlawanan (positif dan negatif).
Contoh:
 Meskipun game tersebut sangat mahal, tapi pengalaman yang ditawarkan sangatlah
berkualitas.
 Fahmi tidak bekerja sebagai satpam di Indomaret, melainkan sebagai penulis di Literasi
Publishing

2
WONDERFUL PUBLISHING | 2018

5. Penulisan Huruf Miring (Italik)


a. Huruf miring untuk menyebutkan judul karya fiksi/nonfiksi atau karya seni fisik atau digital.
Contoh:
 Judul buku: Aku telah membaca buku karya Sapardi yang berjudul Hujan Bulan Juni.
 Judul film: Kemarin kami menonton film Avengers 2: Age of Ultron.
 Judul album: The Beatles membawakan lagu-lagu dari album Yellow Submarine.
 Judul lagu menggunakan kutip dua. Contoh: Lagu “Yellow Submarine” menjadi andalan
The Beatles di album Yellow Submarine.
 Drama: Sekolah tersebut mementaskan pertunjukan Hamlet.
 Lukisan/pahatan: Da Vinci melukis Mona Lisa.
 Nama media: Raditya tidak lagi menjadi penulis di situs Kompasiana.
b. Huruf miring untuk kata dalam bahasa asing (usahakan cari dulu padanan kata bahasa
Indonesianya melalui KBBI). Contoh:
 Terlalu banyak bermain game itu tidak baik untuk kejiwaan.
 Mendirikan startup yang bisa exit dua kali tidaklah mudah.
c. Kata (dalam kalimat) yang ingin kita tekankan atau tegaskan. Contoh: Perlu diketahui, tiket
gratis tersebut hanya untuk anak berumur di bawah empat tahun.
d. Jika menyuarakan suatu hal yang diucapkan dalam hati. Contoh: Lho? Katanya tadi mau
mandi. Kok malah nonton teve sih?
e. Kata-kata tidak formal yang tidak ada di KBBI. Contoh: nyeleneh, ngeselin. Tapi rajin-rajinlah
mengecek KBBI, mengingat kata-kata seperti gadget, kepo, nyokap, hero, dan dragon saja ada
di KBBI.
f. Tambahan: Meskipun kita boleh menggunakan kata asing dengan efek italik, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan:
 Sebelum menggunakan kata asing, usahakan cari padanan katanya dalam bahasa
Indonesia. Pengecualian untuk beberapa kata spesial seperti “startup”, “game”, atau
kata-kata lain yang bisa memengaruhi kenyamanan membaca.
 Seandainya ada satu objek yang ditulis dengan dua kata, dan satu kata terdapat di KBBI
sedangkan satunya lagi tidak, gunakan italik di seluruh kata tersebut. Contoh:
o Kita suka main video game.
o Generasi zaman now mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi.
 Hindari menggunakan imbuhan bahasa Indonesia untuk kata asing. Contoh:
 Kamu cukup meng-install aplikasi tersebut di handphone kamu.
 Lebih baik: Kamu cukup melakukan instalasi aplikasi tersebut di handphone kamu.

3
WONDERFUL PUBLISHING | 2018

 Hati-hati dengan penggunaan kata Bahasa Inggris yang sepertinya ada Bahasa
Indonesianya. Contohnya kata “friction” memang ada padanan kata “friksi” dalam bahasa
Indonesia, tapi tidak dengan “optimization” dan “optimisasi”, yang ada adalah
“optimalisasi”. Cara memastikannya? Pastikan di KBBI (edisi kelima).
 Penggunaan kata serapan dari bahasa asing yang terdiri dari dua kata bahasa Inggris
disesuaikan dengan format penulisan bahasa Indonesia. Contohnya “mobile game” ditulis
menjadi “game mobile“. Atau “social media” ditulis “media sosial”
 Untuk kata-kata plural atau jamak dalam Bahasa Inggris diganti menjadi format singular
atau tunggal. Contoh:
 Lina memiliki ratusan ribu follower di Instagram dan Twitter.
 Bukan: Lina memiliki ratusan ribu followers di Instagram dan Twitter.

6. Imbuhan dan Kata Depan


a. Segala jenis kata yang berbentuk kata kerja, jika ditambah ‘di’ maka termasuk imbuhan. Kata
seperti ini harus ditulis serangkai
b. Jika kata yang yang digunakan adalah keterangan tempat, waktu, atau apa pun yang bukan
kata kerja, maka penggunaan ‘di’ dipisah.
c. Penulisan awalan di- dan kata depan di-
Awalan di- (serangkai) Kata depan di- (dipisah)
Dimakan di dalam
Diserang di rumah
Disimak di sini
d. Semua di- dipisah kecuali yang merupakan awalan. Ciri awalan, di- bisa diubah menjadi me-.
Contoh: dirajut  merajut. Di kemudian hari tidak bisa diubah menjadi mengemudian hari,
berarti dipisah.

7. Penulisan Bilangan/Angka
a. Untuk menulis bilangan yang terdiri dari dua kata atau kurang, gunakan huruf. Untuk bilangan
yang penulisannya lebih dari dua kata, gunakan angka. Contoh:
 Setiap hari Erfan melakukan push-up sebanyak lima puluh kali.
 Sejauh ini dia sudah 23 kali melakukan kesalahan.
 Lima aplikasi terbaik untuk mengedit foto.

4
WONDERFUL PUBLISHING | 2018

b. Peraturan di atas tidak berlaku untuk tanggal atau rincian berurutan. Contoh:
 Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.
 Korban bencana mendapatkan bantuan berupa 200 boks Indomie, 50 karung beras, dan
2 rim selimut.
c. Untuk menulis uang, mata uang dan nominal uang ditulis dengan menggunakan simbol dan
tidak perlu diberi spasi. Selain itu mata uang asing harus kita konversikan ke dalam rupiah,
ditambah dengan kata “sekitar”. Contoh:
 Dia menjual koleksi pribadinya tersebut dengan harga Rp100.000.
 Baju tersebut akan dijual seharga $35 (sekitar Rp462.000).
d. Penulisan persentase.
 Penulisannya menggunakan aturan yang sama dengan penulisan angka. Kecuali di judul,
persen ditulis tidak dengan simbol (%) tapi dengan kata “persen”. Contoh:
o Tujuh puluh persen peserta seminar adalah seorang wanita.
o Judul Artikel: Tokopedia Berikan Diskon Sampai dengan 80%
 Untuk penulisan persentase yang tidak bulat. Contohnya 12,558 persen dibulatkan
menjadi dua koma di belakang (12,55 persen).

8. Penulisan Kalimat Langsung


a. Penulisan kalimat petikan diapit oleh tanda baca petik dua (“ … ”) bukan tanda petik
satu. Contoh :
 Salah : ‘Aku ingin sekolah!’ Arya berteriak di tengah lapangan.
 Benar : “Aku ingin sekolah!” Arya berteriak di tengah lapangan.
b. Huruf pertama pada kalimat yang dipetik ditulis menggunakan huruf kapital. Contoh:
 Salah : Pak Pono berujar, “jadilah orang yang berbudi pekerti luhur, jangan mau dijadikan
budak nafsu”
 Benar : Pak Pono berujar, “Jadilah orang yang berbudi pekerti luhur, jangan mau
dijadikan budak nafsu”

Namun bila dalam satu kalimat terdapat dua atau lebih kalimat petikan, huruf pertama yang
ditulis kapital cukup pada kalimat petikan pertama saja. Untuk kalimat petikan kedua, huruf
pertamanya ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika kata pertamanya merupakan kata Nama
atau sapaan. Contoh :
 Salah : “Ayo cepat!” teriak Akhsan, “Nanti keretanya keburu lewat.”
 Benar : “Ayo cepat!” teriak Akhsan, “nanti keretanya keburu lewat.”

5
WONDERFUL PUBLISHING | 2018

 Salah : “Ketemu!” teriak Akhsan dari bawah, “pak Joko sudah ketemu!”
 Benar : “Ketemu!” teriak Akhsan dari bawah, “Pak Joko sudah ketemu!”
c. Untuk memisahkan kalimat petikan dan kalimat pengiring menggunakan tanda baca (baca
juga: penggunaan tanda baca) koma (,) di antara kalimat pengiring dan kalimat petikan
dengan pola susunan sebagai berikut :
 “Kalimat kutipan”, kalimat pengiring, “kalimat kutipan”
o “Tadi saya lihat Neng Aisyah lari,” Pak Ujang berkata, “raut mukanya terlihat seperti
habis menangis”
 “Kalimat kutipan,” kalimat pengiring
o “Serahkan saja tugas mengintai kepadaku! Aku tak akan menyecewakan kalian,” ucap
Sersan Dixa sembari meninggalkan ruangan.
 Kalimat pengiring, “kalimat kutipan”
o Bung Karno pernah berujar, “Pangan adalah soal hidup dan mati suatu bangsa.”
d. Kalimat langsung yang berupa dialog yang berurutan, maka di bagian depan kalimat
kutipannya diberikan tanda baca titik dua (:). Tanda ini untuk memisahkan antara pihak
yang mengutarakan dengan kalimat kutipannya.
Kania : “Nampaknya tahun ini akan jadi tahun yang besar untuk bangsa ini.”
Arya : “Aku setuju denganmu, mengingat tahun ini merupakan peringatan kemerdekaan yang
ke-100.”
Kania : “Aku mendapat bocoran jika tahun ini pemerintah sudah menyiapkan dana trilyunan
untuk mempersiapkan perayaan.”
Arya : “Benarkah? Aku kira terlalu berlebihan anggaran sebanyak itu hanya digunakan untuk
sekadar perayaan.
Kania : “Aku sependapat, alangkah lebih baiknya jika dana sebesar itu digunakan untuk
investasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.”

Untuk ucapan dalam hati, tidak menggunakan kalimat langsung namun ditulis miring.

6
WONDERFUL PUBLISHING | 2018

Aturan lain yang perlu diperhatikan:


1. KISS – Keep It Simple, Stupid: Jangan menyampaikan hal yang seharusnya simpel dengan
panjang dan ribet. Tujuan utama kita adalah agar pembaca mudah paham, bukan agar kita
terlihat pintar.
2. Pahami cara menulis paragraf yang benar. Dalam satu paragraf, hanya ada satu pokok pikiran
dan beberapa kalimat penjelas.
3. Gunakan istilah-istilah yang lebih umum daripada memilih menggunakan kata-kata yang
terkesan berat. Kecuali kalau kata berat tersebut memang memiliki fungsi untuk menjelaskan
topik dengan lebih ringkas dan baik.
4. Hindari mengulangi kata yang sama dalam satu kalimat atau satu paragraf.
a. Contoh: Anda sebaiknya tidak melakukan hal tersebut, karena hal tersebut akan berakibat
hal buruk.
b. Idealnya: Anda sebaiknya tidak melakukan hal tersebut, karena bila tetap nekat dilakukan
akan berdampak buruk.
5. Usahakan tidak membuat paragraf yang terlalu panjang dan tampak seperti wall of text. Dalam
menulis kalimat pun, jangan terlalu panjang. Kalimat yang terlalu panjang akan membuatnya
sulit dimengerti. Salah satu ciri kalimat yang terlalu panjang adalah, ketika dibaca akan ngos-
ngosan.
6. Penulisan kata ulang yang benar: kadang-kadang. Bukan kadang – kadang, kadangkadang atau
kadang2.
7. Penulisan “pun” dipisah kecuali pada kata: adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun,
biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun dan walaupun.
8. Spasi: sebelum koma/titik: tanpas pasi, setelah koma/titik: menggunakan spasi. Contoh: Ayah
membeli buku, ibu membeli sayur. Setelah itu mereka pulang bersama.
9. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan–nya
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: setelah sampai rumah Nanda,
kuberanikan diri untuk mengetuk pintu rumahnya.
10. Khusus untuk nomina “Anda”, huruf A ditulis dengan huruf kapital walau terletak di tengah atau
akhir kalimat.
11. Menggunakan singkatan seperti “dll” atau “dsb” tidaklah salah, tapi sebaiknya dihindari karena
fungsinya hanya menunjukkan kemalasan penulis saja.
12. Pelajari PUEBI untuk panduan menulis yang lebih lengkap.

Referensi: id.techinasia.com

Anda mungkin juga menyukai