Anda di halaman 1dari 20

JATI DIRI, JATI DIRI LEMBAGA, DAN IDENTITAS NASIONAL

Mata kuliah : Kepemimpinan

Dosen:

Dr. Faisal Marzuki,M.pd

Disusun oleh : Kelompok VI (kelas E)

Mukti Widodo (1810111170)

Vennia Kamila (1810111171)

Farihah Shufiyani M.P. (1810111172)

PRODI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UPN VETERAN JAKARTA
TA 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang berjudul Jati
Diri, Jati Diri Lembaga, dan Identitas Nasional dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi nilai tugas mata kuliah Kepemimpinan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Manajamen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta. Besar harapan kami, makalah ini dapat berguna bagi para mahasiswa sebagai pegangan
dalam mempelajari mata kuliah tersebut.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Dr. Fasial Marzuki,M.pd selaku dosen Kepemimpinan yang telah
memberikan arahannya dan pada rekan-rekan mahasiswa yang mendukung terselesaikannya
makalan ini. Kami mengharapkan saran dan kritik dari dosen serta rekan-rekan mahasiswa yang
bersifat membangun bagi penulis baik untuk makalah ini ataupun untuk setiap penyusunan
makalah selanjutnya.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah  ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita. Amiin

Jakarta, 12 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Pembahasan 1

1.4 Sistematika Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jati Diri atau Identitas…….….....….....….………………………………........3
2.2 Munculnya Jati Diri atau Identitas ..............................………………………………........3
2.3 Perlunya Seseorang Memiliki Identitas atau Jati Diri.………..........………………….......5

2.4 Jati Diri Lembaga 5

2.5 Identitas Nasional 11

2.6 Manfaatnya Program Kepedulian Penyemaian Identitas dan Jati Diri Bangsa 15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 16

3.2 Saran 16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia memiliki perbedaan karakteristik antara yang satu dengan yang lainnya,
terutama dalam hal kepribadian atau jati diri. Jati diri tersebut berubah dan berkembang secara
berbeda dalam setiap diri manusia. Perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam hidup
setiap manusia tersebut terjadi secara alamiah. Selain mengalami perkembangan secara fisik,
manusia juga mengalami perkembangan dalam kepribadiannya. Perkembangan kepribadian
manusia adalah sebuah proses yang harus dialami oleh setiap individu. Dimulai dari masa kanak-
kanak, remaja, dan berlanjut sampai masa dewasa. Dalam setiap fase perkembangan tersebut,
kepribadian manusia dibentuk secara berbeda- beda.

Jati diri dari masing-masing individu sangat penting bagi suatu lembaga atau bangsa
sebab akan menujukkan ciri khas dari lembaga atau bangsa yang bersangkutan ketika
berinteraksi dengan bangsa lain. Sebuah bangsa memiliki ciri khas, watak, karakter atau
kepribadiannya sendiri. Pembangunan jati diri bangsa sejak awal merupakan bagian penting dari
perjuangan bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

1.2. Rumusan Masalah


2. Apa pengertian dari jati diri atau identitas ?
3. Kapan munculnya jati diri atau identitas seseorang ?
4. Bagaimana manfaat atau perlunya seseorang memiliki jati diri atau identitas ?
5. Apa itu jati diri lembaga ?
6. Apa itu Identitas Nasional ?
7. Bagaimana manfaatnya program kepedulian penyemaian identitas dan jati diri bangsa ?
1.3. Tujuan Pembahasan
2. Untuk mengetahui tentang jati diri atau identitas.
3. Untuk mengetahui kapan munculnya jati diri atau identitas seseorang.
4. Untuk mengetahui manfaat atau perlunya seseorang memiliki jati diri atau identitas.
5. Untuk mengetahui tentang jati diri lembaga.
6. Untuk mengetahui tentang identitas nasional.
7. Untuk mengetahui manfaat program kepedulian penyemaian identitas dan jati diri
bangsa.

1
1.4. Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dalam tiga bab, yaitu

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, batasan
atau ruang lingkup masalah, maksud dan tujuan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai pengertian dari jati diri atau identitas, kapan munculnya jati
diri atau identitas seseorang, perlunya seseorang memiliki jati diri atau identitas, jati diri
lembaga, identitas nsional, manfaat program kepedulian penyemaian identitas dan jati diri
bangsa.

BAB III PENUTUP


Bab ini berisikan tentang kesimpulan serta saran penulis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Identitas atau Jati Diri
Identitas dilihat dari segi bahasa, identitas berasal dari bahasa inggris yaitu “identity”
yang dapat diartikan ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri. Ciri-ciri itu adalah suatu yang
menandai suatu benda atau orang. Ada ciri-ciri fisik dan ada ciri-ciri non fisik. Contoh
cirri fisik seperti orang cina matanya sipit, kulitnya putih, orang irian atau papua kulitnya
hitam dan rambut. Contoh ciri-ciri non fisik seperti gaya seseorang ketika berbicara,
ketika bermain, ketika belajar dan lain sebagainya. (tim penyusun PUSLIT IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta:1-2)

Menurut para ahli tentang definisi identitas


a. Arnold Dashelfsky : Identitas adalah ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang. Dan
jugasuratketerangan yang menjelaskan seseorang.
b. Soemarno Soedarsono : Identity adalah tanda pengenal. Bisa dibedakan dengan
orang lain, dan untuk mewujudkan karya cipta dan karsa.
c. Hank Johuston :Identitas dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
1. Identitas individu adalah identitas atau jati diri yang dimiliki oleh seseorang yang
ia dapat sejakialahirmaupundari proses interaksi dengan yang lain. Identitas yang
dimiliki seseorang tidaklah hanya satu tapi lebih dari satu. Jumlah identitas yang
dimiliki seseorang akan berbeda dengan identitas yang dimiliki orang lain.
2. Identitas Kolektif adalah identitas yang dimiliki oleh anggota-anggota kelompok
yang mereka bangun melalui interaksi, sesame anggotanya dan untuk kepentingan
bersama atau untuk kepentingan kelompok.

2.2. Munculnya Identitas atau Jati diri


Identitas muncul dari relasi dialektik antara individu dengan masyarakat. Jadi,
identitas merupakan suatu fenomenasosial. Oleh karena itu identitas senantiasa tumbuh
dan menyejarah, maka sebagai implikasinya, identitas merupakan integritas perilaku
individu dengan control yang berjangka panjang (Purbaningrum, 2011:11).

3
Identitas atau jati diri itu muncul dan ada dalam interaksi. Interaksi adalah kenyataan
empiric yang dilakukan oleh sesorang dan orang lain atau dengan kelompok lain yang
berupa tindakan para pelaku yang menandakan adanya hubungan antar para pelaku
tersebut. Dapat dikatakan bahwa identitas atau jati diri itu muncul dan ada dalam
hubungan. Seorang mempunyai jati diri tertentu karena diakui keberadaannya oleh
seseorang atau orang dalam hubungan yang berlangsung. Sedangkan dalam suatu
hubungan yang lain, yang melibatkan pelaku atau pelaku-pelaku yang lain yang berbeda
dari pelaku-pelaku semula, sesuai dengan corak hubungan serta melalui pengakuan
tentang jati dirinya oleh para pelaku hubungan yang lain tersebut. Jadi, seseorang
mempunyai jati diri tertentu apabila ada pengakuan dari orang lain mengenai jati dirinya.

Pendapat para ahli tentang munculnya identitas seseorang :


a. Suparlan (1999), identitas atau jati diri muncul dan ada pada saat interaksi. Seseorang
identitasnya atau keberadaannya diketahui oleh orang lain saat berlangsungnya
hubungan komunikasi ataupun percakapan.
b. A. Ubaidillah (2000), identitas seseorang dapat muncul dan ada pada saat dalam
kesendirian, dimana seseorang berada dalam suatu hubungan dengan yang gaib yang
ia banyangkan sebagai kebenaran yang tidak dapat dibantah.
c. SoemarnoSoerdarsono (2001), identitas seseorang tercermin dari penampilan terpadu
dari : rasa, cipta, karsa dan karya atau system nilai (value system), sikap (attitude),
dan perilaku (behavior) yang dimiliki.

Identitas atau jati diri muncul dan dikenali melalui :


1) Refleksi hati nurani
2) Keramahan yang tulus dan santun
3) Ketaqwaan kepada Tuhan Yang MahaEsa
4) Keuletan dan ketangguhan
5) Kecerdasan yang arif
6) Harga diri

4
2.3. Perlunya Seseorang Memiliki Identitas atau Jati Diri
a. Ubaidillah (2000), dalam suatu interaksi, setiap pelaku baik individu maupun
kelompok mengambil posisi dan dari kondisi tersebut pelaku menjalankan
peranannya sesuai dengan corak dan struktur interaksi yang berlangsung.
b. Suparlan (1999), menggambarkan dalam suatu keluarga antara hubungan bapak dan
anaknya, dimana seseorang dipanggil bapak oleh anaknya. Dalam hal ini, hubungan
yang ada adalah hubungan peranan bapak-anak.

2.4. Jati Diri Lembaga


Jati diri lembaga dapat diartikan suatu hal yang membedakan dirinya dengan
lembaga lainnya. Jati diri sangat diperlukan agar lembaga senantiasa mantap dalam
bersikap dan bertindak menghadapi perubahan jaman.
Kelompok variabel lembaga menurut Milton J. Esman dirumuskan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sekelompok orang yang secara aktif berkecimpung dalam
perumusan doktrin dan program dari lembaga tersebut dan yang mengarah pada
operasi-operasi dan hubungan-hubungan dengan lingkunannya. Kepemimpinan
dipandan sebagai suatu proses kelompok dimana berbagai peranan sperti
perwakilan, pengambilan keputusan, dan pengedalian operasional.
b. Doktrin
Doktrin adalah spesifikasi dari nilai-nilai, tujuan, dan metoda operasional yang
mendasari tindakan sosial. Doktrin merupakan sederet tema yang memproyeksi,
baik dalam organisasi itu sendiri maupun dalam lingkungan eksternalnya,
seperangkat citra dan harapan-harapan mengenai tujuan-tujuan lembaga dan gaya-
gaya tindakan.
c. Program
Program adalah tindakan-tindakan tertentu yang berhubungan dengan
pelaksanaan dari fungsi-fungsi dan jaa-jasa keluaran dari lembaga. Program
merupakan terjemahan dari doktrin ke dalam pola-pola tindakan yang nyata dan
alokasi dari energi, sumber daya lainnya di dalam lembaga yang berhubungan
dengan lingkungan eksternal.

5
d. Sumberdaya
Sumberdaya merupakan masukan-masukan keuangan fisik, manusia, teknologi,
dan penerangan dari lembaga tersebut.
e. Struktur intern
Struktur intern adalah proses-proses diadakan untuk bekerjanya lembaga tersebut
dan bagi pengelolanya. Pembagian peran di dalam organisasi akan mempengaruhi
kemampuannya untuk melaksanakan komitmen yang sudah diprogram.

  UPN Veteran Jakarta sebagai sebuah perguruan tinggi negeri, memiliki dua identitas,
yaitu Bela Negara dan Widya Mwat Yasa. KonsepBela Negara  dan Widya Mwat Yasa
tercantum  pada Statuta UPNVJ.  Konsep Bela Negara merupakan identitas UPN VJ yang terdiri
atas sikap,perilaku serta tindakan warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara
(Statuta UPN VJ, Bab I, pasal 1, ayat 10) . Widya Mwat Yasa yang merupakan slogan UPN
Veteran Jakarta  terdapat dalam simbol UPN VJ,  memiliki makna menuntut ilmu guna
diabdikan untuk pembangunan bangsa dan negara. Kedua ciri khas tersebut yang menjadi penciri
dan rujukan dari segala kegiatan, baik akademis maupun non-akademis di lingkungan UPN VJ.
Konsep Widya Mwat Yasa termaktum dalam proses pembelajaran yang terjadi di UPN
VJ. Pembelajaran tidak hanya diarahkan untuk menguasai ilmu semata, tetapi peserta didik
diharapkan menerapkan ilmu tersebut untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.  “Proses
pembelajaran di UPN VJ merupakan proses pembelajaran yang  tidak hanya bersifat teoritis,
namun juga  memiliki sisi impelementatif yang  dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
dan memberikan efek untuk meningkatkan kualitas hidup”, ungkap  Bapak Dr.  Antar Venus,
MA.Comm, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN VJ. Tidak ada istilah
“science for science’s sake”   (ilmu pengetahuan untuk ilmu pengetahuan semata)  dalam
pembelajaran di UPN VJ karena proses pembelajaran dirancang  untuk tujuan yang lebih besar.
Pembelajaran di UPN VJ juga memasukkan nilai-nilai Bela Negara di dalamnya.  Konsep
Bela Negara memiliki lima unsur. Pertama, cinta tanah air yang  ditunjukkan dengan sikap
mencintai warisan bangsa dan memelihara lingkungan sekitar.  Kedua, kesadaran berbangsa dan

6
bernegara yang mana terdapat dalam sikap sadar bahwa bangsa ini  terdiri atas keberagaman
yang terbentuk atas kesepakatan bersama.  Kesadaran berbangsa dan  bernegara akan membuat
semua orang saling menghargai dan menghormati untuk menciptakan kehidupan yang harmonis.
Ketiga, yakin akan Pancasila , dimana Pancasila merupakan  anugerah luar biasa bagi bangsa
Indonesia yang menjadi dasar penyatuan bangsa Indonesia . Tidak boleh ada pola pikir dan
alternatif selain Pancasila bagi penyatuan bangsa dan negara.  Keempat, rela berkorban demi
bangsa dan negara, ditunjukkan dengan kerelaan untuk mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan individu. Kelima, memiliki pemahaman mendasar mengenai konsep
Bela Negara yang sepatutnya dijadikan pedoman untuk kita—dalam rangka menjaga
keberlangsungan dan pengembangan negara ini.
Dengan Widya Mwat Yasa dan Bela Negara sebagai identitas atau ciri khas UPN VJ,
maka diharapkan UPN VJ dapat menghasilkan alumni yang  mampu menerapkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki untuk   kemajuan bangsa.  Karena ilmu pengetahuan sepantasnya
diterapkan tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, namun juga  bagi kemaslahatan bangsa
dan negara.

Sangat diyakini bahwa manusia, bangsa, dan Negara Indonesia mempunyai jati
diri yang plural (jamak) dan komplek dgn multifigurasi dan uraiannya sebagai berikut :
a. Jati Diri Religius
Jati diri ini berkedudukan paling tinggi tidak hanya melihat pada manusia saja,
namun melihat pada bangsa dan negara Indonesia. Jati diri ini diantaranya
meliputi:
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Y.M.E.
2. Meyakini kebenaran tertinggi ada pada Tuhan.
3. Tuhan merupakan sumber inovasi, motivasi dan inspirasi demi mencapai
kedamaian lahir batin.
4. Mempunyai rasa malu, sesal, tobat dan tabu untuk berbuat dosa.
5. Mengerti secara mendalam dan menjalankan ajaran agama masing-masing.
6. Menyadari adanya pluralitas agama.
7. Menghormati kebebasan menjalankan agama dsb.
b. Jati Diri yang Humanis

7
Yaitu jati diri yang sangat memuliakan hakekat dan citra manusia sebagai
makhluk Tuhan. Jati diri ini diantaranya meliputi :
1. Percaya akan adanya citra manusia yang baik.
2. Percaya adanya nilai-nilai manusia yang universal.
3. Memiliki rasa menyesal dan rasa prikemanusiaan.
4. Mencintai sesama makhluk dan sesama manusia.
5. Saling menghargai sesama manusia dsb.

c. Jati Diri Naturalis


Yaitu jati diri yang memiliki hakekat untuk menjaga keseimbangan dengan
Tuhan, alam semesta dan manusia lain. Jati diri ini diantaranya :
1. Sifat pengakuan keseimbangan antara manusia dengan alam.
2. Mengelola, mengkonservasi dan merehabilitasi sumber daya alam (SDA).
3. Mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup dsb.
d. Jati Diri Terbuka
Jati diri ini hakekatnya adanya pengakuan terhadap keterbukaan diri untuk
menerima perubahan. Untuk menuju kebaikan dan kesempurnaan, terutama
terbuka akan adanya suatu kebenaran baru. Jati diri ini diantaranya meliputi
unsur-unsur :
1. Terbuka pada dimensi waktu.
2. Terbuka pada dimensi ruang.
3. Terbuka pada dimensi kebenaran.
4. Tidak bersikap formasisme yang berlebihan.
5. Berwawasan yang universal dsb.
e. Jati Diri Etis dan Moralis
Jati diri pada hakekatnya sangat menghargai nilai-nilai etis yang melekat pada
pikiran, pada macam dan perilaku. Diantaranya :
1. Mampu membedakan hal-hal yang baik dan buruk.
2. Memiliki toleransi yang tinggi melawan kegagalan etis.
3. Berdisiplin yang luwes.
4. Menghargai pemikiran orang lain.

8
5. Tidak memaksakan kehendak dsb.
f. Jati Diri Integrasi dan Harmoni
Jati diri ini pada hakekatnya adalah suatu jati diri yang memiliki sifat dan
kehendak untuk mewujudkan persatuan & kesatuan Bangsa yang berlandaskan
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Jati diri ini diantaranya
meliputi :
1. Mengetahui dan menyadari adanya realitas dinamika sosial dan konflik
sosial kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Mewaspadai adanya paham etnosentrisme dan primordialisme yang
sempit.
3. Menghargai dan menjunjung kebinekaan sbg suatu bangsa dan mengukur
suatu kekuatan yang integrasi dan toleransi antara warga negara dsb.
g. Jati Diri Demokratis
Jati diri ini hakekatnya suatu jati diri yang meliputi unsur utama tidak melakukan
kekerasan kepada siapapun, mengetahui hak-hak asasi manusia, mengakui adanya
partai politik di Indonesia lebih dari satu dsb. Jati diri ini diantaranya meliputi hal-
hal :
1. Mengetahui etika dan moral dalam budaya politik.
2. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
3. Menghargai nilai masyarakat utk mufakat dsb.
h. Jati Diri Komitmen Terhadap kebenaran
Jati diri ini pada hakekatnya merupakan jati diri yang selalu ingin menegakkan
nilai kebenaran dan keadilan dalam kehidupan manusia. Jati diri ini diantaranya :
1. Selalu memihak dan membela kebenaran.
2. Percaya akan adanya nilai-nilai dan hakekat kebenaran universal.
3. Jujur dlm membela kebenaran dsb.
i. Jati diri jujur dan adil
Jati diri ini hakekatnya adalah suatu jati diri utk menegakkan kebenaran, kebaikan
dan keadilan dalam kehidupan manusia. Jati diri ini diantara meliputi unsur-unsur:
1. Memiliki sifat untuk mengungkapkan suatu wacana dengan perbuatan
(ucapan dan tindakan).

9
2. Tidak melakukan kecurangan / berkhianat.
3. Menyampaikan amanat dsb.
j. Jati Diri Profesional dan Kerja Keras
Jati diri ini pada hakekatnya menghargai kerja/ karya yang sistematik untuk
mencapai hasil produk dengan kualitas tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan.
Jati diri profesional ini diantaranya sbb :
1. Memiliki etos kerja keras.
2. Kerja keras dianggap suatu ibadah.
3. Bekerja dgn basis IPTEK dsb.
k. Jati Diri Iptek
Jati diri IPTEK pada hakekatnya sangat menhargai nilai-nilai IPTEK yang
mengabdi pada kepentingan kemanusiaan dan peningkatan kualitas hidup. Jati
diri ini diantaranya meliputi :
1. Berjiwa terbuka.
2. Bersemangat ingin maju.
3. Bersemangat kreatif.
4. Berorientasi pada masa depan.
5. Bertanggungjawab dsb.
l. Jati Diri Mandiri
Jati diri ini pada hakekatnya suatu jati diri yang percaya akan kemampuan sendiri,
serta hasil-hasil yang dikerjakan oleh bangsa dan negara sendiri. Jati diri ini
diantaranya meliputi unsur-unsur :
1. Berjiwa tidak tergantung pada orang lain.
2. Percaya akan kemampuan sendiri.
3. Percaya akan citra dan kemuliaan diri sendiri.
4. Optimisme ke masa depan dsb.
m. Jati Diri Nasionalisme dan Patriotisme
Jati diri ini, pada hakekatnya adalah suatu jati diri yang sangat menghargai
semangat Nasionalisme dan Patriotisme, dalam rangka membangun dan
mempertahankan bangsa dan negara Indonesia yangg telah menjadi NKRI. Jati
diri meliputi diantaranya :

10
1. Gigih mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara.
2. Memiliki sikap setia kpd Negara NKRI.
3. Berwawasan Nusantara dsb.
n. Jati Diri Kepatuhan terhadap hukum
Jati diri ini pada hakekatnya memiliki semangat untuk menegakkan keadilan,
ketertiban sosial dan keharmonisan masyarakat. Jati diri ini meliputi diantaranya :
1. Mengakui adanya nilai keadilan.
2. Berkomitmen tinggi dalam menegakkan supremasi hukum.
3. Menghargai nilai-nilai HAM dsb.
o. Jati diri Kemasyarakataan
Jati diri ini pada hakekatnya suatu jati diri yang sangat menghargai hubungan
sosial yang berada di Indonesia (khususnya). Jati diri ini meliputi :
1. Mengakui dan menghargai sikap ’teposliro’
2. Menghargai kebersamaan dalam hidup bermasyarakat
3. Dapat membawa sugesti positif pada masyarakat, dsb.
p. Jati Diri Kultural
Pada hakekatnya jati diri ini menghargai nilai-nilai budaya bangsa. Jati diri ini
meliputi :
1. Mengakui budaya bangsa Indonesia yang telah beradab.
2. Menolak gaya hidup liberalis dan konsumtif yang berbasis budaya asing.
3. Mengakui dan menghargai eksistensi keragaman budaya di tanah air, dsb.
q. Jati dasar seni dan estetika
Pada hakekatnya jati diri ini menghargai nilai-nilai seni dan estetika yang hidup
dalam masyarakat., meliputi :
1. Mengakui nilai seni dan estetika
2. Mengembangkan kehidupan seni dan estetika.
3. Mengembangkan seni tradisional dan modern secara seimbang, dsb.
2.5. Identitas Nasional
Identitas nasional berasal dari kata national identity, yang berarti “ kepribadian
nasional” atau “jati diri nasional”. Menurut Ubaidillah, dkk (2010), identitas nasional atau

11
jati diri nasonal adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa, yang digali dari nilai-
nilai budaya, nilai-nilai agama yang diyakini kebenarannya.

Identitas nasional terbentuk karena kita merasa sebagai bangsa mempunyai


pengalaman sejarah yang sama, penderitaan yang sama, adanya saling kerjasama antar
kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya meskipun ada perbedaan; akan tetapi
adanya keinginan yang kuat untuk saling merekatkan dari masing-masing kelompok.

Identitas atau jati diri nasional diperlukan untuk berinteraksi dengan bangsa-bangsa
lain di dunia, sesuai dengan corak interaksi yang berlangsung dengan berpedoman pada
kebudayaan. Seseorang yang memiliki identitas nasional, akan bangga mengakui
Indonesia sebagai negaranya, karena salah satu ciri dari jati diri nasional orang Indonesia
adalah mempunyai peradaban yang tinggi seperti halnya bangsa lain.

Pemahaman jati diri bangsa seyogianya mulai dipupuk sejak usia dini, agar
kesadaran nilai-nilai budaya dapat ditumbuhkembangkan. Untuk itu perlu sinergi dari
seluruh komponen dan potensi masyarakat bersama dengan pemerintah Indonesia.

 Unsur-unsur identitas nasional


Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif. Artinya, individu
memilikinya sejak lahir dan bukan kuasanya untuk memilih. Misalnya, kamu sebagai
orang Minang, saya orang Asmat. Minang dan Asmat adalah identias masing-masing kita.
Lebih dari 300 identitas suku bangsa yang tersebar di seantero nusantara.

Agama, yaitu golongan sosial yang klasifikasinya berdasarkan agama atau aliran
kepercayaan. Individu sejak lahir biasanya sudah berafiliasi ke salah satu agama.
Pertama-tama atas arahan orang tua yang punya ’hak prerogatif’ menentukan apa agama
anaknya. Seiring kedewasaan dan kematangan intelektual, individu mencari sendiri,
menemukan atau memantapkan kembali agama yang diimaninya.

Bahasa, yaitu golongan sosial yang didasarkan pada aspek simbolik yang secara arbiter
dibentuk sebagai sarana interaksi. Individu mempelajari simbol-simbol yang membentuk
bahasa sejak lahir. Kemajuemukan bahasa sangat berhubungan dengan kemajemukan
budaya karena bahasa merupakan bagian dari budaya.

12
Budaya, yaitu golongan sosial yang didasarkan pada pengetahuan manusia yang secara
kolektif digunakan untuk menafsir lingkungannya sehingga menjadi pedoman untuk
bertindak dan menghasilkan karya. Cakupan budaya sangat luas, kita bisa memahami
sistem pengetahuan yang berada dalam pikiran manusia sebagai budaya, dan teknologi
yang dihasilkannya juga sebagai budaya.

 Bentuk – bentuk Identitas Nasional


1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Setiap Negara memiliki bahasa yang berbeda-beda sebagai ciri khas yang
dimiliki oleh Negara tersebut. Begitu pula dengan Indonesia, hamper setiap wilayah
atau daerah memiliki bahasa tersendiri, seperti Jawa, Madura, Papua, Batak, Sunda,
Ambon, Aceh, dan masih banyak lagi. Bahasa tersebut digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain untuk bertukar pikiran maupun mengeluarkan
pendapatnya.
2. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih
Bendera merupakan salah satu lambang yang menjadi Identitas yang dapat
dikenali saat melihat warna serta motif gambar didalamnya. Setiap Negara pasti
memiliki bendera sebagai ciri khas dari Negara tersebut. Indonesia memiliki bendera 
berwarna merah dan putih, seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35
yang
menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”. Warna
merah dan putih menjadi warna pilihan yang dipilih untuk melambangkan Indonesia
memiliki makna Merah yang artinya berani dan Putih yang artinya suci. Yang
diharapkan adalah masyarakat Indonesia bisa memiliki jiwa yang berani dan suci
seperti warna Bendera Indonesia.
3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Lagu kebangsaan Indonesia dipublikasikan pada tahun 1928, yang dikarang
oleh Wage Rudolf Soepratman dan diciptakan pada tahun 1924. Pada tahun 1928
Wage Rudolf Soepratman mengumumkan dan menyatakan bahwa lagu karangannya
ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia yang diberi judul Indonesia Raya.
4. Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila

13
Seperti pada Undang Undang Dasar 1945 yang telah ditetapakn bahwa
lambang Negara Indonesia adalah Garuda Pancasila.
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam
kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat
sectarian dan ekslusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling bener, paling hebat, dan tidak
mengakui harkat dan martabat pihak lain. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat
normalitas yang hanya menunjukkan perilaku semu. Bhinneka Tunggal Ika dilandasi
oleh sikap saling percaya mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta
mencintai dan rukun.
6. Dasar falsafah Negara yaitu Pancasila
Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya
pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara
Republik Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga
sebagai pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup yang
dapat diartikan dari segi global atau skala besar. Dalam hal ini Pancasila digunakan
sebagai pancaran dari sila Pancasila karena Pancasila sebgai kesatuan tidak bisa
dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis
sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide yang menjadi tujuan utama bersama
sebagai landasan dasar Negara.
Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup
yang merupakan pandangan hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak
boleh bertentangan dengan norma-norma agama, norma-norma sopan satun, dan
tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang sudah ada dan telah ditetapkan
atau saat ini berlaku.
7. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945

14
Disamping pengertian Undang-Undang Dasar, dipergunakan juga istilah lain
yaitu “Konstitusi”. Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris “Constitution” atau
dari bahasa Belanda “Constitutie”. Terjemahan dari istilah tersebut adalah Undang-
Undang Dasar dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang Belanda dan
Jerman, yang dalam percakapan sehari-hari memakai kata “Grondwet”
(Grond=dasar, Wet=Undang-Undang)
Yang keduanya menunjukkan naskah tertulis. Namun pengertian Konstitusi dalam
praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai arti :
 Lebih luas dari Undang-Undang Dasar
 Sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
Yang dimaksud dengan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat adalah status Negara Indonesia yang bentuk Negara adalah
kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan adalah republik.
9. Konsep Wawasan Nusantara
Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi.
Pengertian wawasan sendiri selain menunjukkan kegiatan untuk mngetahui arti
pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Kebudayaan disini diartikan bahwa pengetahuan manusia sebagai makhluk
social yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan secara
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya yang dihadapi dan digunakan
sebagai rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Disisi lain kebudayaan
bisa diartikan sebagai kebiasaan atau tradisi yang sering dilakukan oleh sebagian
besar warga di wilayah tertentu yang sering disebut dengan istilah Adat.

2.6. Manfaatnya Program Kepedulian Penyemaian Identitas dan Jati Diri Bangsa.

Untuk membangun dan menemukan jati diri, perlu ditumbuhkan rasa percaya diri
pada setiap pribadi, melalui tahapan-tahapan (Soemarno Soedarsono) :
1. Menggungah untuk menemukan diri sendiri

15
2. Menemukan dimana saya berada, ke mana dan bagaimana saya akan pergi.
3. Menunjukkan sikap yang tulus dan ikhlas dengan meninggalkan segala yang bersifat
semu, agar saya dapat menghayati dan menikmati “kenyataaan”.
4. Memiliki kemantapan hati untuk melangkah ke depan, supaya menjadi pribadi yang
terpercaya.
5. Memadukan dengan serasi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan
hati supaya memiliki integritas.

BAB III

PENUTUP

2.7.Kesimpulan

Jati diri atau identitas adalah sebuah anugerah yang diberikan oleh Tuhan untuk
menjadikan hal pembeda antara diri kita dengan orang lain dan menjadi ciri khas dari diri kita
sendiri. Pentingnya seseorang memiliki jati diri untuk mengambil posisi dalam menjalankan
perannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Identitas nasional merupakan jati diri dan tonggak pendirian suatu bangsa karena
didalamnya terdapat kekayaan bangsa berupa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai kepercayaan
sehingga kita sebagai bangsa Indonesia wajib untuk mempertahankan identitas nasional dan
juga melestarikannya kepada anak cucu kita sejak dini untuk menanamkan rasa bangga
sebagai bangsa Indonesia.

2.8.Saran

Sebagai warga negara yang bermasyarakat kita harus menunjukkan identitas atau jati diri
kita dalam kehidupan bermasyarakat karena dengan menunjukkan jati diri kita untuk
mengambil andil dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat. Dan juga dengan
menunjukkan jati diri kita dapat membantu kita dalam segala aspek kehidupan.

Identitas nasional merupakan hal yang penting dalam kehidupan bangsa Indonesia maka
kewajiban kita sebagai warga negara untuk menjaga identitas nasional dan mengajarkan
pemahaman jati diri negara sejak dini untuk melestarikannya agar tidak punah termakan oleh
zaman.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nusantara, Ariobimo. 2003. Membangun kembali karakter bangsa “Penyemaian Jati


Diri Bangsa”. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Soedarsono, Soemarno. 2000. Penyemaian Jati Diri. Jakarta : Elex Media Komputindo.

http://www.academia.edu/24071510/MATERI_IDENTITAS_NAS

http://fisip.upnvj.ac.id/berita/2018/06/bela-negara-dan-widya-mwat-yasa-sebagai-
identitas-dan-penciri-upnvj.html

17

Anda mungkin juga menyukai